Askep Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Anak Dan Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGRAT DALAM KOMUNITAS KESEHATAN ANAK DAN REMAJA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II Dosen Pengampu : Ns. Dedi Wahyudi, M.Kep



Disusun oleh : 1. Alwi Wahyudi



(091900001



2. Anisa Alma Frima



(091900001



3. Ayu Ningsih



(091900001



4. Cici Airin Destriyani



(091900001



5. Erni Amalia Utami



(091900001



6. Hana Hamidah



(091900001



7. Livia Amelia



(091900001



8. Muhammad Viki



(091900001



9. Pitriyani



(091900001



10. Siti Halimatus Sa’ Diah



(091900001



11. Sri Wulandari



(091900001



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU Jl. Harapan no.50, lenteng agung, kec. Jagakarsa, kota Jakarta selatan, daerah khusus ibukota Jakarta 12610



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan kasihnya penyusun dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan pada Agregrat dalam Komunitas Kesehatan Anak dan Remaja” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum sempurna . Oleh karena itu penyusun mohon maaf serta kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun semoga makalah ini memberikan manfaat dan menambah pengetahuan.



Cianjur, 31 Oktober 2021



Penyusun



i



Daftar isi



KATA PENGANTAR.............................................................................................i Daftar isi.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...............................................................................................2 C. Tujuan..................................................................................................................2 D. Manfaat................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4 A. Pengertian Anak..................................................................................................4 B. Batasan Usia Anak..............................................................................................5 C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.........................................5 D. Permasalahan Kesehatan pada Anak.................................................................13 E. Proses Keperawatan Komunitas Agregat Anak................................................17 F. Pengertian Remaja.............................................................................................28 G. Batasan Usia Remaja.........................................................................................29 H. Karakteristik Usia Remaja.................................................................................29 I. Permasalahan yang Terjadi pada Remaja..........................................................31 J. Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja.........................................................34 K. Perubahan- Perubahan yang Terjadi pada Remaja............................................36 L. Proses Keperawatan Komunitas Agregat Remaja.............................................40 BAB III PENUTUP..............................................................................................45 A. Kesimpulan........................................................................................................45 B. Saran..................................................................................................................46 ii



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mengenai "anak" dipahami berbeda sesuai dengan perspektif dan kepentingan yang beragam, misalnya Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dan ini diamini oleh UNICEF dengan memberikan pengertian yang sama mengenai batas usia anak yaitu anak sebagai penduduk yang berusia diantara 0 s/d 18 tahun. Menurut Haditono (dalam Damayanti, 1992), anak adalah mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Dari perspektif Augustinus (dalam Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contohcontoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Sedangkan Menurut WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0– 14 tahun karena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar. Dilihat dari pengertian tersebut Undang-Undang nomor 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan



Anak



memiliki



pandangan



sedikit



berbeda



dimana



menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. Seluruhnya dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, lingkungan keluarga maupun masyarakat, ketidaksiapan



remaja



dalam



mengalami 1



perubahan



tersebut



dapat



menimbulkan berbagai perialaku menyimpan seperti: kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, peyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi dsb. Untuk mendukung remaja berperilaku reproduksi seacara sehat dan bertanggung jawab maka mereka perlu dierikan pengetahuan dan informasi tentang



kesehatan



reproduksi.



Informasi



tersebut



dimaksud



untuk



mengimbangi informasi global yang dapat mengancam terwujudnya generasi muda yang sehat, mandiri dan berkualitas B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian anak ? 2. Jelaskan batasan usia anak ? 3. Jelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak ? 4. Apa permasalahan kesehatan pada anak ? 5. Jelaskan proses keperawatan komunitas agregat anak ? 6. Apa pergertian dari remaja ? 7. Jelaskan batasan usia remaja 8. Jelaskan karakterisktik usia remaja ? 9. Jelaskan permasalahan yang terjadi pada remaja ? 10. Jelaskan tugas perkembangan anak usia remaja ? 11. Apa saja perubahan yang terjadi pada remaja ? 12. Jelaskan proses keperawatan komunitas agregat anak remaja C. Tujuan 1. Untuk menjelaskan pengertian anak. 2. Untuk menjelaskan batasan usia anak . 3. Untuk memaparkan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak. 4. Untuk memaparkan permasalahan kesehatan pada anak . 5. Untuk memaparkan proses keperawatan komunitas agregat anak. 6. Untuk memaparkan pergertian dari remaja. 7. Untuk menjelaskan batasan usia remaja . 2



