Asga Lansia Siska (Komunitas) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • siska
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA



OLEH: SISKA NIM. 2019.NS.A.07.026



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN2020/2021



i



ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS



Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas



OLEH: SISKA NIM. 2019.NS.A.07.026



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI NERS TAHUN 2020



i



LEMBAR PERSETUJUAN Asuhan Keperawatan ini di susun oleh : Nama



: Siska



NIM



: 2019.NS.B.07.026



Program Studi



: Profesi Ners



Judul



: Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.R dengan Hipertensi di Wilayah Kota Palangka Raya Telah melakukan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk



menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas pada Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.



Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh : Pembimbing Akademik



Prinawatie, S.Kep.,M.Kes



ii



LEMBAR PENGESAHAN Asuhan Keperawatan ini di susun oleh : Nama



: Siska



NIM



: 2019.NS.A.07.026



Program Studi



: Profesi Ners



Judul



: Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R dengan Hipertensi di Wilayah Kota Palangka Raya Telah melakukan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk



menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas pada Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.



Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh : Pembimbing Akademik



Prinawatie, S.Kep.,M.Kes



iii



iv



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan Anak dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R dengan Hipertensi di Wilayah Kota Palangka Raya”. Laporan Studi kasus ini merupakan salah satu syarat untuk lulus profesi ners stase Keperawatan Komunitas di STIKES Eka Harap Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak laporan studi kasus ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setulusnya kepada: 1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKES Eka Harap yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners. 2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan asuhan keperawatan. 3. Prinawatie, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing akademik yang banyak memberikan saran, bimbingan, dan waktunya dalam menyelesaikan laporan asuhan keperawatan. 4. Tn.R dan keluarga yang bersedia menjadi subjek dalam askep kelolaan. 5. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan asuhan keperawatan ini. Demikian Laporan Asuhan Keperawatan ini dibuat, agar dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan, dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dilain waktu penulis dapat membuat laporan asuhan keperawatan dengan lebih baik lagi.



Palangka Raya, November 2020 Siska



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................



i ii iii iv v



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 1.4 Manfaat Penulisan................................................................................... 1.4.1 Masyarakat.............................................................................................. 1.4.2 Tenaga Kesehatan...................................................................................



1 2 2 2 2 2 2 3



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keluarga..................................................................................... 2.1.1 Definisi.................................................................................................... 2.1.2 Fungsi Keluarga...................................................................................... 2.1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga.................................................... 2.1.4 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan.............................................. 2.2 Konsep Dasar Hipertensi......................................................................... 2.2.1 Definisi.................................................................................................... 2.2.2 Klasifikasi................................................................................................ 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi....................................... 2.2.4 Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dikontrol..................................... 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi................................. 2.3.1 Pengkajian............................................................................................... 2.3.2 Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul..................................... 2.3.3 Intervensi.................................................................................................



4 4 4 5 7 7 7 7 9 9 10 11 13 14



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN TEORI 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi................................. 2.3.1 Pengkajian............................................................................................... 2.3.2 Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul..................................... 2.3.3 Intervensi.................................................................................................



10 11 13 14



BAB 4 ASUHAN KELUARGA BINAAN 3.1 Pengkajian Keperawatan......................................................................... 3.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga............................................. 3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga................................................ 3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga................................ DAFTAR PUSTAKA



v



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah



tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Irianto, 2014). Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung, stroke. Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas (Irianto, 2014). Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yan



1



2



komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016). Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan dengan asuhan keperawatan pada keluargaTn. R. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan



menjadi pembahasan dalam studi kasus ini yaitu “Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi pada keluarga Tn. R di Palangka Raya?”. 1.3



Tujuan Penulisan



1.3.1 Tujuan Umum Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Tn.R dengan hipertensi di wilayah kota Palangka Raya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.



Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan keperawatan keluarga Tn. R dengan hipertensi di wilayah kota Palangka Rayaa.



2.



Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga Tn.R dengan hipertensi di wilayah kota Palangka Raya.



3.



Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.R dengan di wilayah kota Palangka Raya.



1.4



Manfaat Penulisan Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :



1.4.1 Masyarakat Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga. 1.4.2 Tenaga Kesehatan



3



Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keluarga 2.1.1 Definisi Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan. 2.1.2 Fungsi Keluarga Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu : 2.1.2.1 Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010): 1.



Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.



2.



Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui



5



keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.



