Askeb Keluarga New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA



Disusun Oleh :



Kelompok 9 1.



Andi Nidyah Karunia A



P07124318005



2.



Verawati Simamora



P07124318013



3.



Erna Handayani



P07124318015



4.



Nadia Ayuningtias



P07124318019



5.



Guslaini



P07124318045



6.



Zebulan Chandra Kirana



P07124318050



ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA TAHUN 2018 / 2019



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pada setiap perkembangan kehidupan manusia, individu itu dituntut untuk menguasai kemampuan berperilaku yang menjadi ciri bahwa perkembangannya berhasil dan normal. Jika pada fase itu individu tidak mempunyai kemampuan berperilaku sepatutnya, sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami kelambatan perkembangannya, atau penyimpangan perkembangan. Pencapaian tugastugas perkembangan bukan hanya penting untuk fase perkembangan dimana tugas-tugas perkembangan itu seharusnya muncul, tetapi juga penting untuk pencapaian tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dari keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Asuhan kebidanan keluarga merupakan tingkat asuhan kesehatan pada masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran asuhan kebidanan keluarga yaitu individu, family atau keluarga dan community atau masyarakat. Prinsip utama dalam asuhan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan. Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan tiap individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi. Bidan perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas bidan dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.



B. Tujuan 1.



Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan keluarga.



2.



Memberikan informasi kepada pembaca tentang tahap perkembangan keluarga.



3.



Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang peran individu dalam keluarga.



C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud keluarga? 2. Bagaimana struktur keluarga? 3. Apa saja ciri keluarga? 4. Apa saja bentuk keluarga? 5. Apa saja peran keluarga? 6. Apa saja fungsi keluarga? 7. Bagaimana tahap perkembangan keluarga?



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing



dan



menciptakan



serta



mempertahankan



suatu



budaya (Bailon dan Maglaya, 1978). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1.



Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.



2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik. 4. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.



B. Struktur Keluarga 1. Patrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.



2. Matrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu. 4. Patrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga kawinan Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga memiliki ciri-ciri yaitu : 1.



Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.



2.



Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.



3.



Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.



C. Ciri Keluarga 1.



Suami sebagai pengambil keputusan.



2.



Merupakan suatu kesatuan yang utuh.



3.



Berbentuk monogram.



4.



Bertanggung jawab.



5.



Pengambil keputusan.



6.



Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.



7.



Ikatan kekeluargaan sangat erat.



D. Bentuk Keluarga 1.



Tradisional a.



The nuclear family (keluarga inti). Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.



b.



The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.



c.



Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.



d.



The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.



e.



The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).



f.



The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).



g.



Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).



h.



Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.



i.



Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan



dan



saling



menggunakan



barang-barang



dan



pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dan lain-lain). j.



Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.



k.



The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.



2.



Non-tradisional a.



The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.



b.



The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri.



c.



Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.



d.



The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.



e.



Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).



f.



Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.



g.



Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.



h.



Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.



i.



Foster family Keluarga



menerima



anak



yang



tidak



ada



hubungan



keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. j.



Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.



k.



Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.



E. Peranan Keluarga Peranan



keluarga



menggambarkan



seperangkat



perilaku



interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam



posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan



dan



pola



perilaku



dari



keluarga,



kelompok



dan



masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: 1. Peranan ayah Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.



F. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Biologis a. Meneruskan keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. d. Memelihara dan merawat anggota keluarga. 2. Fungsi Psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga. c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. d. Memberikan identitas keluarga.



3. Fungsi Sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak. b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 4. Fungsi Ekonomi a.



Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.



b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua). 5. Fungsi Pendidikan a. Menyekolahkan



anak



untuk



memberikan



pengetahuan,



ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.



G. Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998) sebagai berikut: 1. Pasangan Baru Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan



perempuan (istri) membentuk



keluarga melalui



perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.



Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan,



tidur,



bangun



pagi



dan



sebagainya.



