Aplikasi Ramona T Mercer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REVISI



APLIKASI KONSEP TEORI MATERNAL ROLE ATTAINMENT—BECOMING A MOTHER RAMONA T. MERCER PADA KASUS IBU POST PARTUM



Dosen Pengampu : DR. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat



Disusun Oleh: Nama



: Weni Apriyani



NIM



: 2018980069



Kelas



:B



Peminatan : Maternitas



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita



panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa atas rahmat



danhidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Aplikasi Maternal Role Attaiment- Becoming A Mother Mercer Pada Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum” Makalah ini disusun sebagai bagian dari penugasan mata kuliah ‘Sains Keperawatan’ sebagai wujud kemampuan mahasiswa Program Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam melakukan telaah dan analisa terhadap teori model keperawatan Ramona T Mercer. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff di Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, serta pihak lain yang telah memfasilitasi dan mendukung penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan.Perbaikan dan revisi akan terus kami lakukan sejalan dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan pembelajaran. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mendukung pembelajaran dan memberikan kontribusi dalam pemahaman mengenai kasus yang berkaitan dengan Aplikasi Maternal Role Attaiment- Becoming A Mother Mercer Pada Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum



Jakarta,



Penulis



Oktober 2018



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .................................................................................



i



KATA PENGANTAR ..............................................................................



ii



DAFTAR ISI



...........................................................................................



iii



BAB I



Biografi ......................................................................................



1



BAB II



Bagan Teori ................................................................................



4



A. Konsep Utama dan Defenisi……………………………….



5



B. Pencapaian Peran Maternal ……………………………….



9



C. Menjadi Seorang Ibu (Sebuah Model Revisi) ……………



12



Aplikasi Konsep Teori dalam Paradigma Keperawatan ...........



15



A. Keperawatan ………………………………………………



15



B. Manusia……………………………………………………



16



C. Kesehatan …………………………………………………



16



D. Lingkunan …………………………………………………



16



Aplikasi Kasus ...........................................................................



18



A. Gambaran Kasus ………………………………………….



18



B. Pengkajian Kasus …………………………………………



18



C. Diagnosa ……………………………………………………



25



D. Intervensi ………………………………………………….



25



Analisis Teori Dengan Kasus ....................................................



29



A. Analisa Kasus …………………………………………….



29



B. Kelebihan Teori …………………………………………..



31



C. Kelemahan Teori …………………………………………



32



BAB III



BAB IV



BAB V



DAFTAR PUSTAKA



BAB I BIOGRAFI



Dalam sebuah buku “ Nursing Theorist and Their Work. Ed 8 (2014)” menyebutkan bahwa Ramona T Mercer lahir pada 1929. Ramona T. Mercer memulai karir keperawatan pada tahun 1950, ketika menerima Diploma dari St. Margaret’s School of Nursing di Montgomery Alabama. Dia lulus dengan predikat Highest Scholastic Standing dari LL.Hill Award. Dia melanjutkan sekolah kembali tahun 1960 setelah bekerja sebagai staf keperawatan, kepala perawat dan instruktur di bagian pediatrik, obstetrik dan penyakit menular. Dia medapatkan gelar sarjana keperawatannya pada tahun 1962 dari University Of New Mexico, Albuqurque. Kemudian dia juga melanjutkan pendidikan megister pada bidang maternal child dari Emoy University pada tahun 1964 dan memperoleh gelar PhD pada bidang tersebut di Universitas Pittsburgh tahun 1973. Setelah memperoleh gelar Ph.D, Mercer pindah ke California mendapatkan posisi sebagai asisten professor di bagian perawatan kesehatan keluarga pada Universitas California. Saat itu dia dipromosikan sebagai professor pada tahun 1977 dan tahun 1983 diangkat menjadi professor. Dia menjalankan peran tersebut sampai pensiun tahun 1987. Saat ini mercer adalah professor emeritus di perawatan kesehatan keluarga pada Universitas California, San fransico. (Mercer, curriculum vitae, 2002). Mercer menerima penghargaan sepanjang karir keperawatannya. Pada tahun 1963, ketika bekerja dan menempuh pendidikan keperawatan, Mercer memperoleh Departement of Health, Edcation, and Welfare Public Health Service Nurse Traine Award dari Emory University dan di angkat ke dalam Sigma Thea Tau. Mercer kembali memperoleh penghargaan serupa dari universitas Pittsburgh. Selain itu,



Mercer juga memperoleh beasiswa Bixler untuk penelitian dan pendidikan bidang keperawatan, southern regional board, selama pendidikan doctoral. Tahun 1982, Mercer memperoleh penghargaan Maternal Child Health Nurse of the year award dari National Foundation of the March of Dimes dan American Nurses Association, Division of Maternal Child Health Practice. Mercer memperoleh penghargaan pada Fourth annual Helen Nahm Lecturer di university of California, San Fransisco tahun 1984. Berbagai hasil penelitian Mercer pun memperoleh penghargaan, yakni mencakup American Society for Pyscho-prophylaxis in Obstetrics (ASPO)/ Lamaze National Research Award tahun 1987; the Distinguished Research Lectureship Award, Western Institute of Nursing, Western society for Research in Nursing tahun 1988; dan American Nurses Foundation’s Distinguished Contribution to Nursing Science Award tahun 1990 (Mercer, curriculum vitae, 2002). Berbagai artikel dan editorial yang dituliskan oleh Mercer telah dipublikasikan. Bahkan, Mercer telah mempublikasikan enam buku. Ketika awal penelitiannya, Mercer lebih focus pada sikap dan perilaku pemberian ASI pada ibu, yaitu ibu yang mengalami komplikasi pada periode postpartum, pola asuh ibu yang memiliki bayi dengan kelainan, dan pengalaman remaja perempuan menjadi ibu. Buku pertama Mercer yang berjudul Nursing Care for Parents at Risk (1977) memperoleh penghargaan American Journal of Nursing Book of the Year tahun 1978. Penelitian Mercer selama satu tahun yang mempelajari pengalaman remaja perempuan menjadi ibu dituangkan pada buku dengan judul Perspective on Adolescent Health Care dan dipullikasikan tahun 1979. Buku tersebut turut memperoleh penghargaan dari American Journal of Nursing Book of the Year tahun 1980. Kemudian, penelitian tersebut membuat Mercer selanjutnya berfokus pada penelitian hubungan keluarga dan peranan maternal atau ibu dalam berbagai rentang usia. Pada tahun 1986 Mercer melanjutkan penelitian pada tiga kelompok ibu dengan usia berbeda yang hasil penelitian tersebut ia tuangkan dalam buku ketiganya, berjudul First-Time Motherhood: Experiences from Teens to Forties (1986). Buku kelima Mercer, yang berjudul Parents at Risk, dipublikasikan tahun1990 turut memperoleh penghargaan dari American Journal of Nursing Book of the Year. Buku tersebut focus kepada strategi dalam meningkatkan interaksi dini antara orangtua dengan bayi dan meningkatkan kompentensi orangtua dalam menghadapi kondisi yang beresiko. Buku keenam Mercer dengan judul Becoming a Mother: Research on Maternal Identity from Rubin to the Present,



