Anestesi Regional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU BEDAH UMUM VETERINER ANESTESI REGIONAL



DISUSUN OLEH:



M. FARHAN AL MA’ARIF



1809511051



NUR BAITI



1809511052



NABILAH RIZKY AMALIA



1809511055



MAHARANI LISNA W.



1809511056



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Anestesi Regional” ini dengan baik. Tulisan ini dibuat bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami sadar, bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Nantinya semua kritik dan saran yang diberikan tersebut akan kami gunakan sebagai pedoman dan acuan dalam pembuatan tulisan kedepannya. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan dap at menambah wawasan bagi para pembacanya. Sekali lagi, kami ucapkan banyak terima kasih.



Denpasar, 20 Februari 2021



Penulis



II



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .............................................................................. II DAFTAR ISI............................................................................................. III DAFTAR GAMBAR ................................................................................ IV BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 1.4 Manfaat ....................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3 2.1 Definisi ...................................................................................... 3 2.2 Jenis Anestesi Regional .............................................................. 3 2.2.1 Anestesi Spinal .................................................................. 3 2.2.2 Anestesi Epudiral............................................................... 5 2.2.3 Anestesi Kaudal ................................................................. 9 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Anestesi Regional............................. 10 BAB III PENUTUP .................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan ................................................................................ 11 3.2 Saran ......................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12



III



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Anestesi Spinal ......................................................................... 4 Gambar 2. Anestesi Regional ..................................................................... 5 Gambar 3. Anestesi Kaudal ....................................................................... 9



IV



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anestesi merupakan keadaan tanpa rasa (without sensation) namun hanya bersifat sementara dan dapat kembali pada keadaan semula, karena hanya merupakan penekanan kepada fungsi atau aktivitas jaringan syaraf baik local maupun umum. Keadaan “without sensation” ini juga merupakan keadaan tidak sadar (unconsciousness) dan keadaan tidak ingat atau amnesia. Tujuan penggunaan anestesi pada dasarnya sebagai bantuan dalam melakukan diagnose, untuk membuat pasien tidak merasakan rasa sakit dan tidak dapat bergerak saat tindakan operasi. Perkembangan Teknik operasi modern tidak hanya terbatas pada pemahaman terhadap proses-proses penyakit, anatomi, dan asepsis berhubungan dengan pembedahan tapi juga mengenai ketiadaan teknik-teknik anestesi aman dan yang dapat dipercaya. Teknik-teknik ini awalnya berkembang dari anesthesia inhalasi yang diikuti oleh anesthesia regional, anesthesia lokal dan anesthesia intravena. Anestesi regional adalah subtansi yang dapat menghilangkan rasa sakit pada suatu daerah atau regio tertentu secara reversible tanpa disertai hilangnya kesadaran. Anestesi regional sering digunakan dengan opioid, agonis reseptor α2, disosiatif, dan obat antiinflamasi sebagai bagian dari strategi multimodal untuk menangani nyeri pada hewan kecil. Keberhasilan anestesi regional membutuhkan pembiusan yang menyeluruh pengetahuan tentang anatomi saraf, termasuk struktur yang dipersarafinya, lokasinya dan hubungan dengan struktur lain seperti arteri, vena, dan lapisan wajah. Dalam anestesi regional, ahli anestesi menyuntikkan pengobatan di dekat sekelompok saraf untuk membius hanya area tubuh yang memerlukan pembedahan. Pasien akan tetap terjaga atau mungkin diberi obat penenang. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan anestesi regional? 2. Apasaja jenis-jenis anestesi regional? 3. Apa keuntungan dan kerugian anestesi regional?



1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anestesi regional 2. Untuk mengetahui jenis-jenis anestesi regional 3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian anestesi regional 1.4 Manfaat 1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan anestesi regional 2. Dapat mengetahui jenis-jenis anestesi regional 3. Dapat mengetahui keuntungan dan kerugian anestesi regional



