Anxiety Disorder. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI “ANXIETY DISORDER”



DOSEN PEMBIMBING Drs. Aam Muharam, Msi.



Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Faqih Luthfi P. Husna Nadia K. P. M. Bagus Risqiawan Tsania Diva S. Widya Yasinta Shofia Nur R.



(2004058) (2004069) (2004254) (2004301) (2004240) (2004362)



1C Pekerjaan Sosial POLTEKESOS BANDUNG Jl. Ir. H. Juanda No. 367, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40135, Telp. 08222504838



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tentang "Gangguan Kecemasan ( Anxiety Disorder)" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Drs. Aam Muharam, M. Si, pada bidang studi/mata kuliah Psikologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang "Gangguan Kecemasan ( Anxiety Disorder)". bagi para pembaca dan juga bagi penulis Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Aam Muharam, M. Si, selaku dosen pada bidang studi/mata kuliah Psikologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan pada umumnya untuk Perkembangan Ilmu Psikologi Pekerjaan Sosial pada khususnya.



Wassalamualaikum Wr. Wb



Bandung, 17 April 2021



Kelompok i



DAFTAR ISI Bab 1. Pendahuluan A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................3 C. Tujuan ......................................................................................................3 Bab 2. Pembahahasan A. Definisi Gangguan Kecemasan...............................................................4 B. Klasifikasi Tingkat Gangguan Kecemasan............................................5 C. Ciri-ciri Orang Yang Mengalami Gangguan Kecemasan .......................7 D. Faktor Penyebab Gangguan Kecemasan………………………………….9 E. Macam-Macam Gangguan Kecemasan………………………………….11 F. Upaya Penanganan Gangguan Kecemasan……………………………….13 Bab 4. Penutup A. Kesimpulan..............................................................................................18 B. Saran.........................................................................................................18



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Psikologi Abnormal merupakan cabang dari psikologi yang berusaha untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalami keabnormalan tersebut. Berbagai macam perilaku dapat diklasifikasikan sebagai “abnormal”. Beberapa perilaku abnormal bersifat akut dan sementara sedangkan, perilaku abnormal lainnya dapat bersifat kronis dan selama-lamanya. Perilaku abnormal biasanya disebabkan oleh beberapa peristiwa yang penuh stress, penyakit atau kerusakan pada sistem saraf, dan ada pula sebagai akibat lingkungan sosial yang tidak menguntungkan dan atau pengalaman belajar yang keliru. Seringkali faktor-faktor ini saling bertumpang tindih. Seperti kita ketahui, ada banyak jenis kepribadian abnormal yang seringkali terjadi di kalangan masyarakat. Selain itu, terdapat pula gangguan perilaku abnormal yang tergolong ke dalam macam-macam abnornormalitas dalam psikologi, yaitu gangguan afektif, skisofrenia, gangguan kepribadian, alkoholisme dan ketergantungan pada obat, serta yang terakhir adalah gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan



ini merupakan gangguan yang cukup umum



didengar di masyarakat. Namun walaupun demikian, banyak dari mereka yang tidak mengetahui secara pasti definisi dari gangguan kecemasan itu sendiri. Kebanyakan orang cenderung menggunakan kata “khawatir” dan “kecemasan” secara bergantian, yang dapat menjadi tantangan untuk membedakan keduanya dalam istilah praktis. Khawatir adalah proses kognitif dan itu terjadi di dalam pikiran. Kekhawatiran melibatkan antisipasi mental dan persiapan untuk hasil negatif potensial di masa depan. Sedangkan kecemasan terjadi di dalam tubuh. Kecemasan merupakan suatu gejala yang normal pada manusia. Namun akan disebut patologis jika gejalanya menetap dan mengganggu ketentraman individu. Kecemasan adalah sebutan umum untuk berbagai sensasi fisik yang dialami orang saat mereka dalam bahaya atau merasa terancam. Sensasi kecemasan dapat mencakup jantung berdebar kencang, perubahan pernapasan, masalah perut ( mual atau diare), 1



