Artikel Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peran Produsen Dan Konsumen Terhadap Perekonomian Posted on August 9, 2011 by Artikel Ekonomi



Produsen Dan Konsumen Dalam Perekonomian Telah diketahui bahwa sumber alat pemuas kebutuhan yang tersedia di bumi terbatas jumlahnya. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan ekonomi, baik yang berkaitan dengan usaha menghasilkan barang dan jasa (produksi) maupun menggunakan alat pemuas kebutuhan konsumsi, manusia harus selalu bertindak ekonomis. Artinya, setiap penggunaan sumber daya alam dan alat pemuas kebutuhan harus dapat menghasilkan kepuasan atau keuntungan maksimal bagi pelakunya. Dalam melakukan tindakan ekonomi, manusia harus selalu mempertimbangkan perbandingan antara pengorbanan dan hasil yang akan dicapai. Perbandingan yang rasional antara pengorbanan dan hasil tersebut, sesuai dengan prinsip ekonomi. Pada dasarnya, prinsip ekonomi merupakan pedoman bagi manusia atau pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mencapai hasil maksimal. 1. Peran Konsumen Anda sendiri pernah merasa bingung pada saat memilih barang. Dengan jumlah uang yang anda miliki anda harus tepat dalam menentukan pilihan barang yang akan anda beli. Misalnya, anda diberi uang jajan sebesar 44.000,00 per hari. Dalam satu hari, anda dapat menabung sebesar Rp2.000.00. Setelah satu bulan, tabungan anda sudah mencapai Rp60.000.00. Pada saat awal bulan berikutnya, anda berkeinginan membeli buku tulis, tas, pulpen, dan buku pelajaran. Oleh karena semua kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sekaligus, mengingat dana yang tersedia terbatas, anda harus bisa memilih kebutuhan apa yang lebih diprioritaskan. Beragamnya barang dan jasa yang ditawarkan produsen menuntut pemilihan barang dan jasa yang lebih selektif oleh konsumen. Sebagai konsumen tentunya anda memiliki peran yang



besar dalam menentukan pilihan terhadap barang atau jasa. Oleh karena itu, dapat dijelaskan konsumen memiliki peran, yaitu sebagai berikut. a. Konsumen sebagai pengguna dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produsen. b. Konsumen sebagai motivator bagi kegiatan perusahaan, karena semakin banyak barang atau jasa yang digunakan konsumen semakin tinggi motivasi produsen dalam memproduksi barang atau jasa tersebut. c. Konsumen dapat menciptakan efek berantai (multiplier effect) dalam terciptanya peningkatan pendapatan nasional (GNP) suatu negara. 2. Peran Produsen Produsen merupakan salah satu dari empat pelaku kegiatan ekonomi selain konsumen, pemerintah, dan luar negeri. Produsen memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Peran ini meliputi, produsen sebagai penyedia barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Ada dua tipe produsen dalam melakukan kegiatan produksinya. Pertama, tipe produsen yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Kedua, tipe produsen yang merugikan masyarakat. Produsen yang mengutamakan kepentingan masyarakat, dalam kegiatannya memerhatikan hal-hal sebagai berikut. a.Produsen memperoleh bahan baku dengan cara yang wajar (tidak dikuasai sendiri). b.Produsen memberikan upah yang layak kepada karyawannya dengan memerhatikan kesejahteraannya. c.Kegiatan produksinya tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya. d.Produsen mengutamakan keselamatan karyawannya dalam berproduksi. e.Produsen menghasilkan barang yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. f.Kualitas barang yang dihasilkan produsen terjamin. g.Harga barang yang dihasilkan produsen terjangkau oleh daya beli masyarakat.



Adapun produsen yang merugikan masyarakat, dalam berproduksi akan melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Produsen melakukan penimbunan bahan baku sehingga produsen lain mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. b. Dengan alasan efisiensi, produsen membayar upah yang rendah kepada karyawannya dan sering tidak tepat waktu dalam pembayarannya. c. Produsen kurang memerhatikan keselamatan karyawannya. d. Produsen melakukan kegiatan produksi yang menimbulkan pencemaran lingkungan sehingga menyebabkan ongkos social menjadi tinggi. e. Kualitas barang yang dihasilkan produsen rendah, sedangkan harga yang ditawarkan kepada konsumen tinggi. f. Pelayanan produsen kepada karyawan maupun kepada pelanggan kurang memuaskan.



Pustaka artikel: Peran Produsen Dan Konsumen Dalam Perekonomian Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi Oleh Eeng Ahman dan Epi Indriani  Pendapat : Menurut saya dalam perekonomian, konsumen dan produsen memiliki korelasi yang sangat erat, dimana konsumen bergantung kepada produsen untuk memenuhi kebutuhannya, dan produsen akan memberikan hal terbaik untuk menarik minat konsumen.



Tiga Bentuk Pasar Ekonomi Posted on August 3, 2011 by Artikel Ekonomi



Tiga Bentuk Pasar Dalam Ekonomi Untuk mempelajari interaksi sektor rumah tangga dengan perusahaan, sektor rumah tangga dengan pemerintah serta dengan para pelaku ekonomi lainnya, telah dijelaskan dengan



menggunakan diagram aliran melingkar (circular flow diagram). Namun kita juga dapat menggunakan alat yang lain untuk menjelaskan interaksi diantara mereka, yakni dengan menggunakan pasar. Secara sederhana pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. Istilah pasar dalam ilmu ekonomi, tidak hanya merujuk pada tempat misalnya pasar Induk, pasar Grogol dll. Istilah pasar secara lebih luas menggambarkan interaksi permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Pasar ekonomi dikelompokkan menjadi 3 kategori, sebagai berikut. 1. Pasar Barang dan Jasa Perusahaan adalah pihak yang menyediakan berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sektor rumah tangga, pemerintah dan luar negeri sebagai konsumennya. Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut. Di pasar barang dan jasa, juga terjadi jual-beli antarperusahaan. Misalnya perusahaan tekstil, membeli benang dan kancing dari perusahaan lain. Seperti YKK memasok resluiting ke berbagai perusahaan pakaian jadi. Saat ini Indonesia menjadi pengekspor tekstil dan pakaian jadi, makanan, minuman tetapi juga menjadi pengimpor kendaraan, pesawat terbang, alat fotografi dan kedokteran. 2. Pasar Tenaga Kerja Sektor rumah tangga adalah pihak yang menjadi penyedia tenaga kerja. Yang meminta tenaga kerja adalah perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Dewasa ini pasar tenaga kerja telah menjadi pasar ekonomi internasional. Sebagai contoh Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa negara di Eropa banyak melakukan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia. Sedangkan Indonesia meminta tenaga kerja ahli dari Jepang, Amerika, Inggris, Jerman untuk menjadi konsultan. Tenaga kerja tidak hanya berupa kemampuan fisik, tetapi juga keterampilan, keahlian dan mental. Untuk itu tenaga kerja dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut. a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian tinggi dan pendidikan yang tinggi sehingga menguasai keahlian di bidang bidang tertentu. Contoh ekonom, akuntan, dokter, dosen, insinyur, dll.



b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pengalaman kerja. Contoh baby sitter, montir, tukang kayu dll. c. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang hanya mengandalkan kemampuan fisik dimana mereka tidak memiliki pendidikan atau berpendidikan rendah sehingga tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan. Contoh kuli-kuli bangunan atau pelabuhan. Yang perlu diperhatikan bahwa penawaran tenaga kerja total terhadap perekonomian, sangat tergantung kepada keputusan yang diambil oleh sektor rumah tangga. Keputusan tersebut mencakup kapan masuk angkatan kerja, berapa jam mereka harus bekerja dsb. 3. Pasar uang (pasar modal) Individu dari sektor rumah tangga yang sudah mapan, mengalokasikan pendapatannya tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk ditabung dan spekulasi di pasar uang (financial market). Di pasar ekonomi (pasar uang) rumah tangga dapat membeli saham maupun obligasi dari perusahaan maupun pemerintah. Artinya, sektor rumah tangga menawarkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yakni perusahaan dan pemerintah, dengan harapan akan memperoleh pendapatan berupa deviden atau bunga. Bila perusahaan menyatakan dirinya go publik, berarti melakukan permintaan dana baik ke sektor rumah tangga, pemerintah maupun sektor luar negeri. Saham merupakan instrumen keuangan yang menyatakan pemiliknya untuk mendapatkan hak atas bagian laba perusahaan. Bagian laba yang dibayarkan perusahaan setiap periode kepada pemiliknya disebut dengan deviden. Naik turunnya nilai saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Sedangkan obligasi merupakan surat perjanjian sanggup bayar (surat hutang), yang dikeluarkan oleh perusahaan/pemerintah pada saat meminjam uang.



Pustaka artikel: Tiga Bentuk Pasar Ekonomi Aspek Dsr Ekonomi Makro Di Ind Oleh Tri Kunawangsih&Anto Pracoyo  Pendapat : Menurut saya, Ketiga pasar tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia karena manusia adalah makhluk hidup yang selalu berusaha memenuhi kebutuhannya



yang berupa barang, memerlukan jasa dari orang lain. Untuk pasar tenaga kerja terjadi hubungan bantu membantu antara dua pihak yakni penyalur tenaga kerja dan yang membutuhkan tenaga kerja pasar ini sangat baik apabila tidak disalahgunakan. Sedangkan pasar modal, penting digunakan untuk berinvestasi.