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Anestesi dan reanimasi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk mematikan rasa. Rasa nyeri, rasa tidak nyaman pasien, dan rasa lain yang tidak diharapkan. Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang digunakan para ahli saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi kehilangan rasa secara patologis pada bagian tubuh tertentu, atau bagian tubuh yang dikehendaki (Boulton, 2012). Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesik. Anestesi regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan sadar. Oleh sebab itu, teknik ini tidak memenuhi trias anestesi karena hanya menghilangkan persepsi nyeri saja (Pramono, 2017). Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan caesar, operasi usus, operasi pada lengan dan tungkai. 2.2. Jenis Anastesi Regional 2.2.1 Anastesi Spinal Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia. Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3-4, L4-5 untuk menghasilkan onset anestesi yang cepat dengan derajat keberhasilan yang tinggi. Walaupun teknik ini sederhana, dengan adanya pengetahuan anatomi, efek fisiologi dari anestesi spinal dan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi anestesi lokal diruang intratekal serta komplikasi anestesi spinal akan mengoptimalkan keberhasilan terjadinya blok anestesi spinal. (Peter Dunn, 2007). Untuk mencapai ruang subaraknoid, jarum spinal menembus kulit subkutan lalu menembus ligamentum supraspinosum, ligamen interspinosum, ligamentum flavum, ruang epidural, durameter, dan ruang subaraknoid. Tanda dicapainya ruang subaraknoid adalah dengan 3



keluarnya liquor cerebrospinalis (LCS). Menurut Latief (2010) anestesi spinal menjadi pilihan untuk operasi abdomen bawah dan ekstermitas bawah.



Gambar 1. Anastesi Spinal Teknik anestesi ini popular karena sederhana, efektif, aman terhadap sistem saraf, konsentrasi obat dalam plasma yang tidak berbahaya serta mempunyai analgesi yang kuat namun pasien masih tetap sadar, relaksasi otot cukup, perdarahan luka operasi lebih sedikit, aspirasi dengan lambung penuh lebih kecil, pemulihan saluran cerna lebih cepat (Longdong, 2011). Anestesi spinal memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi yaitu hipotensi terjadi 20-70% pasien, nyeri punggung 25% pasien, kegagalan tindakan spinal 3-17% pasien dan post dural punture headache di Indonesia insidensinya sekitar 10% pada pasien paska spinal anestesi (Tato, 2017). •



Teknik Anastesi Regional Posisi tidur lateral dengan tusukan pada garis tengah ialah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan di atas meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien. Perubahan posisi berlebihan dalam 30 menit pertama akan menyebabkan menyebarnya obat. Selanjutnya tusuk pada perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis Krista iliaka, misal L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada L1L2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medula spinalis. Lalu 4



sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau alkohol. Selanjutnya beri anestesi lokal pada tempat tusukan tadi. 2.2.2 Anastesi Epidural Anestesi epidural termasuk jenis anestesi regional. Anestesi epidural menghambat sensasi dan kontrol motorik daerah abdominal, pelvis, ekor, dan kaki belakang. Anestesi ini biasanya digunakan untuk laparotomi,



amputasi ekor,



urethrostomi, pembedahan cesar,



pembedahan daerah pelvis, dan amputasi daeran kaki belakang. Anestesi epidural merupakan anestesi tambahan untuk anestesi umum. Teknik anestesi ini membutuhkan sedasi yang cukup agar hewan tidak terstimuli terhadap keadaan sekitar. Pada hewan kecil dilakukan antara tulang lumbar terakhir dan tulang sakral 1.



Gambar 2. Anastesi Regional Tidak sulit untuk menemukan celah antara tulang lumbal terakhir dengan tulang sakral pertama. Cara yang mudah untuk menemukan celah ini adalah dengan menempelkan jari telunjuk dan jari manis pada tuber coxae dan jari tengah pada processus spinosus sakral pertama. Celah untuk menusukkan jarum terletak di depan jari tengah. Jarum yang digunakan biasanya no. 18. Beberapa literatur menyebutkan bisa juga digunakan jarum no 20 atau 22. Saat melakukan penusukan