Adapun tugas



perkembangan, yaitu : a. Membina hubungan intim danmemuaskan. b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial. c. Mendiskusikan rencana memiliki anak. 2. Keluarga “Child Bearing” Kelahiran Anak Pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah: a. Persiapan menjadi orang tua. b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan. c.



Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua;



bagaiaman orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai. 3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman. b. Membantu anak untuk bersosialisasi.



c.



Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.



d.



Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.



4.



e.



Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.



f.



Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.



g.



Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.



Keluarga dengan Anak Sekolah Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas perkembangan keluarga: a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. b. Mempertahankan keintiman pasangan. c. Memenuhi kebutuhan



dan biaya kehidupan yang semakin



meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah. 5. Keluarga dengan Anak Remaja Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas perkembangan: a.



Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.



b.



Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.



c.



Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.



d.



Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas



otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja. 6. Keluarga dengan Anak Dewasa Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan: a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. b. Mempertahankan keintiman pasangan. c. Membantu orang tua memasuki masa tua. d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. 7. Keluarga Usia Pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan: a.



Mempertahankan kesehatan.



b.



Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.



c.



Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet



seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.



8.



Keluarga Usia Lanjut Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan: 1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. 2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan. 3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat. 4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat. 5. Melakukan life review. 6.



Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.



BAB III TINJAUAN KASUS



Kasus Semu Asuhan Kebidanan pada Keluarga dengan Usia Lanjut, Remaja dan Pra Sekolah



Keluarga bapak Hartanto tinggal di daerah pedesaan. Bapak Hartanto tinggal bersama dengan istri, satu anak remaja dan satu anak pra sekolah, serta seorang ibu yang sudah lanjut usia. Bapak Hartanto kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu instansi pemerintah di kabupaten, sedangkan istrinya bekerja sebagai karyawan bank konvensional. Anak pertamanya sekolah di SMA swasta, sedangkan anak kedua tinggal bersama neneknya. Bapak dan ibu berangkat kerja pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Ibu sering lembur di kantor karena mengelola masalah keuangan di bank. Anak pertamanya masuk dalam usia pubertas atau usia transisi dari usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun masyarakat. Semakin berkembangnya masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dirinya dengan masyarakat yang banyak syarat dan tuntutan dalam hidup. Pada usia ini penting adanya pengawasan dan pendampingan orang tua, karena dalam fase ini anak dinilai dalam kondisi labil. Tapi dalam kasus ini anak tidak dalam pengawasan orang tua, karena orang tua sibuk bekerja. Sehingga dalam perkembangannya anak tidak mendapatkan figur orang tua dalam menghadapi perubahan psikologis dan fisik dalam masa remajanya. Anak sering menghabiskan waktunya di luar rumah bersama teman sebaya dan tidak peduli dengan keadaan rumah karena merasa tidak nyaman dengan lingkungan keluarganya. Dia merasa tidak ada kewajiban untuk dekat dengan adiknya dan membantu neneknya dalam pengasuhan sang adik.



Anak keduanya berada dalam pengasuhan dan pengawasan sang nenek karena orang tua sibuk bekerja dan keluarga tidak percaya dengan pengasuhan orang lain. Anak kedua berusia 4 tahun, pada usia ini anak seharusnya mendapatkan pengasuhan orang tua karena sedang berada dalam masa pertumbuhan dan sangat membutuhkan perhatian serta kasih sayang yang cukup. Anak pra sekolah umumnya sangat aktif, sehingga jika dalam pengasuhan neneknya, nenek akan mengalami kesulitan karena sudah berada dalam usia lanjut. Pada usia pra sekolah, anak harus mendapatkan stimulasi dalam perkembangan dan pertumbuhannya.



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.



B. Saran Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.



DAFTAR PUSTAKA



Mubarak, W. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik edisi 3. Jakarta: EGC. Friedman. M, Bowden. V, Jones. E. 2003. Family Nursing: Research, Theory, And Practice. New Jersey: Pearson Education. Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga: Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta: Mitra Cendikia.