Kewirausahaan: Mendanai Usaha Dengan Pinjaman Posted on November 10, 2011 by Artikel Ekonomi Pinjaman yang dilakukan masih tidak memerlukan agunan atau jaminan barang. Adapun sumber pinjaman dapat dilakukan dari berbagai sumber. Pertama, melakukan pinjaman kepada keluarga terdekat. Tindakan ini dilakukan bila pengusaha merasa wajar melakukan pinjaman kepada pihak keluarga dan harus melakukan perhitungan yang matang. Pinjaman kepada keluarga sangat mempunyai risiko dan kadang bisa membuat perasaaan tidak enak karena kita orang Timur. Pengusaha harus menyampaikan pinjaman tersebut harus dengan hati-hati dan waktu yang tepat serta memahami kondisi dari pihak yang akan dipinjami uang. Dalam melakukan pinjaman tersebut sebaiknya pengusaha yang telah berkeluarga harus datang bersama kepada keluarga yang memiliki dana tersebut. Ungkapan secara transparan perlu disampaikan agar keluarga tersebut mau memberi bantuan dengan meminjamkan dananya. Pengusaha harus juga melakukan pembayaran atas pinjaman tersebut, bila bisa dilakukan secara cicil / angsuran. Pengusaha juga harus memberikan imbalan jasa atas dana yang dipinjam tersebut. Bila pengusaha tidak membayar kembali pinjaman tersebut, maka pengusaha akan mengalami kesulitan di kemudian hari serta hubungannya antarkeluarga tidak akan baik. Kedua, bila usaha pemula tidak mampu atau sungkan melakukan pinjaman kepada keluarga, maka pinjaman untuk usaha dapat dilakukan kepada teman terdekat. Biasanya, teman terdekat akan membantu bila pemula usaha menceritakan keinginannya dengan balk. Bila teman tersebut ingin membantu akan memberikan dananya dan sekali lagi harus transparan



agar tidak timbul persoalan di kemudian hari. Pemula usaha juga harus mau mengakui bahwa pernah melakukan pinjaman untuk usaha. Bila pengusaha sudah berhasil, jangan lupa atas bantuan pihak lain yang pernah membantu kita dalam berusaha. Untuk mendapatkan keyakinan dalam meminjam ini, maka pemula usaha dapat menunjukkan usaha yang akan dikerjakan atau kemungkinan pemilik dana mau mendanai usaha kita sehingga dapat kerja sama. Bila kerja sama yang diperoleh sangat bagus juga karena usaha ada dan keinginan berusaha dapat terpenuhi. Ketiga, melakukan pinjaman kepada lembaga nonformal di dekat rumah. Biasanya, melakukan pinjaman ke dekat rumah yang biasa memberikan pinjaman sering kali meminta jaminan. Tetapi, karena dekat rumah dan pengusaha bisa melakukan negosiasi, maka tanpa jaminan pun pinjaman bisa didapatkan. Bila perlu jaminan, hal ini dikenal dengan menggadaikan barang. Untuk pinjaman ini biasanya pengusaha harus memberikan bunga yang cukup wajar bagi kedua belah pihak. Artinya, bunganya bisa lebih tinggi dari tingkat bunga yang berlaku bahkan sedikit lebih tinggi dari tingkat bunga di lembaga nonformal sejenisnya. Keempat, melakukan penarikan dana melalui kartu kredit yang dimiliki. Sekarang ini dengan adanya produk kartu kredit / credit card dari bank membuat kita agak lebih mudah mendapatkan dana dari bank. Untuk mendapatkanya, pemula harus mempunyai kartu kredit. Pemula usaha dapat pergi langsung ke ATM bank untuk mendapatkan dananya atau melakukan pembelian bahan baku untuk usaha dengan kartu kredit tersebut. Bila menggunakan kartu kredit untuk mendapatkan dana, pemula harus tahu besarnya bunga yang dibayarkan serta biaya-biayanya. Sebaiknya pemula usaha melakukan pembayaran dengan cicilan lebih cepat bila sudah memiliki dananya. Karena biaya yang dikeluarkan untuk ini cukup besar dimana bunga sebesar 2,5 persen sampai 4 persen per bulan belum termasuk biaya administrasi minimum Rp 50.000. Bila pengusaha merasa layak melakukan dengan cara ini bisa dicoba. Kelima, pinjaman dari bank / bank loans yang dikenal dengan kredit tanpa agunan. Sekarang ini banyak bank yang menawarkan pinjaman tanpa agunan karena bank diwajibkan memiliki kredit keel tersebut. Dalam mengajukan kredit tanpa agunan tersebut, pemula usaha harus pintar menyiasati agar aplikasi dapat dikabulkan. Aplikasi yang diajukan kepada bank harus benar-benar diperhatikan secara saksama dan yakin bisa mendapatkannya. Bila dalam



aplikasi kredit / credit application tersebut climinta nama pihak lain yang dikenal sebaiknya diisi pihak keluarga terdekat atau teman yang tidak mungkin memberikan informasi yang kurang bagus. Pemula usaha juga harus menceritakan bahwa pemula menuliskan nama keluarga atau teman dalam aplikasi agar bisa menjawab dengan benar dan tepat sehingga menguntungkan pemula usaha. Selanjutnya, melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan yang memberikan pinjaman di mana pengusaha memiliki agunan seperti tanah dan surat berharga/securities lainnya. Untuk melakukan pinjaman ini, pengusaha harus menyediakan dana minimum 20 persen dari dana yang dibutuhkan untuk membuka usaha. Bila pengusaha melakukan pinjaman, dapat dilakukan dengan bentuk perusahaan terbatas (PT) atau melakukan pinjaman konsumer seperti rumah, mobil, dan barang lainnya. Bila pengusaha ingin meminjam ke koperasi simpan pinjam, pengusaha harus menjadi anggota koperasi. Semua tindakan pengusaha harus diperhitungkan secara saksama agar mendapatkan dana tersebut. Pinjaman kepada lembaga keuangan umumnya untuk pengembangan usaha agar lebih besar dan maju. Umumnya, bank yang datang bila usaha kita sangat bagus. Pustaka: Modal untuk Bisnis UKM By Adler Haymans Manurung  Pendapat : Menurut saya, dari sekian cara untuk mendirikan sebuah usaha, modal dapat terbaik dapat kita pinjamkan dari bank, bagaimanapun juga untuk mendirikan sebuah usaha dibutuhkan keberanian untuk berspekulasi dan usaha untuk menjalankan usaha tersebut. Jadi tidak masalah kalau ingin menjadi wirausaha dengan modal pinjaman



Penentuan Lokasi Pabrik Dan Lokasi Fasilitas Posted on December 5, 2011 by Artikel Ekonomi Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.



Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya (investasi dan operasional) jangka pendek ataupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan. Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang ekonomis, karena banyak faktor-faktor yang memengaruhi letak fasilitas/mesin-mesin dalam pabrik, dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan memengaruhi besarnya biaya operasi ataupun biaya kapital. Di dalam menentukan lokasi suatu pabrik, di mana pabrik itu akan didirikan dan di bagian mana dari daerah itu akan didirikan pabrik, pemilihan letak pabrik pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1.Lingkungan masyarakat; 2. Kedekatan dengan pasar; 3. Tenaga kerja; 4. Kedekatan dengan bahan mentah dan penyuplai; 5. Fasilitas dan biaya transportasi; 6. Sumber-sumber daya alam; 7. Tanah untuk perluasan; Sementara faktor-faktor lain yang dapat dipakai untuk mempertimbangkan dan memengaruhi pemilihan lokasi adalah harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan tenaga kerja, kedekatan dengan pesaing, keamanan, cuaca, iklim, dan lain-lain. Penentuan Tempat Setelah lokasi pabrik ditentukan, maka perusahaan harus menentukan di bagian mana pabrik akan didirikan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk pemilihan tempat, antara lain: a) Tanah harus kering dan kuat untuk menyangga bangunan; b) Mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik; c) Bila pabrik mengeluarkan asap, maka harus cukup banyak angin yang membawa asap keluar daerah permukiman; d) Dekat dengan transportasi masyarakat; e) Cukup tersedia areal untuk bangunan sekarang, ekspansi dan parkir kendaraan karyawan; Metode Kulalitatif – Kuantitatif



Untuk menilai secara kualitatif, baik buruk suatu daerah untuk tempat pembangunan pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat dalam daerah yang disurvei sehingga pengusaha paling tidak dapat memperbandingkan keadaan daerah yang disurvei satu dengan lainnya. Pustaka: Manajemen Operasi Oleh Drs.Hery prasetya  Pendapat : Menurut saya, pemilihan tempat untuk suatu usaha sebaiknya disesuaikan dengan usaha yang akan didirikan. Karena dengan berpikiran demikian keuntungan menjadi lebih besar dan kita juga harus mempertimbangkan untung-rugi yang akan diterima oleh orang lain. Kalau bias jangan sampai merugikan orang lain.