5



menggunakan jarum hewan harus diperhatikan tidak bergerak. Pergerakan hewan dapat menyebabkan posisi jarum berpindah atau robeknya pembuluh darah. Pembuluh darah yang robek akan menimbulkan hematom pada daerah tersebut. setelah dilakukan penusukan dengan menggunakan jarum, harus dipastikan tidak ada darah atau cairan serebrosipnal (CSF) yang masuk ke dalam jarum. Apabila terdapat darah atau CSF yang masuk maka jarum harus dicabut dan penusukan dilakukan kembali atau penyuntikan epidural dibatalkan. Kontra indikasi dari penyuntikan epidural adalah koagulopathy dan sepsis. Hemoraghi bisa saja terjadi saat penusukan jarum epidural. Hemoraghi pada hewan yang mengalami koagulopathy beresiko meningkatkan tekanan terhadap medulla spinalis. Kemudian penusukan pada epidural juga membuka jalan bagi infeksi apabila tidak dilakukan dengan aseptis. Beberapa agen anestesi bisa digunakan untuk melakukan anestesi epidural. Namun yang palin sering digunakan adalah adalah agen anestesi lokal yaitu lidocaine. Beberapa agen anestesi lain yang dapat digunakan adalah golongan opioid atau kombinsai dari golongan opioid dengan anestesi lokal. Dosis yang digunakan adalah 0,2 ml/ KG BB. Teknik suntikan epidural anestesi pada anjing adalah dicelah lumbo sakral, yang dapat ditentukan letaknya dengan cara menarik garis bayangan dari prominensia illiaka kanan dan kiri, maka garis tersebut akan memotong prosesus spinosus vertebrata lumbalis yang terakhir, legokan di kaudalnya adalah tempatnya. Anestetika yang digunakan adalah prokain HCI dengan konsentrasi 2% atau bisa menggunakan lidokain HCI dengan konsentrasi 2%. Dosis yang disarankan untuk anjing ras kecil 2-3 ml, ras sedang 7 ml, dan ras besar 9-11 ml. Frank menyarankan dengan dosis 0,5 ml per kg berat badan, sedang Frey (1957) menyarankan 1 ml setiap 10 cm panjang badan yang diukur dari oksipital sampai pangkal tulang ekor yang mana panjang badan anjing



6



sebagai standar relatif adalah 55-60 cm. Hasil anestesi epidural pada anjing bisa dilakukan untuk keperluan operasi membuka rongga perut, namun hanya sebatas umbilikus kebelakang. Lama anestesi bisa berlangsung selama satu jam. Tanda-tanda apabila anestesi epidural ini berhasil adalah sebagai berikut: 1) Ekor tampak menggantung dan lemas. 2) Spinter ani relaksasi. 3) Kedua kaki belakng lumpuh dan mati rasa 4) Demikian pula separuh tubuh bagian belakang akan mati rasa namun anjing tetap sadar. Anastesi epidural pada Anjing dan Kucing Dalam rangka melaksanakan prosedur, hewan ditempatkan baik di sisi kanan atau kiri lateral atau ditempatkan dalam posisi sterna. Jika posisi anjing di lateral, anggota belakang ditarik untuk-lingkungan atau, jika



dalam posisi



sternum, anggota



belakang harus 'tucked'under hewan. Hal



ini



menjamin bahwa ada



kesenjangan maksimum antara vertebra lumbal terakhir dan sakrum. Bagian ini terletak menggunakan sudut eksternal (sayap) dari ilia dan processus spinalis dorsal dari ketujuh vertebra dan sakrum sebagai landmark anatomi (lihat Figs 1 & 2). Untuk preferensi, hewan ditempatkan dalam posisi sternal yang membuatnya lebih mudah dan benar-benar yakin bahwa jarum dimasukkan persis di garis mid-. Eksternal dari sudut ilia yang teraba dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan dan jari telunjuk diarahkan langsung ke caudal. Ruang lumbosakral dapat diperoleh dari palpasi depresi langsung dari caudal ke dorsal processus spinosus vetebre lumbal ketujuh.



Jarum tulang



belakang



dimasukkan



perlahan dengan sudut dari 90 ˚ pada kulit hewan dan pengamatan harus dilaksanakan untuk memastikan bahwa itu adalah di garis mid. Kesejahteraan kulit dalam anestesi



lokal harus



digunakan dalam anjing sadar tetapi perawatan harus diambil untuk 7



tidak mendistorsi jaringan lebih dari euthanasi dalam penggunaan anastesi lokal. Pemilihan ukuran jarum bervariasi tergantung ukuran hewan. 2,5 cm 22 Gauge jarum dianjurkan untuk kucing dan anjing kecil,



3,8



cm



20



Gauge



jarum



untuk



anjing berukuran menengah dan 7,5 cm 18 Gauge jarum untuk anjing besar.