dipublikasikan oleh Springer Publishing Company of New York tahun 1995. Buku tersebut berisi deskripsi lengkap mengenai berbagai teori Mercer, yakni teori peran menjadi ibu (pengasuh) dan sudut pandngnya terhadap berbagai variable yang mempengaruhi dalam menjalankan peran menjadi ibu. Sejak publikasi pertamanya tahun 1969, Mercer kemudian menulis berbagai artikel baik dalam bidang keperawatan dan bidang lainnya. Mercer turut mempublikasikan bahan ajar secara online untuk Nurseweek pada periode tahun 1990 hingga awal tahun 2000. Hal ini mencakup “Adolescent Sexuality and Chilbearing”, “Transitions to Parentshood”, dan “Helping Parents When the Unexpected Occurs.” Mercer turut bergabung dalam keanggotaan organisasi professional, seperti American Nurses Association dan American aAcademy of Nursing, dan menjadi anggota aktif untuk beberapa komite nasional lainnya. Sejak tahun 1983 hingga 1990, Mercer merupakan asosiet editor untuk Health Care for Women International. Mercer terlibat dalam kilas ulaSan untuk Nursing Research and Western Journal of Nursing Research dan bagian editorial untuk Journal of Adolescent Health Care, dan Mercer juga menjadi pimpinan eksekutif untuk Nurseweek. Mercer juga sebagai reviewer untuk berbagai proposal. Selain itu, Mercer aktif terlibat dalam pertemuan seperti workshop baik tingkat regional, nasional, hingga internasional (Mercer, curriculum vitae, 2002). Mercer memperoleh kehormatan sebagai living legend oleh American Academy of Nursing selama Annual Meeting and Conference di calrsbad, California, pada bulan November tahun 2003. Mercer juga memperoleh penghargaan kehormatan pertama dari University of New Mexico tahun 2004. College of Nursing Distinguished Alumni award. Tahun 2005, Ramona T. Mercer dikenal sebagai alumnus terbaik, dan namanya tertera di Wall of Fame University of California, San Fransisco.



BAB II BAGAN TEORI Teori Mercer – Pencapaian peran maternal didasarkan pada penelitian mendalam Mercer pada akhir tahun 1960. Profesor Mercer dan mentor, Reva Rubin dari University of Pittsburgh, memberikan stimulus dalam penelitian dan pengembangan teori Mercer. Rubin (1997, 1984) dikenal tentang pengertian dan penjabarannya mengenai pencapaian dalam peranan sebagai ibu, mencakup proses peningkatan hubungan emosional ibu dan anak serta peningkatan pencapaian identitas peranannya sebagai ibu atau mendapatkan kenyamanan dalam perubahan peranan tersebut. Oleh karena itu, kerangka kerja dan variable yang diteliti oleh Mercer merefleksikan konsep Rubin. Selain berdasarkan konsep Rubin, Mercer juga melandasi penelitiannya pada teori peran dan perkembangan. Mercer menggunakan pendekatan interaksi dalam teori peran, menggunakan teori Mead (1934) Role Enactment dan Teori Turner (1978) Core Self. Selain itu, teori Thornton dan Nardi (1975) Role Acquisiton Procces turut digunakan Mercer dalam membentuk teorinya, serta juga teori Burr, Leigh, Day, dan Constantine (1979). Teori proses perkembangan werner (1957) juga mengkrontribusi pada pengembangan teori Mercer. Sebagai tambahan, karya Mercer dipengaruhi oleh Teori General System dari Von Bertalanffy (1986). Modelnya tentang pencapaian peran maternal digambarkan pada gambar 2.1, menggunakan konsep Bronfenbrenner (1979) tentang hubungan interaksi pengaruh lingkungan untuk pencapaian peran menjadi ibu. Hal ini membawa pengaruh kepada Mercer untuk menggunakan beberapa sumber teoritis dalam mengidentifikasi dan mempelajari berbagai variable yang mempengaruhi peran sebagai ibu. Walaupun banyak karyanya melibatkan uji coba dan peluasan teori Rubin, namun Mercer tetap konsisten untuk juga memperhatikan penelitian dari peneliti lain dalam mengembangkan dan meluaskan teorinya.



Gambar 2.1 Model Pencapaian Peran Maternal. (dimodifikasi dari Mercer, R.T. [1991]. Peran Ibu: Model-model dan konsekuesinya. Tulisan ilmiah diprensentasikan di International Research Conference yang disponsori oleh Council of Nurse Researchers dan American Nurses Association, Los Angeles, CA. Hakcipta Ramona T. Mercer, 1991. CATATAN: Diagram ini telah dimodifikasi berdasarkan komunikasi pribadi dengan R.T. Mercer [4 Januari 2003]. Kata ‘eksosistem’ diganti dengan mesosistem agar lebih konsisten dengan model Bronfenbrenner [1979] yang menjadi dasar modelnya).



A. Konsep Utama dan Definisi Pencapaian Peran Maternal Pencapaian Peran Maternal adalah interaksi dan proses perkembangan yang terjadi selama seorang ibu melakukan kontak dengan bayinya, membutuhkan kompetensi dalam melaksanakan berbagai tugas merawat anak, dan mengekpresikan kepuasan dan kesenangannya selama menjalankan peranannya tersebut (Mercer, 1986). “Perubahan status personal yaitu seorang perempuan merasakan harmonisasi, kepercayaan diri, dan kompetensi dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu – identitas maternal” (Mercer, 1981)



Identitas Maternal Identitas maternal didefinifikan sebagai gambaran internalisasi diri sebagai seorang ibu (Mercer, 1995)



Persepsi tentang Pengalaman Melahirkan Persepsi seorang perempuan terhadap penampilannya selama kehamilan dan persalinan merupakan persepsi dirinya tentang pengalaman melahirkan (Mercer, 1990).



