Antarpribadi Dan Hubungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMUNIKASI INTRAPRIBADI



Dosen Pembimbing : Andys Tiara M.I.Kom Disusun oleh : 1. Hasna Wafia Mumtazia



(1906015309)



2. Syarifa Syifaa Urrahmah



(1906015289)



JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA (UHAMKA) LIMAU 2019



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah tentang Komunikasi intrapribadi. Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal yang bisa kami lakukan, Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. hingga makalah kami dapat menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi manfaat ataupun pemahaman pada pembaca.



.



.



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..…………………………………………………………………........... i KATA PENGANTAR …………………………………………………………………........... ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….........iii BAB I PENDAHULUAN ...………………………………………………………………..….1 BAB II KOMUNIKASI INTRAPRIBADI ………………………………………………........2 A. JENIS JENIS HUBUNGAN ……………………………………………………..........4 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Hubungan Diadik dan Triadik …………………………………………………… 4 Hubungan Sosial dan Hubungan Berdasarkan Tugas ………………………. …...4 Hubungan Jangka Pendek dan Hubungan Jangka Panjang ……………………… 4 Hubungan Selintas dan Hubungan Intim ………………………………………… 4 Kencan, Cinta, dan Hubungan Perkawinan ……………………………………… 4 Hubungan Keluarga ……………………………………………………………… 5



B. PENGEMBANGAN HUBUNGAN …………………………………………….......... 5 C. POLA HUBUNGAN ……………………………………………………………....…. 6 D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN ………………………………. 7 BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………….. 9 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………... 10



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sehingga kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling mendasar. Komunikasi interpersonal telah melingkupi aspek kehidupan yang luas dan dapat meluas jangkauannya. Komunikasi interpersonal dapat mencakup semua jenis hubungan manusia mulai dari hubungan yang paling singkat, sederhana dan biasa, yang seringkali diwarnai oleh kesan pertama, hingga hubungan yang paling mendalam dan relatif permanen Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain atau pihak lain. Menurut pemahaman seperti ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi. Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan dan hubungan di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki keterampilan komunikasi interpersonal agar mereka bisa berbagi informasi, bergaul dan menjalin kerjasama untuk bisa bertahan hidup. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami hambatan berupa perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang disebabkan oleh kesalahfahaman dalam berkomunikasi secara interpersonal. Menghadapi situasi seperti ini, maka kita perlu memiliki pengetahuan mengenai cara berkomunikasi yang baik dan efektif. Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan agar kita dapat menjalin interaksi dan melaksanakan aktivitas dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi formal. Lebih penting lagi ketika aktivitas di dalam lingkungan pekerjaan dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Konsep Dasar Komunikasi Interpersonal Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi, karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia secara perorangan, kelompok ataupun organisasi, tidak mungkin dapat terjadi. Komunikasi secara etimologis atau menurut kata asalnya berasal dari bahasa latin yaitu yang berarti communication, yang berarti sama makna mengenai suatu hal. Jadi berlangsungnya proses komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan ataupun kepentingan tertentu. Komunikasi dapat berlangsung apabila ada pesan yang akan disampaikan dan terdapat pula umpan balik dari penerima pesan yang dapat diterima langsung oleh penyampai pesan. Selain itu komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal balik antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan komunikan. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian seseorang terhadap orang lain (Effendy, 2007, p. 9). Komunikasi merupakan suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal. Artinya, adanya peningkatan hubungan di antara para pelaku komunikasi. Seringkali pertemuan interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalah-masalah yang bersifat umum, seperti: umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan sebagainya, pada akhirnya pembicaraan tersebut berkembang pada masalah-masalah yang lebih spesifik, seperti: kebiasaan dan kesukaan, situasi tersebut menunjukkan adanya komunikasi interpersonal (Sendjaja, 2004). 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2005, p. 73). Komunikasi itu menunjukkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan dan spontan.