Jenis Pasar Uang Dalam Sistem Keuangan Posted on March 18, 2011 by Artikel Ekonomi Untuk memenuhi berbagai fungsi yang dibebankan, sistem keuangan melakukannya melalui pasar keuangan. Pasar ini dapat dikatakan sebagai penghubung antara unit defisit dan unit surplus. Pasar keuangan terdiri atas pasar uang dan pasar modal yang menyalurkan tabungan milik masyarakat kepada individu, perusahaan, atau lembaga-lembaga lain yang memiliki pengeluaran lebih banyak dari pada penghasilannya. a. Pasar Uang. Pasar uang pada dasarnya pasar untuk dana-dana yang bersifat jangka pendek, dimana kelebihan dana sementara dari lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan, dan individu digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang sedang mengalami kekurangan dana sementara pula. Secara umum, surat berharga yang jatuh tempo satu tahun atau kurang digolongkan sebagai instrumen pasar uang. b. Pasar Modal. Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang bagi unit-unit usaha, lembaga pemerintah, maupun rumah-tangga. Transaksi dalam pasar modal



memungkinkan pembangunan pabrik, jalan-jalan tol, dan perumahan. Instrumen keuangan yang digunakan dalam pasar modal memiliki masa jatuh tempo melebihi satu tahun dan nilainya bervariasi. Pustaka: Business an Introduction Oleh Husein Umar  Pendapat : Menurut saya, pasar uang dan pasar modal ini adalah salah satu hal penting dalam perekonomian karena dengan adanya pasar tersebut orang-orang akan bisa membuat suatu usaha maupun suatu keterampilan melalui pinjaman dari pasar uang maupun pasar modal yang akan meningkatkan taraf hidup orang tersebut.



Hal-hal Yang Mempengaruhi Permintaan Posted on August 9, 2011 by Artikel Ekonomi



Yang Memengaruhi Permintaan Pengertian permintaan dilandasi oleh asumsi ceteris paribus. Asumsi ini menganggap faktor selain harga yang juga menentukan jumlah yang diminta dianggap tidak berubah. Apabila faktor tersebut berubah, akan terjadi perubahan permintaan. Pergeseran ke kanan kurva permintaan menunjukkan permintaan naik dan pergeseran ke kiri kurva permintaan menunjukkan permintaan turun. Untuk mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor tersebut menyebabkan perubahan permintaan, berikut penjelasannya! Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan permintaan adalah a. cita rasa/selera konsumen, b. pendapatan konsumen, c. harga barang pengganti, d. harga barang pelengkap, e. perkiraan harga di masa yang akan datang. f. jumlah konsumen, g. intensitas kebutuhan konsumen. a. Cita Rasa/Selera Konsumen Cita rasa atau selera konsumen biasanya bergantung pada umur, enis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, lingkungan sekitar Ian sebagainya. Membaiknya selera konsumen terhadap suatu barang ikan membuat permintaan konsumen naik dan sebaliknya,



nemburuknya selera konsumen akan membuat permintaan konsumen turun. Dewasa ini, selera konsumen terhadap kamera nondigital cenderung menurun karena orang lebih memilih kamera digital. Dengan demikian, bila harga kamera nondigital tidak berubah dan tetap Rp500.000,00 per unit maka jumlah yang akan dibeli konsumen turun dari 100 menjadi 50 unit per bulan. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan kamera nondigital turun. b. Pendapatan Konsumen Daya beli konsumen ditentukan oleh pendapatan. Semakin besar pendapatan konsumen, akan semakin besar pula daya belinya. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan mulai Agustus gaji pegawai negeri sipil naik 10%. Dengan demikian, apabila angsuran per bulan sepeda motor tetap Rp500.000,00 per bulan, pada Agustus jumlah sepeda motor yang dibeli secara kredit bertambah dari 50 menjadi 100 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan sepeda motor secara kredit naik. c. Harga Barang Pengganti Banyak barang yang bisa menggantikan fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barangbarang ini disebut barangsubstitusi atau barang pengganti. Perjalanan menggunakan kereta api bisa saling menggantikan dengan perjalanan menggunakan pesawat udara. Karena pada hari dan jam tertentu harga tiket pesawat perjalanan Yogyakarta-Jakarta turun, apabila harga tiket kereta api eksekutif Yogyakarta-Jakarta tetap Rp220.000,00, jumlah tiket yang dibeli konsumen pada hari yang sama turun dari 250 menjadi 150 unit. Jumlah tiket kereta api eksekutif yang diminta berkurang karena konsumen lebih memilih menggunakan pesawat terbang yang harga tiketnya turun. Akibatnya, kurva ekonomi permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan jasa perjalanan kereta api eksekutif pada hari tertentu turun. d. Harga Barang Pelengkap Banyak barang yang bisa melengkapi fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barangbarang ini disebut barang komplementer atau barang pelengkap. Telepon genggam (hp) dan kartu perdana (sim card) merupakan barang-barang yang saling melengkapi. Perlu diketahui, 8-9 tahun lalu, harga kartu perdana di Indonesia sangat tinggi. Pada saat itu masih sedikit orang yang memiliki hp karena untuk memiliki hp dan kartu perdana sebagai kelengkapannya



perlu biaya yangtidak sedikit. Dengan berjalannya waktu, harga kartu perdana semakin murah. Jadi, walaupun harga hp tetap Rp1.000.000,00, dalam 1 bulan jumlah hp yang diminta meningkat dari 100 menjadi 150 unit. Jumlah hp yang diminta meningkat karena sekarang banyak orang yang membeli kartu perdana yang hanya bisa digunakan bila memiliki hp. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan hp naik. e. Perkiraan Harga di Masa yang Akan Datang Konsumen selalu mengamati perubahan harga pasar. Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, sebelum harga benar-benar naik, konsumen akan cenderung menambah jumlah yang dibeli pada saat ini. Sebaliknya, bila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun di masa yang akan datang, konsumen akan cenderung mengurangi jumlah yang diminta sambil menunggu harga benar-benar turun. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan bahwa bulan depan pajak pertambahan nilai barang-barang elektronik akan dinaikkan. Hal ini membuat konsumen memperkirakan harga televisi berwarna akan naik mulai bulan depan. Walaupun harga TV berwarna per unit tetap Rp1.800.000,00, bulan ini jumlah TV berwarna yang diminta naik dari 25 menjadi 40 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan TV berwarna naik. f. Jumlah Konsumen Permintaan pasar dibentuk oleh penjumlahan permintaan individu. Bertambahnya konsumen individu tentu menyebabkan jumlah yang diminta akan bertamba h. Masih ingat cerita yang mengawali bab ini. Untuk memperingati HUT RI, konsumen beramai-ramai membeli bendera merah putih. Walaupun harga bendera tetap Rp10.000,00 per buah, karena sekarang konsumennya banyak, jumlah yang diminta naik dari 10 menjadi 200 buah. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan bendera merah putih naik. g. Intensitas Kebutuhan Konsumen Bencana alam selalu memilukan. Ketika terjadi tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan kembali tsunami di Pangandaran, banyak masyarakat kehilangan rumah. Mereka membutuhkan tenda untuk tempat tinggal sementara. Karena intensitas kebutuhan konsumen akan tenda meningkat, walaupun harga tenda tidakturun, yaitu tetap Rp250.000,00 per unit,



jumlah tenda yangdiminta meningkat dari 15 menjadi 250 per unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan tenda naik. Sebenarnya, masih ada faktor yang menentukan perubahan permintaan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang terkait dengan karakteristik khusus dari barang yang bersangkutan. Sebagai contoh, untuk barang impor atau barang yang dibeli dari luar negeri, tentu saja permintaannya juga ditentukan oleh kurs atau perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan luar negeri.



Pustaka artikel: Hal-hal Yang Mempengaruhi Permintaan Ekonomi SMA/MA Kls X (Diknas) Oleh L Purnastuti & RR Indah M  Pendapat : Menurut saya, sebagai produsen atau penyedia permintaan konsumen, harus bias melihat semua hal di atas agar tetap menjadi yang terbaik, jika tidak konsumen akan berusaha mencari hal lain yang lebih baik, karena sifat konsumen yang tidak akan pernah puas.