berkeringat, gemetar, muka memerah atau kedinginan, perasaan gelisah secara umum, dan pusing. Gangguan kecemasan ( Anxiety Disorder ) adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang kecemasan yang berlebihan, disertai respons perilaku, emosional, dan fisiologis. Individu yang mengalami gangguan kecemasan dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim atau tidak biasa seperti rasa panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan, tindakan berulang yang tidak terkendali, mengalami kembali peristiwa traumatis, atau kekhawatiran yang tidak dapat dijelaskan. Pada kesempatan yang jarang terjadi, banyak orang memperlihatkan salah satu dari perilaku yang tidak lazim tersebut sebagai respons normal terhadap kecemasan. Perbedaan antara respons kecemasan yang tidak lazim ini dengan gangguan ialah bahwa respons kecemasan berat sehingga bisa mengganggu kinerja individu, kehidupan keluarga, dan gangguan sosial. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. Kecemasan juga suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.Diperkirakan kecemasan terjadi sekitar 20% dari populasi dunia. Penelitian sebelumnya menyimpulkan tingkat prevalensi seumur hidup untuk gangguan kecemasan (generalized anxiety disorder) sebesar 4,1-6,6% dan ratio perempuan dan laki – laki untuk gangguan kecemasan seumur hidup adalah 3:2. Di Indonesia prevalensi terjadinya kecemasan diperkirakan berkisar antara 9-12% dari populasi umum dan 47,7% remaja sering merasa cemas. Masa remaja lazimnya dianggap sebagai perubahan seksual pada anak menjadi matang dan merupakan proses pencarian jati diri sehingga seringkali remaja yang tidak dapat mengikuti tahap perkembangannya akan mengalami kecemasan.



2



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan atau anxiety disorder ? 2. Bagaimanakah klasifikasi tingkat dari gangguan kecemasan? 3. Apa sajakah ciri-ciri yang dialami apabila memiliki gangguan kecemasan ? 4. Apa sajakah faktor-faktor penyebab munculnya gangguan kecemasan ? 5. Apa saja macam-macam dari gangguan kecemasan ? 6. Bagaimanakah upaya penanganan gangguan kecemasan ?



C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui dan memahami definisi gangguan kecemasan atau anxiety disorder 2. Mengetahui dan memahami klasifikasi tingkat dari gangguan kecemasan 3.Mengetahui dan memahami ciri-ciri yang dialami apabila memiliki gangguan kecemasan 4.Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab gangguan kecemasan 5. Mengetahui dan memahami macam-macam gangguan kecemasan 6.Mengetahui dan memahami upaya penanganan gangguan kecemasan



3



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Gangguan Kecemasan Anxiety atau kecemasan adalah perasaan ngeri atau takut yang samar, dimana hal itu merupakan respons terhadap rangsangan eksternal atau internal yang dapat menyebabkan adanya gejala perilaku, emosional, kognitif, dan fisik. Kecemasan tidak dapat dihindari dalam hidup dan dapat memberikan banyak fungsi positif seperti memotivasi orang tersebut dalam mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau untuk menyelesaikan krisis. Hal ini dianggap normal jika sesuai dengan situasi dan menghilang saat situasi telah diselesaikan. Sedangkan Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan adalah sekelompok kondisi yang memiliki ciri utama kecemasan yang berlebihan dengan respons perilaku, emosional, kognitif, dan fisiologis yang terjadi kemudian. Ada banyak pengertian dari para ahli terkait gangguan kecemasan. Beberapa diantaranya yaitu : 1. Menurut Sutardjo Wiramihardja, Gangguan Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejalagejala lain dari berbagai gangguan emosi. 2. Menurut Namora Lumongga Lubis Menjelaskan bahwa Gangguan Kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. 3. Menurut Siti Sundari Memahami gangguan kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. 4



4. Menurut Sigmund Freud Gangguan kecemasan adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. 5. Menurut Lazarus Gangguan Kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Selain pengertian di atas, terdapat pula pengertian menurut The New Encyclopedia Britannica (1990), Dimana gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Dari banyaknya pengertian mengenai gangguan kecemasan tersebut, dapat dipahami bahwa Klien yang menderita gangguan kecemasan akan menunjukkan perilaku yang tidak biasa seperti rasa panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan, tindakan berulang yang tidak terkendali, mengalami kembali peristiwa traumatis, atau kekhawatiran yang tidak dapat dijelaskan. Mereka mengalami tekanan yang signifikan dari waktu ke waktu, dan gangguan tersebut secara signifikan mengganggu rutinitas sehari-hari, kehidupan sosial, dan fungsi pekerjaan mereka. B. Klasifikasi Tingkat Gangguan Kecemasan



Klasifikasi tingkat Kecemasan Manifestasi cemas dapat meliputi aspek fisik, emosi, kognitif, dan tingkah laku. Respon terhadap ancaman dapat berkisar dari kecemasan ringan, sedang, berat dan panik (Stuart & Sundeen, 2008). 1. Kecemasan Ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Gejala adanya kecemasan ringan dapat berupa rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung. Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot dada, leher dan 5



punggung. Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan.



