7 0 374 KB
1. Penetapan Isu a. Penetapan Kualitas Isu menggunakan Metode APKL Rancangan
aktualisasi
yang
akan
dilaksanakan
ditetapkan
menggunakan metode APKL. Metode APKL didasarkan pada Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak. Parameter APKL disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.2 Tabel Parameter APKL No 1 1
Indikator 2 Aktual (A)
2
Problematik (P)
3
Kekhalayakan (K)
4
Layak (L)
Keterangan 3 Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi. Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja. Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik, kelayakan, dan kekhalayan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi nilai positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif. Jika semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi persyaratan dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas. Hasil analisis APKL terkait isu-isu di SD N Karangasem 01 disajikan dalam tabel 1.3. di bawah ini :
Tabel 1.3. Analisis APKL Isu
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Identifikasi Isu Belum adanya program infaq Jumat untuk kegiatan Qurban.
Kriteria Keterangan A P K L + - - + Tidak Memenuhi persyaratan
Kurangnya keaktifan siswa dalam + + + + Memenuhi keterlibatannya pada proses Persyaratan pembelajaran. Kurangnya pengetahuan siswa + + + + Memenuhi pada materi BTQ. persyaratan Belum adanya buku siswa pada + + + mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 2013. Kurangnya tanggung jawab siswa + + + dalam beribadah.
-
Tidak memenuhi persyaratan
+ Memenuhi Persyaratan
Keterangan:+ (memenuhi kriteria),– (tidak memenuhi kriteria) Commented [Andromax 1]: setiap tabel diberi judul tabel dan nomor tabel seperti tabel diatas
Keterangan tambahan : NO.
Isu yang Memenuhi Kriteria
1.
Kurangnya keaktifan siswa dalam keterlibatannya pada proses pembelajaran.
2.
Kurangnya pengetahuan siswa pada materi BTQ.
Argumentasi Isu ini sedang terjadi, kurangnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran ini menyimpang dari harapan standar sehingga jika tidak segera diselesaikan maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM. Maka, isu ini pantas untuk dibahas. Isu ini sedang terjadi, kurangnya pengetahuan siswa pada materi BTQ ini menyimpang dari harapan standar, dimana siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil, akan tetapi mereka justru belum memahami tajwid dari yang mereka baca. Isu inipun juga menyangkut hajat hidup orang banyak,
3.
Kurangnya tanggung jawab siswa dalam beribadah.
misalnya akan menurunkan kredibilitas dari kegiatankegiatan keagamaan di lingkungan SD Karangasem 01. Maka, isu ini pantas untuk dibahas. Isu ini sedang terjadi, kurangnya tanggung jawab siswa dalam beribadah ini benar-benar menyimpang dari harapan standar, karena SD Karangasem 01 sudah mempunyai program Diniyah, maka akan berdampak pada program tersebut. Maka, isu ini pantas untuk dibahas.
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG Penetapan isu menggunakan USG mempertimbangkan
urgency,
seriousness, and growth. Indikator analisis metode USG dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 1.4 Indikator Metode USG No Komponen 1 2 1 Urgency
2
3
Keterangan 3 Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain) Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Analisis menggunakan metode USG berbeda dengan metode APKL. Analisis metode USG memuat rentang skor 1-5 berdasarkan parameter berikut.
Tabel 1.5 Tabel Parameter USG Skor
Urgency 2
1
1
Isu tidak mendesak untuk segera diselesaikan
2
Isu kurang mendesak untuk segera diselesaiakn
3
Isu cukup mendesak untuk segera diselesaikan
4
Isu mendesak untuk segera diselesaikan
5
Isu sangat mendesak untuk segera diselesaikan
PARAMETER Seriousness 3 Isu tidak begitu serius untuk di bahas karena tidak berdampak ke hal yang lain Isu kurang serius untuk segera dibahas karena tidak kurang berdampak ke hal yang lain Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain Isu sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain
Growth 4 Isu lamban berkembang
Isu kurang cepat berkembang
Isu cukup cepat berkembang, segera dicegah
Isu cepat berkembang untuk segera dicegah
Isu sangat cepat berkembang untuk segera dicegah
Isu yang telah memenuhi syarat pada metode APKL kemudian dianalisis kembali
menggunakan
metode
USG.Isu-isu
tersebut
diberikan
skor
berdasarkan parameter USG, kemudian diurutkan berdasarkan skor yang tertinggi.Analisis isu-isu menggunakan metode USG dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.6 Analisis kualitas isu menggunakan metode USG No.
Identifikasi Isu
U
S
G
Total
Peringkat
1.
Kurangnya keaktifan siswa dalam keterlibatannya pada proses pembelajaran.
5
4
4
13
2
2.
Kurangnya pengetahuan siswa pada materi BTQ.
4
4
4
12
3
3.
Kurangnya tanggung jawab siswa dalam beribadah.
5
5
5
15
1
Dari analisis kualitas isu menggunakan metode USG di atas, maka diangkatlah satu isu yaitu kurangnya tanggung jawab siswa dalam beribadah, alasannya adalah : 1. Dari segi Urgency Isu kurangnya keaktifan siswa dalam beribadah ini sangat mendesak untuk segera diselesaikan, karena salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah supaya siswa dapat mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri, dan kekuatan spiritual keagamaan yang diperlukan oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Untuk itu isu tersebut harus segera diselesaikan karena beribadah adalah tanggung jawab setiap insan yang akan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT. Jika siswa sudah terbiasa menjalankan kewajibannya maka akan terbentuklah akhlak yang mulia , pengendalian diri dan kekuatan spiritual keagamaan seperti yang tercantum dalam tujuan Pendidikan Nasional. 2. Dari segi Serioussness Isu kurangnya keaktifan siswa dalam beribadah ini sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain. Jika tanggung jawab dalam beribadah saja ditinggalkan, maka tanggung jawab-tanggung jawab yang lain pun akan dengan mudah siswa
tinggalkan, misalnya membolos, tidak mengerjakan PR, meninggalkan tugas piket, berbuat gaduh saat pelajaran, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengendalian diri. 3. Dari segi Growth Isu kurangnya keaktifan siswa dalam beribadah ini sangat cepat berkembang untuk segera dicegah. SD Karangasem 01 ini bekerjasama dengan program Diniyah, jika siswa masih kurang optimal dalam ibadahnya, maka keberadaan program Diniyah ini akan dipertanyakan perkembangannya, terlebih lagi akan berdampak pada penulis selaku Guru Pendidikan Agama Islam.