Artikel Batik Cap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Wina Pramudita Absen:32 Kelas: X TB 3



Sejarah Batik Cap Batik Cap adalah batik dengan cara pembuatannya seperti menggunakan cap atau stempel. Berbeda dengan batik tulis yang pembuatannya dengan ditulis langsung dan membutuhkan waktu yang lama. Kedua jenis batik ini mempunyai keunikan tersendiri. Pada pertengahan abad ke 19, sebuah alat terbuat dari tembaga atau biasa disebut cap, digunakan untuk membuat pola pada kain batik. Teknik baru tersebut memulai era batik cap. Pola yang terbentuk pada batik cap biasanya berbentuk persegi. Batik cap ini kemungkinan besar terinspirasi oleh alat cap berbahan kayu yang sudah lama digunakan di India. Raffles memperkenalkan penggunaan teknik batik cap di Indonesia pada awal abad ke 19. Ia membuat pakaian imitasi India dengan pola yang di cap seperti di India. Teknik ini berkembang di Palembang dalam sebuah periode. Dalam perkembangannya, pola cap dengan bahan malam ditemukan di Aceh pada akhir abad 19. Pola cap ini juga banyak ditemukan di Jambi. Selain produksi sendiri, di Jambi juga ditemukan kain-kain impor yang dibuat dengan teknik cap. Peninggalan alat kuno untuk membuat cap berbahan kayu, masih bisa ditemukan di Palembang. Penggunaan alat cap berbahan kayu ini merupakan pendahulu dari alat tembaga untuk membuat batik cap. Masuknya teknik cap berdampak besar pada produksi batik. Pengusaha dari Arab dan China melihat hal ini sebagai potensi bisnis. Mereka berbondong-bondong mengadakan pelatihan pembuatan batik dengan teknik cap yang terpusat di wilayah pesisir Jawa bagian utara. Batik yang sebelumnya banyak diproduksi oleh kaum wanita, mulai dikerjakan oleh para pria yang memproduksi batik cap di pabrik. Hal ini disebabkan beban kerja di pabrik lebih menuntut peran laki-laki yang mengutamakan daya tahan fisik. Lambat laun, produksi batik tulis yang menjunjung tinggi makna batik melalui simbol-simbol yang terkandung dalam pola batik menurun. Produksi batik tulis tergeser oleh batik cap yang lebih menguntungkan dari segi finansial.



ALAT Untuk Membuat BATIK CAP



Pada dasarnya alat dan bahan membatik cap dengan membatik tulis hampir sama. Perbedaannya hanya pada alat cantingnya dan wajan. Kalau dalam batik cap digunakan canting yang cara kerjanya mirip dengan stempel. Wajan yang digunakan pada batik cap mempunyai bentuk pipih dan datar, tidak seperti wajan pada batik tulis yang mempunyai bentuk cekung dan bundar. 1. Canting Cap



2.Kompor dan Wajan Cap



Kompor termasuk alat utama dalam proses membatik dengan canting cap maupun tulis. Kompor berfungsi untuk mencairkan atau melelehkan lilin (malam). Selanjutnya pada wajan yang digunakan untuk membatik cap diletakkan kain goni di atas permukaannya, tujuannya agar cairan lilin malam dapat menempel secara merata pada penampang canting cap. 3. Meja Cap



Meja cap yang digunakan dalam membuat batik cap terbuat dari kayu, yang pada bagian permukaan meja dilapisi dengan busa (spoon) yang sudah dilapisi dengan plastik perlak untuk mengoptimalkan hasil cap-capan dan sekaligus menghindari agar malam tidak lengket pada meja maka busa (spoon) harus dalam keadaan basah.