8. Untuk menjelaskan karakterisktik usia remaja ?. 9. Untuk memaparkan permasalahan yang terjadi pada remaja ?. 10. Untuk memaparkan tugas perkembangan anak usia remaja ? 11. Untuk memaparkan perubahan yang terjadi pada remaja ? 12. Untuk memaparkan proses keperawatan komunitas agregat anak remaja



D. Manfaat 1. Agar



penulis



mendapatkan



gambaran



dan



menambah



wawasan



pengetahuan asuhan keperawatan komunitas agregat anak dan remaja. 2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan asuhan keperawatan komunitas agregat anak dan remaja.



3



BAB II PEMBAHASAN 1. KESEHATAN ANAK A. Pengertian Anak Pertumbuhan



merupakan



peningkatan



jumlah



dan



ukuran



sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone.2000) Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak. Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang pembentukan zat anti 4



yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. B. Batasan Usia Anak Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi Hakhak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 1. Perkembangan Fisik      Fisik atau tubuh manusia merupaRkan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :  a. Sistem



syaraf,



yang



sangat



mempengaruhi



perkembangan



kecerdasan dan emosi; b. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; c. Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,             seperti pada usia remaja berkembang 5



perasaan senang untuk aktif dalam suatu           kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan  d. Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi. 1) Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak – kanak (0 –5 tahun)  Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik , yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan



meloncat,



berjingkrak,



melempar,



menangkap,



yang



berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbanga berkembang dengan baik. 2) Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11 Tahun) Perkembangan:waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik ,masih belum mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit ,rentan dan daya tahan kurang 3) Usia 8-9 tahun     Terjadi perbaikan koordinasi tubuh,Ketahanan tubuh bertambah,Anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat,Koordinasi mata dan tangan



lebih



baik,Sistim



peredaran



darah



masih



belum



kuat,Koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik,Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki 4) Usia 10-11 tahun     Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita,Kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12tahun), Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual. 6



2. Perkembangan Motorik Perkembangan



motorik



adalah



proses



tumbuh



kembang



kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.     Jadi dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya. Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan



badannya.



Untuk



memperhalus



ketrampilan







ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. a. Motorik  Gerakan Kasar Perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari,



berjinjit,



melompat,



bergantung,



melempar,



dan



menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meninkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 atau 6 th keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya 7



bertambah, anak pada masa ini menyukai kegiatan lomba seperti balapan sepeda, atau kegiatan lain yng mengandung bahaya. b. Perkembangan Gerakan Motorik Halus Perkembangan motorik halus pada masa usia 6-7  tahun, koordinasi gerakan berkembang secara pesat, pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerkan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat saat anak menulis dan menggambar. Beberapa perkembangan motorik (kasar  maupun halus) selama periode ini, antara lain : a) Anak Usia 5 Tahun  Mampu melompat dan menari  Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan  Dapat menghitung jari – jarinya  Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita  Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya  Memprotes



bila



dilarang



apa



yang



keinginannyaMampu membedakan besar dan kecil b) Anak Usia 6 Tahun  Ketangkasan meningkat  Melompat tali  Bermain sepeda  Mengetahui kanan dan kiri  Mungkin bertindak menentang dan tidak sopa  Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar c) Anak Usia 7 Tahun 8



menjadi



 Mulai membaca dengan lancar  Cemas terhadap kegagalan\  Peningkatan minat pada bidang spiritual  Kadang Malu atau sedih d) Anak Usia 8 – 9 Tahun  Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat  Mampu menggunakan peralatan rumah tangga  Ketrampilan lebih individual  Ingin terlibat dalam sesuatu  Menyukai kelompok dan mode  Mencari teman secara aktif. e) Anak Usia 10 – 12 Tahun  Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh  yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak  Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.  Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain  Mulai tertarik dengan lawan jenis. 3. Perkembangan Intelektual Piaget membangi empat tahapan perkembangan intelektual/ kognitif, yaitu: a. tahap sensori motoris,  b. tahap praoperasional,  c. tahap operasional konkret dan  d. tahap operasional formal. Setiap