5



3.



Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.



2.1.2.2 Fungsi Sosialisasi Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga. 2.1.2.3 Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan. 2.1.2.4 Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal. 2.1.2.5 Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 2.1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 : 2.1.3.1 Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).



6



2.1.3.2 Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi



perubahan



anggota



keluarga,



mempertahankan



hubungan



yang



memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu. 2.1.3.3 Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. 2.1.3.4 Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak. 2.1.3.5 Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. 2.1.3.6 Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya. 2.1.3.7 Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.



7



2.1.3.8 Keluarga lanjut usia Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu. 2.1.4 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut : 1.



Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan



2.



Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan



3.



Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit



4.



Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan



5.



Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat



2.2 Konsep Dasar Hipertensi 2.2.1 Definisi Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Irianto, 2014). Hipertensi



juga



merupakan



faktor



utama



terjadinya



gangguan



kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Patica, 2016). 2.2.2 Klasifikasi Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :



8



2.2.2.1 Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah. 2.2.2.2 Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab. Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa Kategori Normal Normal Tinggi Stadium 1 (Hipertensi Ringan) Stadium 2 (Hipertensi Sedang) Stadium 3 (Hipertensi Berat) Stadium 4 (Hipertensi Sangat Berat atau Maligna) Sumber: Heniwati, 2018



Sistolik mmHg < 130 mmHg 130-139 mmHg 140-159 mmHg 160-179 mmHg 180-209 mmHg 201 mmHg atau lebih



Diastolik mmHg < 85 mmHg 85-89 mmHg 90-99 mmHg 100-109 mmHg 110-119 mmHg 120 mmHg atau lebih



2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi 2.2.3.1 Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30



9



tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Triyanto, 2014). 2.2.3.2 Umur Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Triyanto, 2014). 2.2.3.3 Keturunan (genetik) Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010). 2.2.3.4 Pendidikan Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, dkk., 2017). 2.2.4 Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dikontrol 2.2.4.1 Obesitas Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara & Prayitno, 2013). 2.2.4.2 Kurang olahraga Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga



10



melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. 2.2.4.3 Kebiasaan merokok Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. 2.2.4.4 Konsumsi garam berlebihan WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (Pranaka, 2015). 2.2.4.5 Minum alcohol Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke. 2.2.4.6 Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg. 2.2.4.7 Kecemasan Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.



11



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN TEORI 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2018) : 2.3.1 Pengkajian Pengkajian



merupakan



langkah



awal



pelaksanaan



asuhan



keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : 2.3.1.1 Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1.



Nama kepala keluarga



2.



Alamat dan telepon



3.



Pekerjaan kepala keluarga



4.



Pendidikan kepala keluarga



5.



Komposisi keluarga dan genogram



6.



Tipe keluarga



7.



Suku bangsa



12



8.



Agama



9.



Status sosial ekonomi keluarga



10. Aktifitas rekreasi keluarga 2.3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi : 1.



Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.



2.



Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.



3.



Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.



4.



Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai



riwayat



kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. 2.3.1.3 Pengkajian Lingkungan 1.



Karakteristik rumah



2.



Karakteristik tetangga dan komunitas RW



3.



Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat



4.



Sistem pendukung keluarga



2.3.1.4 Struktur keluarga 1.



Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.



2.



Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.



3.



Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan



sejauh mana keluarga



menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.



13



Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. 4.



Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.



2.3.1.5 Stres dan koping keluarga 1.



Stressor jangka pendek dan panjang: 1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan. 2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.



2.



Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor



3.



Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.



4.



Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah



5.



Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.



2.3.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah : 1.



Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan



14



dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. 2.



Manajemen



kesehatan



tidak



efektif,



yaitu



pola



pengaturan



dan



pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. 3.



Pemeliharaan



kesehatan



mengidentifikasi,



mengelola



tidak dan



efektif, atau



yaitu



menemukan



ketidakmampuan bantuan



untuk



mempertahankan kesehatan. 4.



Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.



5.



Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.



6.



Ketidakberdayaan,



persepsi



bahwa



tindakan



seseorang



tidak



akan



mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang. 7.



Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :



1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga 2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi 3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi 4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi



15



5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi 2.3.3 Membuat Perencanaan Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut : 1.



Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga. Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit hipertensi.



Tujuan



: Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.



Kriteria



: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.



Standar



: Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda



dan



gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan. Intervensi : 1) Jelaskan arti penyakit hipertensi 2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi 3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan 2.



Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi. Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.



Tujuan



: Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga



16



yang sakit. Standar



: Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.



Intervensi : 1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi 2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi. 3.



Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.



Tujuan



: Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.



Kriteria



: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi



Standar



: Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga



yang



menderita penyakit hipertensi secara tepat. Intervensi : 1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi. 2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi. 4.



Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan. Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.



Tujuan



: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.



Kriteria



: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi



Standar



: Keluarga



dapat



memodifikasi



mempengaruhi penyakit hipertensi.



lingkungan



yang



dapat



17



Intervensi : 1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit hipertensimisalnya : 2) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam. 3) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan. 4) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi. 5) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan. 5.



Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi. Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.



Tujuan



: Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.



Kriteria



: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.



Standar



: Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.



Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.



BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN 3.1.Identitas klien / keluarga Nama KK



: Tn. R



Umur



: 73 Tahun



Agama



: Islam



Jenis Kelamin



: Laki - laki



Suku



: Dayak



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: swasta



Alamat



: gobos 9 jln ragadipa no 19



No.Telp



:



Komposisi Keluarga No



Nama (Inisial)



Umur



Gender



Hubungan



(L/P)



Dg KK



Pendidikan



Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta



1



Ny. S



68 thn



P



Isteri



SMP



2



Tn. H



34 thn



L



anak



SMA



Tipe keluarga adalah keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.



34



19



3.2.Riwayat Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini : Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini : Keterangan



N



Ter



Seb



Tahap perkembangan keluarga



Td



o



pen



a K



uhi



1



Pasangan baru atau



f a m il y ),



keluarga baru (berginning



meliputi : a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama. b. Menetapkan tujuan bersama. c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social. d. Merencanakan anak ( KB). e. Menyesuaikan



diri



dengan



kehamilan



dan



mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.



2



Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family) a. Persiapan menjadi orang tua



gian



20



b. Membagi peran dan tanggung jawab c. Menata ruangan untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan d. Mempersiapakan biaya atau dana child bearing. e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga f. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin



3



Keluarga dengan anak prasekolah family with preschool) a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti tempat tinggal, privasi dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi



c. Beradaptasi dengan anak



y a n g baru lahir sementara



Keterangan



N



Ter



Seb



Tahap perkembangan keluarga o



Td pen



a K



uhi



kebutuhan anak yang lain harus dipenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar keluarga. e. Pembagian waktu untuk individu pasangan dan anak



gian



21



f. Pembagian tanggungjawab g. Kegiatan dan waktu stimulasi untuk tumbuh dan kembang anak.



4



Keluarga dengan anak usia sekolah (family with school children) a. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan, dan semangat belajar b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam Perkawainan c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya Intelektual d. Menyediakan aktivitas untuk anak e. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak



5



Keluarga dengan anak remaja (family with teenagers) a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggungjawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orangtua, hindari perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.



Keterangan N



22



Ter



Seb



Tahap perkembangan keluarga o



Td pen



a K



uhi



6



Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman keluarga c. Membantu orang tua suami atau istri yang sakit memasuki masa tua d. Mempersiapakan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada Keluarga f. Berperan suami, istri, kakek dan nenek



7



Keluarga usia pertengahan (middle age family) a. Pertahankan kesehatan b. Mempunyailebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengelola minat social dan waktu santai c. Memulihkan hubungan antar generasi muda dengan generasi tua d. Keakraban dengan pasangan e. Memelihara hubungan/kontak dengan keluarga dengan Anak f. Persiapkan masa tua atau pensiun dan meningkan keakraban pasangan



gian



23



8



Kelurga usia lanjut







a. Mempertahnkan suasana rumah yang menyenangkan







b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,







kekuatan fisik dan pendapatan.







c. Mempertahankan keakraban suamiistri dan







Keluarga mampu melaksanakan tugas keluarga sesuai tugas keluarga yang di cantumkan dalam teori keperawatan keluarga.



