Askeb BBL Normal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL BAYI NY. “ K” NCB-SMK DI PUSKESMAS WIDODAREN KEC. GERIH KAB. NGAWI TAHUN 2020



Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi bidan



Disusun Oleh: SUPRIASIH NIM: 19690060



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN



UNIVERSITAS KADIRI



LEMBAR PENGESAHAN Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Bayi Ny. “.K” NCB-SMK Ruang Bersalin Puskesmas Widodaren Kecamatan Gerih Kab. Ngawi Tahun 2020



Nama



: Supriasih



NIM



: 19690060



Telah disahkan pada tanggal :



Pembimbing Institusi



Nara Lintan, SSt,MKes



Pembimbing Lahan



Hari Utami, AmdKeb



TINJAUAN PUSTAKA



1.



Bayi Baru Lahir (Neonatus)



a.



Definisi Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).



b.



Ciri-Ciri Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 25004000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010)



c.



Klasifikasi Neonatus Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi (2015) , yaitu : 1) Neonatus menurut masa gestasinya : a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu) b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu) c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih) 2) Neonatus menurut berat badan lahir :



a) Berat lahir rendah : < 2500 gram b) Berat lahir cukup



: 2500-4000 gram



c) Berat lahir lebih



: > 4000 gram



3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) : a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK) a. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013) Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008). Asuhan bayi baru lahir meliputi : 1) Pencegahan Infeksi (PI) 2) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan : a) Apakah kehamilan cukup bulan? b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?



c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif? Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI, 2013) 3) Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer, 2013). 4) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013).Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan



perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013). 5) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). 6) Pemberian salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atauantibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013). 7) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer, 2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lowry, 2014). 8) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yangdapat menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).



9) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 47 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010). 10) Pemberian ASI eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.



TINJAUAN KASUS



Tanggal pengkajian



: 18 April 2020 Jam : 17.00 WIB



Ruang



: Ruang Bersalin Puskesmas Widodaren Kec. Gerih.



PENGKAJIAN A. Data Subjektif 1. Nama klien : By. Ny. “K” Umur : 1 hari (6 jam) Jenis Kelamin : Perempuan No register : 5172 Naama Ayah Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat 2.



Biodata



: Tn. “N” Nama Ibu : Ny. “K” : 25 tahun Umur : 23 tahun : Islam Agama : Islam : SMA Pendidikan : SMA : Swasta Pekerjaan : IRT : Rp. 3.500.000,- Penghasilan : : Dsn. Balong, Ds. Gerih, Kec. Gerih Alasan datang



Melahirkan 3.



4.



KeluhanUtama Ibu mengatakan melahirkan bayi perempuan secara spontan tanggal 18 April 2020 jam 11.00 wib, setelah lahir bayi langsung menangis RiwayatKesehatan a. Penyakit yang lalu Tidak memiliki riwayat penyakit apapun b. Penyakit sekarang Tidak ada riwayat penyakit sekarang c. Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, penyakit jantung dan DM. d. Riwayat Pranatal Natal dan post natal 1) Pranatal :



Kesehatan ibu Kebiasaan waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, alcohol dan merokok - Penambahan BB selama kehamilan ± 11 kg -  Obat-obatan yang diminum selama kehamilan Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari bidan 2) Natal : - Umur kehamilan                 : 39 minggu - Penolong persalinan           : bidan - Waktu Lahir : - Tempat persalinan              : RB - Kehamilan tunggal / ganda : tunggal - Lama persalinan : - Kala I         :8 jam - Kala II        : 30 menit - Kala III      : 15 menit - Kala IV      : 2 jam - Obat-obatan yang dipakai selama persalinan : oksitosin - Ketuban - Pecah jam   : 07.50WIB - Warna         : jernih - Bau             : anyir - Jumlah        : ± 250 cc - Letakbayi              : letak kepala - Cara persalinan       : spontan - Tanda-tanda gawat janin sebelum lahir : tidakada - Komplikasi persalinan - Ibu              : tidak ada - Janin           : tidak ada 3) Post natal : - Keadaan umum bayi baik, bayi langsung menangis, dan bayi dilakukan Inisiasi Menyusui Dini setelah lahir. -



5.



