Artikel Jurnal PLP - Zulkifli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN DIMASA PANDEMI COVID-19 MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLECLASSROOM DAN TELEGRAM PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 PEKANBARU Zulkifli*, Muhammad Sahal, S.Si, M. Si*, John Hendrik, S.Si



Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau * email: [email protected] Abstrak Covid-19 merupakan sebuah virus yang penularannya sangat cepat. Hampir seluruh negara mengalami dampak pandemi ini, hingga banyak negara-negara yang menetapkan status lockdown dan antisipasi lainnya guna memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Akibat pandemi ini sekolah-sekolah ditutup, namun proses pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring). Berbagai media dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom. Pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar di era Covid-19 ini juga dilaksanakan secara daring. Banyak aplikasi daring yang dapat digunakan dalam penilaian daring, contoh Google Form yang merupakan salah satu layanan dari Googlecalsssroom. SMAN 2 Pekanbaru merupakan salah satu sekolah yang menggunakan Google Classroom sebagai media pembelajaran sekaligus untuk sarana perekaman presensi siswa serta dibatu dengan aplikasi lainnya yaitu Telegram. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan Google Classroom dan Telegram di SMAN 2 Pekanbaru selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penggunaan Google Classroom dibantu dengan aplikasi Telegram sebagai media pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi masih terkendala akses internet ataupun factor lainnya yang menghambat kelancaran proses pembelajaran melalui jaringan internet. Keywords: Covid-19, Google Classroom, Google Form, Telegram



Pendahuluan Akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan suatu wabah penyakit yaitu Covid-19 yang menyebabkan perubahan disetiap bidang terutama dalam bidang pendidikan. Indonesia merupakan negara berkembang yang menjadikan Pendidikan salah satu aspek penunjang kemajuan. Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. (Ari Sudibjo, Wasis, 2013) Seiring dengan perkembangan zaman teknologi tumbuh begitu pesat bahkan hal yang dulunya dianggap tidak mungkin kini bisa terealisasikan dengan bantuan teknologi. Pendidikan pun sangat terbantu dengan adanya teknologi terutama dalam menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam sebuah pembelajaran dan dapat menjadi sumber acuan selain materi yang disampaikan oleh guru. Guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.. (Ali Muhson, 2010). Kreatifitas dalam menggunakan media pembelajaran dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, selain itu, media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran. (Rahma, Niken, 2018). Sebagai akibat dari pandemi Covid-19 pendidikan di Indonesia mengalami banyak perubahan yang cukup signifikan mulai dari cara belajar maupun media belajar yang digunakan. Saat ini pemerintah mengalihkan pembelajaran ke dalam jaringan atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring. Pembelaran daring tersebut mengharuskan siswa belajar tanpa bertatap muka secara lansung dengan guru yang mengajar, namun hal tersebut masih memiliki kekurangan mulai dari siswa yang sulit memahami materi serta tidak efisiennya media yang digunakan sehingga pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajjran tertentu menjadi terhambat.



Pandemi Covid-19 (corona virus disease 2019) pertama muncul di akhir tahun 2019 tepatnya di Wuhan, China. Covid-19 merupakan sebuah virus yang penularannya sangat cepat dan sulit untuk mengetahui ciri-ciri orang yang sudah terjangkit virus ini karena masa inkubasinya kurang lebih selama 14 hari. Hampir seluruh negara mengalami dampak pandemi ini, hingga banyak negara-negara yang menetapkan status lockdown dan antisipasi lainnya guna memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Akibat dari kebijakan tersebut banyak sektor yang lumpuh, misalnya sektor ekonomi yang paling utama lumpuh akibat pandemi ini. Selain sektor ekonomi yang mengalami dampak, pendidikan juga merupakan salah satu sektor yang juga mengalami langsung dampak pandemi ini. Menurut UNESCO tercatat setidaknya 1,5 milyar anak usia sekolah yang terkena dampak Covid-19 dari 188 negara termasuk 60 juta diantaranya ada di negara Indonesia. Akibat pandemi ini sekolah-sekolah ditutup, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Meskipun sekolah ditutup namun kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran tidak berhenti, berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) di rumah. Pembelajaran daring merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer. Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, menurut Riyana (2019: 1.14) pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2018). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous). Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Molinda, 2005). Berdasarkan pengalaman Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Oktober-Desember 2020, diketahui bahwa pembelajaran di SMAN 2 Pekanbaru dilakukan pembelajaran daring menggunakan Google Classroom dan Telegram yang diberlakukan sejak Juli 2020 hingga sekarang. Penggunaan Google Classroom ini sesungguhnya mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran dan menyampaikan informasi secara cepat dan akurat kepada siswa (Hardiyana, 2015). Kelebihan aplikasi Google Classroom dibandingkan dengan aplikasi lain yaitu aplikasi Google Classroom dapat digunakan untuk membuat dan mengelola kelas, tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung. Siswa dapat memantau materi dan tugas kelas, berbagi materi dan berinteraksi dalam kelas atau melalui email, mengirim tugas dan mendapatkan masukan nilai secara langsung. Pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari penilaian hasil belajar. SMAN 2 Pekanbaru merupakan salah satu sekolah yang menggunakan Google Form sebagai platform penilaian pengetahuan Fisika sekaligus untuk sarana presensi siswa. Google Form atau google formulir yang meruapakan salah satu layanan yang diberikan googleclasroom adalah alat yang berguna untuk membantu merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain kuis, atau mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisien. Google Form dapat dihubungkan ke spreadsheet. Jika spreadsheet terkait dengan bentuk, tanggapan otomatis akan dikirimkan ke spreadsheet. Jika tidak, pengguna dapat melihat mereka di “Ringkasan Tanggapan” halaman dapat diakses dari menu Tanggapan. Beberapa fungsi Google Form di dunia pendidikaan antara lain: 1) Memberikan tugas latihan/ ulangan online melalui laman website 2) Mengumpulkan pendapat orang lain melalui laman website 3) Mengumpulkan berbagai data siswa/guru melalui halaman website, 4) Membuat formulir pendaftaran online untuk sekolah,



