KD 3.4 Perhitungan BEP Kerajinan Non Benda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA (ITP)



OLEH NAMA : PATRISIANA KLARITAS.T. KOTEN NIM



: 2011610115



KELAS : A



FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2012



KATA PENGANTAR



Segalah puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, karena atas berkat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA” Dimana penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas keperawatan anak. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa rujukan yang digabungkan untuk membentuk teori. Materi diuraikan dalam kalimat yang mudah dimengrti.makalah ini terdiri dari 4 bab,yaitu: bab 1 pendahuluan yang berisikan latarbelakang dan,rumusan masalah,dan tujuan. Bab 11 urain materi, bab 111 yang terdiri atas konsep dasar askep, bab 1V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.Makalah ini belum sempuena dan masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis menyampaikan limpah terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan makalah ini.



Penulis



DAFTAR ISI Halaman judul.......................................................................................................i



Kata pengantar.......................................................................................................ii Daftar isi.................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1 1.1 Latarbelakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan BAB 11 PEMBAHASAN......................................................................................... 2.1 Pengertian 2.2 Etiologi 2.3 Jenis ITP 2.4 Manifestasi klinis 2.5 Patofisiologi 2.6 Pemeriksaan penunjang 2.7 Penatalaksanaan BAB 111 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.................................... 3.1 Pengkajian 3.2 Diagnosa keperawatan 3.3 Intervensi keperawatan 3.4 Implementasi keperawatan 3.5 Evaluasi BAB 1V PENUTUP..................................................................................................... 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang



Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibody terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G. Adanya trombositopenia pada ITP ini akan megakibatkan gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Manifestasi klinis ITP sangat bervariasi mulai dari manifestasi perdarahan ringan , sedang, sampai dapat mengakibatkan kejadian-kejadian yang fatal. Kadang juga asimptomatik. Oleh karena merupakan suatu penyakit autoimun maka kortikosteroid merupakan pilihan konvensional dalam pengobatan ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi penyakit yang mendasari ITP sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan penanganan akibat pendarahan fatal., atau pun penanganan-penangan pasien yang gagal atau relaps.Idipatik trombositopenia purpura pada anak yang sering terjadi antra umur 2-8 tahun, lebih sering pada wanita. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian ITP. 2. Etiologi,jenis ITP, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang. 3. Penatalaksanaan ITP. 4. Konsep dasar keperawatan. 5. diagnosa keprawatan.



1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari ITP. 2. Mengetahui Etiologi,jenis ITP, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang. 3. Mengetahui penatalaksanaan ITP. 4. Mengetahui konsep dasar keperawatan. 5. Mengetahui diagnosa keperawatan.



BAB 11. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian







ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid







2). ITP adalah salah satu gangguan perdarahan didapat yang paling umum







terjadi.(Perawatan Pediatri Edisi 3) ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal.



2.2 Etiologi



a. Penyebab pasti belum diketahui (idiopatik). b. Tetapi kemungkinan akibat dari:   



Hipersplenisme. Infeksi virus. Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil



    



butazon, diamokkina, sedormid). Bahan kimia. Pengaruh fisik (radiasi, panas). Kekurangan factor pematangan (malnutrisi). Koagulasi intra vascular diseminata CKID. Autoimnue.



 



Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi







spontan). Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.



2.3 Jenis ITP



a. Akut.



b. Kronik  



Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis. Awitan tersembunyi dan berbahaya.



     



Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit. Bentuk ini terutama pada orang dewasa. Kambuhan Mula-mula terjadi trombositopenia. Relaps berulang. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.



2.4 Manifestasi klinis



Awitan biasanya akut dengan gambaran sebagai berikut: a. Masa prodormal, keletihan, demam dan nyeri abdomen. b. Secara spontan timbul petekie dan ekimosis pada kulit. c. Epistaksis. d. Perdarahan mukosa mulut. e. Menoragia. f. Memar. g. Anemia terjadi jika banyak darah yang hilang karena perdarahan. h. Hematuria. i. Melana . 2.5 Patofisiologi ITP adalah salah satu gangguan perdarahan di dapat yang paling umum terjadi. ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal. Penyebab sebenarnya tidak diketahui, meskipun diduga disebabkan oleh agen virus yang merusak trombosit. Pada umumnya gangguan ini didahului oleh penyakit dengan demam ringan 1 – 6 minggu sebelum timbul gejala. Gangguan ini dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu akut,



kronik dan kambuhan. Pada anak-anak mula-mula terdapat gejala diantaranya demam, perdarahan, petekie, purpura dengan trombositopenia dan anemia. 2.6 Pemeriksaan penunjang a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu / mm3). b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom. c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan. d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit. e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+). 2.7 Penatalaksanaan a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu / mm3). b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom. c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan. d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit. e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+). - Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.



- Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. 



Splenektomi. - Indikasi:







Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 –







3 bulan. Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian







kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat. Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan. - Kontra indikasi:







usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)



BAB 111. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN



3.1 Pengkajian



a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000. b. Tanda-tanda perdarahan.  Petekie terjadi spontan.



     



Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor. Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan. Menoragie. Hematuria. Perdarahan gastrointestinal. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.



d. Aktivitas / istirahat. Gejala : – keletihan, kelemahan, malaise umum. - toleransi terhadap latihan rendah. Tanda : – takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat. e. Sirkulasi. Gejala : – riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI



kronis.



- palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : – TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil. f. Integritas ego. Gejala : keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah. Tanda : DEPRESI. g. Eliminasi.



Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : distensi abdomen. h. Makanan / cairan. Gejala : – penurunan masukan diet. - mual dan muntah.



Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas. i. Neurosensori. Gejala : – sakit kepala, pusing. - kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : – epistaksis. - mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal). j. Nyeri / kenyamanan. Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : takipnea, dispnea. k. Pernafasan. Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : takipnea, dispnea. l. Keamanan Gejala : penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya. Tanda : petekie, ekimosis. 3.2 Diagnosa keperawatan a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.



c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi. Informasi. 3.3 Intervensi keperawatan a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. 



Tujuan:



Menghilangkan mual dan muntah kriteria hasil : Menunjukkan berat badan stabil Intervensi keperawatan: 



Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas. Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari.







Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori.







Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari. Rasional : anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius.







Lakukan konsultasi dengan ahli diet.



Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. 



Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.



b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. Tujuan:  



Tekanan darah normal. Pangisian kapiler baik.



Kriteria hasil: Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil. Intervensi keperawatan: 



Awasi TTV, kaji pengisian kapiler. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/



keadekuatan



perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi. 



Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.







Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang. Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia.







Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas.



Rasional : dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung. c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. Tujuan: 



Mengurangi distress pernafasan.



kriteria hasil: Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif Intervensi keperawatan: 



Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman dan irama. Rasional : perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris)



dapat



menindikasikan



berlanjutnya



keterlibatan



/



pengaruh pernafasan yang membutuhkan Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi. 



Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodik. Rasional : meningkatkan areasi semua segmen paru dan mobilisasikan sekresi.







Bantu dengan teknik nafas dalam. Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.







Berikan lingkungan tenang.



Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. 



Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. Rasional : hipotensi postural / hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.



e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi. Tujuan: 



Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan. kriteria hasil: Menyatakan pemahaman proses penyakit. Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.



Intervensi keperawatan: 



Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP. Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga / pasien dapat membuat pilihan yang tepat.







Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic. Rasional : ketidaktahuan meningkatkan stress.







Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk ITP.



Rasional : merupakan kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien / keluarga. 3.4 Implementasi keperawatan Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan (sesuai dengan literature). 3.5 Evaluasi Penilaian sesuai dengan kriteri hasil



yang telah ditetapkan dengan



perencanaan.



BAB 1V. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami atau pada resiko tinggi untuk mengalami isufisiensi trombosit sirkulasi, penurunan ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun, distribusi trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit atau dilusi vaskuler.



Tanda dan gejalah pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah hidung mengeluarkan darah, atau perdarahan pada gusi, ada darah pada urin atau feses . beberapa macam perdarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak jarana terjadi, dan gejalah perdarahan pada otak dapat menunjukan tingkat keparahan penyakit. Jumlah



platelet



yang



rendah



akan



menyebabkan



nyeri,



fatique



(kelelahan),sulit



berkonsentrasi, atau gejalah lain.Tindakan keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi. 4.2 Saran 1.Perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien yang menderta ITP. 2.Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain seperti tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium, yaitu untuk memeriksa jumlah trombosit. 3. Perawat harus menerapkan komunikasi asertif terapeutik guna menurunkan tingkat kecemasan klien.



DAFTAR PUSTAKA



Betz L. Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC. ——–. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI: Media Aesculapius. Nettina M. Sandra. 1996. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC. Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: ——–



DRUGS. 2008. Idiophatic (imunue) trombocytopenic purpura. Medications. http:html//www drugs.com/condition/idiophatic – imunue – trombocytopenic – purpura .diakses pada tanggal 26 maret 2012.