Antasida Doen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KIMIA FARMASI ANTASIDA DOEN Dosen pengampu : Drs.Sukirno,Apt



Disusun oleh : Istikhomah



G0C012017



Gian Dentia Respati



G0C012022



DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013



ANTASIDA DOEN



PENDAHULUAN. Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.



PENGERTIAN. Antasida adalah berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acidus yang berarti asam, sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan dengan asam, yaitu basa. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi lambung bisa terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar dari keadaan normal atau asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pada lambung. Antasida adalah obat yang mengandung basa – basa lemah yang digunakan untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida terdiri dari senyawa magnesium, aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan Na-Bikarbonat.



KOMPOSISI : Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung : -



Gel Amonium Hidroksida kering



258,7 mg



(setara dengan Alumunium Hidroksida)



200 mg



Magnesium Hidroksida



200 mg



CARA KERJA OBAT : Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan mengaktifkan pepsin sehingga nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambunng dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Alunimium Hidroksida.



INDIKASI : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambunng, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.



RUMUS KIMIA : -



Gel Alumunium Hidroksida = Al (OH)3



-



Magnesium Hidroksida



= Mg(OH)₂



SIFAT-SIFAT FISIKOKIMIA Gel aluminium hidroksida (USP 29) : suspensi aluminium hidroksida amorf dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. Berupa suspensi kental berwarna putih dari sejumlah kecil cairan jernih yang terpisah selama pendiaman, mempunyai pH antara 5,5 dan 8,0. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan hindari pembekuan. Gel kering aluminium hidroksida (USP 29):bentuk amorf dari aluminium hidroksida dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. Mengandung ekivalen dengan tidak kurang dari 76,5 % Al(OH)3 dan dapat mengandung aluminium karbonat dan bicarbonat basa dalam jumlah yang bervariasi. 1 g gel kering aluminium hidroksida ekivalen dengan 765 mg Al(OH). Merupakan serbuk amorf yang tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidrosida. Dispersi 4% dalam air mempunyai pH tidak lebih dari 10,0. simpan dalan wadah tertutup rapat. USP 29 : serbuk putih meruah, praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut dalam asam-asam encer, simpan dalam wadah tertutup rapat.



USP 29 : suatu senyawa dari magnesium oksida dan silikon dioksida dengan proporsi air yang bervariasi.Mengandung tidak kurang dari 20% magnesium oksida dan tidak kurang dari 45% silikon dioksida.Berupa serbuk halus berwarna putih, bebas dari partikel. Tidak larut dalam air dan alkohol, segera terurai oleh asam mineral. Mengandung ekivalen dengan 40,0%-43,5 % MgO. Berupa serbuk berwarna putih meruah, tidak berbau, atau massa rapuh berwarna putih yang ringan. Praktis tidak larut dalam air dan alkohol. Larut dalam asam encer dan effervescent. USP 29 : merupakan kombinasi aluminium magnesium hidroksida dan sulfat,mengandung ekivalen dengan 90%-105% Al5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O, dihitung berdasarkan basis kering. Berupa serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam larutan encer asam mineral, kehilangan 10%-20% dari beratnya bila dikeringkan pada suhu 200°C selama 4 jam. (USP 29 : serbuk mikrokristalin, berwarna putih halus, tidak berbau, praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalam alkohol. Kelarutannya dalam air ditingkatkan dengan adanya karbondioksida atau garam-garam amonium meskipun keberadaan alkali hidroksida mengurangi kelarutannya



MEKANISME AKSI Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida



PEMERIAN : Suspensi kental, putih, jika di biarkan akan terjadi sedikit cairan jernih yang memisah.



DOSIS : Tablet : -



Anak – anak 6 -12 tahun



: sehari 3-4 kali ½ tablet.



-



Dewasa



: sehari 3-4 kali 1-2 tablet.



Syirup : -



Anak anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali ½ sendok teh – 1 sendok teh



-



Dewasa



: sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh.



Di minum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur.



KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas terhadap garam aluminum atau bahan-bahan lain dalam formulasi. Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien dengan kolostomi atau ileostomi, obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis. Pada pasien yang harus mengontrol asupan sodium (seperti:gagal jantung, hipertensi, gagal ginjal, sirosis, atau kehamilan).



FARMAKOLOGI -



Mula kerja obat:laksatif:4-8 jam. Sekitar 30% ion magnesium diserap oleh usus halus. Ekskresi:urin (sampai dengan 30% sebagai ion-ion magnesium yang terabsorpsi); feses (obat yang tidak diabsorpsi).



-



Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida.1Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida.



-



Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida. Karbon dioksida dapat menyebabkan kembung dan eruktasi/bersendawa.



-



Kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium karbonat juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang



tidak larut dan mengurangi absorpsi fosfat. Beberapa dari kalsium diabsorpsi dari usus dan bagian yang tidak terabsorpsi diekskresikan melalui feses.



EFEK SAMPING : Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala – gejala tersebut akan hilang bila pemakaian di hentikan.



PERINGATAN DAN PERHATIAN : -



Jangan di berikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat, karena dapat menimbulkan hipermagnesia.



-



Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas petunjuk dokter.



-



Bila sedang menggunkan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap di berikan dengan selang waktu 1-2 jam.



-



Tidak di anjurkan pemberian pada anak-anak di bawah umur 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.



-



Hati hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.



INTERAKSI OBAT : Pemberian bersama Simetidin atau Titrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.



CARA PENYIMPANAN : Simpan pada suhu kamar (25-30 0C)