tahapan



memiliki



perwujudan kemampuan



intelek



9



karakteristik individu



tersendiri



sebagai



sesuai dengan tahap



perkembangannya. Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai berikut :



a. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :  Segala tindakannya masih bersifat naluriah  Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra  Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu           untuk mengategorikan pengalaman  Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema sensori motorisnya. Sebagai upaya lebih memperjelas karakteristik tahap sensori-motoris ini, Piaget  merinci lagi tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki karakteristik tersendiri. a) Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :  Individu mampu bereaksi secara refleks  Individu



mampu



menggerak-gerakkan



anggota



badan



meskipun belum terkoordinir  Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya. b) Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema yang dimilikinya berdasarkan hereditas



10



c) Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu



mulai



dapat



memahami



hubungan



antara



perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu. d) Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :  Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.  Individu mulai mampu mencoba sesuatu  Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua e) Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :  Individu mulai mampu untuk meniru  Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara  lancar f) Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :  Individu mulai mampu untuk mengingat dan berpikir  Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana  Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya  Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang b. Karakteristik Tahap Praoperasional Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut : 11







Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi







Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide







Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,  meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat







Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :- berpikir imajinatif- berbahasa egosentrismemiliki aku yang tinggi- menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan- perkembangan bahasa mulai pesat. 



c. Karakteristik Tahap Operasional Konkret Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut. d. Karakteristik Tahap Operasional Formal Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :  Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi  Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak



12



 Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis  Individu



bahkan



mulai



mampu



membuat



perkiraan



(forecasting) di masa depan  Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai  Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa  Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut. D. Permasalahan Kesehatan pada Anak Di dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, pada usia 1 – 2 tahun merupakan masa masa penting dalam proses ini. Beberapa faktor yang mengambil peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor asupan gizi anak tersebut. Berdasarkan data WHO beberapa tahun yang lalu, terdapat belasan juta kematian seorang anak yang disebabkan oleh gangguan kekurangan gizi. Hal ini merupakan masalah yang besar di negara negara berkembang seperti Indonesia. Memang di sebagian besar kota-kota besar di Indonesia hal ini bukan merupakan masalah besar, tetapi perlu diingat bahwa indosenisa terdiri dari ribuan pulau pulau dimana mayoritas penduduk atau pemukiman tersebut tidak memiliki fasilitas kesehatan dan pangan yang adekuat seperti kebanyakan kota kota besar di indonesia. Beberapa studi yang sudah dilakukan oleh dinas kesehatan menyatakan bahwa beberapa daerah yang masih terdapat masalah kesehatan gizi , terutama di Indonesia bagian timur ( NTT, NTB dan Papua). Menurut Survei Ekonomi nasional ( SUSENAS) oleh Badan pusat statistik, dan laporan survei departemen 13



kesehatan indonesia dan kerjasama dengan UNICEF bahwa di indonesia masih terdapat 169 kabupaten dari 343 kabupaten diindonesia masih terdapat gangguan gizi, dan jumlah penderita tersebut sangat tinggi pada tiap kabupaten. Masalah gangguan gizi ini masih seperti fenomena gunung Es, dimana di pelosok pelosok indonesia masih terdapat penduduk / balita yang mengalami gangguan gizi yang tidak terdeteksi oleh pemerintah ataupun dinas kesehatan. Dengan perkiraan sebesar 5.4 juta anak anak di indonesia yang mengalami kekurangan gizi, perlu dierikan perhatian lebih oleh pemerintah dan instansi pendukungnya, agar generasi emas indonesia untuk kemudian hari tidak cacat atau menghilang akibat kekurangan gizi saat kecil. 1. GANGGUAN GIZI / MALNUTRISI Malnutrisi, adalah gangguan absorbsi makanan yang dapat disebabkan oleh faktor patologis atau non patologis sehingga pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terganggu. Jika keadaan ini berlangsung kronik atau lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Sedangkan



menurut



WHO,



mendefinisikan



malnutrisi



sebagai “ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu" Gangguan gizi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kekurangan gizi (undernutrition) atau



kelebihan



gizi (over



nutrition)