Harga Diri (Self-Esteem) Mercer, May, Ferketich, dan DeJoseph (1986) menggambarkan harga diri sebagai “persepsi individual tantang bagaimana orang lain memandang dirinya dan penerimaan diri terhadap persepsi”



Konsep Diri (Penghargaan terhadap Diri Sendiri) Garis besar Mercer (1986) mengenai konsep diri sebagai “persepsi diri tentang kepuasan diri, penerimaan dir, harga diri, serta keselarasan dan perbedaan antara diri dan ideal diri”



Fleksibilitas Suatu peran tidaklah kaku; oleh karena itu, siapapun yang mengisi peranan tersebut tidak menjadi penting (Mercer, 1990). “Fleksibilitas dalam sikap mendidik dan mengasuh anak meningkat bersamaan perkembangan, Ibu yang lebih tua usianya cenderung untuk lebih luwes ketika meresponn bayi mereka dan melihat berbagai situasi yang terjadi dalam nuansa yang unik” (Mercer, 1990).



Perilaku Pengasuhan Anak Sikap pengasuh anak adalah sikap maternal atau keyakinan tentang pengasuhan anak (Mercer, 1986).



Status Kesehatan Status kesehataan didefinisikan sebagai “Persepsi ibu dan ayah tentang kondisi kesehatan sebelumnya, kesehatan terkini, gambaran mengenai sehat, resistensi



terhadap penyakit, kepedulian terhadap kesehatan, orientasi mengenai sakit, dan penolakan terhadap peran sakit.” (Mercer, May, Ferketich, et al., 1986).



Kecemasan Mercer dan rekannya (1986) mendeskripsikan kecemasan sebagai “suatu karateristik tehadap situasi yang memicu sters baik situasi berbahaya atau mengancam, dan status spesifik lainnya” .



Depresi Menurut Mercer dan rekan (1986), depresi adalah “menunjukan sejumlah gejala depresif dan terutama pada komponen afektif dari suasana perasaan depresi” Ketegangan Peran – Konflik Peran Ketegangan peran adalah konflik dan perasaan sulit seorang perempuan dalam memenuhi kewajiban peran sebagai ibu (Mercer, 1985).



Gratifikasi - Kepuasan Mercer (1985) menggambarkan gratifikasi sebagai “kepuasan, kesenangan, penghargaan atau kebahagiaan seorang perempuan dalam menjalankan peranannya ketika bersama bayinya, dan menyelesaikan berbagai tugas sebagai ibu”.



Kedekatan Perasaan dekat merupakan komponen peran dan identitas orang tua. Hal ini dipandang sebagai suatu proses yang mempengaruhi oleh rasa kasih saying dan terbentuknya komitmen emosional seorang individu (Mercer, 1990).



Temperamen Bayi Temperamen bayi adalah ketika bayi menyampaikan bahasa isyarat yang sulit, sehingga memicu perasaan frustasi dan tidak kompeten pada ibu (Mercer, 1986).



Status Kesehatan Bayi Status kesehatan bayi adalah kondisi yang menyebabkan perpisahan antara maternal – bayi, yang mempengaruhi proses pencapaian peranan tersebut (Mercer, 1986).



Karakteristik Bayi Karakteristik melingkupi temperamen, penampilan, dan status kesehatan bayi (Mercer, 1981).



Isyarat Bayi Bahasa isyarat bayi adalah sikap bayi yang menunjukan respons dari ibunya (R.T. Mercer, komunikasi pribadi, September 3, 2003).



Keluarga Mercer dan rekan pada tahun 1986 mendefinisikan keluarga sebagai “sistem yang dinamis mencakup subsistem – individual (ibu, ayah, bayi baru lahir/bayi) dan keduanya (ibu – ayah, ibu – bayi baru lahir/bayi, dan ayah – bayi baru lahir/bayi) termasuk dalam sistem keluarga”.



Fungsi Keluarga Fungsi keluarga adalah pandangan individu tentang aktivitas dan hubungan antara keluarga dan subsistem serta unit social terkait (Mercer & Ferketich, 1995).



Ayah atau Pasangan Intim Ayah atau pasangan intim memiliki kontribusi dalam proses pencapaian peran sebagai ibu dengan cara yang tidak dapat ditiru orang lain. (R.T. Mercer, komunikasi pribadi, 4 Januari, 2003). Interaksi seorang ayah membantu meringankan tekanan dan memfasilitasi seorang ibu dalam menjalankan perannya (Donley, 1993; Mercer, 1995).



Stress Stress dapat memberikan dampak positif dan negative dalam kehidupan dan merupakan variable lingkungan (Mercer, 1990).



Dukungan Sosial Berdasarkan Mercer dan rekannya (1986), dukungan social adalah “sejumlah bantuan yang diterima, kepuasan dari bantuan yang diperoleh, dan orang yang memberikan bantuan”.



Ada empat area dukungan social yakni sebagai berikut: 1. Dukungan emosional: “Perasaan dicintai, dirawat, dipercaya, dan dimengerti” (Mercer, 1986) 2. Dukungan informasi: “Bantuan individual yang membantu masing-masing individu melalui pemberian informasi yang berguna dalam menghadapi masalah dan atau situasi” (Mercer, 1986) 3. Dukungan fisik: Bantuan langsung (Mercer, Hackley & Bostrom, 1984) 4. Dukungan penilaian: “Dukungan yang memberitahukan pemegang peran bagaimana kinerja seorang individu; hal tersebut memungkinkan individu mengevaluasi dirinya dalam hubungan dengan peranan orang lain” Hubungan Ibu – Ayah Hubungan antara ibu-ayah adalah persepsi hubungan pasangan yang mencakup nilai actual, tujuan, dan kesepakatan antara keduanya (Mercer, 1986). Pencapaian peran seorang ibu dan bayinya berkembang bersamaan dengan kondisi emosional dari orangtuanya (Donley, 1993; Mercer, 1995).



B. Pencapaian Peran Maternal (Model asli Mercer) Pencapaian peran maternal model mercer dimasukkan kedalam lingkup mikrosistem, mesosistem dan makrosistem bronfenbrenner (1997) (gambar 2.1). pada tahun 2000, model original yang dkemukakan mercer dimodifikasi, dimana istilah eksosistem, yang sebelumnya ada dilingkaran kedua, diganti menjadi mesosistem. Mercer (komunikasi pribadi, 4 januari 2003) menjelaskan bahwa perubahan tersebut membuat modelnya menjadi lebih konsisten dengan istilah yang digunakan sebagai berikut: 1. Mikrosistem adalah lingkungan terdekat dimana pencapaian peran maternal terjadi. Ini termasuk factor-faktor seperti fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan social, status ekonomi, nilai-nilai keluarga, dan berbagai stresor. Variable yang terkandung dalam lingkungan terdekat ini berinteraksi dengan satu atau lebih variable lain dalam memengaruhi transisi menjadi ibu. Bayi sebagai seorang individu tertanam dalam sistem keluarga. Keluarga dipandang sebagai sistem semi-tertutup yang mempertahankan batas-batas dan control atas pertukaran antara sistem keluarga dan sistem social lainnya (Mercer, 1990).



Mikrositem adalah yang paling berpengaruh pada pencapaian peran maternal (Mercer, 1995; R. Mercer, komunikasi pribadi, 4 Januari 2003). Pada tahun 1995, mercer memperluas konsep-konsep dan model sebelumnya untuk menekankan pentingnya ayah dalam pencapaian peran, dimana dinyatakan bahwa ayah membantu “menghilangkan ketegangan yang berkembang dalam hubungan ibu-bayi”. Peran ibu dicapai melalui interaksi dari ayah, ibu, dan bayi. Gambar 2.2, pertama kali diperkenalkan di (1995) buku ke-enam Mercer, Becoming a Mother: Research on Maternal Identity from Rubin to the Present, menggambarkan interaksi ini.lapisan a sampai d mewakili tahapan pencapaian peran maternal dari antisipatif sampai personal (identitas peran) dan tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi (Mercer, 1995).



Gambar 2.2 sebuah mikrosistem dalam model pencapaian peran maternal yang terus berkembang. (dari Mercer, R.T. [1995] Becoming a Mother: Research on Maternal Identity from Rubin to the Present. New York: Springer; digunakan dengan izin dari penulis)



2. Mesosistem meliputi, pengaruh dan interaksi dengan orang-orang didalam mikrosistem tersebut. Interaksi-interaksi mikrosistem dapat memengaruhi apa yang terjadi pada peran ibu yang sedang berkembang dan anak. Mesositem termasuk day care, sekolah, lingkungan kerja, tempat ibadah, dan entitas lain dalam komunitas terdekat.



3. Makrosistem mengacu pada prototype umum yang ada dalam budaya tertentu atau konsistensi budaya yang diwariskan. Makrosistem yang meliputi pengaruh social, politik, dan budaya pada kedua sistem lain. Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem pelayanan kesehatan terkini yang memengaruhi pencapaian peran maternal berasal dalam sistem ini (Mercer, 1995) hukum nasional tentang perempuan dan anak-anak dan prioritas kesehatan yang memengaruhi pencapian peran maternal berada dalam makrosistem tersebut. Pencapaian peran maternal adalah proses yang mengikuti empat tahapan akuisisi peran; tahap ini telah diadaptasi dari penelitian Thornton dan Nardi, 1975. Tahap-tahap berikut ini ditunjukan pada gambar 2.2 sebagai lapisan a sampai d: a. Antisipatif: Tahap antisipatif dimulai selama kehamilan dan melingkupi adaptasi social dan psikologis awal terhadap kehamilan. Ibu dihadapkan pada ekspektasi peran, berfantasi tentang perannya, berhubungan dengan janin dalam Rahim, dan mulai bermain peran. b. Formal: Tahap formal dimulai dengan kelahiran bayi dan termasuk belajar dan menjalani peran ibu. Peran perilaku dipandu oleh ekspektasi formal yang merupakan konsesus dari orang-orang dalam sistem social ibu. c. Informal: Tahap informal dimulai ketika ibu menciptakan cara-cara unik berurusan dengan peran yang tidak disampaikan dalam sistem social. Individu perempuan membuat perannya yang baru sesuai dalam gaya hidup yang telah dijalani berdasarkan pengalaman masa lalu dan target-target di masa depan. d. Personal: Tahap personal atau tahap peran identitas terjadi seiring dengan seorang perempuan menginternalisasi perannya. Sang ibu merasakan rasa harmoni, kepercayaan diri, dan kemampuan dalam caranya melakoni peran, dan peran ibu tercapai.



Tahapan pencapaian peran saling bertumpang tindih dan berubah sering dengan bayi bertumbuh dan berkembang. Identitas peran ibu dapat dicapai dalam satu bulan, atau dapat mencapai beberapa bulan (Mercer, 1995). Tahap-tahap tersebut dipengaruhi oleh dukungan social, stress, fungsi kelurga, dan juga oleh hubungan antara ibu dan ayah atau orang terkasih lainnya.



C. Menjadi Seorang Ibu (Sebuah Model Revisi) Mercer senantiasa menggunakan penelitiannya sendiri dan penelitian orang lain sebagai bahan untuk membangun teorinya. Pada tahun (2003), ia mulai mengkaji ulang teori pencapaian peran maternal, mengusulkan bahwa istilah menjadi seorang ibu lebih tepatnya mencerminkan proses berdasarkan penelitian baru-baru ini. Menurut Mercer (2004), konsep pencapaian peran lebih menunjukan sebuah titik akhir daripada sebuah proses yang sedang berlangsung dan dapat saja tidak menjelaskan perluasan diri yang terus berlanjut sebagai seorang ibu. Kesimpulan Mercer sebagian besar didasarkan pada penelitian keperawatan saat ini tentang dimensi kognitif dan perilaku perempuan yang menjadi ibu. Mercer menggunakan konsep bronfenbrenner tentang lingkungan ekologis sarang. Namun dia mengganti istilah tersebut untuk mencerminkan lingkungan hidup: keluarga dan teman-teman, komunitas dan masyarakat pada umumnya (gambar 2.3).



Gambar 2.3 Menjadi seorang ibu : sebuah model revisi. (dari R. T. Mercer, komunikasi pribadi, 3 september 2003.)



