Askeb Keluarga Kompre [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK NURSETO DENGAN ANAK SEBAGAI CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA



Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat



Disusun Oleh: MEYKE POTUTU NIM. P07124519026



PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019



LEMBAR PERSETUJUAN



ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK NURSETO DENGAN ANAK SEBAGAI CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA



Tugas Individu Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat telah mendapat persetujuan pada tanggal:



Menyetujui, NO NAMA PEMBIMBING 1.



TANDA TANGAN



Sumarsih, Amd.Keb NIP. 19600112 198901 2 001 (Pembimbing Praktik)



...........................



Hesty Widyasih, SST, M.Keb NIP. 19791007 200501 2 004



...........................



2.



(Pembimbing Pendidikan)



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Hesty Widyasih, SST, M.Keb NIP. 19791007205012004



ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK NURSETO DENGAN ANAK SEBAGAI CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA



Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan hubungan atas dasar saling cinta da kasih (mawaddah wa rahmah). Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi. Pada periode prakonsepsi sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Sebagai bentuk asuhan kebidanan yang diberikan di tingkat keluarga, dilakukan dengan langkah berupa pengkajian; perumusan masalah; prioritas masalah, dilaporkan dalam bentuk asuhan kebidanan pada keluarga sebagai berikut. I.



PENGKAJIAN A. IDENTITAS KEPALA KELUARGA Nama



: Nurseto



Umur



: 47 Tahun



Jenis Kelamin



: Laki -Laki



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: Buruh Lepas



Alamat



: Jl. Purwanggan PA 1/532



33/7 Gunungketur



Kota Yogyakarta B. ANGGOTA KELUARGA Rincian anggota keluarga Bp. Erwan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Anggota Keluarga No



Nama Anggota Keluarga



L



1.



Nurseto



2.



Erna Ariyana Agustina Dewi Kurniasari Ardira Putri Nabila Tabel



3.



4.



L/ Lila BB TD Hubungan Umur Agama Pendidikan Pekerjaan P (cm) (Kg) mmhg Keluarga -



47 th



Islam



SMP



-



42 th Islam



SMP



Buruh Lepas IRT



56



120 /80



22 th Islam



SMA



-



Anak



17 th Islam



SMA



-



Anak



-



-



-



-



-



-



P



26



P



24



P



Suami Istri



di atas menunjukkan bahwa keluarga Bp. Nurseto merupakan



pasangan usia subur dengan satu anak balita. Hal tersebut menjadikan keluarga bapak Erwan termasuk dalam keluarga beresiko, karena dalam keluarga tersebut terdapat kelompok rentan. Menurut Baron & Byrne (1997) kelompok rentan dalam keluarga adalah anggota yang masih sangat bergantung pada anggota keluarga yang lain. Sedangkan Ibu masih termasuk ke dalam kelompok wanita usia subur (WUS), karena menurut BKKBN (2011).



C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA Dalam semi tabel berikut disajikan mengenai keadaan sosial ekonomi keluarga Bp. Erwan. 1. Pekerjaan Pokok



: Buruh Lepas



2. Pekerjaan sampingan



: Ada



3. Pendapatan



: ± Rp 1.000.000/bulan



4. Perincian pengeluaran per bulan a.



Kebutuhan pokok (makan)



: Rp 500.000



b. Kebutuhan rutin (sekolah, arisan, iuran2, sewa, listrik, PAM,



c.



telepon/HP, cicilan2, dll)



: Rp 250.000



Tabungan



: Ada



d. Biaya pemeliharaan kesehatan



: Tidak ada



5. Keikutsertaan dalam asuransi kesehatan (BPJS) : Ya Menurut data di atas jika dihubungkan dengan teori Notoatmojo, 2007, tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih berkonsentrasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga Bp. Nurseto termasuk keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih berkonsentrasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga Bp. Nurseto termasuk keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan. tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan. Menurut (Pindyck dan Rubinfeld 1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ekonomi atau pendapatan juga akan mempengaruhi konsumsi kesehatan. Faktor tersebut antara lain biaya jasa kesehatan dan jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan serta jumlah tanggungan keluarga.



D. KEADAAN PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN 1. Rumah Untuk mengetahui keadaan rumah keluarga Bp. Nurseto, ditampilkan semi tabel berikut ini: a.



Status kepemilikan



: Bukan milik sendiri



b. Dinding rumah



: Papan



c.



: Genteng



Atap rumah



d. Lantai



: Lantai semen



e.



: Cukup



Ventilasi



f.



Jenis Ventilasi



g. Penerangan



: Jalusi : Kurang



h. Kebersihan



: Kurang



2. Sarana Masak a.



Bahan bakar



: Gas LPG



b. Tempat penyimpanan alat daput



: Lemari



c.



: Cukup



Ventilasi dapur



d. Kebersihan dapur e.



: Kurang



Jarak tempat pembuangan sampah : ± 3 meter



3. Sampah a.



Sarana pembuangan sampah



b. Tempat pembuangan sampah



: Tempat sampah : Bak sampah/Kantong



Plastik c.



