4 0 3 MB
Aseptic Technique Pemberian Sediaan Parenteral
DATA DIRI
• DATA PRIBADI • Nama Lengkap : Dwi Joko Yuliyanto. S Farm.,M Farm.,Apt • Tempat Tinggal : Kenongan 3/2 Trasan Juwiring Klaten • Agama : Islam • Pendidikan Formal : Apoteker + S2 Farmasi Klinik • Informal Courses : ASPETRI, Pelatihan Far-klin UGM, Aseptik Disp TPN RS dr Sardjito YK,dll • Pengalaman Kerja • RST dr.Soejono Mgl : Pelaksana Perawat (1997) • RS Islam Klaten : Pelaksana Perawat (1998-2006) – Apoteker (2007-SKRG) • Pengajar tidak tetap di beberapa Stikes dan Poltekes • Pengalaman Organisasi • IAI – Hisfarsi (Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit) div. Jawa Tengah • Official APB (Apoteker Praktek Bersama)
Dasar Peraturan BAB III : PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN Pasal 5, ayat 5: Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi tercapainya hal- hal:
e. mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan;
Dasar Peraturan Pasal 3: Ayat 3 Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
j. dispensing sediaan steril;
Dasar Peraturan
Dasar Peraturan Standar PKPO5
Dasar Peraturan Standar PKPO5
Mengapa ?? • R.S merupakan salah satu sumber HAIs (Healthcare Associated Infections). • Pemberian obat secara I.V langsung masuk ke dalam Pembuluh darah “chance” untuk infeksi sangat besar. • Safety Petugas
Pasien berpotensi infeksi
Pasien berpotensi infeksi
Pasien berpotensi infeksi
Jenis sediaan steril berdasarkankontaminasi
Low-Risk Level CSPs Pencampuran dari satu sediaan steril (ampul/vial/botol/bag) kesediaan steril yg lain. Max 3 sediaan Medium-Risk Level CSPs Pencampuran > 3 sediaan atau volume besar sediaan steril
High-Risk Level CSPs Pencampuran antara sediaan steril dan non steril (dilakukan sterilisasiakhir)
Ruang Kerja dan Penyimpanan
Ruang Kerja dan Penyimpanan Immediate-Use Category
- Untuk keperluan emergency Segera digunakan (penyimpanan) - Hanya untuk “LOW RISKCPS” - BUD max 1 jam.
Persiapan
Persiapan 1. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian) 2. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tgl kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan. 3. Melakukan konfirmasi ulang kepada dokter jika ada yang tidak jelas/tidak lengkap. 4. Menghitung kesesuaian dosis. 5. Memilih jenis pelarut yang sesuai. 6. Menghitung volume pelarut yang digunakan. 7. Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran. (contoh label obat, lampiran 1) 8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan, jumlah paket. (contoh label pengiriman, lampiran 2) 9. Melengkapi dokumen pencampuran (contoh form pencampuran dibuku 1: Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril) Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box.
Sumber: Pedoman dasar teknik aseptis Pedoman Obat suntik dan sitostatika
ALURPELAYANAN Permintaan (resep)
Cek kesesuaian resep (tepat PASIEN, OBAT, DOSIS, RUTE, WAKTU)
Cek kondisi (nama obat, jumlah, batch, ED) Jelas
Hitung dosis, pilih pelarut, hitung volume pelarut
Buat label obat dan label pengiriman
Isi Form Permintaan pencampuran, masukkan alat, label, dan obat-obatan ke passbox
PEDOMAN PENCAMPURAN OBAT SUNTIK DAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA, Ditjen BINFAR dan Alkes,2009
Tidak jelas KOnfirmasi
Persiapan (menggunakan sarungtangan/gloves/handscoon)
Syringe
Critical site Luer-lok tip Calibration marks
Pilih syringe dengan volume 2 x lipat dari volume yang ingin di ambil.
barrel
hub Final edge
plunger piston top collar
Shaft
plunger
flat end (lip)
Bevel heel Bevel Bevel tip
Syringe
Syringe
Syringe
Pencampuran Ampul Memindahkan isi ampul dari leher ke bagian bawah
Scored point Neck
J
Inverted motion
Pencampuran Ampul (membuka ampul) Seka dengan alcohol70% (swab)
Lilitkan kasa di leher ampul
Scored point
Pegang posisi45
Neck
Patahkan menjauhi “scoredpoint”
Cek apakah tidakada pecahan di dalam sediaan
Bungkus patahan dan buang ke kantong buangan
Pencampuran Ampul (withdraw) Berdirikan posisi 45 Scored point
Masukkan syringe Tarik seluruh isi ampul (via leher)
Neck
Masukkan lewat injection port (infuse) Ganti dengan needle baru atau syringe cap (bolus)
Apabila berlebih, kembalikan ke dalam ampul Cek gelembung udara (needle tertutup)
Pencampuran Vial (membuka vial)
Pencampuran Vial (withdraw)
Pencampuran Vial (melarutkan)
Pencampuran Vial (withdraw)
melepaskan sarungtangan/gloves/handscoon)
Pengecekan hasil pencampuran 1. Cek Fisik, melawan cahaya (menggunakan background putih dan/atau hitam) untuk melihat ada atau tidaknya partikel- partikel. 2. Cek kesesuaian hasil pencampuran dengan formulir permintaan (double check). 3. Pastikan label telah tertempel pada syringe atau infuse bag. 4. Tuliskan laporan pada form pencampuran terutama waktu mulai dan selesai.
Pengecekan hasil pencampuran
Beyond usedate
Kebercampuran (kompatibilitas) 1. McGraw-Hill’s. IV drug Handbook (2009) (available on Mobile) 2. Drug Information Handbook 25th Ed., 2016-2017 (available on mobile) 3. AHFS drug Information, 2016 (book) 4. ASHPs-Handbook on injectable Drugs. (mobile Free) 5. Pedoman pencampuran obat suntik dan penanganan sediaan sitostatika, Ditjen Binfar & Alkes, 2009 (book, ebook) 6. SNARS edisi 1 7. PMK No. 72, 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di
osmolaritas
Osmolarity sarung tangan steril untuk insersi/ mengganti dressing IV Sarung tangan steril untuk penusukan arteri atau cateter midline
CDC, 2011
Pemilihan Kateter & Lokasi insersi Pilihlah Kateter berdasar: Tujuan pemasangan, lama pemakaian, komplikasi yg mungkin dan pengalaman operator. (IB)
Best practice, 2008; Illustrated manual of nursing practice,2006
Ukuran Jarum Jarum kecil tidak menghambat aliran Pengenceran cepat Tidak ada cairan pekat kontak dinding
Jarum besar menyumbat vena, aliran jadi lambat Cairan pekat akan kontak dinding lama
• Tergantung besarnya vena yg akan digunakan. • Kateter harus berdiameter kecil shg ada ruang unt kateter & aliran drh • Idealnya gunakan ukuran gauge kecil. Panjang jarum 2 – 3 cm, unt vena dalam 5 cm.
Ukuran Kanula & penggunaan Trauma, operasi mayor Rapid infusions
16 G atau lebih besar 18 G atau lebih besar
Large volume replacement
18 G atau lebih besar
Whole blood Packed cells Cairan hipertonik/elektrlit/obat asam/iritan
18 G atau lebih besar 18 G atau lebih besar 18 G atau lebih besar
crystalloids.
18 – 20 G
Routine infusions
20 G atau lebih besar
Blood (slow rate) Antibiotics
20 G atau lebih besar 20 G atau lebih besar
peripheral parenteral nutrition
20 G atau lebih besar
Hydration (slower rates)
22 G atau lebih besar
Plasma products
22 G atau lebih besar
intermittent administration of drugs
20 – 24 G
Infant, anak-anak / dewasa , vena kecil
24 G
Port Colour
Gauge
Length
Maximum flow rate
Common Uses
Yellow
24
19 mm
22 mls/min
Oncology/haematology patients – can be used to give blood without compromise in these patients
Blue
22
25 mm.
36 mls/min
Longer term medication; oncology patients and adults with smaller veins; Potential treatment.
Pink
20
33 mm.