Beberapa kondisi kekurangan gizi (undernutrition) yang serius dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang terganggu seperti:  Marasmus : Ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan hilangnya lemak dan otot di bawah kulit (atrofi)  Kwarsiorkor : Ditandai dengan tidak adanya cukup protein dan karbohidrat di dalam diet sehingga menimbulkan perubahan pigmen 14



kulit, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (warna atau tekstur), infeksi meningkat dan lebih parah karena sistem kekebalan tubuh rusak, perut buncit, kelesuan atau apatis, ruam (dermatitis), syok (tahap akhir) dan pembengkakan (edema).  Marasmus – Kwarsiorkor ( Gabungan) : Etiology atau penyebab malnutrisi sendiri sangatlah banyak, seperti contoh pada negara negara berkembang, penyebab utama dari kekurangan gizi disebabkan oleh kurangnya supply makanan pada daerah tersebut. Contoh pada daerah di Indonesia bagian timur, sangatlah sulit bagi penduduk untuk mendapatkan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak mereka hanya karena mereka tidak memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi. Berbeda dengan daerah-daerah yang sudah berkembang, beberapa kasus kekurangan gizi disebabkan oleh faktor faktor seperti :  Pola diet yang tidak baik, seperti picky eater, eating disorder, kurangnya edukasi dari orang tua atau pemerintah mengenai makanan yang sehat seperti empat sehat lima sempurna.  Gangguan mental / psikosomatis, gangguan kondisi mental pada seseorang dapat mengakibatkan mereka tidak mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan badannya.  Gangguan pencernaan atau masalah di usus.  Ketergantungan alkohol atau drug abuse. Beberapa kondisi Kelebihan gizi (over nutrition) yang dapat menyebabkan gangguan kondisi kesehatan antaralain adalah :  Overweight, diukur dengna BMI (Body Mass Index ) Berkisar antara 25 – 30  Obesitas, diukur dengna BMI diatas 30   Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang kelebihan Gizi 15



 Faktor Keturunan  Konsumsi Makanan yang berlebihan  Pengeluaran energi yang kurang. Untuk mengatasi masalah malnutrisi pada suatu daerah, dibutuhkan analisa yang konprehensive dari berbagai aspek disertai dengan kerjasama oleh berbagai instansi, terutama dinas kesehatan. Jika faktor yang menyebabkan adalah kurangnya supply makanan pada suatu daerah, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan kesehatan untuk menfasilitasi distribusi makanan baik dari daerah lain atau dari daerah sendiri untuk mencukupi kebutuhan makanan di daerah tersebut. Jika faktor yang menyebabkan adalah kurangnya edukasi kepada pihak masyarakat mengenai pentingnya konsumsi makanan 4 sehat lima sempurna, dibutuhkan kerjasama antara instansi dinas kesehatan dengan pihak pemerintah di segmen kabupaten dan kecamatan agar segera dilakukan sosialisasi mengenai masalah ini dan pencegahannya. MASALAH UTAMA KESEHATAN ANAK :  Kategori masalah kesehatan anak di seluruh dunia : a. Negara maju 1. Keganasan adalah kanker, neoplasma, atau tumor yang tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasis, atau menyebar, ke area lain dari tubuh. 2. Kecelakaan 3. Kelainan genetic 4. Gangguan pertumbuhan intra uterin 5. Gangguan psikososial b. Negara berkembang: Penyakit infeksi, infeksi parasite, penyakit kurang gizi 16







