Arti Penting Kognitif Belajar Siswa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Arti penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar Siswa Tanpa ranah kognitif, sulit di bayangkan seorang siswa dapat berfikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berfikir mustahil siswa tersebut dapat dapat memahami dan meyakini faidah-faidah materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa berfikir juga sulit bagi siswa untuk mengangkat pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaranyang ia ikuti.Walaupun demikian, tidak berarti fungsi afektif dan psikomotor seorang siswa tidak perlu. Kedua fungsi psikologis siswa ini juga penting, tetapi seyogyanya cukup dipandang sebagai buah-buah keberhasilan atau kegagalan perkembangan dan aktifitas fungsi kognitif.



C. Faedah Pengembangan Ranah Kognitif Siswa 1. Mengembangkan Kecakapan Kognitif Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni : strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri. Strategi adalah sebuah istilah populer dalam psikologi kognitif, yang berate prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi upaya-upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan-pilihan kognitif atau pilihan-pilihan kebiasaan belajar siswa. Pilihan kebiasaan belajar ini secara global terdiri atas, menghafal atas prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi, mengaplikasikan prinsip materi. 2. Mengembangkan Kecakapan Afektif Keberhasilan perkembangan ranah kognitif tidak hanya membuahkan kecakapn kognitif tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. 3. Mengembangkan Kecakapan Psikomotor Keberhasilan pengembangan ranah kognitifjuga akan berdampak positif terhadap pengembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupaun kualitasnya.



D.



Sifat Anak-Anak Pada Masa Tertentu Dalam Perkembangan



Sudah barang tentu tidak ada orang yang menyangkal, bahwa perkembangan itu merupakan hal yang kontinu, akan tetapi akan dapat lebih mudah memahami dan mempersoalkannya biasanya orang menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase atau periode-periode tertentu.[3] Pendapat para ahli mengenai periodisasi bermacam-macam, yaitu : Ø Periodisasi-periodisasi berdasar biologis Ø Periodisasi-periodisasi berdasar didaktis, dan Ø Periodisasi-periodisasi berdasar psikologis



1.



Periodisasi-periodisasi yang berdasar Biologis



a.



Pendapat Aristoteles



Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga periode lamanya masing-masing tujuh tahun : v Fase I : dari 0;0 sampai 7;0 masa anak kecil sampai ke masa bermain v Fase II : dari 7;0 sampai 14;0 : masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah v Fase III : dari 14 ;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas: masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa



b.



Pendapat Kretschmer



Ø Fase I dari 0; 0 sampai kira-kira 3; 0 :disebut Fillungs periode I pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk



Ø Fase II dari kira-kiraa 3; 0 sampai kira-kira 7; 0 disebut streckungs periode I ; pada masa ini kelihatan langsing Ø Fase III dari kira-kira 7; 0 sampai kira-kira 13; 0 di sebut Fillungs periode II; pada masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk Ø Fase IV dari kira-kira 13; 0 sampai kira-kira 20; 0 di sebut Streckungs periode II ; pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.



c.



Pendapat Sigmund Freud



Frued berdapat, bahwa anak sampai umur kira-kira 5; 0 melewati fase-fase yang terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian sampai umur 12; 0 atau 13; 0 mengalami fase latent, yaitu suatu fase dimana dinamika menjadi lebih stabil. Dengan datangnya masa remaja dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin tenang kalau orang makin dewasa. Bagi Frued masa sampai umur 20; 0 menentukan bagi pembentukan kepribadian seseorang.



d.



Pendapat Montessori



Montessori mengemukakan empat periode perkembangan, yaitu : v Periode I ( 0 sampai 7 tahun ) adalah periode penangkapan (penerimaan) dan pengaturan dunia luar dengan perantaraan alat indera. v Periode II ( 7 sampai 12 tahun) adalah periode rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak mulai memperhatikan hal-hal kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar baik buruk. v Periode III ( 12 sampai 18 tahun) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa social. v Periode IV ( 18 sampai…) adalah periode pendidikan tinggi. Dalam hubungan dengan ini perhatian Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi yang menyediakan diri untuk kepentingan dunia. [4]



e.