Genogram 3 (tiga) Generasi :



Keterangan : : Laki – laki : Perempuan : Penunjuk pasien



: Garis keturunan : Tinggal serumah : Meninggal



24



3.3.Struktur Keluarga Tn. R berperan sebagai kepala keluarga dan juga yang mencari nafkah. Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan kebutuhan keluarga, anak yang terakhir yang sudah lulus SMA bekerja di pengolahan kayu bangunan dan belum menikah. 3.4.Fungsi keluarga Fungsi afektif, sosial dan ekonomi keluarga berjalan dengan baik, ayah ibu dan anak memiliki ikatan yang baik, berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan ayah ibu adalah pencari nafkah keluarga. Fungsi kesehatan keluarga : Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit Hipertensi. Hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang mengetahui pengertian, penyebab serta tanda dan gejala dari penyakit Hipertensi. Kemampuan keluarga dalam menangani masalah hipertensipun masih terbatas karena kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit tersebut. Pola Koping keluarga Koping keluarga efektif, anak bisa menceritakan masalah nya pada orang tua. Stressor saat ini adalah pada pembagian tugas menjaga anak karena ayah-ibu dalam keluarga ini bekerja, dimana ibu bisa bekerja pagi, sore atau malam, ayah bisa bekerja tidak mengenal waktu karena pekerjaan kedua nya pada area intensif care. 3.5.Spiritual Selama musim pandemi covid-19 keluarga baik anak dan orang tua, beribadah di rumah bersama-sama seperti sholat. 3.6.Pola aktivitas sehari – hari Pola makan keluarga teratur 3 kali/hari. Pola istrahat. Untuk BAB/BAK di lakukan di kamar mandi tertutup dengan kloset yang bersih terawat, tidak



25



ada keluhan dalam sistem eleminasi keluarga. Kebersihan diri baik, keluarga mandi minimal 2 kali/hari, dan berganti pakain minimal 2 kali. Keluarga mandiri dalam memenuhi keperluan ya sesuai usia. Keluarga tidak rutin berolahraga, tetapi keluarga bisa sekali-sekali olahraga jalan santai. 3.7.Psikososial Tidak ada gangguang emosional, kemarahan, ketakutan, sedih, stress, ataupun dalam keluarga. 3.8.Faktor resiko masalah kesehatan Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit Hipertensi. Hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang mengetahui pengertian, penyebab serta tanda dan gejala dari penyakit Hipertensi. Kemampuan keluarga dalam menangani masalah hipertensipun masih terbatas karena kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit tersebut.



3.9.Pemeriksaan Fisik Px. Fisik TD Nadi RR BB Rambut Konjungtiva Sklera Hidung Telinga Mulut Leher Dada Abdomen



Tn. R 120/80 59 kg Bersih, hitam, lurus Tidak anemis Tidak ikterik Tidak epistaksis Bersih Mukosa bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar, tyroid Tidak ada kelainan Simetris Tidak ada nyeri



Ny. S 150/90 50 kg Bersih, hitam, lurus,panjang Tidak anemis Tidak ikterik Tidak epistaksis Bersih Mukosa bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid Dada simetris Payudara bersih Tidak ada



Tn.H 100/80 67 kg Bersih, hitam, lurus Tidak anemis Tidak ikterik Tidak epistaksis Bersih Mukosa bibir lembab Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid Tidak ada kelainan Simetris, Tidak ada nyeri



26



tekan, bising usus + tidak ada edema



nyeri tekan, bising usus + tidak ada edema



Kulit



Kuning langsat, bersih



Kuning Langsat, bersih



Sawo matang, bersih



Turgor kulit



Baik



Baik



Baik



Keluhan



-



Pusing dan lemas



-



Ekstremitas



tekan, bising usus + tidak ada edema



Lingkungan rumah :



Kamar 1 Kamar



Dapur



WC Kamar 2 Kamar



Kamar 4



Kamar 3



JalaP n Teras



3.10.



Air untuk kebutuhan sehari



1) Untuk minum keluarga menggunakan air mineral. 2) Untuk memasak, mandi mencuci dan kebutuhan lain air berasal dari PDAM/Ledeng.



27



3) Jarak sumber air dari septic tank > 10 meter. 4) Penampungan air di bak mandi (terbuka) di gentong (tertutup). 5) Kondisi air tidak berbau, berasa ataupun berwarna. 3.11.



Sampah Keluarga



1) Pengelolaan sampan dengan cara di kumpulkan lalu diangkut oleh petugas kebersihan. 2) Penampungan sampah sementara tertutup dan > 5 meter dari rumah. 3.12.