PROSES PEMBUATAN BATIK CAP Proses pembuatan Batik Cap tidak seprti proses pembuatan Batik Tulis dalam proses pembuatannnya menggunakan canting, pada proses pembuatan Batik cap alat yang digunakan yaitu cap berupa stempel besar yang terbuat dari tembaga yang sudah disesain dengan motif tertentu dengan dimensi 20x20cm



Berikut adalah proses pembuatan Batik Cap : 1.Kain mori diletakan di atas meja yang telah dilapisi dengan alas yang lunak. 2.Lilin direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan mala mini tetap dalam kondisi 60 sampai 70 derajat celcius. 3.Cap lalu dimasukan kedalam cairan malam tadi dengan mencelupkan kurang lebih yang 2cm tercelup cairan malam pada bagian bawah cap. 4.Cap kemudian diletakan dan ditekankan dengan kekuatan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi, cairan lilin panas dibiarkan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori. 5.Setelah proses cap selesai, kain mori selanjutnya akan masuk ke proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang berisi warna. 6.Cairan lilin panas tadi telah teresap pada permukaan kain, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini. Setelah proses pewarnaan selesai, dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses perebusan atau ngelorot. Sehingga akan nampak dua warna, yaitu warna dasar aslimkain mori berasal dari mori yang tertutup lilin dan warna setelah proses pewarnaan yang dilakukan. Bila akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, amak harus dimulai lagi dari proses pengecapan cairan lilin, pewarnaan dan perebusan lagi. Sehingga di perlukan proses berulang untuk setiap warna. Hal yang menarik dari Batik Cap adalah pada proses perpaduan warna, karena permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarnai lagi pada proses pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan dan perpaduan warna.



7.Proses terkahir dalam pembuatan Batik Cap adalah proses pembersihan dan penverahan warna dengan soda, selanjutnya dikeringkan dan di setrika. Perbedaan batik tulis dan batik cap bisa dilihat dari beberapa hal yaitu: 1. Kerapian motif batik



Perbedaan batik tulis dan batik cap yang pertama adalah kerapian dari motifnya. Motif dari batik cap dirasa lebih rapi dari pada batik tulis. batik cap dikerjakan dengan pola yang sudah ditentukan sebelumnya, jika batik tulis banyak motif yang kurang rapi dan tidak sama, Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama. 2. Tinta batik tulis menembus sampai kain belakang.



Batik yang melewati proses pencantingan ataupun pengecapan dengan menggunakan lilin, akan tembus ke kain bagian belakang. Maka dari itu harus dilihat dari dua sisi kain (bolak-balik). Pada batik tulis, bagian depan dan belakang memiliki warna, corak, dan motif yang persis sama. Semua tintanya tembus ke belakang. Namun kain belakang batik cap warnanya tidak sejelas batik tulis. 3. Motif batik tulis lebih luwes



Perbedaan batik tulis dan batik cap selanjutnya yaitu pada bentuk gambarnya. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Perbedaan di setiap motif inilah yang membuat batik tulis dijual dengan harga tinggi karena tak pernah sama antara satu batik dengan batik lain bahkan antara gambar di dalam satu batik tersebut. 4.Perbedaan warna dasar kain



Cara membedakan batik tulisan dan batik cap bisa dilihat dari warna dasar kain batik tersebut. Batik cap biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Sedangkan batik tulis memiliki warna dasar kain lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif. 5. Cium aroma batik



Ciumlah bau kainnya. Batik kain cap akan mengeluarkan bau yang lebih menyengat. Sedangkan batik tulis mengeluarkan bau khas malam yang tak menyengat. Batik lainnya yaitu batik print, kain batik inilah sebenarnya yang paling menyengat karna menggunakan tinta kimia. 6. Akhiran motif batik



Batik tulis dibuat dengan tangan, cobalah perhatikan setiap motif di kain tersebut. Di setiap awal dan akhir mengeblok lilin dengan canting pasti ada tetesan yang lebih besar karena dengan menggunakan tangan pasti di awal dan di akhir menggunakan tekanan yang lebih besar dan membuat goresan lebih tegas. 7. Harganya jauh beda



Karna pembuatan yang lebih rumit pada batik tulis, maka harganya lebih mahal.Ungkapan “harga gak akan pernah bohong” nampaknya bisa diterapkan saat membeli batik. Batik yang ditulis harga per dua meter kainnya mulai Rp 300.000 hingga jutaan, dan batik cap memiliki harga sekitar Rp 150.000.