Pendapat Ch. Buhler



Buhler mengemukakan lima fase dalam perkembangan anak, yaitu :



Ø Fase I ( 0 sampai 1) ,yaitu fase gerak laku sampai kedunia luar. Ø Fase II ( 1 sampai 4), yaitu fase makin luasnya hubungan anak dengan benda-benda di sekitarnya. Ø Fase III ( 4 sampai 8), yaitu fase hubungan pribadi dengan lingkungan social, serta akan kesadaran kerja, tugas dan prestasi. Ø Fase IV (8 sampai 14), yaitu fase memuncaknya niat kedunia objektif dan kesadaran akan akunya sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain. Ø Fase V (14 sampai 19), yaitu fase penemuan diri dan kematangan



2.



Periodisasi-Periodisasi yang Berdasar Didaktis



A.



Pendapat Comenius



Salah satu konsepsi dalam golongan ini yang sangat terkenal ialah konsepsi yang dikemukakan Comenius. Telah sangat terkenal konsepsinya tentang macam-macam sekolah yang telah disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak, yaitu : ü Scola Materna (sekolah bahasa Ibu), untuk anak-anak umur 0 sampai 6 tahun ü Scola Vernacula (sekolah bahasa ibu), untuk anak-anak umur 6 sampai 12 tahun ü Scola Latina (sekolah latin), untuk anak-anak umur 12 sampai 18 tahun ü Academia (akademik), untuk anak-anak umur 18 sampai 24



B.



Pendapat J.J Rousseau



Rousseau dengan karyanya Emile eu du I’education, juga mengemukakan periodisasi atas dasar didaktis itu. Buku tersebut terdiri atas lima jilid : jilid I sampai IV membicarakan tentang



pendidikan anak laki-laki (Emile) dan jilid V membicarakan pendidikan anak perempuan (Shopie). § 1 sampai 2 tahun adalah masa asuhan § 2 sampai 12 tahun adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera § 12 sampai 15 tahun adalah periode pendidikan akal § 15 sampai 20 tahun adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama



3.



Periodisasi-Periodisasi yang Berdasar Psikologis



Tokoh utama pendapat yang semata-mata mendasarkan diri kepada keadaan psikologis ini ialah Oswald Kroh. Kroh berpendapat bahwa apabila orang berbicara tentang psikologis maka yang dipakai sebagai landasan haruslah juga keadaan psikologis anak, bukan keadaan biologis atau keadaan yang lain lagi. Berhubung dengan itu maka Ia lalu mencari keadaan psikologis yang manakah kiranya yang khas dan dialami oleh setiap anak pada masa perkembangan itu, dan menemukan bahwa anak selama masa perkembangannya mengalami masa-masa kegoncangan. Keadaan ini akan dialami oleh hamper setiap anak, karena itulah dapat dipakai sebagai pedoman. Oleh Kroh masa kegoncangan ini disebutnya Trotzperiode. Selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotzperiode itu, o Dalam tahun ketiga, kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat o Pada permulaan masa pubertas, pada anak laki-laki pada tahun 13. Kedua Trotzperiode inilah yang membatasi antara fase yang satu pada fase yang lainnya. Jadi dengan demikian kita dapatkan adanya tiga fase perkembangan yaitu : Ø Dari lahir sampai masa Trotzpertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal Ø Dari masa Trotzpertama sampai masa Trotzkedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah Ø Dari masa Trotzkedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Setelah dikemukakan sederetan pendapat-pendapat itu, lalu timbulah persoalan pendapat manakah kiranya yang paling tepat. Masing-masing pendapat yang telah dikemukakan itu ada segi baik dan segi lemahnya. Atas dasar pertimbngan praktis, dalam hal ini sebaiknya kita ambil hal yang elektik. Menurut pendapat Kohnstamm mengemukakan perioesasi sebagai berikut : v Umur 0 sampai kira-kira 2 tahun masa vital



v Umur kira-kira 2 sampai kira-kira 7 masa estetis v Umur kira-kira 7 sampai kira-kira 13 atau 14 tahun masa intelektual v Umur kira-kira 13 atau 14 sampai kira-kira 20 atau 21 tahun masa social DAFTAR PUSTAKA Suryabrata, Sumadi, 2002, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Gravindo Syah Muhibbin, 2009, Psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Gravindo Persada