Sistem pembuangan kotoran



1) Tempat keluarga buang hajat di WC 2) Tipe WC adalah WC duduk dan leher angsa 3) Pembuangan air limbah melalui Got/parit saluran pembuangan menggunakan pipa 3.13.



Hewan ternak/peliharaan tidak ada



3.14.



Catatan Keperawatan Keluarga



1) Analisa data No



Data Penunjang



Masalah



Penyebab



28



1



DS : Ny. S mengatakan “P : Jika



Nyeri akut



Ketidakmampuan



berjalan atau beraktivitas, Q :



keluarga Ny. S merawat



seperti ditusuk-tusuk, R : di



anggota keluarga yang



kepala. S : 5 (nyeri sedang), T :



sakit.



Hilang timbul.” DO : 1) Pasien



tampak



memegang



kepala dan leher belakang. 2) TTV : TD : 150/90 mmHg



2 DS : Ny. S mengatakan “saya tidak tahu secara jelas tentang hipertensi, tetapi jika mendengarnya saya sudah sering”. DO : 1) Tn. R pendidikan terakhir SMA dan Ny. S pendidikan terakhir SMP Ketika



ditanyakan



Ny.



S



dan



keluarga tampak bingung dan hanya senyum – senyum saja.



Defisit pengetahuan



Ketidakmamapuan keluarga Ny. S mengenal masalah kesehatan keluarga



29



2) Skoring Prioritas keperawatan keluarga Diagnosa Keperawatan Keluarga Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S merawat anggota keluarga yang sakit.



Kriteria Sifat Masalah (Bobot 1) Skala: 3 : Aktual 2 : Resiko 1 : Pontensial Kemungkinan Masalah Dapat Diubah (Bobot 2) Skala: 2 : Mudah 1 : Sebagian 0: Rendah Pontensial Masalah Untuk Dicegah (Bobot 1) Skala: 3 : Tinggi 2 : Cukup 1 : Rendah Menonjolnya Masalah (Bobot1) 2 : Berat, Segera ditangani 1 :Tidak Perlu Segera ditangani 0 : Tidak Dirasakan



TOTAL



Sko re



Pembenaran Sifat masalah ini aktual karena sedang dialami dan



3/3x1 = 1 dirasakan oleh Ny.S



2/2x2 = 2



3/3x1 = 1



2/2x1 = 1



Melalui pendidikan kesehatan terutama tentang cara menanganidan pencegahan hipertensi serta pola hidup yang dianjurkan untuk pasien hipertensi kemungkinan masalahdapat diubah. Masalah dapat diubah dengan mudah jika ditunjang dengan kemampuan keluarga dalam mendeteksi adanya masalah lebih awal. Ny.S menganggap penyakit hipertensi ini harus diberikan pengobatan segera karena dampak yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari Ny. S.



5



Diagnosa Keperawatan Keluarga Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmamapuan keluarga Ny. S mengenal masalah kesehatan keluarga.



30



Kriteria



Sko re



Sifat Masalah (Bobot 1) Skala: 3 : Aktual 2 : Resiko 1 : Pontensial



Kemungkinan Masalah Dapat Diubah (Bobot 2) Skala: 2 : Mudah 1 : Sebagian 0: Rendah Pontensial Masalah Untuk Dicegah (Bobot 1) Skala: 3 : Tinggi 2 : Cukup 1 : Rendah Menonjolnya Masalah (Bobot1) 2 : Berat, Segera ditangani 1 :Tidak Perlu Segera ditangani 0 : Tidak Dirasakan



TOTAL



2/3x 1 = 0,66



2/2x2 = 2



3/3x1 = 1



1/2x1=0,5



Pembenaran Sifat masalah ini resiko karena masih belum terjadi dan jika tidak diberikan implementasi dapat berakibat pada masalah kesehatan Ny. S dan keluarga di masa mendatang, masalah ini dapat dicegah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Setelah diberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan terutama tentang hipertensi dan cara perawatannya kemungkinan masalah dapat diubah. Dengan diberikannya informasi maka keluarga Ny. S dapat mengetahui tentang hipertensi dan perawatannya. Keluarga menganggap jika terjadi hipertensi yang berat sebaiknya langsung dibawa kepuskesmas/ rumah sakit. Tanpa perlu ditangani sendiri dirumah untuk mengurangi rasa sakit.



4,16



3) Prioritas Diagnosa Keperwaatan keluarga Prioritas 1



Diagnosa Keperawatan Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S merawat anggota keluarga yang sakit.