R. Wayne Pace pun mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi atau communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung (Cangara, 1998, p. 32). Selaras dengan itu De Vito dalam Saudia (2013) menjelaskan komunikasi interpersonal sebagai pengiriman pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang (komunikator) dan diterima oleh orang yang lain (komunikan) dengan efek dan umpan balik yang langsung. Dengan demikian, komunikasi interpersonal terjadi secara aktif bukan pasif. Komunikasi ini merupakan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masingmasing pihak. Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi secara langsung baik itu secara verbal atau nonverbal sehingga komunikator dan komunikan dapat menerima dan memberikan umpan balik secara langsung yang dilakukan sekurang-kurangnya dua orang atau lebih, dilakukan secara tatap muka dan atau menggunakan media. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.



A. JENIS-JENIS HUBUNGAN 1. Hubungan Diadik dan Triadik Diadik berasal dari kata dyad yang artinya hubungan dua orang, seperti teman sekamar, sahabat, pasangan atau rekan kerja. Triadik berasal dari kata triad yang artinya hubungan tiga orang. Dalam dyad pengolahan pesan secara secara timbal balik terjadi antara dua orang. Pada Triad, ada enam pasangan pengolahan-pesan yang mungkin terjadi: orang-1 dengan orang-2, orang-1 dengan orang-3, orang-2 dengan orang-3, orang-1 dan 2 dengan orang-3, orang-1 dan 3 dengan orang-2, dan orang-2 dan 3 dengan orang-1. 2. Hubungan Sosial dan Hubungan Berdasarkan Tugas Banyak hubungan dikembangkan untuk tujuan koordinasi tindakan, penyelesaian tugas, atau pekerjaan yang tidak bisa ditangani sendirian. Hubungan yang terjadi antara sopir taksi dan penumpang, atau antara pelatih dan atlet atletik, memberikan ilustrasi lain dari dua individu yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Hubungan sosial dapat menjadi sarana hiburan, rekreasi, keintiman, atau persahabatan. Hubungan itu juga dapat menjadi cara untuk menghindari isolasi atau kesepian, peneguhan rasa harga diri, memberi dan menerima kasih sayang, atau membandingkan pandangan dan pendapat kita dengan yang dimiliki orang lain. 3. Hubungan Jangka Pendek dan Hubungan Jangka Panjang Lamanya waktu adalah faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat hubungan. Kebanyakan dari kita setidaknya terlibat dalam hubungan jangka panjang dengan beberpa anggota keluarga inti, kerabat, kawan karib, dan temanteman. Hubungan jangka pendek hanya mempunyai sedikit sejarah, karena itu secara umum akan lebih sedikit konsekuensi pribadi yang berkembang, dan relatif sedikit pula keterlibatan pribadi. 4. Hubungan Selintas dan Hubungan Intim Hubungan dapat juga dicirikan dalam tingkat “kedalaman”, atau dalam tingkat keintiman. Dalam relasi atau hubungan yang lebih intim, individu dapat berbagi beberapa pandangan pribadi mereka tentang kehidupan, kematian, penyakit, dan perasaan mereka tentang orang lain dan diri mereka sendiri. 5. Kencan, Cinta, dan Hubungan Perkawinan Daya Tarik awal dan pertemuan yang mengarah ke kencan, cinta, dan perkawinan mulanya sebagai kontak biasa, an berkembang melalui tahap peningkatan keintiman. Pasangan yang lemah dalam keterusterangan dan keterbukaan ketika berurusan satu sama lain cenderung memutuskan bahwa berpisah adalah satu-satunya alternative yang masuk akal. Di sisi lain, pasangan yang bersedia dan mampu berkomunikasi satu sama lain tentang hubungan mereka, perkembangannya dan masalahnya, dapat mencapai hubungan yang lebih memuaskan dan lebih efektif.



6. Hubungan Keluarga Keluarga, dan citra kita tentang keluarga, didasarkan, dibentuk, dan dipelihara melalui komunikasi. Anggota keluarga dan hubungan keluarga secara simultan memengaruhi dan dipengaruhi antara satu dan yang lainnya. B. PENGEMBANGAN HUBUNGAN 1. Tahap Pertama : Inisiasi Tahap awal dalam pembentukan hubungan selalu melibatkan inisiasi sosial atau pertemuan. Pada tahap ini, dua atau beberapa orang memerhatikan dan menyesuaikan perilaku satu sama lain. Jika kita menjumpai seseorang dan memulai hubungan, kita memiliki dua kepentingan, yaitu dipersepsi positif oleh orang lain dan mengevaluasi orang lain. Sebagian besar manusia ingin dipersepsi oleh orang lain sebagaimana manusia yang berguna, karena itu kita mencoba untuk bertindak dengan cara yang kita percaya akan dilihat baik oleh orang lain. 2. Tahap Kedua : Eksplorasi Tahap kedua pengembangan hubungan, eksplorasi, dilakukan segera setelah waktu sejak pertemuan awal, karena peserta mulai mengeksplorasi potensi orang lain dan kemungkinan untuk mewujudkan hubungan. Pada tahap ini kita mengumpulkan informasi tentang gaya, motif, minat, dan nilai dari orang lain. 3. Tahap ketiga : Intensifikasi Hubungan dalam tahap ini bisa gagal, memburuk, atau terus berkembang. Pada tahap ini, orang sering menganggap diri mereka “teman dekat”. Orang pada tahap ini lebih cenderung untuk berbagi rahasia lebih dalam, menggunakan istilah atau nama panggilan yang lebih pribadi untuk masing-masing, dan mengembangkan simbolsimbol yang mempunyai makna pribadi. 4. Tahap keempat : Formalisasi Formalisasi merupakan tahap yang sangat penting dalam hubungan apa pun. Ini adalah tahap di mana orang mengumumkan kepada dunia bahwa mereka berjanji satu sama lain. Janji ini bias diperlihatkan secara nonverbal atau dengan mengacu pada seseorang dengan cara mengatakannya. 5. Tahap Kelima : Redefinisi Dengan berlalunya waktu, orang pasti tumbuh dan berkembang, menciptakan tekanan untuk perubahan pada orang lain yang ada di dalam suatu hubungan, sebagaimana pada hubungan itu sendiri. Sebagai akibatnya, kebutuhan untuk mendefinisi-ulang beberapa aturan bersama dalam hubungan sering muncul. 6. Tahap Keenam : Deteriorasi Sekali saja proses kerusakan telah mencapai titik ini, sangat mungkin bahwa hubungan ini bergerak menuju arah bubar, karena masing-masing semakin kurang menanggapi perilaku aksi dan reaksi satu terhadap yang lain. Pemisahan fisik dan



pemutusan sisa kewajiban hukum atau kontrak adalah langkah terakhir dalam proses yang sering kali menyakitkan dalam mengakhiri hubungan. C. POLA HUBUNGAN Pola hubungan adalah hasil dari aturan bersama yang telah dikembangkan di antara orang yang terlibat. 1. Iklim Suportif dan Defensif Orientasi individu dalam hubungan dan pola mereka berkomunikasi satu sama lain menciptakan iklim komunikasi. Iklim dan perilaku individu akan dapat dicirikan sepanjang garis kontinum yang menghubungkan titik sangat mendukung dan titik sangat defensif. 2. Ketergantungan dan Ketidaktergantungan Dinamika ketergantungan dan ketidaktergantungan adalah hal yang lazim dalam banyak hubungan dari waktu ke waktu. Ketika individu tergantung patuh kepada orang lain dalam hubungan untuk berbagai persoalan, orang yang tidak tergantung bercirikan tidak setuju. 3. Spiral Kemajuan dan Spiral Kemunduran Ketika aksi dan reaksi orang-orang dalam sebuah hubungan konsisten dengan tujuan dan hubungan mereka, berarti hubungan itu mengalami kemajuan dengan pertamahan yang kontinyu dalam level keselarasan dan kepuasan. Dalam spiral kemajuan, proses timbal balik pengolahan pesan dari para peserta interkasi mengantarkan pengalaman mereka kea rah yang positif. Hal yang berlawanan dengan pola di atas dapat pula berkembang, di mana setiap percakapan menyumbang, kepada proses semakin berkurangnya kepuasan dan keselarasan. Dalam keadaan ini terjadi spiral kemunduran yang di dalamnya terjadi penambahan ketidaknyamanan, berjarak, frustasi, dan ketidakpuasan untuk setiap orang yang terlibat. D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI POLA HUBUNGAN 1. Tahap dan Konteks Hubungan Pola komunikasi dalam suatu hubungan sangat bervariasi dari satu tahap ke tahap lainnya. Sifat pola interperdonal juga bervariasi tergantung pada konteks di mana percakapan berlangsung. Secara bersamaan, kedua faktor ini menyebabkan banyak variasi pola komunikasi di dalam hubungan. 2. Kebutuhan Interpersonal dan Gaya Sering tercatat sebagai sangat penting dalam cara ini adalah kebutuhan antarpribadi untuk kasih sayang, pengakuan, dan pengendalian. Gaya interpersonal juga memainkan peran penting dalam membentuk pola komunikasi yang muncul dalam hubungan. Mereka yang lebih menggunakan gaya ceria mampu mengelola pemikiran dan perasaannya secara terus terang dan tegas. Kebalikan dari gaya eksternalisasi dalam komunikasi interpersonal adalah gaya



internalisasi yang cenderung menyerap pesan-pesan verbal dan nonverbal orang lain, menunjukkan penampilan menerima, ingin selalu bersesuaian, dan bahkan mendukung, terlepas dari apa yang dipikirkan dan dirasakan. 3. Kekuasaan Pada sebuah contoh, di mana seorang individu diperkerjakan oleh orang lain, hubungannya adalah asimetrik atau tidak setara, dalam hal kekuasaan actual yang dimiliki kedua belah pihak dalam situasi pekerjaan. Dalam hubungan antarkawan sebaya, antarteman sejawat, atau hubungan yang lainnya dari jenis ini, terdapat potensi simetrik atau keseimbangan. 4. Konflik Kehadiran konflik, yaitu ketidakcocokan kepentingan antara dua orang atau lebih sehingga menimbulkan perebutan di antara mereka dapat memiliki dampak yang besar pada dinamika komunikasi. Peneliti komunikasi Alan Sillars menunjukkan bahwa ketika orang terlibat dalam situasi konflik mereka mengembangkan teori pribadi mereka untuk menjelaskan situasi. Teori pribadi ini pada gilirannya memiliki pengaruh besar pada bagaimana para peserta dapat saling berhubungan satu sama lain.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, bercerita dan sebagainya. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan, begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima, penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-masing pihak. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, kita dapat mengetahui dunia luar, bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna, bisa memperoleh hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya. Komunikasi antar pribadi yang efektif harus adanya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Komunikasi interpersonal yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi dipengaruhi karena turunnya kadar hubungan interpersonal yang disebabkan karena adanya perbedaan atau konflik sehingga terjadinya pemutusan hubungan. B. Saran Penyusun berharap agar mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi dapat menggunakan komunikasi antar pribadi yang efektif dalam setiap aktivitas kehidupan. Sehingga hubungan yang terjadi dapat berlangsung harmonis dan dapat membantu mempermudah pencapaian tujuan dalam aktivitas pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA



Ruben, Brent D, Lea P.Steawerd, Terjemahan Ibnu Hamad. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta : Rajawali Pers,2013. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta : PT remaja Rosdakarya,2016.