Kasus Permasalahan Manajemen Laba Posted on June 28, 2011 by Artikel Ekonomi Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Alasannya, pertama, manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika Serikat. Kedua, sebab dan akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika publik mempertanyakan etika, moral, dan tanggung jawab pelaku bisnis yang seharusnya menciptakan kehidupan bisnis yang bersih dan sehat. Bahkan, di beberapa negara, publik juga mempertanyakan dan meragukan integritas dan kredibilitas para akuntan



yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendeteksi manajemen laba dan regulator yang seharusnya mempersiapkan regulasi yang memadai untuk menciptakan kehidupan bisnis yang bersih dan sehat. Ini sebabnya mengapa publik meragukan informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Informasi yang seharusnya menjadi sumber utama untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya kehilangan makna dan fungsi karena penyimpangan ini. Laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode. Selain itu, publik juga meragukan orang yang menyusun dan memeriksa laporan keuangan, mempertanyakan dan meragukan kelayakan standar akuntansi dan pemeriksaan yang selama ini dipakai secara luas oleh dunia usaha. Apalagi jika mengingat manajemen laba tidak hanya mempengaruhi perekonomian nasional namun juga perekonomian internasional. Secara makro, manajemen laba telah membuat dunia usaha seolah berubah menjadi sarang pelaku korupsi, kolusi, dan berbagai penyelewengan lain yang merugikan publik. Publik menganggap apa yang diinformasikan dunia usaha hanya merupakan akal-akalan pelakunya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu, tanpa memperhatikan kepentingan pihak lain. Tidak aneh jika pada akhir dasawarsa 1980-an kasus creative accounting ini menyebabkan good corporate governance menjadi perhatian publik di Inggris. Demikian juga dengan kasus-kasus kecurangan korporasi di Indonesia yang terbukti menjadi salah satu penyebab runtuhnya perekonomian negara ini atau skandal keuangan Enron, WoIrdcom, dan Xerox yang menyebabkan publik Amerika Serikat meragukan integritas dan kredibilitas para pelaku dunia usaha. Skandal ini bahkan tidak hanya membuat perusahaan yang melakukannya mengalami kebangkrutan namun juga mengakibatkan para pelakunya diseret ke pengadilan sebagai pelaku kejahatan ekonomi. Namun upaya yang dilakukan KAP Arthur Andersson&Co di Amerika Serikat untuk melegalisasi atau menyembunyikan penyelewengan yang dilakukan kliennya ternyata tidak hanya meruntuhkan KAP Arthur Andersson&Co di negara itu tetapi juga seluruh afiliasinya di seluruh dunia. Lebih menarik lagi, KAP ini runtuh tanpa harus melewati proses pengadilan, namun hanya karena dijauhi oleh klien dan publik yang menganggapnya sebagai



pesakitan. Skandal keuangan yang melibatkan KAP ini berdampak secara luas rerhadap bisnis internasional. Pustaka: Manajemen Laba (Teori & Model Empiris) Oleh Sri Sulistyanto  Pendapat : Menurut saya, kasus ini sangat sulit menemukan solusi karena orang-orang sangat sulit untuk melakukan manajemen laba, sedikit ada peluang orang akan menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan tindakan korupsi.



Pengertian Dan Masalah Yang Timbul Oleh Inflasi Posted on April 8, 2011 by Artikel Ekonomi Selain inflasi dan pertumbuhan output, pengangguran sangat tinggi yang pernah melanda Amerika Serikat pada tahun 1930-an merupakan masalah yang menjadi perhatian utama ilmu ekonomi makro. Perekonomian ideal yang diinginkan oleh banyak negara adalah bila laju inflasi dan pengangguran rendah, sedangkan pertumbuhan output adalah tinggi. Namun, dalam kenyataan yang terjadi adalah tidak seperti yang diinginkan, tetapi saling meniadakan (trade off). Kita ketahui bahwa semua peristiwa makro adalah saling berkaitan dan berhubungan, bila masalah satu diperbaiki maka akan muncul masalah baru lain sebagai efek dan perbaikan tersebut. Inflasi merupakan salah satu penyakit makro yang selalu menjadi perhatian pengambil kebijakan ekonomi. Mengapa demikian? Karena masalah inflasi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Suatu pemerintahan dapat dikatakan gagal, bila tidak mampu mengatasi masalah inflasi. Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terusmenerus. Sebenarnya inflasi tidak selalu buruk, asalkan masih berada pada tingkat yang aman. Inflasi menjadi bermasalah dan harus segera diatasi bila laju inflasinya tinggi. Karena, inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa menjadi



turun. Indonesia pernah mengalami masa suram perekonomian pada saat tahun 1965, dimana terjadi hiper-inflasi. Laju inflasi pada waktu itu sebesar 650%, berarti harga-harga naik lebih dari enam kali lipat dalam kurun waktu satu tahun. Penyebab inflasi sangat beragam, oleh sebab itu pengambil kebijakan harus tahu persis apa akar permasalahan yang menyebabkan kenaikan pada harga barang dan jasa. Untuk kurun 1990-an, beberapa pengamat menilai dan merumuskan berbagai faktor penyebab inflasi diantaranya adalah devaluasi, kenaikan gaji pegawai negeri, kenaikan harga BBM dan kenaikan harga listrik. Kenaikan gaji adalah harapan bagi setiap pegawai. Mengapa demikian? Dengan kenaikan gaji diharapkan kesejahteraan pegawai meningkat lebih baik. Namun, efek kenaikan gaji tidak semanis yang diharapkan banyak orang, karena yang akan dilakukan oleh mereka adalah meningkatkan konsumsi. Peningkatan konsumsi terhadap barang dan jasa berarti mendorong inflasi dan misi permintaan, dan yang sudah seringkali terjadi, bahwa kenaikan pendapatan tersebut diiringi oleh kenaikan harga yang terkadang secara presentase lebih besar dari kenaikan pendapatan. Akibatnya kebijakan menaikkan gaji pegawai hanya menaikkan pendapatan secara nominal namun secara ril sebenarnya menjadi lebih miskin, karena termakan oleh inflasi. Pustaka: Aspek Dsr Ek Makro Di Ind (Rev) Oleh Tri Kunawangsih & Anto Pracoyo  Pendapat : Menurut saya, kenaikan gaji pegawai tidak menjamin inflasi tidak terjadi dengan alasan yang ada diartikel yaitu peningkatan gaji pegawai akan membuat peningkatan konsumsi, yang dapat menyebabkan inflasi.



Faktor-Faktor Utama Aspek Ekonomi Mikro Posted on March 14, 2011 by Artikel Ekonomi Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut, yaitu definisi-definisi, pemisalan-pemisalan, hipotesis dan pembuatan ramalan.



1. DEFINISI-DEFINISI Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli). Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan) 2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI) Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan) 3. HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif. Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktorfaktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat



tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumbersumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi. Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut: Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat? Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian: 1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what) 2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how) 3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom) Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan



memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat. Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkoordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar. Pustaka: Ekonomi Mikro (Edisi Baru) Oleh Sugiarto Dkk  Pendapat : Menurut saya, keempat unsure diatas harus dibuat secara bertahap sehingga menjadi berkesinambungan dan aspek ekonomi mikro dapat berjalan dengan baik.



Aspek Yang Mempengaruhi Biaya Produksi Posted on March 14, 2011 by Artikel Ekonomi Untuk menjalankan produksi diperlukan tenaga kerja, bahan-bahan dasar, alat-alat dan mesin, bahan bakar, dan sebagainya, yaitu sumber-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Untuk menentukan harga jual produk serta untuk dapat menentukan apakah suatu usaha itu rendabel, semua biaya produksi harus diperhitungkan dengan seteliti mungkin. Perhitungan semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan suaru barang/jasa sampai barang tersebut terjual disebut “kalkulasi harga pokok“. Pengertian Biaya Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan, semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi ini ada empat unsur yang perlu diperhatikan:



a. Pengorbanan Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau sumbersumber ekonomis bahan-bahan yang harus dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang terpakai, upah karyawan yang harus dibayar, dan sebagainya. Masalah pertama yang dihadapi oleh produsen adalah menentukan berapa jumlah pengorbanan tersebut. Untuk itu semua pengorbanan harus diukur dengan teliti (dikuantitatifkan): berapa kg bahan yang habis terpakai, berapa jam kerja yang telah dicurahkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, berapa jam mesin yang diperlukan untuk pembuatan suatu barang, dan sebagainya. b. Pengorbanan yang perlu untuk produksi Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang tidak dapat dihindarkan. Jadi, pemborosan bahan atau waktu yang sebenarnya tidak perlu itu seharusnya tidak ikut dihitung sebagai biaya. c. Dinilai dalam Semua biaya produksi dinilai dalam uang. Pengeluaran yang memang harus dibayar dengan uang, seperti harga beli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya. Tetapi dapat tejadi bahwa ada hal-hal yang sebenrnya termasuk biaya produksi — tetapi tidak dibayar dengan uang. Misalnya, tenaga sendiri atau bahan-bahan yang diambil dari kebun sendiri. Karena tidak menyangkut pengeluaran uang, maka kerap kali juga tidak dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri dan bahan-bahan itu juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya, meskipun tidak berupa pengeluaran uang. Contoh lain adalah penyusutan gedung dan alat-alat produksi, yang betul-betul termasuk biaya, biar pun tidak ada satu sen pun dikeluarkan untuk itu. Biaya seperti itu, yang secara ekonomis harus dihitung sebagai biaya produksi tetapi bukan merupakan pengeluaran uang, sering juga disebut biaya implisit. Bagaimana caranya pengorbanan atau biaya yang tidak menyangkut pengeluaran uangmmhamuadiperhituntglnan?Biaya-biaya



tenanbundinilaidalamuaag,yammdiaannakan



dengan harga yang umum berlaku dalam masyarakat untuk hal-hal seperti itu. Misalnya,



harga pasar untuk basil kebun sendiri, untuk upah tarif yang bertaku umum, dan seterusnya. Cara ini dalam ilmu ekonomi disebut biaya alternadf (alternative cost atau opportunity cost).” d. Menurut barna pasar yang berlaku Kalau biaya harus dinilai dalam uang, nilai atau harga yang manakah yang harus dipakai? Di atas sudah disinggung bahwa yang dipakai adalah harga pasar yang berlaku. Banyak orang memperhitungkan nilai bahan atau barang sama dengan harga yang dulu telah dibayar untuk membeli barang/bahan tersebut atau disebut “harga perolehan“. Tetapi berapa yang dulu dibayar untuk membeli suatu barang itu sebenarnya tidak penting lagi. Apalagi dalam masa kenaikan harga umum (inflasi). Agar suatu usaha bisa berjalan tarus (agar kontinuitas usaha terjamin), yang lebih panting adalah berapa harga yang harus dibayar sekarang kalau membeli barang yang sama lagi. Jadi yang dipakai sebagai pedoman untuk penentuan besarnya biaya dalam kalkulasi harga pokok adalah harga pasar yang berlaku sekarang (=pada saat penjualan) meskipun dahulu mungkin dibeli dengan harga yang lebih rendah atau lebih mahal. Pustaka: Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Oleh Drs. T. Gilarso, SJ.  Pendapat : Menurut saya, semua aspek diatas harus diperhatikan karena aspek tersebut akan berpengaruh kepada keuntungan yang kita dapatkan apabila kita menjadi seorang produsen. Kalau bias biaya pokok produksi seminimal mungkin dengan kwalitas semaksimal mungkin.