Skore 5



31



Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan 2



kebutuhan pengobatan berhubungan dengan ketidakmamapuan keluarga Ny. S mengenal masalah kesehatan keluarga.



4,16



32



INTERVENSI No. 1.



Tujuan



Diagnosa Keperawatan



TUM



Evaluasi TUK



Kriteria



Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Setelah dengan



kunjungan rumah dilakukakan



ketidakmampuan



selama



keluarga



Ny.



merawat



anggota



keluarga



yang



sakit.



....



merasa nyeri. 2. Ny. S tidak



cara-



3. Menyebutkan



2. Kaji nyeri.



3. Anjurkan untuk diit dan



minum



makanan



diharapkan :



dianjurkan dan yang 4. Ajarkan



sedang). batas normal. 3. Ny. S mampu mengatasi rasa



yang



karakteristik



selama .. x ... jam



mampu 2. TTV dalam



merawat Ny.



1. Ukur TTV.



cara mengatasi nyeri.



rumah



(SN : 3 (tidak



3. Keluarga Ny.



S



kunjungan



dan



perlu dihindari oleh



dan 1. Nyeri hilang



pucat. S



2. Menyebutkan



keperawatan



1. Ny. S tidak



1. Mengungkapkan rasanyeri berkurang.



hari tindakan



S diharapkan :



lemah



Verbal



Intervensi



Standar



pasien hipertensi. Non Verbal



secara teratur.



2. TTV normal (TD : 130/80 mmHg, RR : 16 – 20 x/menit, S :



teknik



manajemen nyeri. 5. Diskusikan pasien



1. Wajah pasien rileks.



obat



pada agar



menghindari makanan yang tinggi lemak kolesterol



jenuh, dan



33



nyeri dengan



36 – 37 ℃, N : 60 –



makanan



teknik



80/menit, SN : 0).



manis.



manajemen nyeri.



3. Mempraktekkan teknik nyeri.



manajemen



6. Sarankan



Diagnosa



Tujuan



Evaluasi



untuk



sering berolah raga secara teratur.



Intervensi 2 No.



yang



Intervensi



34



Keperawatan 2.



TUM



Defisit



TUK



Setelah



dengan



Setelah dilakukan kunjungan rumah dilakukan selama .. x .. jam kunjungan rumah diharapkan : selama ... hari 1. Menyebutkan



ketidakmamapuan



diharapkan



pengetahuan berhubungan



keluarga



Ny.



S



keluarga Ny. S



mengenal masalah



dapat mengetahui



kesehatan keluarga.



tentang hipertensi.



2.



3.



4.



5.



pengertian hipertensi. Menyebutkan jenis-jenis hipertensi. Menyebutkan penyebab hipertensi. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi. Menyebutkan cara penanganan hipertensi.



Kriteria



Standar



Verbal



Keluarga Ny. S mampu :



1) Kaji



pemahaman



pasien dan keluarga 1. Menyebutkan pengertian hipertensi. tentang masalah 2. Menyebabkan jenishipertensi. jenis hipertensi. 2) Diskusikan dengan 3. Menyebutkan penyebab hipertensi. keluarga tentang 4. Menyebutkan tanda hipertensi dan gejala hipertensi. 5. Menyebutkan cara 3) jelaskan pentingnya kerjasama dalam penanganan regimen pengobatan



hipertensi.



dan 1. Ny. S dan leluarga Non



tidak



tampak



2. Keluarga mampu pertanyaan diajukan



perjanjian



tindak



lanjut.



bingung. Verbal



mempertahankan



tentang S 4) Jelaskan obat yang diresep menjawab Ny.



yang perawat



bersamaan rasional.



dengan



35



dengan baik.



3.12 Nama Pasien



: Ny. S



Nama Mahasiswa



: Siska



No. 1.



Implementasi & Evaluasi Keperawatan



Hari/Tanggal/Jam Jumat, 11 November



Implementasi 1. Mengukur TTV.



Evaluasi jumat,11 November 2020, Pukul 10.05 WIB



36



2020 Pukul 09.30 WIB



Hasil : Tekanan Darah : 150/90 mmHg 2. Mengkaji karakteristik nyeri.