5) Membagikan kuesioner kepada orang-orang secara online (Hamdan Husein Batubara, 2016: 4041). Tujuan penulisan artikel ini adalah: 1) Untuk menggambarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Fisika di SMAN 2 Pekanbaru selama pandemi Covid-19 2) Untuk menggambarkan pelaksanaan kegiatan penilaian pengetahuan Fisika di SMAN 2 Pekanbaru selama pandemi Covid-19.



Bahan dan Metode Jenis penelitian yang penulis laksanakan di SMAN 2 Pekanbaru adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian mata pelajaran Fisika secara daring menggunakan aplikasi Google Classroom dan Telegram sebagai upaya dalam menghindari penyebaran Covid-19 secara luas. Dalam hal pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung (Margono, 2014: 158). Observasi langsung ini dilakukan penulis untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan Google Classroom, penilaian menggunakan Google Form, serta keadaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. 2. Metode Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Lexy. J. Moleong, 2000: 135). Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat (Brinkmann, 2013:20). Metode wawancara penulis gunakan untuk menggali data terkait pelaksanaan pembelajaran daring di SMAN 2 Pekanbaru. Wawancara ini dilakukan secara langsung terhadap narasumber dengan mematuhi protocol Kesehatan yang berlaku, untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran daring di SMAN 2 Pekanbaru. Analisis data penelitian dilakukan menggunakan model analisis Miles & Huberman (1994) yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Reduksi data



Display data



Penarikan dan verifikasi kesimpulan



Gambar 1. Tahapan analisis data penelitian



Analisis data penelitian tahap reduksi data merupakan tahap mengumpulkan seluruh informasi yang dibutuhkan dari hasil wawancara lalu di kelompokkan datanya. Tahap display data merupakan pemaparan data yang diperlukan dalam penelitian dan yang tidak perlu dibuang. Tahap penarikan dan verifikasi kesimpulan adalah tahap interpretasi data penelitian untuk ditarik kesimpulan berdasarkan fenomena yang didapatkan (Miles, M. B., & Huberman, M.,1994)



Hasil dan Pembahasan Dalam melaksanakan pengamatan, penulis mengobservasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kelas pada saat proses pembelajaran daring berlangsung. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X



MIPA yang terdiri dari empat kelas, dan kelas XI MIPA yang terdiri dari tiga kelas. Berikut adalah pembahasan untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti dilaksanakan mulai dari tanggal 12 Oktober 2020 hingga 30 Desember 2020. Dalam massa pandemi Covid-19 semua pembelajaran dikelas dilakukan dalam jaringan. Pembelajaran dilakukan secara bersamaan untuk tingkatan kelas yang sama. Adapun jumlah waktu pembelajaran mata pelajaran Fisika untuk masing-masing kelas yaitu 2 JP setiap minggunya. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam jaringan (daring) dilakukan persiapan semua media yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Beberapa media yang digunakan peneliti yaitu Googleclassroom dan Telegram. Selain persiapan media peneliti juga melakukan persiapan terkait Rencana Pembelajaran, materi pembelajaran serta bahan evaluasi peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik sebelumnya Sudah di intruksikan untuk bergabung menggunakan aplikasi Googleclassroom dan Telegram. Media tersebut digunakan sebagai sarana media diskusi dan media evaluasi. Tahap awal pembelajaran peneliti sebagai guru PLP dibantu oleh guru pamong Bersama-sama dalam membuka pembelajaran melalui media Telegram . kemudian selanjutnya peserta didik diminta unutk mengisi absen secara manual di Telegram dengan membuat daftar hadir siswa pada hari berlansungnya pembelajaran. Setelah itu materi disampaikan kepada peserta didik menggunakan video pembelajaran yang telah dibuat peneliti sehari sebelum pembelajaran dimulai. Video yang dibuat peneliti sebelumnya diunggah dimedia Platform Youtube, sehingga peserta didik lebih mudah dalam mengakses video tersebut. Peserta didik diberi kesempatan untuk memahami video pembelajaran kemudian setelah itu pesera didik dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dipahami terkait materi yang sedang dipelajari. Namun dalam hal ini peserta didik masih kurang responsif terhadap materi yang telah disampaikan sehingga peneliti kesulitan untuk melihat apakah siswa sudah memahami pembelajaran atau belum. Mengatasi hal tersebut peneliti bersama guru pamong membuat evaluasi terhadap materi yang sedang diajarkan dengan beberapa soal latihan yang dikirimkan melalui Googleclasssroom. Soal evaluasi tersebut diberi tenggat waktu sehingga siswa diharapkan bisa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Dalam proses pengumpulan evaluasi peserta didik, peneliti mengalami beberapa kendala yaitu peserta didik masih banyak tidak menyelesaikan soal evaluasi yang telah dikirimkan melalui Googleclassroom dan beberapa peserta didik masih belum masuk dalam kelas virtual yang telah diintruksikan sebelumnya. Setelah proses pembelajaran pada semester ganjil selesai, selanjutnya dilakukan Penilaian Akhir Semester (PAS) di SMAN 2 Pekanbaru. Penilaian tersebut dilaksanakana menggunakan layanan yang diberikan oleh Googleclasroom yaitu Google form. Bahan yang dipersiapkan dalam penilaian akhir semester berupa kisi-kisi soal, kartu soal serta media penilaian menggunakan Google form. Setelah bahan penilaian selesai, selanjutnya media penilaian dibagikan kepada peserta didik sesuai jadwal yang telah ditentukan. Beberapa kendala masih dirasakan peneliti seperti peserta didik yang tidak membaca pentunjuk dalam menjawab soal-soal serta beberapa peserta didik tidak tepat waktu dalam melaksanakan penilaian akhir semester. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat beberapa kendala yang dialami selama pembelajaran daring antara lain: 1) Tidak semua peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan menggunakan media googleclassroom dan Telegram 2) Peserta didik terkendala jaringan dikarenakan beberapa peserta didik tidak berada diwilayah yang layanan internet bagus. 3) Kesulitan memantau apakah siswa benar-benar mengerjakan tugas berdasarkan pemahamannya sendiri atau tidak 4) Peserta didik kurang apresiasi dan responsive dalam proses pembelajaran.



Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan aplikasi Google Classroom dan Telegram pada pembelajaran Fisika di SMAN 2 Pekanbaru, maka diperoleh analisis, hasil dan pembahasan berdasarkan tujuan awal penelitian. Penggunaan Google Classroom dan Telegram sebagai media pembelajaran memberikan kemudahan dalam proses pembelajaraan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan yang harus dievaluasi baik dari segi efektivitas aplikasi maupun pemahaman IT



dari peserta didik dan Guru. Dalam persepsi peserta didik penggunaannya sebagai media pembelajaran mata pelajaran Fisika yaitu terkendala akses internet dari tidak adanya jaringan data maupun kurangnya hardware pendukung untuk pelaksanakan pembelajaran daring. Sedangkan persepsi guru penggunaannya sebagai media pembelajaran yaitu kesulitan memantau siswa dalam mengerjakan tugas berdasarkan pemahamannya sendiri.



Saran Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Google Classroom dan Telegram dapat digunakan oleh guru selama pembelajaran daring dan juga dapat sebagai penunjang pembelajaran mandiri peserta didik. Hal ini juga mempermudah guru untuk mengelola kelas, antara lain untuk memberi pengumuman, mengirim tugas, sarana pengumpul tugas dan penyimpan daftar nilai siswa serta penggunaan Telegram mampu memberikan pemberitahuan kepada peserta didik lebih baik ketika pembelajaran akan dimulai oleh guru.



Daftar Pustaka Sudibjo, A. & Wasis. 2013. Penggunaan Media Pembelajaran Fisika dengan E-Learning Berbasis Edmdo Blog Education pada Materi Alat Optik unutk Meningkatkan Respon Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Surabaya. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.02 No. 03, 187-190. Muhson, A. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis teknologi Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No. 2. 1-10. Korucu, A. T., & Alkan, A, 2011. Differences between m-learning (mobile learning) and elearning, basic terminology and usage of m-learning in education. Procedia - Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j. sbspro.2011.04.029 Enriquez, M. A. S, 2014. Students ’ Perceptions on the Effectiveness of the Use of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning. DLSU Research Congress. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Kumar, V., & Nanda, P, 2018. Social Media in Higher Education. International Journal of Information and Communication Technology Education. https://doi.org/10.4018/ijicte.2019010107 Molinda, M, 2005. Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey Colombus, Ohio. Hardiyana, Andri, 2015. Implementasi Google Classroom sebagai Alternatif dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah. Karya Tulis Ilmiah, Cirebon : SMA Negeri 1 Losari. Brinkmann, S, 2013. Qualitative Interviewing. United States of America, Oxford University Press. Lexy. J. Moleong, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Margono, 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. Miles, M. B., & Huberman, M, 1994. Qualitative Data Analysis Second Edition. SAGE Publications.