Mengenai Penghapusan Kredit Macet Posted on October 6, 2011 by Artikel Ekonomi Pengertian dan Ruang Lingkup Penghapusan Kredit Macet(bad credit) Dalam praktik perbankan, pada tahap awal bank akan melakukan upaya penyelamatan kredit terhadap portofolio kredit yang tergolong kredit bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan,



kredit macet). Upaya penyelamatan kredit dilakukan bank dengan menggunakan tiga cara secara berurutan yaitu: a. Penjadwalan kembali (rescheduling), b. Persyaratan kembali (reconditioning), c. Penataan kembali (restructuring atau restnikturisasi). Jika upaya penyelamatan kredit dengan cara restruktutisasi tetap tidak berhasil dan portofolio kredit tetap macet, maka dapat menempuh cara penghapusan kredit macet(bad credit). Penghapusan kredit macet(bad credit) (write-oft) sudah lazim dilakukan perbankan nasional sebagai salah satu cara untuk menurunkan tingkat rasio kredit bermasalah (rasio NPL) guna meningkatkan tingkat kesehatan bank. Penghapusan kredit macet(bad credit) terdiri atas dua tahap yaitu: Hapus Buku (Penghapusan Bersyarat) dan Hapus Tagih (Penghapusan Mutlak). Hapus tagih pada umumnya baru dilakukan oleh pihak bank jika portofolio kredit macet(bad credit) tersebut sudah sangat sulit untuk ditagih atau karena biaya penagihannya sangat besar. Meskipun sudah dihapus buku dan dihapus tagih, portofolio kredit macet(bad credit) masih mungkin untuk ditagih sehingga masih mungkin memberikan pemasukan uang kepada bank. Pemasukan semacam ini tetap harus dimasukkan ke dalam pembukuan bank yaitu dalam pos penghasilan lain-lain, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai penghasilan pribadi para pejabat bank menurut Dahlan M. Sutalaksana, write-off didefinisikan sebagai penghapusbukuan. Dalam konteks perbankan istilah ini biasanya ditujukan untuk mengeluarkan rekening aset yang tidak produktif dan pembukuan, seperti kredit macet yang tidak dapat ditagih, namun demikian bank tetap berhak melakukan penagihan atas kredit macet itu sebisa mungkin. Penghapusbukuan kredit macet oleh bank pada dasarnya dapat dilakukan oleh bank sepanjang bank yang bersangkutan mampu untuk melaksanakannya, yaitu mempunyai cadangan dalam jumlah yang cukup. Dalam hal cadangan yang dibentuk oleh bank belum mencukupi, maka penghapusbukuan kredit macet tersebut dapat dibebankan pada laba rugi sesudah pajak. Dalam pelaksanaannya penghapusbukuan kredit(credit) tersebut dilakukan secara sukarela maupun bersifat wajib (mandatory write off). Tujuan utama penghapusbukuan kredit macet terutama adalah untuk memperbaiki kondisi kualitas aktiva produktif bank-bank. Namun dalam penerapannya masih dianggap terdapat berbagai permasalahan, khususnya menyangkut ketentuan perpajakan,



ketentuan rahasia bank dan berbagai permasalahan yang dihadapi bank-bank terutama bank yang telah go public. Penghapusan kredit(credit) yang dilakukan oleh bank dapat dibedakan menjadi dua: 1. Penghapusbukuan secara administratif yang tidak menghilangkan hak tagih. Kredit(credit) yang dihapusbukukan tetap dicatat secara ekstra komtabel. Debitur tidak diberi tahu karena status debitur sebagai peminjam masih belum dihapuskan. 2. Penghapusbukuan yang dianggap rugi dan tidak ditagih lagi. Dalam hal ini bank benarbenar menanggung rugi dan jumlah kredit(credit) yang akan dihapus benar-benar akan dihapus dati neraca (baik on balance sheet maupun off balance sheet). Hal ini terutama bagi debitur-debitur yang telah dinyatakan pailit. Penghapusan kredit (writeoff) hanya diperbolehkan untuk portofolio kredit yang tergolong kredit macet(bad credit) Penghapusan kredit terdiri atas dua cara dan dua tahap yaitu: a. Hapus buku atau penghapusan secara bersyarat atau conditional write-off dan, b. Hapus tagih atau penghapusan secara mutlak atau absolute write-off. Pada tahap pertama, bank akan melakukan hapus buku dengan cara mengeluarkan semua portofolio kredit macet dari pembukuan bank, namun bank tetap akan melakukan upaya penagihan kepada debitur. Jika program hapus buku tetap tidak berhasil mengembalikan uang kredit, maka bank dapat membuat program hapus tagih sehingga bank tidak perlu melakukan upaya penagihan kepada debitur. Selanjutnya jika program hapus tagih ternyata tetap tidak berhasil mengembalikan uang kredit yang ditargetkan, maka bank dapat melakukan penyelesaian kredit(credit) melalui jalur litigasi (pengadilan) maupun jalur nonlitigasi (di luar pengadilan). Program hapus buku dan hapus tagih terhadap kredit macet harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tidak menimbulkan konflik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan bank dan nasabah debitur. Program hapus buku dan hapus tagih terhadap kredit macet(bad credit) yang ada di bank umum, baik di bank swasta maupun bank BUMN, secara umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI), khususnya dalam Bab VII, Pasal 69 hingga Pasal 71 dan PBI 7/2005 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum. Di samping itu, program hapus buku dan hapus tagih sesuai



amanat Pasal 8 Ayat (2) UU Perbankan (UU 10/1998) juga harus diatur dalam pedoman perkreditan yang harus ada di masing-masing bank. Program hapus buku dan hapus tagih juga harus terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di dalam sebuah Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Pelaksanaan hapus buku dan hapus tagih harus selalu didasari oleh hasil keputusan RUPS sesuai mekanisme korporasi. Direksi bank pada awalnya mengajukan usulan sejumlah portofolio kredit macet yang akan dihapus buku dan atau dihapus tagih kepada RUPS untuk dimintakan persetujuan. Mekanisme RUPS diatur dalam UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas Bab VI Pasal 75 hingga Pasal 91. Pemegang saham mayoritas sangat menentukan hasil keputusan RUPS. Khusus bagi bank BUMN, hasil keputusan RUPS sangat dipenganihi oleh kebijakan Pemerintah selaku pemegang saham mayoritas di bank BUMN. Pustaka: Restrukturisasi dan penghapusan kredit macet: kenapa perbankan memanjakan Oleh Iswi Hariyani,Rayendra L.Toruan  Pendapat : Menurut saya, sangat wajar apabila sebuah bank melakukan penghapusan kredit macet dari seorang debitur dan pihak bank juga berhak untuk menuntut debitur di pengadilan.



Ekonomi Pedesaan Berlandaskan Agribisnis Posted on August 27, 2011 by Artikel Ekonomi



Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berlandaskan Agribisnis Operasionalisasi paradigma pembangunan ekonomi pedesaan berlandaskan agribisnis (PEPEBA) dipergunakan dalam membangun desa mandiri pangan. Paket kebijakan komprehensif dan terpadu ini meliputi 7 program utama, antara lain pembangunan kelembagaan petani, pengembangan sistem inovasi pertanian, pengembangan kelembagaan petani, optimasi sumber daya berkelanjutan, konsolidasi vertikal agribisnis, pemacuan investasi, dan kebijakan insentif.



Ketujuh program utama tersebut merupakan satu kesatuan yang sating komplernenter dan sinergis. Dengan bidang cakupan yang demikian luas. jelas kiranya hahwa penanggung pelaksanaan program-program tersebut berada dalam departemen dan dinas pemerintahan yang berbeda. Oleh karena itu, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi merupakan kunci utama untuk keberhasilan operasionalisasi paket program tersebut. Di tingkat nasional, peranan kantor menteri koordinasi bidang ekonomi (Menko Ekuin) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merupakan kunci bagi kelayakan operasional paradigma pembangunan ini. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, institusi kunci adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pembangunan infrastruktur membutuhkan anggaran pembangunan yang sangat besar sehingga harus mendapatkan dukungan politik dad DPR dan DPRD. Oleh karena itu, paradigma PEPEBA hanya dapat dilaksanakan apabila telah ada konsensus nasional. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Pedesaan Adanya infrastruktur ekonomi yang memadai merupakan prakondisi bagi tumbuh kembangnya kegiatan agribisnis dan perekonomian secara umum di pedesaan. infrastruktur esensial bagi agribisnis dan perekonomian pedesaan secara umum mencakup sistem pengairan, pasar komoditas pertanian, jalan raya, kelistrikan, dan jaringan telekomunikasi. Infrastruktur tersebut merupakan barang publik (public good) atau semi publik (semi public good) sehingga pembangunannya harus diselenggarakan oleh pemerintah atau oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat (swasta). Pembangunan infrastruktur merupakan tanggung jawab pemerintah yang paling strategis dalam operasionalisasi paradigma PEPEBA, dalam membangun desa mandiri pangan. Meskipun dalam volume, kualitas, dan waktu yang berbeda, namun setiap tanaman dan hewan mutlak membutuhkan air. Agroindustri juga membutuhkan air yang cukup. Bagi usaha pertanian, sistem irigasi berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan intensitas tanam, dan meningkatkan potensi diversifikasi penggunaan lahan. Usaha petemakan membutuhkan air bersih dan sistem pengairan yang mengalir. Usaha perikanan membutuhkan air yang subur dan mengalir. Agroindustri membutuhkan air bersih dan sistem pengairan limbah. Secara umum, sistem pengairan merupakan syarat esensial bagi pembangunan agribisnis di pedesaan.



Sumber air (misalnya, sungai dan danau) merupakan milik bersama masyarakat (common property). Pembangunan jaringan irigasi skala besar membutuhkan dana investasi yang sangat besar. Oleh karena itu, pembangunan sistem pengairan haruslah diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat lokal secara bersama-sama. Mengingat adanya keterbatasan anggaran pembangunan pemerintah maka alternatif lain yang dapat ditempuh ialah mendorong petani dan pengusaha membangun sumber pengairan sendiri, seperti pompa air tanah atau jaringan irigasi sederhana swakelola. Pasar lokal komoditas pertanian juga sangat esensial bagi tumbuh kembangnya agribisnis pedesaan. Pembangunan pasar lokal sangat diperlukan untuk menjamin bahan pokok yang dihasilkan petani dapat terjual dengan harga wajar. Pembangunan pasar lokal berfungsi menciptakan pasar komoditas pertanian yang efisien. Pasar lokal juga merupakan barang publik yang harus dibangun dan dikelola pemerintah. Jalan raya diperlukan untuk membuka perekonomian desa sehingga tercipta perdagangan dengan perekonomian di luar desa. Sistem jalan yang efisien sangat diperlukan untuk meminimuinkan biaya pemasaran. Sistem jalan raya yang efisien mutlak diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan agribisnis. Jalan raya merupakan barang publik yang harus dibangun dan dikelola juga oleh pemerintah. Kelistrikan merupakan sumber tenaga dan penerangan yang sangat esensial untuk agroindustri, serta berbagai alat dan mesin pertanian. Pembangunan kelistrikan pedesaan sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan agribisnis perekonomian desa secara umum dan kenyamanan hidup penduduk pedesaan. Kelistrikan pedesaan dapat dibangun oleh pemerintah dan perusahaan swasta, namun mengingat peran strategisnya, inisiatif dan tanggung jawab utama pembangunan kelistrikan pedesaan harus tetap ada di tangan pemerintah. Usaha kelistrikan swasta pedesaan perlu didorong dalam rangka mempercepat perluasan penyebaran kelistrikan di pedesaan. Jaringan telekomunikasi diperlukan untuk memperlancar lalu-lintas informasi antara desa dan luar desa. Jaringan telekomunikasi bermanfaat untuk mengurangi distorsi informasi pasar. Pengembangan Kelembagaan Petani Usaha tani Indonesia didominasi oleh usaha tani keluarga skala kecil yang sangat lemah dalam berbagai bidang, seperti keterbatasan aset produktif, modal kerja, daya tawar-menawar transaksi, dan kekuatan politik-ekonomi sehingga tidak dapat berkembang mandiri secara



dinamis. Petani sangat tergantung pada banyak pihak, pada bantuan subsidi, dukungan harga, serta perlindungan dad pemerintah yang biasanya tidak efisien dan tidak sesuai pula dengan prinsip persaingan bebas yang menjadi dasar kesepakatan WTO sehingga tidak akan dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Petani sangat tergantung kepada orang kaya atau pedagang untuk memperoleh aset produktif (lahan dan peralatan), modal kerja dan perolehan sarana produksi, serta penjualan hasil yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Oleh karena itu, memberdayakan petani sehingga dapat tumbuh kembang secara mandiri merupakan langkah kunci untuk mewujudkan strategi pembangunan perekonomian desa berbasis agribisnis. Salah satu cara yang tepat untuk itu ialah menggalang perkataan di antara petani melalui. pembentukan organisasi petani lokal. Organisasi petani yang perlu dikembangkan meliputi: 1. Organisasi untuk mengatur sumber daya bersama, seperti organisasi petani pengguna air, pemanfaatan hutan dan lahan adat, dan sebagainya. 2. Organisasi bisnis kooperatif yang dapat berupa kegiatan kolektif (pembelian sarana produksi kolektif, pengadaan modal kolektif, dan pemasaran kolektif), usaha bersama (kongsi), dan koperasi. 3. Organisasi lobi politik-ekonomi dengan membentuk paguyuban petani.



Pustaka artikel: Ekonomi Pedesaan Berlandaskan Agribisnis Pengantar Ekonomi Pertanian Oleh Rita Hanafie  Pendapat : Menurut saya, membangun pedesaan dengan ekonomi agribisnis merupakan hal yang sangat baik karena usaha agribisnis tidak membutuhkan modal yang besar dan orang-orang setempat dapat meningkatkan penghasilan mereka dengan melakukan agribisnis di desa tempat tinggal mereka. Apalagi dalam pelaksanaan itu sudah terbentuk wadah/organisasi yang menjadi tempat bernaungnya orang-orang yang akan melaksanakan ekonomi agribisnis.



Kredit Sebagai Proses Penyediaan Modal Posted on December 10, 2011 by Artikel Ekonomi



Kredit adalah proses untuk penyediaan uang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga kredit, imbalan, atau pembagian keuntungan. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kredit diperlukan, yaitu: 1. Kekurangan dana sendiri. Kekurangan dana sendiri berarti calon peminjam kredit tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai kegiatan usaha maupun konsumsinya pada saat itu. Adapun penyebabnya antara lain: a. Kenaikan Penjualan Untuk meningkatkan penjualan harus didukung penyediaan barang dagangan (stock) yang lebih besar dari periode sebelumnya. Bahkan, bila mana penjualan sudah terlaksana, piutang usaha juga cenderung ikut meningkat, misalnya karena adanya permintaan seperti menjelang hari Raya, Natal, dan lain sebagainya. b. Penundaan Pelunasan Piutang Pencairan piutang usaha merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan guna mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari. Oleh karena itu, piutang usaha lazimnya memiliki jangka waktu jatuh tempo agar pengusaha dapat mengantisipasi pembiayaan usaha berikutnya. Namun, sering terjadi bahwa jadwal jatuh tempo tidak terpenuhi akibat tertundanya pelunasan oleh pelanggan. Akibatnya, pengusaha harus mencari alternatif sumber pembiayaan untuk mendukung kegiatan-kegiatan usaha yang sudah direncanakan sebelumnya akan dibiayai dengan dana hasil pencairan piutang. Salah satu sumber dana alternatif adalah kredit bank. c. Tenggang Waktu Pendapatan Alasan ini lazim ditemukan dalam kredit konsumtif, di mana terdapat tenggang waktu (time lag) antara kebutuhan konsumsi saat ini dengan pendapatan masa mendatang, contoh KPR. Dalam hal ini peminjam ingin memiliki rumah, sedangkan daya beli (pendapatan) yang ada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhannya akan rumah. Sebenarnya dalam jangka



panjang, akumulasi pendapatan tersebut mampu membiayai pembelian rumah. Oleh karena itu, mereka mengandalkan pendapatan di masa datang. d. Substitusi Hutang Pihak Ketiga Yang dimaksud dengan substitusi hutang pihak ketiga adalah nasabah melunasi hutangnya kepada pihak ketiga dengan kredit dari bank. Dalam banyak hal kredit bank bisa lebih menguntungkan dibanding hutang kepada pihak ketiga. Keuntungan ini bisa disebabkan persyaratan kredit yang lebih ringan, seperti suku bunga lebih rendah. Atau dengan pelunasan hutang lebih cepat, maka nasabah akan memperoleh discount pembelian barang yang lebih besar dari pemasok. Di sini tidak ada alasan kenaikan penjualan sebagaimana diuraikan di atas, tetapi semata-mata karena kebijakan manajemen hutang (leveraging). 2. Reputasi dan Tertib Manajemen Keuangan Dewasa ini bank telah menjadi bagian dari ciri bonafiditas dunia usaha. Reputasi pengusaha yang menggunakan jasa bank dalam mendukung transaksi usahanya cenderung dinilai lebih baik dibanding pengusaha yang tidak menggunakan jasa bank. Hal ini disebabkan sikap selektif bank terhadap calon nasabahnya. Mereka yang dapat memanfaatkan jasa bank cenderung dinilai sebagai yang lebih dapat dipercaya. Di samping itu pemanfaatan jasa bank juga membantu manajemen usaha nasabah untuk memantau arus kas usaha. Bahkan juga mengurangi resiko kehilangan. Perusahaan tidak perlu menahan kas dalam jumlah besar di samping beresiko juga menghilangkan oportuniti untuk memperoleh pendapatan dari bank. Dewasa ini lazim ditemukan seorang meminjam ke bank dengan menyerahkan cash collateral 100 % seperti deposito. Peminjam demikian pada dasarnya tidak memerlukan tambahan dana dari kredit bank, karena keperluannya akan dana sebenarnya dapat saja dipenuhi melalui pencairan cash collateral tersebut. Salah satu alasan yang menyebabkan pengusaha tersebut mencari dana dari bank adalah karena jasa bank telah merupakan bagian yang tak terpisahkan lagi bagi operasi serta reputasi usahanya. Pustaka: Peluang Usaha Rumahan yang Menguntungkan Oleh Ajen Dianawati  Pendapat :



Menurut saya, penyediaan kredit disetiap bank akan saling



menguntungkan bagi kedua pihak, dari pihak bank maupun pihak pengkredit. Karena



si peminjam kredit dapat menggunakan uang dan bankpun mendapatkan bunganya dalam jangka waktu tertentu.



Capital Market: Pengertian Pasar Modal Posted on October 29, 2011 by Artikel Ekonomi Secara sederhana “pasar” bisa diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli. Bersamaan dengan berkembangnya peradaban manusia, pengertian “pasar” bertambah luas. Saat ini, berkembang berbagai jenis pasar modern, termasuk di dalamnya pasar modal (capital markets). Pasar modern ini juga semakin berkembang. Bahkan, di pasar modal (capital markets), produk yang diperjualhelikan tidak lagi berwujud barang melainkan surat berharga (efek). Kini, berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIM), transaksi efek di pasar modal (capital markets) tidak lagi memakai warkat dan dapat dilakukan dari jarak jauh dengan cara remote-trading. Pasar modal (capital markets) memperjualbelikan efek (surat berharga / securities) seperti saham, obligasi, derivatif, dan reksadana (mutual funds). Perusahaan yang membutuhkan tambahan modal usaha bisa menjual sebagian sahamnya melalui pasar modal (capital markets) atau menerbitkan surat utang (obligasi). Penambahan modal usaha dengan cara menerbitkan saham atau obligasi dilakukan perusahaan karena dianggap lebih murah daripada mengajukan kredit (credit) di bank. Pasar modal (capital markets) adalah pasar tempat memperdagangkan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, misalnya saham (ekuiti/penyertaan), obligasi (surat utang), reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal (capital markets) merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sebagai sarana hagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi. Dengan demi kian, pasar modal (capital markets) memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli surat-surat berharga dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal (capital markets) merupakan instrumen jangka panjang (lebih



dari satu tahun), yaitu: saham, obligasi, reksadana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, waran, right, dan lain-lain. Pasar modal (capital markets), sesuai UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal (capital markets) memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara, yang merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal (capital markets) dapat digunakan untuk pengembangan usaha, membayar utang, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Pasar modal (capital markets) juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi dengan membeli produk jasa keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, derivatif, dan lain- lain. Investor membeli produk keuangan di pasar modal (capital markets) karena ingin mendapatkan keuntungan lebih besar daripada yang didapatkan dari tabungan atau deposito. Meskipun investasi saham (equity investment), obligasi, atau reksadana menjanjikan keuntungan lebih besar, kita tetap perlu berhati-hati. Investasi di pasar modal (capital markets investment) tidak dijamin pemerintah sehingga investor dapat merugi hahkan rugi total karena sahamnya tidak bernilai sama sekali. Di camping itu, meskipun bungan kecil, tabungan dan deposito cukup aman karena dijamin pemerintah cq LPS. Semakin besar risiko investasi, semakin besar pula potensi keuntungannya. Untuk meminimalkan risiko investasi, kita harus memahami investasi tersebut dengan besar. Untuk itu, teruslah asah intuisi dan tambah pengalaman tentang investasi Anda. Pustaka: Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal Oleh Iswi Hariyani, Ir. R. Serfianto  Pendapat : Menurut saya, bagi seorang pengusaha atau orang-orang yang senang berinvestasi pasar modal ini sangatlah penting karena pada pasar modal ini biasanya yang diperjualbelikan adalah saham dll.



Dimensi Kekuasaan Dalam Bisnis Internasional Posted on September 22, 2011 by Artikel Ekonomi Keberadaan suatu teori sangat diperlukan untuk memberikan eksplanasi terhadap berbagai fenomena dengan melihat pada: (1) unit analisisnya (individu, komunitas, organisasi, negara, asosiasi regional, atau gabungan antara berbagai aktor); (2) tingkat analisisnya (mikro, mezzo atau makro yang juga identik dengan lokal/kecil, nasional/menengah, dan internasional/ besar); (3) keterkaitan antara variabel-variabelnya (independen atau dependen); (4) regularitasnya, yaitu apakah pola-pola tertentu berulang; (5) kemungkinan untuk melakukan generalisasi terhadap suatu fenomena tertentu; serta (6) memprediksi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu fenomena tertentu. Banyak pengamat beranggapan bahwa valid atau tidaknya suatu teori dapat dinilai dan solid atau tidaknya proposisi-proposisi yang dikemukakannya; jelas atau tidaknya gambaran tentang keterkaitan antarvariabel yang ada dan lemah atau kuatnya daya prediksi teori tersebut. Walaupun tidak semua teori harus mampu melakukan prediksi, sebuah teori sekurangkurangnya harus mampu memberikan eksplanasi logis terhadap berbagai kejadian yang ada. Sebagai contoh, dalam disiplin hubungan internasional teori Balance of Power (Perimbangan Kekuatan) yang dikemukakan kaum Realis dapat menjelaskan perilaku ofensif sebuah negara. Dengan berasumsi bahwa setiap negara mempunyai kecenderungan untuk memaksimalkan pencapaian kepentingan nasional dan kewajiban untuk meminimalisir ancaman dari luar, maka teori ini dapat memberikan eksplanasi logis terhadap perlombaan



persenjataan serta persekutuan dan perseteruan antarnegara. Di dalam konteks pembangunan ekonomi, Teori Ketergantungan (Dependency) mengeksplanasi ketimpangan hubungan ekonomi antara negara maju dan berkembang. Menurut teori ini. hubungan eksploitatif yang memungkinkan repatriasi surplus produksi dari negara-negara satelit ke negara-negara pusat (metropok) telah membagi dunia menjadi dua bagian: negara-negara maju yang dengan kekuatannya mendominasi pasar dunia, dan negara-negara terbelakang yang terus-menerus menyuplai produk dan profit ke negara-negara maju. Di dalam bisnis internasional terdapat salah satu macam pendekatan yang umum dipakai oleh para pakar dalam menganalisis fenomena transaksi ekonomi antarbangsa di berbagai literatur, yauit adalah: pendekatan beroirentasi kekuasaan (power). Pendekatan Kekuasaan (power) Pendekatan ini menekankan pada pentingnya faktor kekuasaan di dalam menganalisis hubungan ekonomi antarbangsa. Sebagaimana dikatakan Robert Keohane (1984: 21): “Di dalam perekonomian dunia, kapan pun juga, para pelakunya menggunakan kekuasaan (power) untuk saling memberikan pengaruh satu sama lain agar dapat mencapai tujuan masing-masing. Hal inilah yang membuat ekonomi internasional sarat dengan muatan politik”. Secara sederhana, kekuasaan dapat dipahami sebagai kemampuan suatu pihak (individu maupun lembaga) untuk mencapai tujuan, baik dengan cara persuasi maupun pemaksaan kehendak. Di dalam bukunya, Economy and Society (1978 [1956]: 53), Max Weber mendetinisikan kekuasaan sebagai: “suatu situasi di mana aktor tertentu dalam melakukan hubungan sosial cenderung melakukan kehendaknya sendiri dalam menghadapi resistensi yang datang dari pelbagai pihak”. Sistem ekonomi pasar pun tidak lepas dari unsur kekuasaan. Sekalipun para petnikir liberal beranggapan bahwa mekanisme pasar dapat dengan sendirinya menciptakan kemakmuran bersama, persoalan bagaimana kemakmuran itu didistribusikan sering kali menjadi masalah besar. Elemen kekuasaan sering kali terlibat dalam menentukan siapa menerima bagian terbanyak di dalam berdaulat). Sejak akhir 1970-an, negara menjadi perhatian utama para pakar ekonomi-politik bersamaan dengan makin kuatnya perspektif negare dalam wacana politik. Ada dua hal yang mendorong negara dalam mendominasi kegiatan politik-ekonomi. Pertama,



kecenderungan



negara



untuk



selalu



“mengungguli”



pelbagai



kekuatan



kemasyarakatan dan membendung pelbagai tekanan yang datang dari kelompok maupun



organisasi di luar negara. Keunggulan ini ditentukan oleh pelbagai cara. Pada masyarakat demokratis, keunggulan negara ditentukan oleh proses bargaining (tawar-menawar), sedangkan pada masyarakat nondemokratis, keunggulan negara sering ditentukan oleh penggunaan kekerasan. Kedua, negara dianggap mampu untuk memaksakan kehendaknya kepada rakyat bilamana perlu. Dalam konteks ini Eric Nordlinger (1981) berbicara tentang strong state yang mengacu pada kemampuan negara untuk melakukan keinginannya tanpa hambatan berarti dari pihak-pihak lain. Karena negara memonopoli penggunaan kekerasan dan berhak untuk melindungi kepen-tingannya dengan seperangkat peraturan dan undangundang, maka posisinya selalu sebagai pemegang privilege (hak istimewa) di dalam proses tawar-menawar dengan kekuatan-kekuatan yang datang dari masyarakat. Di dalam kajian ekonomi-politik internasional, teori yang dianggap paling mewakili pendekatan berorientasi pada kekuasaan adalah Teori Stabilitas Hegemoni (Hegemonic Stability Theory). Oleh para pencetusnya — Charles Kindleberger, Stephen Krasner, dan Robert Keohane — teori ini dipakai untuk menjelaskan stabilitas perdagangan internasional di bawah payung hegemoni Amerika Serikat. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa stabilitas perekonomian dunia dapat tercipta jika ada satu kekuatan hegemonis yang kekuatannya militer maupun ekonomi — tidak dapat diimbangi oleh negara mana pun (Hadiwinata, 1993: 17). Stabilitas terjadi karena negara hegemonis dapat menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya (termasuk kekuatan militer) untuk memaksa pihak lain agar mematuhi peraturan dan standar perilaku internasional (Kindleberger, 1973; Krasner, 1976; Gilpin, 1987). Robert Cox (1993: 62) menggambarkan hegemoni sebagai suatu manifestasi struktur sosial, ekonomi, dan politik yang diekspresikan dalam bentuk normanorma universal, institusiinstitusi dan mekanisme-mekanisme yang mendasari aturan dan tingkah laku negara serta civil society yang melampaui batas-batas nasional — suatu tatanan yang menopang mode produksi yang dominan. Di bawah hegemoni AS sistem perdagangan bebas dapat menjamin terjadinya Balance of Power dan stabilitas. Menurut Kindleberger (1973), bagaimanapun liberalnya sebuah sistem internasional, stabilitas tidak akan pernah terwujud jika tidak ada kekuatan hegemonis yang dapat “menghukum” para pelanggar atau “memberikan imbalan” bagi mereka yang mematuhi peraturan maupun ketentuan. Pada masa pasca-Perang Dunia II, proyek rekonstruksi politik-ekonomi dunia dijalankan di bawah pengawasan AS sebagai kekuatan hegemonis. Proyek ini meliputi Marshall Plans, pembentukan lembaga keuangan internasional IBRD (World Bank) dan IMF, serta



pelembagaan sistem perdagangan bebas dalam bentuk GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Melalui lembaga-lembaga tersebut AS — dengan dibantu oleh Eropa Barat — memberlakukan sistem pasar bebas. Hingga awal dekade 1970-an AS berperan sebagai penjamin sistem pertukaran dunia melalui pemberlakuan sistem koversi langsung US dollar terhadap harga emas. Sekalipun pada dekade 1980-an, sistem perdagangan bebas sempat terguncang oleh berbagai konflik yang melibatkan AS, Jepang, dan Uni Eropa, namun pada dekade 1990-an AS kembali memainkan peran besar dalam memberlakukan prinsip perdagangan bebas di dalam konteks WTO (World Trade Organization). Sejak pertemuan Marakesh pada tahun 1994, agenda WTO dapat disesuaikan dengan kepentingan AS untuk menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas dan terbuka. Secara ekonomis, sistem perdagangan bebas memang lebih menguntungkan negara-negara besar yang dapat dengan mudah berpindah dari satu bidang ke bidang lainnya. Teori Stabilitas Hegemoni beranggapan bahwa sistem kapitalisme dunia yang berlaku saat ini erat berkaitan dengan dominasi AS. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: Mengapa AS begitu dominan? Gilpin (1981) berusaha menjawab pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa di dalam sistem perekonomian bebas — di mana para aktor bebas untuk melakukan transaksi — mereka yang berproduksi secara lebih efisien akan menghasilkan keuntungan lebih dari yang lainnya. Maka, tidak mengherankan jika AS — yang dianggap paling efisien secara ekonomis maupun politis — menjadi kekuatan terbesar dunia tanpa dapat diimbangi oleh negara-negara lain (Gilpin, 1981: 129). Alasan lain- nya adalah perang dingin. Pembagian dua kubu Liberalistne/Kapitalisme dan Komunisme/Sosialisme — di mana AS tampil sebagai pembela utama ke-kuatan liberal-kapitalis seolah-olah memberikan justifikasi bagi pelbagai aksi militer dan ekonomi AS di pelbagai wilayah dunia. Dengan dalih untuk menciptakan stabilitas perekonomian dunia dan upaya untuk membendung pengaruh ideologi radikal komunisme, maka AS merasa berhak untuk tnenggunakan kekuatan militernya yang besar untuk mengukuhkan diri sebagai sebuah kekuatan hegemonik dunia (Hadiwinata, 1993: 11). Secara historis, kebenaran asumsi teori ini dibuktikan oleh fakta bahwa sejak masa prasejarah hingga saat ini stabilitas politik ekonomi dunia tercipta di bawah perlindungan kekuatankekuatan hegemonik seperti Imperium Ro-mawi pada masa Pax Romana (100 SM – 300), Belanda pada masa Par Ho!-landa (1200-an hingga 1600-an), Inggris pada masa Pax Britanica (1600-an hingga awal 1900-an), dan AS pada masa Pal: Americana (1940-an



hingga saat ini). Pax Americana bermula dari pertumbuhan pesat perekonomian AS. Antara tahun 1946 – 1949, AS menikmati surplus neraca pembayaran yang sangat signifikan. Supreinasi teknologi dan kapasitas organisasional bangsa Amerika telah menghasilkan penumpukan kesejahteraan dari hasil transaksi produk dan jasa. Melalui pelbagai perusahaan multinasionalnya yang tersebar ke mancanegara, AS mengontrol perekonomian dunia. Pada awal dekade 1970-an, misalnya, perusahaan-perusahaan multinasional AS menguasai 52 persen dari seluruh investasi asing di dunia. Maka bagi AS, proteksionisme atau nasionalisme ekonomi dianggap berbahaya karena dapat menghambat peredaran barang dan jasa serta merusak kelancaran aliran modal antarnegara. Dalam konteks ini AS memainkan peran sebagai “bearer of world capitalist leadership” (pemimpin kapitalisme dunia) dengan menekankan pada prinsip pasar bebas keterbukaan (Krasner, 1982). Terlepas dari fakta yang mendukung kebenaran asumsi-asumsinya, Teori Stabilitas Hegemoni mendapat kritikan tajam dari beberapa pakar. Salah seorang pengkritiknya, Robert Keohane, justru adalah orang yang sebelumnya merupakan salah satu pencetus teori ini. Menurut Keohane (1984), ukuran kekuatan (power) suatu negara yang dipakai teori ini terlalu mengandalkan pada faktorfaktor yang dapat dilihat (tangible resources) seperti GDP (Gross Domestic Product), kekuatan militer, pemilikan sumber-sumber alam, jumlah penduduk, luas wilayah, dan lain-lain; serta kurang memberikan perhatian pada faktorfaktor yang tidak dapat dilihat (intangible resources) seperti kemampuan diplomasi, dukungan internasional yang diperoleh suatu negara, kemampuan untuk menarik investor asing, kemampuan untuk melakukan inovasi teknologi, dan lain-lain. Keohane bahkan sangat meragukan kemampuan negara hegemonik untuk mendiktekan kemauannya di dalam rezim moneter maupun perdagangan internasional. Sejak pertengahan dekade 1970-an AS tampak semakin kewalahan dalam upaya untuk mempertahankan peran “kepemimpinannya” dalam menyelesaikan pelbagai krisis moneter yang dialami negara-negara berkembang, terutama di Amerika Latin dan Afrika (Keohane, 1984: 102). Di dalam perdagangan internasional pun dominasi AS semakin menurun, terbukti ketika pada awal dekade 1970-an negara ini tidak mampu menjaga kestabilan dunia akibat aksi embargo minyak yang dilancarkan oleh negaranegara anggota OPEC (Or-ganization of Petroleum Exporting Countries). Di dalam forum GATT pun peran AS semakin menurun, terutama ketika banyak permintaan negara-negara anggota EC (European Community) yang lebih diakomodasi di dalam peraturanperaturan GATT.



Daftar Pustaka: Politik bisnis internasional By Bob Sugeng Hadiwinata  Pendapat :