2. Kecemasan Sedang Kecemasan sedang merupakan tahap persepsi pada lingkungan yang semakin menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal-hal yang lebih penting pada saat ini dan mengesampingkan hal yang lain. Gejala yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.



3. Kecemasan Berat Kecemasan berat tahap persepsi pada lingkungan menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan. Gejala yang muncul pada kecemasan berat diantaranya yaitu mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.



4. Kecemasan Sangat Berat atau Panik Kecemasan sangat berat atau panik ditandai dengan persepsi individu yang sudah sangat sempit sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pangarahan dan tuntunan, Keadaan ini terjadi karena peningkatan aktifitas motoriktidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu lama dapat terjadi kelelahan yang sangat berat bahkan kematian. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi. 6



C. Ciri-Ciri Orang Yang Mengalami Gangguan Kecemasan



Orang yang memiliki gangguan kecemasan memiliki ciri-ciri atau gejala tersendiri.Ciri-ciri tersebt dapat kita lihat dari fisik, behavioral atau perilaku, serta kognitif dari seseorang.Seperti yang telah dijelaskan (Nevid, dkk 2005) ciri ciri orang yang memiliki kecemasan adalah : 1.Ciri – ciri fisik kecemasan a. Kegelisahan, kegugupan b. Tangan atau anggota tubuh bergetar c. Banyak berkeringat d. Telapak tangan berkeringat e. Pening f. Mulut atau kerongkongan terasa kering g. Sulit berbicara h. Sulit bernapas i.



Bernapas pendek



j.



Jantung berdebar keras atau berdetak kencang



k. Suara yang bergetar l.



Jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin



m. Leher atau punggung terasa kaku n. Sensasi seperti tercekik atau tertahan o. Sakit perut atau mual p. Sering buang air kecil q. Wajah terasa memerah r. Diare 2.Ciri – ciri Behavioral (perilaku) kecemasan a. Perilaku menghindar 7



b. Perilaku melekat dan dependen c. Perilaku terguncang 3.Ciri – ciri Kognitif dari kecemasan a. Khawatir tentang sesuatu b. Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan c. Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas d. Terpaku pada sensasi tubuh e. Sangat sensitif terhadap sensasi tubuh f. Merasa terancam oleh orang atau peristiwa g. Ketakutan akan kehilangan kontrol h. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah i.



Berpikir bahwa dunia akan runtuh



j.



Berpikir bahwa semuanya sudah tidak bisa dikendalikan



k. Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi l.



Khawatir terhadap hal sepele



m. Berpikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulang- ulang n. Pikiran terasa campur aduk o. Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran negatif p. Berpikir akan segera mati q. Khawatir akan ditinggalkan sendiri r. Sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian



8



D. Faktor Penyebab Kecemasan merupakan suatu perasaan yang bersifat umum tetapi kecemasan sendiri tidak jelas asal maupun wujudnya.Kecemasan merupakan suatu sistem dari tubuh yang dirancang untuk merespon ancaman atau bahaya.Terdapat banyak faktor yang menyababkan kecemasan, yaitu: 1.Pengalaman di masa lalu atau masa kanak-kanak Seorang individu yang mengalami trauma atau kejadian buruk di masa lalu atau masa kanak-kanak cenderung membekas dan menimbulkan trauma tersendiri pada dirinya.Jika seoseorang individu tersebut mengalami situasi atau kondisi yang hampir sama dengan masa lalunya individu tersebut cenderung merasa cemas yang berlebihan akibat trauma masa lalunya Seperti contoh seorang individu merasa campur aduk dan cemas yang berlebihan ketika ia meihat seseorang berkelahi di depannya,setelah ditelusuri ternyata individu tersebut pada masa kanak-kanak sering mendapatkan kekerasan dari keluarganya. 2. Lingkungan Lingkungan atau tempat tinggal seorang individu mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karenaadanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengankeluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. 3.Kehidupan atau kebiasaan sehari-hari :Gaya hgidup seseorang atau kebiasaan seseorang menghabiskan waktunya dari hari ke hari dapat mempengaruhi bagaimana individu tersebut berperasaan.Sebagai contoh pengalaman dibawah ini dapat menyumbang peranan pada adanya kecemasan: a) kelelahan atau tekanan dalam hidup b) jam kerja yang panjang c) tekanan di rumah, tempat kerja, atau di tempat belajar d) permasalahan rumah tangga e) permasalahan keuangan. 9



4.Genetika Riset telah membuktikan bahwa sejumlah orang mewarisi kecenderungan genetis yang diwariskan keturunannya sehingga jika seorang individu memiliki gangguan kecemasan hal itu daoat menurun ke anak maupun cucunya. 5. . Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal , terutam ajika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama. 6.Kesehatan Fisik dan Kesehatan Jiwa Tubuh dapat membuat dampak pada kesejahteraan mental seseorang.Sebagai contoh, jika seseorang memiliki kondisi kesehatan fisik jangka panjang atau mengalami rasa nyeri yang kronis dapat membuat seorang individu tersebut rentan untuk mengalami masalah kesehatan jiwa seperti kecemasan atau depresi. Sama halnya dengan kondisi fisik seseorang,kondisi mental juga sangat berpengareuh dalam menyumbangkan rasa kecamasan yang berlebih pada seorang individu.Jika seseorang individu mengalami gangguan pada ksehatan mentalnya, individu tersebut akan lebih rentan untuk mengalami gangguan kecemasan yang berlebihan.



10



E. Macam-Macam Gangguan Kecemasan 1. Gangguan kecemasan menyeluruh (Generalised anxiety disorder -- GAD) Jika Anda merasa cemas dalam jangka waktu yang lama dan seringkali merasa ketakutan, namun tidak mencemaskan hal yang spesifik dalam hidup Anda, Anda mungkin didiagnosa mengalami gangguan kecemasan menyeluruh. Karena ada banyak kemungkinan gejala yang bisa timbul dari kecemasan hal ini bisa menjadi masalah kejiwaan yang tidak sempit, artinya bahwa masalah yang Anda alami dengan gangguan kecemasan menyeluruh itu mungkin cukup berbeda dari masalah yang dialami oleh orang lain, bahkan jika Anda dan orang tersebut punya diagnosa yang sama. 2. Gangguan Panik Serangan panik adalah reaksi berlebihan dari tubuh terhadap ketakutan, stress, atau kegirangan. Hal ini merupakan pembentukan secara cepat sensasi fisik yang melimpah dan spesifik, seperti: • jantung yang berdebar-debar • merasa tidak jelas (saru) • berkeringat • mual • nyeri pada dada • merasa tak dapat bernafas • tungkai yang gemetar, atau merasa kaki Anda berubah menjadi sangat lemah • merasa bahwa Anda tidak terhubung (terkoneksi) dengan tubuh. Jika Anda mengalami serangan panik yang kelihatannya tidak terprediksi dan Anda tidak dapat mengidentifikasi apa pemicunya, Anda mungkin akan didiagnosa mengalami gangguan panik. Mengalami serangan panik dapat berarti bahwa Anda merasa secara terus-menerus ketakutan akan mengalami serangan panik berikutnya, pada titik ini ketakutan itu sendiri dapat memicu serangan panik berikutnya. 3. Gangguan obsesif-kompulsif (Obsessive-compulsive disorder -- OCD)



11



Gangguan obsesif kompulsif merupakan sebuah diagnosa yang mungkin diberikan jika kecemasan mengarah pada kedua hal di bawah ini: • obsesi – pikiran, bayangan, dorongan, atau keraguan yang tidak membuat nyaman yang berulang-ulang muncul dalam pikiran • kompulsi – kegiatan berulang-ulang yang Anda rasakan harus Anda lakukan. 4. Fobia Fobia adalah rasa takut yang kuat terhadap sesuatu, bahkan jika yang ditakuti tersebut tidak berbahaya bagi Anda. Jika Anda mengalami fobia, kecemasan Anda dapat dipicu oleh objek atau situasi yang sangat spesifik. 5. Gangguan kecemasan pasca trauma (Post-traumatic stress disorder -- PTSD) Jika Anda mengembangkan perasaan kuat akan kecemasan setelah mengalami atau menyaksikan sesuatu yang bagi Anda sangat traumatis, Anda mungkin akan didiagnosa sebagai PTSD. PTSD dapat menimbulkan kilas balik (flash back) atau mimpi buruk tentang kejadian yang traumatis tersebut, yang dapat terasa seolah-olah Anda merasakan ketakutan kembali semua ketakutan dan kecemasan yang telah Anda alami selama peristiwa yang sebenarnya.