Jarum masuk dan menembus ligamen



intrakutan,



sebuah



popping 'sensation 'berbeda dirasakan di jari-jari. Jika hal ini tidak dirasakan



dan



jarum mengenai



tulang, maka harus



ditarik dan diarahkan yang sesuai. Metode terbaik untuk memastikan bahwa jarum telah masuk ke ruang epidural adalah dengan menggunakan ‘loss of resistance test’. Hingga 2 mL udara atau garam dapat diinjeksi dan ketiadaan perlawanan dikonfirmasi. Jika anjing sadar, tidak jarang untuk menyaksikan gerakan ekor sebagai akibat adanya kontak jarum dengan jaringan saraf. Setelah jarum dianggap dalam ruang epidural, harus hatihati diperiksa yang jelas adanya cairan tulang belakang (CSF) atau darah sebelum injeksi dilakukan. Kehadiran CSF menunjukkan bahwa subarachnoid punc- telah terjadi. Sejumlah tindakan yang berbeda kemudian dapat diambil. Teknik blok epidural dapat ditinggalkan. Atau, jarum dapat ditarik kembali dan upaya untuk mengulang teknik dan dosis anestesi lokal dapat dikurangi sebesar 50% (Skarda, 1996). Jika darah diamati keluar dari jarum, maka harus dihapus dan prosedur diulang karena penting bahwa solusi anestesi lokal tidak disuntikkan secara intravena karena ini tanda-tanda endapan untuk toksisitas akut yang meliputi kejang dan / depresi atau cardiopulmonary dan bahkan serangan jantung. Daerah anestesi (epidural) tidak akan diproduksi. Injeksi larutan ke dalam ruang epidural harus dilakukan selama periode sekitar 30 sampai 60 detik dan injeksi larutan harus pada suhu tubuh.



8



2.2.3 Anastesi Kaudal Caudal epidural analgesia adalah salah satu regional anestesi yang paling umum digunakan pada pasien pediatri. Juga digunakan pada operasi anorektal pada dewasa. Ruangan caudal adalah bagian sakral dari ruangan epidural. Analgesia kaudal memerlukan penetrasi jarum dan atau kateter melalui ligament sacrococcygeal yang menutupi hiatus sacralis. Hiatus dirasakan sebagai groove atau notch diatas coccygeus dan diantara dua prominen, kornu sakralis. Jadi hiatus sacralis terdapat diantara kedua kornu sakralis kanan-kiri. Anatomi ini lebih mudah dilihat pada bayi dan anak. Spina iliaca superior posterio r dan hiatus sacralis membentuk suatu segitiga equilateral. Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis ditutup oleh ligamentum sakrokoksigeal. Ruang kaudal berisi saraf sakral, pleksus venosus, felum terminale, dan kantong dura. Teknik ini biasanya dilakukan pada pasien anakanak karena bentuk anatominya yang lebih mudah ditemukan dibandingkan daerah sekitar perineum dan anorektal, misalnya hemoroid dan fistula perianal.



Gambar 3. Anastesi Kaudal



9



2.3 Kelebihan dan Kekurangan A. Keuntungan Anestesia Regional 1. Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih murah. 2. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung penuh) karena penderita sadar. 3. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi. 4. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi. 5. Perawatan post operasi lebih ringan. B. Kerugian Anestesia Regional 1. Tidak semua penderita mau dilakukan anestesi secara regional. 2. Membutuhkan kerjasama pasien yang kooperatif 3. Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional. 4. Terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik anestesi regional. 5. Bisa terjadi intoksitas bila masuk pembuluh darah/dosis berlebih.



10



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesik. Anestesi regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan sadar. Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia. Anestesi epidural merupakan anestesi tambahan untuk anestesi umum. Teknik anestesi ini membutuhkan sedasi yang cukup agar hewan tidak terstimuli terhadap keadaan sekitar. Caudal epidural analgesia adalah salah satu regional anestesi yang paling umum digunakan pada pasien pediatri. Juga digunakan pada operasi anorektal pada dewasa. 3.2 Saran Semoga paper ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Semoga kedepannya dapat dibuat lebih banyak informasi mengenai Anestesi Regional yang diperlukan oleh mahasiswa kedokteran hewan dan seorang dokter hewan ataupun masyarakat secara umum.