Model ini menempatkan interaksi antara ibu, bayi, dan ayah sebagai inti dari lingkungan hidup yang saling berinteraksi (R. Mercer, komunikasi pribadi, 3 september 2003; Mercer & Walker, 2006). Variable dalam lingkungan keluarga dan teman-teman mencakup dukungan fisik dan social, nilai-nilai keluarga, pedoman budaya untuk pola asuh, pengetahuan dan keterampilan, fungsi keluarga dan penegasan sebagai seorang ibu. Lingkungan komunitas termassuk day care, tempat ibadah, sekolah, lingkungan kerja, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas rekreasi, dan kelompok dukungan. Pada masyarakat luas, pengaruh berasal dari hokum yang berdampak pada perempuan dan anak-anak, ilmu reproduksi dan neonatal yang berkembang, program perawatan kesehatan nasional, berbagai program social, dan dana untuk penelitian yang mempromosikan menjadi seorang ibu.



Gambar 2.4 Lingkungan yang saling berinteraksi yang mempengaruhi proses menjadi seorang ibu. (Dari Mercer, R. T., & Walker, L. O. [2006] Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 35 [5], hal. 570-581).



Model terbaru (gambar 2.4) menunjukan lingkungan yang saling berinteraksi memengaruhi proses menjadi seorang ibu. Model ini dikembangkan pada tahun 2006 berdasarkan sebuah telaah dari penelitian keperawatan tentang efektivitas atau intervensi yang bertujuan untuk membina proses menjadi seorang ibu. Model ini menggambarkan isu yang komleks berpotensi baik memfasilitasi maupun menghambat proses menjadi seorang ibu (Mercer & Walker, 2006). Menurut mercer dan walker (2006), model tersebut menyajikan variable lingkungan dan karateristik ibu-bayi yang merupakan pertimbangan penting baik bagi praktik keperawatan maupun penelitian dimasa depan



BAB III APLIKASI KONSEP DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN



A. Keperawatan Mercer (1995) menyatakan bahwa “Perawat adalah tenaga kesehatan professional yang memiliki interaksi yang berkesinambungan dengan perempuan dalam siklus maternal” (hal. xii). Perawat memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kesehatan keluarga dan anak; perawat adalah pioneer dalam mengembangkan serta berbagai strategi pengkajian pada pasien. Definisi Mercer mengenai keperawatan yang disampaikan dalam komunikasi pribadi adalah sebagai berikut: Keperawatan adalah profesi dinamis dengan tiga focus utama: promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, memberikan asuhan keperawatan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan professional untuk mencapai tingkat kesehatan dan fungsi optimal, dan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan dasar dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu. Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan komunitas. Setelah pengkajian situasi dan lingkungan klien, perawat bersama klien mengidentifikasi tujuan, memberikan bantuan



pada klien melalui



penyuluhan,



dukungan, memberikan



asuhan



keperawatan kepada klien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri, serta menghadapi lingkungan. (R. Mercer, komunikasi pribadi, 21 Maret, 2004). Pada artikelnya, Mercer (1995) menjelaskan mengenai pentingnya asuhan keperawatan. Di dalam Becoming a Mother: Research on Maternal Identity from Rubin to the Present, Mercer tidak menyebutkan secara spesifik mengenai asuhan keperawatan, namun Mercer menekankan bahwa adanya bantuan atau pemberian perawatan yang diterima seorang perempuan selama periode kehamilan dan tahun pertama pasca persalinan dapat memberikan efek jangka panjang bagi perempuan tersebut dan bayinya. Perawat maternitas-anak memiliki peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan tersebut dan informasi selama periode tersebut kepada setiap perempuan.



B. Manusia Mercer (1985) tidak secara spesifik menjabarkan mengenai manusia, tetapi diartikan kepada diri sendiri atau inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian yang terpisah dari peran yang dijalankannya Melalui individualisasi maternal, memungkinkan seorang perempuan untuk meningkatkan kompetensi dirinya bersamaan dengan eksplorasi dirinya ketika menjalani peran ibu bersama bayi (Mercer, 1985). Inti diri berasal dari konteks budaya dan menjabarkan bagaimana situasi diartikan dan dibentuk (Mercer, 1985). Konsep mengenai konsep diri dan kepercayaan diri merupakan hal yang penting dalam pencapaian peran sebagai ibu. Seorang ibu merupakan orang yang berinteraksi dengan bayinya dan dengan ayahnya atau dengan orang lain. Seorang ibu mendapatkan pengaruh dan dipengaruhi oleh factor-faktor tersebut (Mercer, 1995).



C. Kesehatan Di dalam teorinya, Mercer mendefinisikan status kesehatan sebagai persepsi ibu dan ayah tentang kesehatan sebelumnya, kesehatan terkini, gambaran mengenai sehat, resistensi dan kerawanan terhadap penyakit, kepedulian pada kesehatan, orientasi mengenai sakit, dan penolakan peran sakit. Status kesehatan bayi baru lahir adalah gambaran kedua orangtau terhadap kemungkinan penyakit yang dapat terjadi dan status kesehatan bayi (Mercer, 1986). Status kesehatan keluarga dipengaruhi secara negative oleh stress selama masa antepartum (Mercer, Ferketich, DeJoseph, May, & Sollid. 1998; Mercer, May, Ferketich, & DeJoseph. 1986). Status kesehatan adalah factor tidak langsung yang sangat penting dalam mempengaruhi tingkat kepuasan hubungan keluarga ketika proses mengasuh bayi atau anak. Kesehatan juga diartikan sebagai tujuan yang diharapkan orangtua kepada anaknya. Hal ini dipengaruhi oleh kedua variable maternal dan bayi. Mercer (1995) berfokus kepada arti penting kesehatan selama proses mengasuh dan mendidik bayi dan anak.



D. Lingkungan Konsep lingkungan menurut Mercer berasal dari definisi Bronfenbrenner mengenai lingkungan ekologis dan didasarkan konsep model Mercer seperti yang tertera di gambar 3.1 berikut (Mercer, 1995; R. Mercer, komunikasi pribadi, 24 Juni, 2000). Model ini menggambarkan adanya interaksi lingkungan ekologis dalam pencapaian peran sebagai ibu. Selama proses komunikasi personal pada tanggal 4



Januari 2003, Mercer menjelaskan, “Perkembangan peran seseorang tidak dapat dipisahkan dari factor lingkungan; ada hubungan antara perkembangan individu dengan perubahan secara cepat di lingkungannya, hubungan antara pengaturan, dan konteks yang lebih luas lainnya.” Stres dan dukungan social di dalam lingkungan mempengaruhi pencapaian peranan sebagai seorang ibu dan orangtua dan perkembangan anak.