12



F. Upaya Penanganan Gangguan Kecemasan Upaya penanganannya dapat dilakukan melalui terapi dan pendekatan. Yang pertama, melalui terapi yakni : 1. TERAPI KELOMPOK Banyak masalah emosional yang menyangkut kesulitan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk perasaan isolasi,penolakan, kesepian , dan ketidaksanggupan menjalin hubungan yang bermakna. Adanya terapi kelompok memberi kesempatan bagi para klien atau pasien untuk memecahkan maslaahnya dengan kehadiran orang lain, untuk mengamati bagaimana reaksi orang atas perilaku mereka. Terapi kelompok telah digunakan dalam berbagai suasana seperti pada barak rumah sakit dan balai pengobatan jiwa tidak rawat tinggal, terhadap orang tua yang anaknya memiliki kelainan, terhadap remaja di lembaga rehabilitasi, dan lainnya. Pada terapi ini, pakar terapi biasanya hanya berada di latar belakang, memberi kesempatan kepada para anggota untuk saling berbagi pengalaman, mengomentari perilaku orang lain, dan mendiskusikan masalah mereka sendiri dan masalah anggotanya. Pada mulanya mereka akan cenderung bersikap defensive atau membela diri dan kikuk bila kelemahan mereka dipaparkan, namun sedikit demi sedikit mereka akan berpikir lebih objektif mengenai perilaku mereka dan menyadari dampak perilaku mereka terhadap orang lain. Mereka akan memperoleh peningkatan kemampuan mengidentifikasi dan berempati dengan orang lain dalam kelompok dan memperoleh perasaan berharga apabila dapat membantu anggota kelompoknya dengan menawarkan penafsiran yang bermakna. Terapi kelompok ini memiliki bebrapa keuntungan seperti, menghemat waktu karena satu pakar dapat menolong beberapa orang sekaligus, orang-orang mendapatkan perasaaan aman dan dukungan bila melihat orang lain memiliki masalah yang serupa, orang-orang dpat belajar secara “vicarious” ( belajar dengan mengamati orang lain) dan dapat mengkaji sikap reaksi mereka melalu interaksi dengan berbagai macam orang. 2. PSIKOTERAPI Psikoterapi merupakan salah satu



perawatan psikologis.Yang seringkali digunakan



dalam psikoterapi ini adalah jenis terapi perilaku kognitif



( CBT). Terapi ini bertujuan



mengevaluasi pola pikir, emosi, dan perilaku yang menjadi sumber masalah dalam kehidupan 13



pasien. Banyak penelitian yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk menyelidiki keefektifan CBT sebagai pengobatan gangguan kecemasan. Secara keseluruhan, penelitian telah menunjukkan bahwa CBT adalah bentuk perawatan psikologis paling efektif untuk sebagian besar gangguan kecemasan (serta banyak masalah kesehatan mental lainnya). Tujuan terapi CBT ini dapat mencakup peningkatan kualitas hidup, hubungan interpersonal yang lebih baik, pengurangan penghindaran, penurunan pencarian jaminan, dan kenyamanan serta pemrosesan emosi yang lebih efektif. Karena pasien khawatir tentang berbagai situasi, maka diperlukan suatu intervensi. Terapi akan menggunakan berbagai intervensi kognitif untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Intervensi kognitif ini termasuk membantu pasien dalam membedakan antara kekhawatiran produktif dan tidak produktif, menangani kekhawatiran pasien bahwa terlalu banyak khawatir bisa berbahaya, menilai kecenderungan pasien untuk mengambil kesimpulan dan membuat bencana yang mungkin terjadi, dan membantunya belajar membedakan antara kecemasan dan fakta aktual Ada banyak manfaat dari terapis CBT ketika berusaha mengatasi kecemasan. Pertama, terapis dapat membantu dengan motivasi dan akuntabilitas. Terkadang sulit untuk tetap berpegang pada hal-hal baru, meskipun memiliki niat yang terbaik. Misalnya, seseorang yang pernah menjadi anggota gym di masa lalu, yang hanya pergi satu atau dua kali sebelum akhirnya menyerah. Membangun kebiasaan baru apa pun, termasuk menggunakan CBT untuk mengatasi kekhawatiran, mengharuskan untuk tetap termotivasi dan menindaklanjuti setiap minggunya. Mengunjungi terapis dapat membantu dalam hal ini, karena aka ada jadwal sesi secara teratur untuk pasien dan terapis tersebut akan meninjau serta mendiskusikan latihan apa pun yang dapat di lakukan selama seminggu terakhir. Keuntungan lain dari menemui terapis CBT adalah mendapatkan keuntungan dari keahlian terapis dalam CBT. Jika pasien kesulitan dengan konsep tertentu atau tidak yakin bagaimana cara menyelesaikan latihan, terapis dapat membantu Anda memecahkan masalah dan mencari solusi. Selain itu, karena setiap orang dengan gangguan kecemasan memiliki perjuangan yang unik dalam mengatasi kekhawatiran dan kecemasan, terapis CBT dapat membantu pasien untuk menyesuaikan strategi yang cocok.