Riwayat Perkembangan a. Pertumbuhan BB : 3000 g PB : 49 cm



Pertumbuhan



dan



b. Perkembangan Motorik : Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan babinski baik. Adaptif : Mengikuti sinar ke tengah Bahasa : menangis ketika haus dan merasa tidak nyaman Social personal: mulai tersenyum 6. Riwayat Psikososial Keadaan bayi setelah lahir baik, lahir secara spontan, menangis dengan rangsangan taktil dengan Apgar Score 8/10 7. Riwayat Imunisasi dan vit K1 Imunisasi HB 0 Tgl: 18 April 2020 Vik K1 : 18 April 2020 Reaksi setelah pemberian imunisasi : Bayi menangis, tidak ada reaksi alergi Reaksi setelah pemberianVit K1: Bayi menangis, tidak ada reaksi alergi 8. Pola kebiasaan sehari-hari Nutrisi : Kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara di peroleh dri pemberian ASI eksklusif oleh ibu Eliminasi : BAB : Bayi sudah BAK selama pengkajian, frekuensi BAK 2 kali selama pengkajian, warna kuning jernih dengan bau amoniak BAK : Bayi belum pernah BAB selama pengkajian Istirahat : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar Aktivitas : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar PH : Bayi sudah dimandikan dan pakaian bayi diganti A. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum :Baik Kesadaran : Composmentis TTV : HR : 140 x/menit RR :46 x/menit Suhu : 36,5 o C Antropometri BB : 3000 g PB : 49 cm Lila : 11cm Lika : FO = 32 cm MO = 33 cm SOB = 30 cm



Lida



: 31 cm



2. Pemeriksaan Khusus Kepala : Bentuk simetris, keadaan UUB membuka berdenyut, tidak cekung dan cembung, tidak terdapat caput sucsedanium dan chepalhematuma, tidak adamolase Wajah : Kemerahan, simetris, tidakadalesi, tidak ada kelainan pada wajah Mata : Mata lengkap, simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat secret, gerak bola matabaik, reflek pupil terhadap cahaya baik, tidak ada strabismus, tidak ada pembekakan pada kelopak mata. Hidung : Simetris, tidak odem, terdapat dua lubang, tidak terdapat atresia lubang hidung, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, kemampuan bernafas melalui hidung baik Telinga : Lengkap, simetris, tidak ada kelainan, bentuk sesuai Mulut : Warna kemerahan, mukosa bibir lembab, tidak ada labio skisis, labio palatoskisis, lidah bersih, tidak tumbuh gigi, bibir tidak sianosis, ovula garis tenggahs esuai. Leher : Simetris, tidak ada kaku kuduk, tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terdapat kelenjar tyroid, tidak terdapat pembesaran kelenjar bull neck Dada : Simetris, bentuk dada peagen chess, tidak terdapat tarikan dinding dada, gerakan nafas baik, putig susu dan areola simetris Abdomen : - Inspeksi      : bentuk / kesimetrisan            : simetris Ukuran dan kontur abdomen  : normal Keadaan tali pusat                  : segar basah - Palpasi        : besarnya hepar  : teraba 1 jari - Perkusi        : tidak dilakukan -  Auskultasi : bising usus, gerakan peristaltik : normal - Tidak ada metorismus Genitalia : -   Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minor, terdapat klitoris, terdapat lubang vagina dan uretra Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada polydaktili dan sindaktily, akral hangat, tidak odema. Bawah : Simetris, tonus otot normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak ada kelainan bentuk pesekufagus dan pesuagus,



tidak odem, tidak ada polydaktily dan sindaktily a. Refleks primitive Rooting : baik, dibuktikan dengan bayi menoleh saat pipinya di sentuh Sucking : Baik, dibuktikan dengan bayi mengisap saat bibirnya tersentuh Swallowing : Baik, dibuktikan dengan bayi menelan saat disentuh lehernya Morro : baik, dibuktikan dengan gerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan Grasphing: baik, dibuktikan dengan bayi memegang bila jari pemeriksaan menyentuh sisi luar menuju telapak dengan cepat telapak tangan bayi akan ditekan Babinski : baik, dibuktikan dengan dengan bila bayi telapak kakinya digores dengan jari pemeriksa maka jari kaki bayi berusaha untuk menggenggam b. Pemeriksaan Penunjang : - Tidak ada I. INTERPRETASI DATA A. Diagnosa : NCB-SMK 6 jam DS : - Ibu mengatakan telah melahirkan anak nya di Puskesmas tanggal 18 April jam 11.00 wib DO : - Bayi lahir tanggal 18 April 2020 jam 11.00 wib - Keadaan umum : Baik - Kesadaran : Composmentis - TTV : HR : 140 x/menit RR :46 x/menit Suhu : 36,5 o C - Antropometri - BB : 3000 g - PB : 49 cm - Lila : 11 cm - Lika: FO = 32 cm MO = 33 cm SOB = 30 cm



-



B.



- Lida : 31 cm Kelainan kongenital : tidak ada Jenis Kelamin : Perempuan Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan babinski : Baik



Masalah: Tidak Ada



II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Tidak Ada III.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Tidak ada IV. INTERVENSI Diagnosa : NCB-SMK 6 jam Tujuan : - Bayi Sehat KriteriaHasil : - Keadaanumum - Kesadaran - TTV HR RR Suhu



: Baik : Composmentis : : 140 x/menit : 46 x/menit : 36,5 o C



Intervensi : 1. Observasi KU dan TTV R : Agar tahu perkembangan KU dan TTV bayi 2. Jaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor. R : Agar bayi tetap bersih dan nyaman 3. Beri ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau sesuai kebutuhan.



R : Agar nutrisi bayi terpenuhi 4. Observasi BAB dan BAK. R : Mencegah terjadinya komplikasi 5. Memandikan bayi setelah 6 jam post partum selanjutnya 2 x sehari. R : agar bayi tetap bersih dan nyaman 6. Berikan injeksi vitamin K, injeksi HBO dan tetes mata segera setelah bayi lahir. R : Mencegah perdarahan pada bayi, terlindungi dari penyakit hepatitis, dan mencegah infeksi pada mata 7. Rawat tali pusat dengan prinsip antiseptik. R : mencegah infeksi pada tali pusat



V. IMPLEMENTASI 1. Mengobservasi KU dan TTV 2. Menjelaskan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga pasien 3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor. 4. Memberi ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau sesuai kebutuhan 5. Mengobservasi BAB dan BAK. 6. Memandikan bayi setelah 6 jam post partum selanjutnya 2 x sehari. 7. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3 bagian luar atas dan HBO di paha kanan, dan tetes mata eritromycin 0,5 % sebanyal 1 tetes pada mata kanan dan mata kiri  segera setelah bayi lahir.



8. Merawat tali pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus tali pusat bayi dengan kassa steril. VI. EVALUASI Diagnosa : NCB-SMK 6 jam S : Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya di Ruang Bersalin Puskesmas Widodaren tanggal 18 April jam 11.00 wib O : Bayi lahir tanggal 18 APRIL 2020 jam 11.00 wib Keadaan umum : Baik Kesadaran



: Composmentis



TTV



: HR



: 140 x/menit



RR



:46 x/menit



Suhu



: 36,5 o C



Antropometri BB



: 3000 g



PB



: 49 cm



Lila



: 11 cm



Lika



: FO



= 32 cm



MO = 33 cm SOB = 30 cm Lida : 32 cm Kelainan kongenital : tidak ada Jenis Kelamin



: Perempuan



Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan babinski : Baik A : NCB-SMK 6 jam P : 1. Mengobservasi KU dan TTV 2. Menjelaskan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga pasien



3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor. 4. Memberi nutrisi ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau sesuai kebutuhan 5. Mengobservasi BAB dan BAK. 6. Memandikan bayi setelah 6 jam post partum selanjutnya 2 x sehari. 7. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3 bagian luar atas dan HBO di paha kanan, dan tetes mata eritromycin 0,5 % sebanyal 1 tetes pada mata kanan dan mata kiri  segera setelah bayi lahir. 8. Merawat tali pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus tali pusat bayi dengan kassa steril. 9. Anjurkan ibu untuk memberikan Asi Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan. 10. Anjurkan ibu untuk memberi ASI bayinya sehari minimal 8 kali. 11. Anjurkan ibu untuk perawatan payudara dan senam nifas 12. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang.