Komunitas II - Askep Agregat Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

-



KEPERAWATAN KOMUNITAS “ Askep Agregat Lansia ”



Disusun Oleh : Jamila Tasrif



M17010022



Luluk Habibah



M17010023



Nuurur Rofiifah



M1701002



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA 2020



-



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik.



B. Masalah 1. Apakah pengertian dari lansia? 2. Apa sajakah batasan usia lansia? 3. Apa sajakah perubahan pada lansia? 4. Apa sajakah masalah kesehatan pada lansia? 5.



Apa sajakah masalah kesehatan pada lansia di Indonesia?



6. Apa sajakah masalah kesehatan utama pada lansia? 7. Bagaimanakah susunan dari askep agregat lansia?



C. Tujuan 1. Mengetahui apakah pengertian dari lansia? 2. Mengetahui apa sajakah batasan usia lansia? 3. Mengetahui apa sajakah perubahan pada lansia?



-



4. Mengetahui apa sajakah masalah kesehatan pada lansia? 5. Mengetahui apa sajakah masalah kesehatan pada lansia di Indonesia? 6. Mengetahui apa sajakah masalah kesehatan utama pada lansia? 7. Mengetahui bagaimanakah susunan dari askep agregat lansia?



D. Manfaat  Bagi Penulis ; Dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai askep agregat pada lansia  Bagi Pembaca ; Dapat menambah wawasan seputar askep agregat pada lansia



-



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (UU No. 13/Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia). Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006). E. Batasan Usia Lansia  WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut : 1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun 2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan 3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun. 



Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori, yaitu: 1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun, 2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas, 3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.



F. Peruubahan Pada Lansia Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk



-



menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik. Menurut Azizah dan Lilik M (2011) perubahan pada lansia terbagi menjadi 4 yaitu ; 1. Perubahan Fisik 1) Sistem Indra Sistem pendengaran 2) Sistem Intergumen 3) Sistem Muskuloskelet al 4) Sistem kardiovaskuler 5) Sistem respirasi 6) Sistem Pencernaan dan Metabolisme 7) Sistem perkemihan 8) Sistem saraf 9) Sistem reproduksi 10) Sistem Perasa dan Penciuman 11) Sistem Imun 12) Sistem Endokrin 13) Sel 2. Perubahan Kognitif 3. Perubahan Mental 4. Perubahan Psikososial G. Masalah Kesehatan Lansia a. Masalah fisik Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah, sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga seringsakit. b. Masalah kognitif (intelektual) Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif, adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar. c. Masalah emosional Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi. d. Masalah spiritual Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang



-



tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup yang cukup serius. H. Masalah Kesehatan Lansia di Indonesia Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050. Tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita. Sedangkan sebaran penduduk lansia pada tahun 2010, Lansia yang tinggal di perkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%). Terdapat perbedaan yang cukup besar antara lansia yang tinggal di perkotaan dan di perdesaan. Perkiraan tahun 2020 jumlah lansia tetap mengalami kenaikan yaitu sebesar 28.822.879 (11,34%), dengan sebaran lansia yang tinggal di perkotaan lebih besar yaitu sebanyak 15.714.952 (11,20%) dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan yaitu sebesar 13.107.927 (11,51%). Kecenderungan meningkatnya lansia yang tinggal di perkotaan ini dapat disebabkan bahwa tidak banyak perbedaan antara rural dan urban. Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia menurut UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No 13/1998) pasa 1 ayat 1: Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila. Pada ayat 2 disebutkan, Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Dan mereka dibagi kepada dua kategori yaitu lanjut usia potential (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Bagi Lanjut Usia Tidak potensial (ayat 7) pemerintah dan masyarakat mengupayakan perlindungan sosial sebagai kemudahan pelayanan agar lansia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.



-



I. Masalah Utama Lansia



-



J.



Askep Agregat Lansia  Pengkajian a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. b.



Data demografi Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku dan agama.



c. Vital statistik 



Angka kematian



 Penyebab kematian  Angka pertambahan anggota  d.



Angka kematian



Status kesehatan komunitas 1) Keluhan yang dirasakan saat ini 2) Tanda-tanda vital 3) Kejadian penyakit saat ini 4) Riwayat penyakit keluarga 5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari 7)



Status pertumbuhan dan perkembangan



8)



Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan



-



9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan 10) Pola perilaku tidak sehat



-



e. Pemukiman (Kondisi bangunan,Lingkungan,dll) f. pelayanan kesehatan 1) lokasi sarana kesehatan 2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader) 3) jumlah kunjungan 4) sistem rujukan g. Fasilitas sosial (pasar, toko, dll) 1) lokasi 2) kepemilikan 3) kecukupan



h. Ekonomi 1) jenis pekerjaan 2) jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan 3) jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan 4)



jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut



i. Keamanan 1) sistem keamanan lingkungan 2) penanggulangan kebakaran 3) penanggulangan bencana 4) penanggulangan polusi udara, air, tanah j. transportasi 1) kondisi jalan 2) jenis transportasi yang dimiliki



k. Politik dan Pemerintahan 1) sistem pengorganisasian



-



2) struktur organisasi 3) kelompok organisasi dalam komunitas 4) peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan l. Sistem Komunikasi 1) sarana umum komunikasi 2) jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas 3) cara penyebaran informasi



m. Pendidikan 1) tingkat pendidikan komunitas 2) fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal) 



jenis pendidikan yang diadakan di komunitas







sumber daya yang tersedia



3) jenis bahasa yang digunakan n. Rekreasi 1) kebiasaan rekreasi 2) fasilitas tempat rekreasi  Diagnosa  Rencana a. Susunlah Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah) dari masing-masing masalah yang ditemukan dengan cara: menuliskan rumusan masalah kesehatan - menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus contoh tujuan umum: terbentuknya pelayanan Posyandu Lansia di RW A dalam waktu 3 minggu contoh tujuan khusus:



1) Terbentuknya kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu 2) Terlaksananya pelatihan kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu



3) Tersosialisasinya pelayanan posyandu lansia di RW A dalam waktu 2 minggu



-



4)



Terlaksananya uji coba posyandu lansia di RW A dalam jangka waktu 2 minggu







tetapkan sasaran kegiatan berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus tersebut







tetapkan indikator pencapaian tujuan berdasarkan tujuan khusus contoh : indikator pencapaian tujuan 1) 7 orang kader kesehatan lansia contoh : indikator



pencapaian



tujuan



2)



seluruh



kader



kesehatan



lansia



mengikuti pelatihan contoh : indikator pencapaian 3) seluruh RT di RW A tersosialisasi posyandu lansia 



Buat rencana kegiatan sesuai dengan tujuan khusus: contoh : 1) kejasama dengan tokoh masyarakat merekrut calon kader kesehatan lansia di masing-masing RT contoh : 2) laksanakan pelatihan kader-kader kesehatan lansia tingkat desa dengan melibatkan petugas Puskesmas contoh : 3) sosialisasikan Posyandu lansia ke seluruh masyarakat melalui kegiatan penyuluhan di kelompok-kelompok masyarakat -



tetapkan



metode dan media yang akan digunakan (ceramah, simulasi, demonstrasi, diskusi. Media; LCD proyektor, leaflet, poster, model, buku panduan kader, KMS, lansia, dll)  



Tetapkan penanggung jawab masing-masing Buat perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan (hari/tanggal/jam) tetapkan perkiraan tempat pelaksanaan kegiatan (balai RW, rumah kepala dusun, mushola, RW, dll)







Susunlah rencana biaya masing-masing kegiatan (pembelian bahan, alat, foto kopi, konsumsi, dll)



b. Adakan



musyawarah



terbatas



dengan



tokoh-tokoh



masyarakat/kader



(lokakarya mini terbatas) untuk membahas hasil pendataan, rumusan masalah dan Plan of Action yang telah disusun:



-







undang tokoh masyarakat dan kader setempat (kepala dusun, ketua RT/RW, kader, tokoh masyarakat yang berpengaruh)







paparkan hasil pendataan, rumusan masalah, dan faktor penyebab paparkan Plan of Action yang telah disusun, kemudian tawarkan pada forum musyawarah tersebut  diskusikan dengan forum musyawarah, adakah masukan-masukan yang terkait dengan rencana kegiatan, indikator pencapaian, jadwal kegiatan, tempat kegiatan, biaya yang dibutuhkan







buat kesepakatan terhadap hasil musyawarah, minta forum untuk bekerjasama dan mendukung kegiatan-kegiatan yang kan dilaksanakan



c. susunlah hasil musyawarah yang telah dilaksanakan dala bentuk matrik kegiatan (nama kegiatan, penanggung jawab tiap tim, hari/tanggal/jam kegiatan, tempat kegiatan) perbanyak matrik kegiatan tersebut, berikan kepada masing-masing ketua kelompok, dosen pembimbing, kepala dusun/ketua RW dan Puskesmas d. menyusun prioritas masalah dengan menggunakan metode skoring dengan kriteria: •



perhatian masyarakat yang meliputi; pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi







prevalensi, yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang ditemkan pada saat tertentu







beratnya masalah, adaah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat







kemungkinan masalah untuk dikelola







masing-masing kriteria tersebut diberi skor 1-4 skor 4 bila masalah tersebut menjadi perhatia utama masyarakat, jumlah kejadiannya paling banyak, masalah tersebut dapat berdampak



-



secara serius bila tidak ditanggulangi, dan sangat mudah untuk dikelola skor 3 bila masalah tersebut menjadi perhatian di masyarakat tapi tidak utama, jumlah kejadianya pada urutan kedua, masalah tersebut dapat berdampak serius bila tidak ditanggulangi, dan mudah untuk dikelola skor 2 bila masalah tersebut kurang menjadi perhatian masyarakat, kejadiannya tidak banyak, masalah tersebut kurang dapat serius di masyarakat bila tidak ditanggulangi, dan bisa



jumlah berdampak



dikelola tapi



tidak mudah skor 1 bila masalah tersebut tidak terjadi di masyarakat, mudah untuk



dikelola



> cara perhitungannya: nilai total didapat dengan cara mengalikan semua nilai dari masingmasing kriteria. Contoh; masalah gizi kurang = 3x3x4x3 = 108. Nilai tertinggi menjadi prioritas pertama dalam mengatasi masalah e. Buatlah kerangka acuan kegiatan pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, meliputi:          



Judul kegiatan Tujuan kegiatan Waktu Tempat kegiatan Langkah-langkah kegiatan Pelaksanaan kegiatan Metode Media Lampiran materi Daftar hadir peserta (sasaran/masyarakat)



 Implementasi 



Pastikan kerangka acuan kegiatan telah dibuat sebagai panduan anda melaksanakan kegiatan



 



Pastikan sasaran kegiatan telah mengetahui jadwal yang telah ditetapkan Laksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan



-







Catat evaluasi hasil kegiatan sesuai dengan tujuan kegiatan, dengan mencatat: jumlah kehadiran dari sasaran, ketepatan jadwal kegiatan, kelancaran kegiatan, respon dari peserta/sasaran.







Buat laporan hasil kegiatan dengan menuliskan evaluasi hasil kegiatan tersebut, dengan menambahkan poin hasil kegiatan pada kerangka acuan kegiatan saudara setelah poin 8)



 Evaluasi 



evaluasi kegiatan merupakan penilaian perkembangan/kemajuan/keberhasilan tujuan dan indikator yang telah ditetapkan pada kerangka acuan kegiatan, dan merupakan rangkuman evaluasi hasil tiap-tiap kegiatan yang telah dilaksanakan.



 



Buat evaluasi secara narasi dengan menguraikan tiap-tiap kegiatan Buat rencana tindak lanjut (RTL). Hasil kegiatan yang ditujukan pada berbagai pihak; Puskesmas, Desa/Kelurahan, Kader Posyandu, Institusi, RTL merupakan rencana pelimpahan/operan untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait tersebut. Susunan RTL meliputi:    



sasaran RTL rumusan masalah tujuan RTL rencana tindak lanjut



-



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan K. Saran