14



3. TERAPI HOLISTIK Pada terapi ini, memandang pasien sebagai manusia secara menyeluruh (holistik), pandangan secara keseluruhan tersebut mencakup dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual yang merupakan kesatuan aspek yang utuh. Apabila satu aspek dalam konsep holistik tersebut terganggu maka akan mempengaruhi dimensi lainnya. Terapi ini menekankan pada keunikan setiap individu dan memusatkan perhatian pada kecenderungan alami seseorang akan pertumbuhan dan perwujudan diri. Tujuanya untuk memperlancar pengkajian perasaan dan pikiran seseorang serta membantunya memecahkan masalah nya sendiri. Yang selanjutnya dapat dilakukan melalui pendekatan yakni : 1. PENDEKATAN SOSIAL Pasien yang cemas sering kali memiliki masalah interpersonal yang menyebabkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan umum. Pasien tersebut biasanya menghindari orang, tempat, dan peristiwa yang terkait dengan serangan panik sebelumnya. Misalnya, orang tersebut mungkin tidak lagi naik bus jika dia mengalami serangan panik di bus. Meskipun sudah menghindari hal-hal yang dpat menyebabkan kepanikan namun hal itu tidak menghentikan serangan panik, perasaan tidak berdaya orang tersebut begitu besar sehingga dia mungkin mengambil tindakan yang lebih ketat untuk menghindarinya, seperti berhenti bekerja dan tetap di rumah. Hal ini dapat dibantu dengan mempelajari alternatif yang lebih efektif dan strategi lainnya dengan menggunakan pendekatan sosial melalui seperti, peningkatan keterampilan dan dukungan sosial (misalnya, dengan mengajarkan sikap menghargai dan memperhatikan orang lain), pemecahan masalah bersama ( dapat dilakukan dengan terapi kelompok, dimana setiap individu akan meneceritakan permasalahannnya dan saling memberikan solusi atau masukan ), mendengarkan secara aktif dan keterampilan interpersonal lewat berkomunikasi dengan yang lain, mengajarkan pentingnya penerimaan orang lain, keterampilan negosiasi , dan keterampilan resolusi konflik.