S: 1. Ny. S mengatakan “pusing di kepala



Hasil : Diagnosa 1



P : Jika berjalan atau beraktivitas.



saya masih terasa”. 2. Ny. S mengatakan “kepala saya pusing



Q : seperti ditusuk-tusuk.



jika saya berjalan atau bekerja, seperti



R : di kepala.



ada yang nusuk, kadang hilang sendiri



S : 3 (nyeri ringan) T : Hilang timbul



lalu kembali lagi”. O:



3. Menganjurkan untuk diit dan minum obat secara teratur.



1. Ny. S tampak lemah.



Hasil :



2. Wajah berkeringat dan sedikit pucat.







Catopril 25 mg 3x1(obat oral)



3. TTV :







Paracetamol 3x1 (obat oral)







B12 3x1 (obat oral)







Vitamin C 3x1 (obat oral)



Ny. S mengikuti anjuran dan minum obat secara teratur. 4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri.



TD : 140/90 mmHg, Nadi 86 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,7’C, SN : 3 (nyeri ringan). A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi no. :



37



Hasil : Ny. S dapat melakukan teknik manajemen nyeri



1. Ukur TTV.



(teknik relaksasi dan distraksi).



2. Kaji karakteristik nyeri. 3. Anjurkan untuk diit dan minum obat secara teratur. 4. Ajarkan teknik manajemen nyeri. 5. Diskusikan



pada



menghindari



makanan



pasien yang



agar tinggi



lemak jenuh, kolesterol dan makanan yang manis. 6. Sarankan untuk sering berolah raga secara teratur.



Nama Pasien



: Ny. S



Nama Mahasiswa



: Siska



No



Hari/Tanggal/Jam



Implementasi



Evaluasi



. 2.



Sabtu, 12 November



1. Mengkaji pemahaman pasien dan keluarga tentang Sabtu, 12 November 2020, Pukul 12.55 WIB masalah hipertensi.



38



2020 Pukul 12.40 WIB Diagnosa 2



Hasil : Ny. S dan keluarga tidak mengetahui secara



S : Ny. S mengatakan “sekarang saya sudah



jelas tentang hipertensi.



tahu tentang hipertensi”.



2. Diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi. Hasil : Ny. S dan keluarga bersedia diajak untuk berdiskusi tentang hipertensi, Ny. S dan keluarga mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit yang salah satu gejala utamanya adalah tingginya pengukuran tekanan darah pasien. 3. Menjelaskan pentingnya kerjasama dalam regimen



O: 1. Ny. S dan keluarga tidak tampak bingung. 2. Ny. S dan keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan cukup baik.



pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak 3. Ny. S dapat mempraktekkan teknik manajemen nyeri. lanjut. Hasil : Ny. S meminum obat secara teratur sesuai advis



A : Masalah teratasi.



dokter yaitu :



P :Hentikan intervensi.







Catopril 25 mg 3x1(obat oral)







Paracetamol 3x1 (obat oral)







B12 3x1 (obat oral)







Vitamin C 3x1 (obat oral)



4. Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional.



Jika timbul masalah kembali berikan kembali intervensi keperawatan yaitu berikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya tentang penyakitnya tetapi dengan cara yang



39



Hasil :



lebih dimodifikasi misalnya melalui



Ny. S dan keluarga mengetahui kegunaan masing –



video, dll sehingga membuat pasien dan



masing dari obat yang diberikan kepada Ny. S dan



keluarga mendapatkan gambaran dengan



jadwal minum obat bukan hanya asal 3 x sehari saja



lebih jelas lagi.



tetapi per 8 jam agar reaksi obat dapat lebih efektif.



40



DAFTAR PUSTAKA Anggara & Prayitno, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25. Armilawaty, dkk. 2017. Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. Buckman. 2010. Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji Parama. Depkes RI.2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. Jakarta (online) (http:// www.depkes.go.id/download/Buletin%20Lansia.pdf Friedman, M.M et al., 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC. Heniwati. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta. Mubarak, Wahid Iqbal. 2011. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Patica, N. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Ranomut Kota Manado. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Pranaka, Kris, 2015. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geiatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia).Edisi ke 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sarkomo. 2016. Mencegah Stroke http://www.scribd.com/doc/1444261/



Berulang.



Diakses



dari



Setiadi. 2012. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.



41



Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Hipertensi SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.



Penderita



WHO, 2014. Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of reise blood pressure or contain the according to national circumstances



42