Aplikasi Perhitungan BEP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Aplikasi Perhitungan Break Even Point (BEP) Contoh Kasus 1 PT. Laksamana Raja di Laut memiliki data biaya dan rencana produksi seperti berikut ini : 1. Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140.000.000,00 yaitu terdiri dari : a. b. c. d. e.



Biaya Gaji Pegawai + Pemilik = Rp75.000.000,00 Biaya Penyusutan Mobil Kijang = Rp1.500.000,00 Biaya Asuransi Kesehatan = Rp15.000.000,00 Biaya Sewa Gedung Kantor = Rp18.500.000,00 Biaya Sewa Pabrik = Rp30.000.000,00



2. Biaya Variabel per Unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari : a. Biaya Bahan Baku = Rp35.000,00 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp25.000,00 c. Biaya Lain = Rp15.000,00 3. Harga Jual per Unit Rp95.000,00 4. Kapasitas produksi penuh 15.000 unit Dari data PT. Laksamana Raja di Laut tersebut dapat dihitung (break Even Point (BEP) sebagai berikut: Penyelesaian : 1. Metode Persamaan BEP ( Rupiah )=



FC VC 1− S



[ ]



Di mana: BEP (Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel S = Volume penjualan



BEP ( Rupiah )=



¿



140.000.000,00 75.000,00 x 15.000 1− 95.000,00 x 15.000



[



140.000 .000,00 1.125.000 .000,00 1− 1.425.000 .000,00



[



¿



]



]



140.000.000,00 140.000.000,00 = =665.000.000,00 1−0,79 0,21



BEP ( Unit ) =



FC P−VC



Di mana: BEP (Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel P = Harga Jual per Unit



BEP ( Unit ) =



140.000 .000,00 140.000.000,00 = =7000 Unit 95.000−75.000 20.000



2. Metode Kontribusi Unit



BEP ( Unit ) = ¿



Biaya Tetap Margin Kontribusi per unit



Biaya Tetap Penjualan−Biaya variabel ¿



¿



140.000.000,00 95.000−75.000



140.000.000,00 =7000 Unit 20.000



BEP ( Rupiah )=



Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi



¿



Biaya Tetap Margin Kontribusi : Penjualan



¿



140.000.000,00 =665.000 .000,00 20.000 :95.000



3. Metode Grafik



Dalam menentukan titik Break Even Point (BEP) menggunakan metode grafik dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu : a. Tentukan sumbu x (harga) dan sumbu y (produksi) b. Gambarkan garis biaya tetap c. Gambarkan garis biaya variable yang diawali pada posisi biaya tetap d. Gambarkan garis penjualan yang dimulai dari tiitk nol e. Perpotongan antara garis biaya variable dengan garis penjualan adalah titik BEP.



Dalam kasus ini terdapat data-data sebagai berikut : Biaya tetap : Rp 140.000.000,00 Biaya variabel/unit : Rp 75.000,00 Harga jual per unit : Rp 95.000,00 Kapasitas Penuh : 15.000 unit Maka dapat digambarkan Break Even Point (BEP) dalam bentuk grafik sebagai berikut :



Keterangan: FC : Biaya Tetap dalam produksi penuh VC : Biaya Variabel dalam produksi penuh



S : Penjualan dalam produksi penuh Jumlah yang tertera dalam grafik, baik itu harga maupun jumlah produksi diasumsikan dalam ribuan rupiah. Dalam menghitung Break Even Point (BEP) kita dapat menggunakan metode persamaan, metode kontribusi unit, maupun metode grafik. Apapun metode yang kita gunakan hasilnya sama. Contoh kasus di atas telah membuktikan ketiga metode yang digunakan menghasilkan Break Even Point (BEP) rupiah sebesar Rp 665.000.000,00 dan unit sebesar 7.000 unit. Dari hasil hitungan Break Even Point (BEP) PT. Laksamana Raja di Laut tersebut menunjukkan bahwa apabila perusahaan mau mendapat keuntungan, maka harus memproduksi atau menjual barang dalam jumlah di atas 7.000 unit sampai batas kapasitas penuh yaitu 15.000 unit. Apabila perusahaan memproduksi atau menjual produk di bawah jumlah 7.000 unit dipastikan perusahaan menderita kerugian. Misalnya apabila perusahaan memproduksi sebanyak 8.000 unit maka dapat dihitung sebagai berikut : Penjualan 8.000 unit x Rp 95.000 = Rp 760.000.000,00 Biaya = biaya tetap + biaya variabel = Rp 140.000.000,00 + (8.000 x Rp 75.000.000,00) = Rp 140.000.000,00 + Rp 600.000.000,00 = Rp 740.000.000,00. Sehingga laba/keuntungan yang didapatkan : Penjualan – biaya = Rp 760.000.000,00 – Rp 740.000.000,00 = Rp 20.000.000,00. Dan jika memproduksi sebanyak 6.000 unit maka dapat dihitung sebagai berikut : Penjualan 6.000 unit x Rp 95.000 = Rp 570.000.000,00 Biaya = biaya tetap + biaya variabel = Rp 140.000.000,00 + ( 7.000 x Rp 75.000,00) = Rp 140.000.000,00 + Rp 525.000.000,00 = Rp 665.000.000,00 Sehingga kerugian yang diderita oleh perusahaan : Penjualan – Biaya + Rp 570.000.000,00 – Rp 665.000.000,00 = (Rp 95.000.000,00).



Contoh Kasus 2 Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data sebagai berikut : 1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil. 2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit 3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-



Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut : 1. Fixed Cost Overhead Pabrik



: Rp.  60.000.000,-



Biaya disribusi



: Rp.  65.000.000,-



Biaya administrasi



: Rp.  25.000.000,-



Total FC



: Rp.150.000.000,-                



2. Variable Cost Biaya bahan



: Rp.  70.000.000,-



Biaya tenaga kerja



: Rp.  85.000.000,-



Overhead pabrik



: Rp.  20.000.000,-



Biaya distribusi



: Rp.  45.000.000,-



Biaya administrasi



: Rp.  30.000.000,-



Total VC



: Rp.250.000.000,-



Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit  maupun rupiah. Penyelesaian : Kapasitas produksi              100.000 unit Harga jual per unit             Rp. 5000,Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-



Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :



Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP. Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :



Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP. Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan : BEP = Unit BEP x harga jual unit BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,Metode Grafik Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu metode grafik menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu juga untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam analisis peluang pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit adalah konstan. Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.



Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y). Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik Break even Point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar Break even Point tersebut. Penentuan Break even Point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya Break even Point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya Break even Point dalam rupiah.