15



2. PENDEKATAN FISIOLOGIS Seorang pasien dengan gangguan kecemasan memiliki gejala yang meliputi gairah fisiologis seperti gelisah, ketegangan otot, dan gangguan tidur. Biasanya pendekatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan intervensi seperti relaksasi, olahraga, meditasi, biofeedback ( teknik untuk mengendalikan respon tubuh tak terkendali ), latihan pernapasan, dan pengobatan perilaku insomnia untuk mengurangi keseluruhan tingkat gairah cemas. Pendekatan ini mungkin menunjukkan kepada pasien bahwa pikiran dan perasaan cemas lebih mungkin muncul ketika pasien secara fisiologis terangsang. Akibatnya, pasien dapat mempelajari sejumlah teknik relaksasi misalnya, relaksasi otot progresif, relaksasi pernapasan, dan dapat didorong untuk mempraktikkan lebih dari satu teknik. Pasien juga dapat dibantu dalam paparan imajinal yang dipandu ke situasi yang ditakuti atau gejala fisiologis internal mereka. Selain itu, penggunaan stimulan (seperti minuman berkafein) harus dilarang, begitu pula penggunaan alkohol secara berlebihan. Pasien yang mengeluhkan insomnia harus diberi informasi handout tentang insomnia. Selanjutnya, Relaksasi keseluruhan meningkat jika pasien dapat secara teratur melakukan latihan aerobik. Lalu, Pelatihan Kesadaran Seperti dalam pengobatan gangguan kecemasan lainnya dapat digunakan sebagai komponen pengobatan untuk GAD. Tujuan khusus dari pelatihan tersebut untuk pasien dengan GAD adalah untuk melatih kesadaran atau observasi pikiran dan perasaan tanpa mencoba untuk mengontrol atau menilai mereka. Dengan demikian, pasien yang telah diganggu oleh kekhawatiran yang mengganggu dapat berlatih mengamati kekhawatiran, mengenalinya sebagai "hanya sebuah pikiran," dan membawa kesadaran pikiran kembali ke napas dalam pernapasan yang sadar. Hal ini memungkinkan penerimaan dan kesadaran metakognitif dari pikiran yang mengganggu. 3. PENDEKATAN SPIRITUAL Kebutuhan spiritual kurang menjadi perhatian dari pada kebutuhan fisik, karena kebutuhan tersebut seringkali abstrak, komplek dan lebih sulit untuk diukur. Oleh karenanya, banyak yang mengalami Kehampaan spiritual dalam diri manusia modern dan untuk mengatasinya dapat diupayakan melalui pendekatan religius. Pendekatan religius merupakan salah satu pendekatan dengan nuansa religi yang bertujuan membantu individu/klien memahami diri sendiri, yakni mengenal pribadi, menetapkan tujuan dan makna hidup, membentuk nilai yang 16



menjadi pegangan hidup serta mengembangkan potensi seoptimal mungkin. Individu seperti ini akan mampu menjadi manusia yang efektif bagi kehidupannya yang dinamis dan maju. Karena dorongan beragama dalam diri seseorang merupakan dorongan psikis yang bersifat alami dalam karakter penciptaan manusia. Oleh sebab itu, usaha memfungsikan kembali spiritualitas seseorang untuk mencapai kondisi psikis yang sehat dapat dilakukan dengan menerapkan sebagai contohnya, terapi zikir berbasis religiopsikoneuimunologi.



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan adalah sekelompok kondisi yang memiliki ciri utama kecemasan yang berlebihan dengan respons perilaku, emosional, kognitif, dan fisiologis yang terjadi kemudian. Klasifikasi tingkat gangguan kecemasan ada empat yakni, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Selanjutnya, ciri-ciri orang yang mengalami gangguan kecemasan dapat meliputi ciri-ciri fisik, behavior, dan kognitif. Sedangkan, faktor penyebab gangguan kecemasan dapat berupa pengalaman masa lalu, lingkungan, kebiasaan sehari-hari, genetika, emosi yang ditekan, kesehatan fisik dan gangguan jiwa. Terakhir, Upaya penanganan untuk gangguan kecemasan ada dua yaitu melalui terapi seperti terapi kelompok, psikoterapi, serta terapi holisik dan dapat pula melalui pendekatan seperti pendekatan sosial, fisiologis, dan spiritual.



B. Saran 



Jika menunjukkan gangguan kecemasan alangkah lebih baik untuk menceritakan permaslahan tersebut kepada orang terdekat







Kenali penyebab dari kecemasan dan rasa takut yang muncul dengan menenangkan diri baik secara fisik maupun mental







Bangun kepercayaan diri dan lawan rasa takut yang muncul







Berpikir positif untuk meredakan atau bahkan menghilangkan perasaan cemas







Jika gangguan kecemasan yang dimiliki dirasa sudah ada pada tingkat yang parah dianjurkan untuk melakukan terapi atau pengobatan pada yang ahli



18



DAFTAR PUSTAKA Robichuad,Melisa, Michael J.Dugas.2015. The Generalized Anxiety Disorder Workbook offers a powerful. California: New Harbinger Publications Mind (English).2021.Anxiety and Panic Attack.English:Mind English Davison, G.C., Neale J.M., &Kring A.M. (2004). Psikologi Abnormal Edisi ke-9. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rita, L.(1983). jilid II : Pengantar Psikologi



19