61 mls/min
2 – 3 litres IV per day and/or on long term medications; Potential treatment; Can be used for blood products
Green
18
45 mm.
96 mls/min
Cannula size of choice for blood/blood products or large volumes of fluids
Grey
16
50 mm.
196 mls/min
Rapid transfusion of blood or blood products
McClelland 2001, Millam 2000
Lokasi Penusukan IV Dewasa: (II) insersi di ekstremitas atas ganti secepatnya jk dipasang di ekstrms bawah Pediatrik: (II) ekstremitas atas, bawah atau kepala Kepala (infant) Insersi di lengan bwh jarak min 5 cm dr pergelangan tangan (mencegah kerusakan syaraf radial, median dan ulnar) Best Practice, 2008; Prat, 2007; CDC,2011
Lokasi &ukuran kanula Digital veins Metacarpal veins
22 G / < 20 G /
25 psi krn merusak dinding pembuluh drh, 3mL syringe > 25 psi) Swab peralatan dng 70% alcoho
Pemberian obat /cairan Parenteral
Hindari memasukan obat yg tidak jelas compatibility-nya ke botol infus jika terpaksa, suntikan obat melalui injection port Gunakan jarum unt obat ukuran kecil (23, 25 fr) TIDAK menusuk botol KACA dgn jarum tanpa filter gunakan filter udara & filter infus 0.4 micron Obat propofol drip, tranfusi darah, selang infus ganti tiap 6 – 12 j Vial obat yg ditusuk berulang, bersihkan tutup vial dg alkohol 70%
Elsevier inc, 2008
Pemberian obat / cairan Parenteral
Osmolalitas < 900-1200 mOsm/L. (Klinisi > suka jk < 500 mOsm/L) Cairan dng konsentrasi ≤ 10% Dextr &/ ≤ 5% protein tidak boleh diberikan > 7-10 hr Jangan beri cairan dextrose-atau cairan PN melalui jalur selang infus unt monitoring (IA) Jk cairan yg terpasang bukan D5%/NaCl 0,9%, flush dg NaCl 0,9% 2 – 5 ml setelah penyuntikan obat Hentikan infus selama pemberian obat
Elsevier inc, 2008
Pemberian obat / cairan Parenteral (PN)
PN yg berisi bukan lipid diberikan melalui filter 0,2 micron, lipid 1,2 micron PN (lengkap + lipid) harus diinfuskan maksimal dlm 24 jam (IB) Jk hanya Lipid dlm 12 jam (IB) Jika cairan PN dari refrigator biarkan dulu 1 jam sebelum diberikan
Elsevier inc, 2008, CDC 2002
Menjaga keamanan pemberian PN Labeling PN (isi) (gr /liter, mEq/l). Standarisiasi: rute, tanggal & waktu pemberian, tanggal & waktu kadaluarsa, jadwal pemberian, kebutuhan / hr, dosis /BB.
Elsevier inc, 2008
Dokumentasi
Nama perawat, dressing Alasan penusukan atau memasang kembali Jenis cairan yang dimasukan Infus : kecepatan, dosis, pengencer Kateter IV: tipe, panjang, ukuran (gauge) jumlah & lokasi penusukanTanggal & waktu pemasangan Sekali tusuk atau tidak? Hasil pengecekan Kepatenan IV Komplikasi selama pemasangan Lain-lain: Pengkajian rencana pulang, Inform consent, dll.
(CDC, 2002; Millam & Hadaway, 2003).
Kategori Rekomendasi dari CDC/HICPAC Category IA. Strongly recommended for implementation and strongly supported by well-designed experimental, clinical, or epidemiologic studies. Category IB. Strongly recommended for implementation and supported by some experimental, clinical, or epidemiologic studies, and a strong theoretical rationale. Category IC. Required by state or federal regulations, rules, or standards. Category II. Suggested for implementation and supported by suggestive clinical or epidemiologic studies or a theoretical rationale. Unresolved issue. Represents an unresolved issue for which evidence is insufficient or no consensus regarding efficacy exists.
HOT LINE FARMASI FARMASI RANAP : 347 HP : 0856-4094-9077