Letak pembuangan sampah



d. Pengelolaan sampah



: Depan/samping rumah : Di buang di TPS



4. Sumber air a.



Sumber air minum



: Sumur (direbus)



b. Jarak sumber air dengan WC



:±5m



c.



: Tidak ada



Pencemaran air



d. Kualitas air (warna, bau, rasa)



: Tidak berwarna, tidak



berbau, tidak berasa 5. Jamban keluarga 6. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) a.



Jenis limbah



: Limbah keluarga



b. Bak limbah



: Sumur timbun



c.



: Paralon



Saluran limbah



d. Jarak limbah dengan sumber air 7. Kandang Jarak kandang dengan rumah 8. Pemanfaatan pekarangan



:±5m : Tidak ada :: Tidak ada



Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rumah keluarga Bp. Nurseto termasuk rumah sehat, karena telah memiliki jamban dan sarana pembuangan sampah sendiri. Selain itu, ventilasi dalam rumah juga dianggap mencukupi, dimana jika kondisi rumah yang tidak sehat dapat memberikan masalah pada kesehatan. Menurut KEPMENKES RI No. 829/Menkes/SK/VII/1989 setidaknya rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria memiliki ventilasi baik, memiliki jamban sehat, memiliki sarana air bersih, memiliki sarana pembuangan sampah, lantai rumah tidak terbuat dari tanah, dan kepadatan hunian rumah yang sesuai.



E. KESEHATAN IBU DAN ANAK 1.



Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Tabel 2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu



Kehamilan Persalinan Nifas Hamil Penyulit Komplikasi Jenis Tempat Jenis BBL komplikas keUK Penolong Ibu Bay kelami laktasi ANC persalinan (g) i n i 1 Aterm BPM Normal Bidan P 2500 Ya 2 Aterm BPM Normal Bidan L 3500 Ya 2. Riwayat KB Tabel 3. Riwayat penggunaan Alat kontrasepsi Mulai memakai No



Berhenti



Jenis Waktu



1



Implan



Tahun 2011



2



Implan



Tahun 2018



oleh



tempat



keluhan



Waktu



Bidan



PMB



Tidak ada



Tahun 2018



Bidan



PMB



Tidak ada



-



oleh



tempat



alasan



Bidan



PMB



Perpanjang penggunaan KB



-



-



-



Tabel 3. Diatas menunjukkan bahwa ibu menggunakan kembali alat kontrasepsi implant dimana sebelumnnya ibu menggunakan implant dengan waktu yang lama. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel ( LNG )



adalah suatu progestin Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat. Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. (Sibagariang, 2013). 3. Riwayat Kesehatan Keluarga a.



Kebiasaan keluarga yang merugikan Ada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok, tetapi tidak minum minuman keras dan mengkonsumsi obat – obatan.



b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan. Jika sakit keluarga berobat ke puskesmas atau ke dokter terdekat. 4. Perilaku tentang Kesehatan a. Pelaksanaan kesehatan Reproduksi Ibu menikah di usia lebih dari 20 tahun. Ibu menstruasi secara rutin dan tidak ada keluhan saat menstruasi. b. Pemeliharaan kebersihan lingkungan dan jamban Berdasarkan hasil pendataan tersebut menunjukkan bahwa rumah yang di tempati Bp Nurseto tidak terdapat kadang dengan pengelolaan sampah yang baik, kebersihan rumah serta ventilasi yang cukup untuk masuknya sinar matahari dan pekarangan rumah yang kurang bersih. II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa permasalahan yang permasalahan yang ada pada keluarga Bapak Nurseto adalah sebagai berikut : a.



WUS sebagai Calon Pengantin



b.



Ada keluarga yang merokok



III. PRIORITAS MASALAH A. Berdasarkan Kuesioner Keluarga Sehat PIS-PK



No



Indikator



Pertanyaan Anak Rumah Ayah Ibu (16 Tangga tahun)



Anak Anak Nilai (48 (12 Keluarga bulan) Bulan)



1 2 3



Keluarga mengikuti program KB N Y 1 Ibu Hamil melahirkan di fasyankes N Y 1 Bayi usia 0-11 bulan diberikan N N imunisasi lengkap 4 Pemberian Asi eksklusif bayi 0-6 N N bulan 5 Pemantauan pertumbuhan balita N N 6 Penderita TB paru yang berobat N N N secara teratur 7 Penderita hipertensi berobat secara N N N teratur 8 Tidak ada anggota keluarga yang N Y 1 merokok 9 Sekeluarga sudah menjadi anggota Y Y 1 JKN 10 Mempunyai dan menggunakan sarana Y Y Y 1 air bersih 11 Menggunakan jamban keluarga Y Y Y 1 12 Penderita gangguan jiwa berat berobat N N N N dengan benar Jumlah indikator bernilai 1 /(12-jumlah N) 6/(12-6) Indikator Keluarga Sehat 1 Berdasarkan Indeks Keluarga Sehat PIS-PK keluarga Bapak Daliman termasuk dalam kategori keluarga sehat B. Metode Hanlon Kuantitatif Tujuan penggunaan metode ini adalah dijelaskan dalam buku Public Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett, Times Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel and Hyman, Aspen Publishers) memiliki tiga tujuan utama:



1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas 2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relatif satu sama lain 3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai secara individual. Untuk keperluan metode hanlon kuantitatif ini digunakan 4 indikator criteria : a. Indikator Besarnya masalah Untuk menetapkan besarnya masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang terkena efek langsung. Semakin besar efek yang ditimbulkan maka semakin besar nilai skor. Dalam Skor 1-10. b. Indikator Keseriusan masalah Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah untuk diatasai melalui intervensi kebidanan dan kesehtan. Semakin berat akibatnya maka skor yang diberikan semakin tinggi. Dalam skor 120. (Wahyuningsih, PH. Dkk. 2009. Dasar – dasar ilmu kesehatan masyarakat dalam kebidanan.Yogyakarta. Fitramaya.) c. Indikator kemudahan penanggulangan Untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah digunakan



likert



Rating



scale.



Semakin



sulit



dalam



penanggulangan maka semakin sedikit skor yang diberikan. Berdasarkan prakiraan kemudahan penanggulangan masing – masing masalah dapat dilihat berdasarkan tingkat kesulitan masalah yaitu 1 :amat sulit,2 : sulit, 3 : cukup sulit/cukup mudah, 4 : mudah, 5 : sangat mudah d. Indikator PEARL aktor Indikator criteria PEARL terdiri dari beberapa indikator yang saling



menentukan



dapat



atau



tidaknya



suatu



program



dilaksanakan. Jika dapat diberi skor 1 dan jika tidak diberi skor 0.Indicator tersebut adalah :



Propiety



: Kesesuaian



Economic



: Murah secara ekonomi



Acceptability



: Dapat diterima



Resources avaibility



: Tersedianya sumber



Legality



: Legalitas terjamin



Penetapan Nilai Setelah dilakukan penilaian setiap criteria didapatkan nilai criteria A, B, C dan D. Nilai A, B, C, dan D tersebut kemudian dimasukkan kedalam formula sebagai berikut : NPD ( nilai prioritas Dasar) : (A+B) C NPT ( nilai Prioritas total ) : (A+B) C x D Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa masalah yang ada di keluarga bapak Harun maka dari itu masalah - masalah tersebut diprioritaskan untuk mendapatkan urutan masalah yang paling penting. Prioritas masalah yang di lakukan berdasarkan metode hanlon kuantitatif dengan masalah sebagai berikut : No



Masalah WUS sebagai calon pengantin Ada Keluarga yang merokok



1 2



1. Berdasarkan besarnya masalah



No Masalah



Besar Biaya



1 2



2 2



Kerugian Persentase 2 2



2. Berdasarkan keseriusan masalah



1 2



Total (1-10) 5 6



No Keganasan Urgensi Masalah 1 5 5 2 4 4



Kecenderungan 5 4



Total 15 12



3. Berdasarkan Kemudahan Penanggulangan Masalah No Masalah



Kemudahan Penanggulangan



1 2



5 3



4. Indikator PEARL aktor No Masalah 1 2



P



E



A



R



L



1 1



1 1



1 1



1 1



1 1



Nilai PEARL 1 1



Penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Prioritas Masalah No



1 2



Massalah



Kriteria dan Bobot Maksimal A B C Besar Kegawatan Kemudahan 6 15 5



NPD



PEAR L



NPT



WUS sebagai calon 105 1 105 pengantin Ada keluarga yang 5 12 3 51 1 51 merokok Berdasarkan penghitungan prioritas masalah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa urutan prioritas masalah pada keluarga Bp. Nurseto sebagai berikut adalah: Prioritas I



: WUS sebagai calon pengantin



Prioritas II



: Ada Keluarga yang merokok



IV. ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP SASARAN KIA/KB



ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK NURSETO DENGAN ANAK SEBAGAI CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA Sesuai dengan prioritas masalah yang telah ditentukan, telah dilakukan intervensi dan evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan akan dijabarkan sebagai data subjektif; objektif; analisa; dan penatalaksanaan, yang berfungsi sebagai catatan perkembangan tersaji di bawah ini: 1. Data Subjektif Ibu mengatakan sudah mengerti dan bisa mengulang kembali apa yang dijelaskan. 2. Data Objektif Keadaaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Antropometri



: TB



:



150 cm



BB



: 56



Kg



Lila : 26 cm



TD



: 120/80 mMhG



3. Analisa Terdapat peningkatan pengetahuan tentang persiapan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan yang sehat yang terjadi pada Ny. Agustina 4. Penatalaksanaan a. Memberi pujian pada ibu karena telah mengikuti konseling dan berhasil menerima isi konseling dengan baik. b. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas jika sewaktu – waktu ada keluhan berlebih yang dirasakan.