BAB IV APLIKASI KASUS



A. Gambaran Kasus Ny. W, usia 20 tahun, P1A0. Bayi di rawat satu ruangan dengan ibu. Ibu mengatakan belum menyusui bayinya karena masih merasakan lelah dan nyeri luka perineum dan Ibu juga mengatakan payudaranya mulai mengeras tetapi ASI belum keluar. Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, TD:110/70 mmHg, RR: 20x/menit, N: 86x/menit, T:37,8°C. Ekpresi wajah tampak meringis dan payudara tampak bengkak.



B. Pengkajian kasus 1. Identitas Pasien 1.1 Identitas ibu a. Nama



: Ny “W”



b. Usia



: 20 tahun



c. Pekerjaan



: ibu rumah tangga



d. Agama



: Islam



e. Pendidikan



: SMA



f. Alamat



: Sultan Mahmud Badaruddin II



g. Tanggal pengkajian



: 25 Desember 2017 pukul 08.00 WIB.



1.2 Identitas penanggung jawab a. Nama



: “M”



b. Usia



: 25 tahun



c. Pekerjaan



: buruh



d. Agama



: Islam



e. Pendidikan



: SMA



f. Alamat



: Sultan Mahmud Badaruddin II



g. Hubungan dengan klien : Suami



2



Antisipatori a. Riwayat kehamilan ibu ibu mengatakan bahwa kehamilannya tidak ada masalah yang berarti, mual dan muntah di awal kehamilan, namun selera makan sudah membaik di trimester dua dan tiga. HPHT tanggal 23 Maret 2017, Taksiran Partus tanggal 30 Desember 2017. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu di RS. AK.Gani. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien merasakan pusing yang hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai hilang. Ibu menyatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama kehamilan. b. Riwayat psikologis selama hamil ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah diharapkan, dikarenakan ini merupakan anak dan cucu pertama di keluarga suami Ny W, Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil karena dirinya merasa sempurna menjadi wanita. c. Interaksi selama hamil ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga dan memperhatikan sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat. d. Harapan selama kehamilan Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak bermasalah, bayinya sehat dan nomal, tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya nanti, dan bisa menyusui bayinya. e. Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya ibu mengatakan bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi



makanan



yang



bergizi



dan



senang



mempersiapkan



perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.



3. Formal a. Riwayat kelahiran Pada tanggal 25 Desember 2017,pukul 11.00 WIB ibu merasakan kontraksi dan mengeluarkan bercak darah pada pakaian dalamnya dan ibu di bawa ke RSIA.



Pada pukul 11.45 dilakukan pemeriksaan dan didapatkan ibu sudah pembukaan 1 dan pembukaan lengkap terjadi pada pukul 16.20 WIB.



b.Riwayat kelahiran saat ini pada tanggal 25 Desember 2017, pukul 16.45 WIB. Bayi lahir sehat dengan jenis kelamin laki-laki, BB 2900 gr dan PB 48 cm. Nilai APGAR pada menit ke-1:7dan pada menit ke-5:9, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,4 °C. Placenta lahir lengkap pada pukul 16.50 WIB. Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh bayi.



c. Fase penerimaan bayi Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya, hal tersebut tampak saat ibu memeluk dan menyentuh bayinya dengan tampak senyum kebahagiaan.



d.Bonding attachment Segera setelah lahir bayi diletakkan di perut Ny W, bayi tampak tenang dalam dekapan ibunya. Bayi dibiarkan merangkak dan mencari puting ibunya. Didampingi oleh Tn.M yang sekaligus mengazankan bayinya. Perawat dan keluarga menjaga dan mengawasi di dekat ibu. Sekitar 30 menit kemudian bayi berhasil mencapai puting dan menghisap puting ibu.



e. Breast feeding/ kolostrum Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa ingin menyusui bayinya untuk seterusnya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan khawatir produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula



f. Interaksi sosial selama kelahiran Ibu dapat kooperatif selama kelahiran, hal ini dibuktikan dengan ibu mengikuti intruksi yang diberikan dokter dan perawat dengan baik



g.Peran ayah selama kelahiran suami Ny. W tampak setia mendampingi saat proses persalinan dan selalu memberikan dukungan.



h. Adaptasi psikologis ibu adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang terjadi karena ibu baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan dan nyeri luka perineum. Ibu masih fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, meskipun sesekali tampak memeluk bayinya.



4. Informal a. Orang yang terlibat dalam perawatan bayi ibu mengatakan bahwa dia akan merawat bayinya sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya. b. Peran dalam perawatan bayi ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan memanfaatkan waktu untuk merawat anak sebaik-baiknya c. Pengalaman dalam perawatan bayi Ibu mengatakan belum mempunyai pengalaman dalam merawat bayi dikarenakan ini merupakan anak pertamanya, hal ini dibuktikan dengan ibu tampak kesulitan dalam menggendong bayi dan cara menyusui. d. Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang Ibu mengatakan berencana untuk memiliki anak lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.



5. Personal a. Pandangan ibu terhadap perannya ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia dengan dikaruniai bayi lakilaki dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan penuh sebagai ibu bagi anaknya.



b. Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak. c. Percaya diri dalam menjalankan peran ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang baik. d. Pencapaian peran selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena meskipun masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh bayinya



6. Pengkajian pada Bayi a. Temperamen bayi Segera setelah lahir bayi menangis kuat, saat bayi diletakkan di perut ibu bayi tampak berhenti menangis dan tenang. Selanjutnya bayi terlelap. b. Kemampuan berespon terhadap stimulus segera setelah lahir bayi diberi rangsangan dengan menyentuh telapak tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung menggenggam. c. Penampilan umum : Berat badan 2900 gr, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. d. Karakteristik umum : 1) Usia bayi : 2 jam 2) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi 3)Integumen : warna umumnya merah muda, tidak tampak adanya hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau, lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari. 4) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk, fontanel anterior teraba datar, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari anterior, sutura teraba dan tidak menyatu. 5) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada, kelopak mata terdapat edema ringan, tidak



ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya. 6) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung, terdapat sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar. 7) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata, pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret. 8) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah muda, palatum lunak dan keras utuh, terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol. 9) Wajah : Bentuk simetris 10) Leher : Pergerakan bebas 11) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial, rektraksi dada tampak teratur 12) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih kebiruan, sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus, mekonium keluar sudah keluar. Tampak pernafasan perut. 13) Genetalia : tampak penis lurus, testis sudah turun. Tampak keluar urine berwarna jernih. 14) Ektremitas • Lengan: Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi diletakkan pada daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan tangan memeluk kemudian kembali ke posisi fleksi.  Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.



15) Punggung utuh 16) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar. 17) Usia kematangan bayi berdasarkan New Ballard’s Score Kematangan fisik • Kulit tampak mengelupas dan terdapat ruam, vena jarang (nilai 2) • Lanugo tampak menipis (nilai 2) • Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai 3) • Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3) • Telinga tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2) • Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai 4)



7. Responsiverness a. Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya. b. Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak tangan dan di bawah jari kaki. c. Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum d. Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh bayinya dan ibu belum mencoba secara aktif untuk menyusui. e. Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat berespon terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks melangkah, refleks mengisap, dan merangkak.



C. Diagnosa Keperawatan 1. Pencapaian peran menjadi orang tua berhubungan dengan status kesehatan ibu 2. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua berhubungan dengan perilaku upaya peningkatan kesehatan 3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan belum adanya pengetahuan dan pengalaman sebelumnya menjadi orang tua



D. Intervensi /Perencanaan DIAGNOSA KEPERAWATAN



TUJUAN (NOC)



INTERVENSI (NIC)



1.



Pencapaian peran menjadi orang tua berhubungan dengan status kesehatan ibu yang ditandai dengan  Adanya bounding attachment  Perilaku positif menjadi orang tua  Adanya interaksi ibu dan bayi  Ibu tampak memeluk bayi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan ibu secara aktif dapat beradaptasi dan mulai melakukam tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat dengan kriteria hasil: a. Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang menjadi seorang ibu b. Menunjukkan perilaku positif menjadi orang tua c. Adanya bonding Attachment d. Adanya interkasi antara ibu dan bayi



Dukungan Penampilan Peran - Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan - Identifikasi peran yang ada pada keluarga - Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi - Fasilitasi adanya peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan - Fasilitasi diskusi perubahan peran ibu terhadap bayi - Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua - Diskusikan perubahan peran yang diperlukan ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh orang tua untuk memenuhi peran



2



Kesiapan peningkatan menjadi orang tua berhubungan dengan perilaku upaya peningkatan kesehatan ditandai dengan :  Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya  Ibu tampak menyentuh dan memeluk bayinya



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan dengan pertumbuhan dan perkembangan lingkungan bagi ibu dan bayi dapat ditingkatkan kriteria hasil: a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua b. Ibu dan bayi



Edukasi Orangtua Fase Bayi - Identifikasi pengetahuan dan kesiapan orangtua belajar tentang perawatan bayi - Berikan panduan tentang perubahan pola tidur bayi selama tahun pertama - Motivasi orangtua untuk berbicara pada bayi - Ajarkan keterampilan orangtua untuk merawat bayi baru lahir - Ajarkan orangtua tentang kebutuhan nutrisi bayi - Ajarkan stimulasi



NO



NO



DIAGNOSA KEPERAWATAN



TUJUAN (NOC)



INTERVENSI (NIC)



mengekspresikan perkembangan bayi kepuasan dengan - Anjurkan dan motivasi lingkungan orangtua untuk memegang, c. Mengungkapkan memeluk, memijat, bermain harapan yang realistis dan menyentuh bayi 3



Defisit Pengetahuan berhubungan dengan belum adanya pengetahuan dan pengalaman sebelumnya menjadi orang tua yang ditandai dengan  Ibu mengatakan belum ada pengalaman menyusui dan merawat bayi  Ibu tampak kesulitan menggendong bayi  Ibu tampak kesulitan menyusui



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan informasi kognitif meningkat dengan kriteria hasil : a. Menyatakan pemahaman tentang kondisinya b. Menunjukkan kemampuan melaksanakan prosedur yg dijelaskan secara benar c. Menunjukkan kemampuan menjelaskan kembali apa yg dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya



Edukasi Menyusui - Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui - Monitor kegiatan menyusui - Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui - Berikan bantuan praktis seperti membantu atau memberikan bantal ketika ibu menyusui - Libatkan system pendukung : suami: keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakatrikan konseling menyusui - Jelasskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi - Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (lacth on) dengan benar - Ajarkan perawatan payudarapostpartum : memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin Edukasi Perawatan Bayi - Jelasskan manfaat perawatan bayi - Ajarkan memantau TTV bayi - Ajarkan memandikan bayi - Ajarkan perawatan tsli pusat - Anjurkan untuk menjemur bayi sebelum jam 9 pagi - Ajarkan pijat bayi - Anjurkan untuk segera mengganti popok apabila basah - Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan katun - Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi.



BAB V ANALISIS TEORI DENGAN KASUS



Pada awalnya model konseptual Mercer lebih ditujukan pada pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dalam proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang terjalin utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya. Penerapan konsep model Mercer dalam praktek keperawatan maternitas dikenal sebagai bonding attachment. Bonding attachment adalah interaksi antara orang tua dengan bayinya yang dimulai sejak dalam kandungan, dilanjutkan saat proses persalinan serta dipertahankan selama dan setelah proses post partum. Pengertian bonding sendiri adalah dimulainya interaksi emosi, fisik dan sensoris antara orang tua dan bayinya segera setelah lahir ditampilkan melalui daya tarik satu araj oleh orang tua tehadap bayinya. Sedangkan attachment adalah ikatan perasaan kasih sayang antara oarang tua dengan bayinya meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi, fisik yang kuat berupa hubungan timbal balikyang saling menguntungkan melalui sinyal antara pemberi asuhan utama dan bayi yang berkembang secara berangsur-angsur. (Matterson, 2001). Pengkajian terhadap bonding dapat dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perilaku orang tua dengan mengenali bayinya, memberi nama dan mengakui adanya bayi sebagai anggota keluarga. Attachment meliputi pengkajian verbal dan non verbal ibu dan keluarga saat berinteraksi dengan bayinya, meliputi respon orang tua saat bayi menangis, apakah orang tau menunda pekerjaan atau kebutuhan dan berjalan mendekat, menerima tanggung jawab mengasuh bayinya dan melaksanakan perawatan pada bayi, merubah panggilan orang tua dengan panggilan yang diharapkan anak. (Mercer, 1995). Perilaku orang tua yang menunjukkan adanya bonding attachment adalah adanya sentuhan fisik dengan menyusui, sentuhan kulit, adanya kontak mata saat menyusui dan saat bayi terbangun, berbicara serta memeriksa tubuh bayi. Peran ayah yang aktif dalam proses persalinan maupun perawat bayi akan menunjukkan keterikatan yang lebih kuat dari pada ayah yang tidak terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi (Reeder, 1997). Hal-hal



tersebut sejalan dengan bagaimana Mercer menggambarkan bagaimana pencapaian peran menjadi ibu. Mercer menegaskan pada teorinya bahwa proses pencapaian peran ibu yang dilalui dengan empat fase akan selalu berhubungan dengan respon bayi. Pada fase anticipatory yang dimulai sejak kehamilan, bayi juga dilibatkan untuk berinteraksi, lalu fase kedua yang dimulai saat kelahiran bayi yang juga memerlukan peran perawat dalam melakukan pengkajian fisik secara umum, model Mercer ini juga mendukung dengan pengkajian yang lebih difokuskan pada psikososial. Pada fase ketiga informal, peran ibu dalam proses interaksi dengan bayinya menjadikan ibu lebih matang di dalam menjalankan perannya. Fase keempat personal, ibu telah menginternalisasi perannya sehingga ibu mulai merasa percaya diri,merasa mampu dalam menjalankan tugasnya. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu yang meliputi : temperamen, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum.Mercer juga mengembangkan teorinya pada bayi baru lahir yang lebih spesifik dengan mengkaji kontak mata antara bayi dengan ibunya sebagai isyarat pembicaraan,adanya refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon terhadap perawatan yang dilakukan ibu. Konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu dan respon yang datang dari ibu akan meningkatkan pergerakan. Sejalan dengan asumsi Mercer ini, May (1990) membedakan perilaku bayi khususnya temperamen bayi ke dalam 2 (dua) ketegori : 1. Tipe ”easy infant” dimana bayi menunjukkan fungsi tubuh yang teratur, perasaan yang positif dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan. 2. Tipe ”difficult infant” dimana bayi menunjukkan irama tubuh yang tidak beraturan serta



berespon



lambat



terhadap



rangsangan



atau



situasi



yang



baru.



Proses pencapaian identitas peran ibu ini menurut model konseptual Mercer dapat memakan waktu sebulan atau beberapa bulan. (Mercer, 1995). Sedangkan masa bayi baru lahir atau neonatus berlangsung selama 40 hari bahkan di klinik bersalin atau rumah sakit pengaplikasian pada bayi baru kurang dari 24 jam. Perawatan bayi selanjutkan menjadi tanggung jawab perawat yang ada di komunitas dan perawat anak.



Meighan (2001), mengemukakan bahwa teori Mercer sangat relevan digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan anak. Hal ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang selalu dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan. Penerapan konsep Mercer ini lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis dan fisik sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia tidak terkaji. Oleh karena itu agar dapat menggali data yang komprehensif konsep model Mercer ini harus dikombinasi dengan teori lain yang mencakup kebutuhan dasar manusia. Pada kasus pengkajian Ny.W belum didapatkan hasil bahwa proses pencapaian peran ibu sudah hampir dicapai oleh ibu hanya ibu belum mampu memberikan ASI secara mandiri segera karena kondisi ibu yang kelelahan yang disebabkan proses persalinan. Namun sifat dan perilaku ibu seperti empati, sensitive terhadap isyarat bayi, kematangan sikap, riwayat kehamilan yang normal, dimana menurut teori sikap itu dapat mempengaruhi bayinya, sehingga hal tersebut dapat menjadi berpotensi untuk penyebab keadaan bayi yang baik dan sejahtera. Pada proses persalinan bayi Ny. W dilakukan tehnik inisiasi dini. Hal ini ditujukan untuk memfasilitasi bonding attachment dengan segera. Segera setelah lahir, bayi lansung dileletakkan diatas abdomen. Selama di atas perut ibu, bayi tampak tenang kemudian beberapa saat kemudian bayi merangkak mencari-cari puting dan menghisap puting saat mencapainya. Proses inisisai dini ini merupakan proses awal ikatan batin yang kuat antara ibu dengan bayinya. Peran ayah yang terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi akan meningkatkan pencapaian ikatan kasih sayang secara utuh. Selain itu kondisi ibu dan bayi yang sehat dan sangat diharapkan oleh ibu akan mempercepat pencapaian peran menjadi ibu. Hal ini sangat menguntungkan mengingat dampak pelaksanaan bonding attachment pada bayi adalah bayi akan merasa dihargai, diperhatikan, menumbuhkan sikap percaya, aman, berani bereksplorasi, bertambah pengetian, menumbuhkan sikap social dan merupakan fase awal terciptanya dasar kepribadian yang positif. (Klaus, 1990).



Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan teori Ramona T. Mercer apabila diterapkan dalam Asuhan Keperawatan , yakni sebagai berikut : A. Kelebihan Teori 1. Teori Mercer sangat relevan digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan anak



2. Teori Mercer berfokus pada interaksi antara oramgtua dan bayi dengan factor lingkungan 3. Teori Mercer aplikatif ditujukan untuk mengkaji kondisi pada kasus ibu postpartum, dimana kasus tersebut berkaitan dengan pencapaian peran. 4. Teori Mercer dapat meningkatkan kualitas pelayanan perawat pada ibu dengan menjadikan panduan dalam membantu proses pencapaian peran ibu. dan proses akan menjadi seorang ibu .



B. Kelemahan Teori 1. Penerapan konsep Mercer ini lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis dan fisik 2. Konsep teori Mercer tidak berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 3. Konsep teori Mercer harus dikombinasi dengan teori lain yang mencakup kebutuhan dasar manusia agar dapat menggali data yang komprehensif.



DAFTAR PUSTAKA



Alligood, M. R. 2017. Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Elsevier Singapore Pte Ltd. (8th Indonesia edition by Achir Yani S. Hamid and Kusman Ibrahim). Aspiani, Reny Juli. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA, NIC dan NOC. Jakarta: Trans Info Media Fawcett, J. 2006. Textbook Contemporary Nursing Knowledge Analisis and Evaluation of Nursing Modells and Theories. Philadelphia: F. A. Davis Company. copyright © 2006 by F. A. Davis Herdman, T.Heather. 2015. Nanda International Inc. diagnosis Keperawatan : definisi & klasifikasi 2015-2017.Ed.10. Jakarta : EGC Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesiaa Defisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Intervensi Keperawatan Indonesiaa Defisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI