Asas-Asas Kurikulum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM “ASAS-ASAS KURIKULUM”



OLEH : KELOMPOK III



1. Husnul Khatimah 2. Nurmina



19.1200.007 19.1200.008



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PARE-PARE TAHUN AJARAN 2019/2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup penting dalam seluruh kegiatan pendidikan, juga menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan secara sembarangan, karena mutu bangsa dikemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Jadi, barang siapa yang menguasai kurikulum, memegang nasib bangsa dan negara. Kurikulum menjadi penentu arah tujuan bangsa kedepan, menjadi penampung utama semangat pendidikan sebagai media untuk mencerdaskan bangsa. Maka dapat diapahami bahwa kurikulum sebagai alat yang begitu viral bagi perkembangan bangsa yang dipegang oleh pemerintah suatu negara. Oleh sebab itu, setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami seluk-beluk kurikulum, termasuk asas-asasnya. Untuk itu pada kesempatan ini kami akan mencoba unutk memaparkan materi yang berkenaan dengan asas-asas kurikulum dan komponen kurikulum. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian kurikulum? 2. Apa saja asas-asas kurikulum? 3. Bagaimana penjelasan tentang asas-asas kurikulum? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian kurikulum. 2. Mengetahui asas-asas kurikulum. 3. Mengetahui penjelasan tentang asas-asas kurikulum.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum untuk pertama kalinya dipergunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologi, “curriculum” yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang bermakna pelari dan “curere” yang bermakna “ tempat berpacu”. Jadi sitilah kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung arti sebagai jarak yang harus dicapai/ditempuh oleh pelari dari garis awal sampai akhir. Pada sekitar tahun 1855, istilah kurikulum baru dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumalah mata pelajaran pada perguruan tinggi. Dalam kamus Webster, kurikulum diartikan dalam dua macam yaitu: a. Sejumalah mata pelajaran yang harus dipelajari murid di sekolah atau di Perguruan Tinggi untuk memperoleh ijazah. b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan. Namun apabila ditelusuri lebih jauh, kurikulum kurikulum mempunyai banyak arti, yaitu: 1. Sebagai rencana dalam sebagai kegiatan atau proses pembelajaran. 2. Sebagai rencana belajar untuk murid. 3. Sebagai pengaman belajar yang diperoleh oleh murid dari sekolah. Berdasarkan pengertian diatas, kurikulum dapat diartikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilakukan setiap tahunnya. Pengertian kurikulum seperti uraian diatas termasuk pengertian menurut pandangan lama, kuno, sempit atau tradisional. B. Asas-Asas Kurikulum Mengembangkan kurikulum bukan suatu yang mudah dan sederhana, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dalam pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Apapun jenis kurikulumnya, pasti memerlukan asas-asas yang harus dipegang sebgai pedoman. Asasasas tersebut cukup kompleks dan seringkali terdapat hal-hal yang bertentangan sehingga perlu diseleksi terlebih dahulu.



1. Asas Religius Menurut pendapat Muhammad at-Thoumy As-Syaibany (1979 M), salah satu asas kurikulum adalah religius/agama. Kurikulum yang dikembangkan dan diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah. Diharapkan dengan adanya dasar ini kurikulum dapat membimbing peserta didik dalam membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlaqul karimah serta melengkapinya dengan ilmu pengetahuan yang kelak bermanfaat didunia dan akhirat. Dalam Undang-undang 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk mengembangkan diri peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, maka pastinya memerlukan asumsi-asumsi religius. Asas religius merupakan asumsi-asumsi yang bersumber danberpedoman pada ajaran agama, yang dijadikan titik tolak dan berpikir tentang melakukan pengembangan dan implementasi kurikulum. Asas religius merupakan prinsip yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam kitab suci yang berisi nilai-nilai kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik. 2. Asas Filosofis Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: philosopis, philo, philos, philen yang berarti cinta, pecinta, mecintai, sedang Sophia berarti kebijaksanaan, kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran. Dalam hal ini prinsip-prinsip ajara filsafat yang dianut oleh suatu bangsa seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme dan sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk/ sebagai pandangan hidup atau falsafah dalam arti praktis. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.



Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakukan baik oleh berbagai lembaga maupun perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidkan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda didalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan garis-garis besar haluan negara sebagai landasan filosofis negara. Menurut Nasution (2008 : 28), filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum, yakni: filsafat pendidikan menentukan arah kemana anak-anak harus dibimbing. 3. Asas Psikologi Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan yang diperuntukkan pada siswa, oleh karena dalam psikologi juga dibahas aspek psikis yang terdapat pada manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas Sembilan aspek psikologi yang kompleks. Aspek-aspek tersebut dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai berikut: a. Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang pendidikan keagamaan. b. Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi ekstrakurikuler, sosial, bahasa, dan filsafat. c. Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni.



d. Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti, agama, dan PPKN. e. Aspek karya (kreatif) : dikembangkan melalui kegiatan penelitian, independen studi, dan pengembangan bakat. f. Aspek karya : dikembangkan dengan berbagai mata pelajaran keterampilan. g. Aspek kesehatan : dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan dan olahraga. h. Aspek sosial : dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya. i. Aspek karya : dikembangkan melalui pembinaan bakat, wirausaha dan kerja mandiri. 4. Asas Sosiologis/ Sosial budaya Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai suatu kesatuan sosial. Asas sosiologis mempunyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa dimuka bumi ini. Asas sosial budaya (sosiologis) dengan penyampaian kebudayaan proses sosialisai individu, dan rekomendasi masyarakat. Bentuk-bentuk kebudayaan mana yang patut disampaikan dan kearah mana proses sosialisasi tersebut ingin direkonstruksi sesuai dengan tuntunan masyarakat. Masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus dikenal dan diwujudkan oleh peserta didik dalam bentuk perilakunya. Karena peserta didik pada saatnya akan hidup membaur dengan masyarakat, maka masyarakat harus dijadikan suatu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum. Asas sosial budaya digunakan dalam mengembangkan kurikulum baik tingkat nasional maupun bagi guru-guru dalam melakukan pengembangan kurikulum, bahkan dalam menghadapi proses pembelajaran dikelas.



5. Asas Organisatoris Asas ini berkenaan dengan organisasi dan pendekatan dalam kurikulum. Studi tentang kurikulum sering kali mempertanyakan tentang jenis organisasi ataupun pendekatan apa yang dipergunakan dalam pembahasan dan dalam penyusunan kurikulum. Dilihat dari organisasinya, ada tiga tipe bentuk kurikulum, antara lain: a. Kurikulum subject matter atau separated subject. Organisasi ini bertitik tolak pada mata pelajaran atau disebut juga pendekatan mata pelajaran, seperti geografi, sejarah, ekonomi, kimia, biologi, dan lain sebagainya. Setiap mata pelajarannya masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu dan terlepas satu sama lain. Itulah sebabnya pola kurikulumnya merupakan kurikulum yang terpisah-pisah. b. Kurikulum korelasi Yang dimaksud kurikulum korelasi adalah menghubungkan mata pelajaran yang sejenis atau mata pelajaran yang memiliki kesamaan cirri-ciri menjadi satu bidang studi (broard field). c. Kurikulum integrasi (terpadu) Dalam bentuk kurikulum ini, tidak mengenal mata pelajaran atau bidang studi, artinya mata pelajaran dan semua bidang studi terintegrasikan dalam bentuk masalah atau unit. Batas-batas antara semua mata pelajaran dan bidang studi tidaklah kelihatan. Jadi semua mata pelajaran telah menjadi satu kesatuan yang utuh. 6.



Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa praktikan untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati. Sebaliknya praktik yang tanpa didasaari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia. Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan memicu naiknya tingkat efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar yang selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan materi pembelajaran dan cara penyampaiannya. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah sukses mengubah tatanan kehidupan manusia. Maka



dari itu, kurikulum seharusnya dapat mengakomodasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia. Dengan majunya teknologi informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri sendiri, selanjutnya, sistem penyampaiannya tidak harus dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak terutama media elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan sebagainya. Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan dengan berbagai sistem penyampaiannya, misalnya sistem pembelajaran jarak jauh, yang penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, televise pendidikan nasional, siaran radio, metode berprogram internet dan sebagainya. Maka penting dalam kegiatan pembelajaran, pendidik membutuh dukungan dari penggunaan teknolohi. Penggunaan alat dan media tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan. Mengingat hal tersebut pendidikan merupakan upaya menyiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depan dan arus perubahan masyarakat yang semakin pesat dan termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam asas kurikulum karena secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup isi kurikulum, penggunaan strategi, metode dan media pembelajaran serta penggunaan sistem evaluasi. Dan secara tidak langsung menuntut dan dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didiknya agar mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Mengembangkan suatu kurikulum bukan suatu yang mudah dan sederhana, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dalam pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Perkembangan kurikulum didasari ata beberapa asas yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Asas religius merupakan prinsip yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam kitab suci yang berisi nilai-nilai kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik. 2. Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa penyusunan kurikulum hendaknya berdasae dan terarah pada falsafah yang dianut. 3. Asas psikologi bahwa manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas Sembilan aspek psikologi yang kompleks. 4. Asas sosiologi berarti dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah didalam masyarakat. 5. Asas organisatoris lebih condong kepada maslah dalam pembentukan bahan pelajaran yang akan disajikan. 6. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi yakni kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. B. Saran Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan orang yang mendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami akan menerima kritikan-kritikan atau saran-saran para pembaca maupun pendengar demi kesempurnaan makalah kami ini.



DAFTAR PUSTAKA www.google.com/amp/s/muzzam.wordpress.com/2011/03/20/asasasaskurikulum/amp https://www.academia.edu/35104678/MAKALAH_PENGEMBANGAN_KURIKUL UM.docx masyaadiadja.blogspot.com/2014/04/asas-asas-kurikulum.html?=1 https://www.google.com/amp/s/anggaradian.wprdpress.com/2012/02/26/asas-asaskurikulum/amp https://materikuliahpraktis.blogspot.com/2018/03/asas-asas-kurikulum.html?m=1