11



DAFTAR PUSTAKA



Jones, R. S. 2001. Epidural Analgesia in the Dog and Cat. University Departement of Anesthesia, University of Liverpool: UK. Lemke, K. A., & Dawson, S. D. (2000). Local and regional anesthesia. Veterinary Clinics: Small Animal Practice, 30(4), 839-857. Rahimista, Lysi. 2015. Anestesi Umum Dan Anestesi Regional. Fakultas Kedokteran. Universitas Abdurrab. Sawyer, D.C, 1982, The Practice of Small Animal Anesthesia, Vol 1, WB. Saunder Company, Philadelphia Torske KE, Dyson DH. 2000. Epidural analgesia and anesthesia. Veterinary Clinin of North America: Small animal Practice. Vol 30 (4) 859-874



12



Ilmu Bedah Umum Veteriner



ANGGOTA 1. M. FARHAN AL MA’ARIF



1809511051



2. NUR BAITI



1809511052



3. NABILAH RIZKY AMALIA



1809511055



4. MAHARANI LISNA WULANDARI



1809511056



PENGERTIAN • Anestesi dan reanimasi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk mematikan rasa. Rasa nyeri, rasa tidak nyaman pasien, dan rasa lain yang tidak diharapkan. Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. • Anastesi regional adalah substansi yang dapat menghilangkan rasa sakit (sensibilitas) pada suatu daerah atau region tertentu secara reversible tanpa disertai hilangnya kesadaran • Anastesi Regional bertujuan untuk menghambat atau memblokade syaraf sensorif sensorif atau syaraf-sy atau syaraf-syaraf yang menginervasi daerah menginervasi daerah yang akan dioperasi.



• Anestesi ini sama dengan anestesi epidural tetapi langsung mengenai saraf spinal, sehingga efek yang terjadi segera/langsung. • Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3-4, L4-5 untuk menghasilkan onset anestesi yang cepat dengan derajat keberhasilan yang tinggi. • Anestesi ini mengakibatkan resiko berontak dan rasa sakit yang memerlukan kesembuhan lebih lama



ANASTESI SPINAL



• Epidural anestesi adalah suatu substansi lokal anestesi yang dideposisikan di antara durameter dan periosteum dari Canalis Spinalis (Epidural space). • Anestesi ini tidak langsung mengenai medulla spinalis sehingga efek anestesi terjadi setela 15-20 menit pemberian. Anestesi ini biasanya digunakan untuk Laparotomy, Pelvis Limb Surgery, dan Udder amputation • Pada hewan kecil di antara lumbar terakhir dan os sacral 1, hewan besar di antara coccigia 1 dan 2 • Anastesi yang digunakan: o Lidocaine o Mepivacaine



ANASTESI EPIDURAL



• Caudal epidural analgesia adalah salah satu regional anestesi yang paling umum digunakan pada pasien pediatri. Ruangan caudal adalah bagian sakral dari ruangan epidural. • Anastesi kaudal dapat dilakukan di antara sacrococcygeal interspace atau Co1-Co2. Vertebra pertama yang dapat digerakkan antara sakrum dan ekor, atau antar spasi tulang ekor pertama, pada garis tengah. • Anestesi ini diindikasikan pada kucing dengan obstruksi uretra, distosia, amputasi ekor, prosedur perineum.



ANASTESI KAUDAL



KELEBIHAN ANASTESI REGIONAL Kelebihan Anestesia Regional adalah sebagai berikut: Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih murah. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung penuh) karena penderita sadar. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi. Perawatan post operasi lebih ringan.



KEKURANGAN ANASTESI REGIONAL Kekurangan anastesi regional adalah sebagai berikut: Tidak semua penderita mau dilakukan anestesi secara regional. Membutuhkan kerjasama pasien yang kooperatif Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional. Terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik anestesi regional. Bisa terjadi intoksitas bila masuk pembuluh darah/dosis berlebih.



KESIMPULAN • Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesic. Anastesi regional adalah substansi yang dapat menghilangkan rasa sakit (sensibilitas) pada suatu daerah atau region tertentu secara reversible tanpa disertai hilangnya kesadaran.



• Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia. Anestesi epidural merupakan anestesi tambahan untuk anestesi umum. Teknik anestesi ini membutuhkan sedasi yang cukup agar hewan tidak terstimuli terhadap keadaan sekitar. Caudal epidural analgesia adalah salah satu regional anestesi yang paling umum digunakan pada pasien pediatri.



TERIMA K ASIH