Masalah Kesehatan Anak di Indonesia



a. Malnutrisi energi protein ( MEP ) b. Defisiensi vitamin A c. Defisiensi besi Bila ditinjau dari indikator kesehatan, maka masalah utama kesehatan anak di Indonesia :Tingginya morbiditas d. Tingginya mortalitas pada golongan bayi dan balita Penyebabnya :Lingkungan yang kurang menunjang e.Mutu pelayanan kesehatan yang masih rendah f. Keadaan sosekbud Faktor timbulnya suatu penyakit : a. Genetik b. Lingkungan ( bio-psiko-sosial ) c. Perilaku individu sendiri E. Proses Keperawatan Komunitas Agregat Anak 1. PENGKAJIAN Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan o Identitas Anak dan/atau Orang Tua a. Nama b. Alamat c. Tempat dan tanggal lahir d. Ras/kelompok entries e. Jenis kelamin f. Agama g. Tanggal wawancara h. Informan o Keluhan Utama (KU) Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam 17



imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali. o Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya. o Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi. a. Riwayat



kelahiran



(riwayat



kehamilan,



persalinan,



dan



perinatal). b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya. c. Alergi. d. Pengobatan terbaru. e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.



18



f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun keluarganya). g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya. o Tinjauaan Sistem (TS) Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan sistem meliputi: Menyeluruh/umum: Integument, Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Tenggorokan, Leher, Dada, Respirasi, Kardiovaskular, Gastrointestinal. Genitourinaria, Ginekologik, Muskuluskeletal, Neurologik dan Endokrin. o Riwayat pengobatan keluarga Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit. o Riwayat Psikososial



19



Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi. o Riwayat Keluarga        Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi. o Pengkajiaan Nutrisi Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis. o Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang 20



anak, sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan



kesehatan



seputaran



imunisasi



anak.



Dalam



melaksanaakan pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah: o Riwayat Pranatal Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan. o Riwayat Kelahiran Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak. o Pertumbuhan Fisik Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana



dalam



pembahasan



sebelumnya,



pengukuran



antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan 21



mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala. o Pemeriksaan fisik Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut, genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini. o Perkembangan anak Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih (1996). o Data lain Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di klinik. o Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan Setelah



dilakukan



pengkajian



terhadap



pertumbuhan



dan



perkembangan pada bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut: a. Pertumbuhan dan perkembangan normal



22



Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan



jalur



(kurva)



berwarna



hijau.



Sementara,



pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U. Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara apabila menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya. b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh di atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan dada. Perkembangan anak



mengalami



penyimpangan



apabila



kemampuan



kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya. 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul 23



1) Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak 2) Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status imunisasi 3) Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang terjadi di lingkungan 4) Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru 5) Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan. 6) Potensial



orang tua



dalam meningkatkan



kesehatan



anak



berdasarkan tumbuh kembangnya. 3. Intervensi Keperawatan No



Dx



Intervensi



Rasional



1.



Dx. 1



1. Bantu ibu mengetahui tahapan yang



1. Agar ibu paham tentang tumbang



seharusnya terjadi pada anak saat ini



anaknya.



sesuai umur 2. Bantu menurunkan tingkat kecemasan



2. Mengurangi kecemasan ibu



dengan informasi yang diberikan 3. Beri dukungan pada ibu untuk tetap



3. Agar kesehatan anak tetap terjaga



menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau 2.



Dx 2



pertumbuhan



dan



perkembangan anak. 1. Beri penjelasan tentang imunisasi yang 1. Meningkatkan pemahaman tentang seharusnya didapatkan  oleh anaknya. 2. Beri



penjelasan



tentang



imunisasi



imunisasi yang harus didapatkan oleh anak



tambahan yang dapat diberikan kepada 2. Memberikan pemahaman tentang anaknya selain imunisasi yang harusnya



imunisasi tambahan



didapatka 3. Anjurkan



ibu



untuk



memberikan



imunisasi tambahan untuk mencegah 3. Mencegah penyakit yang mungkin penyakit yang bisa diderita oleh anaknya 24



diderita anak.



3.



Dx. 3



1. Ajarkan



orang



tua



tentang



tugas 1. Agar orang tua mampu melakukan



perkembangan yang sesuai dengan



tugas tumbang pada anak



kelompok usia 2. Tingkatkan



rangsangan



dengan 2. Mainan



menggunakan berbagai mainan dalam



dapat



meningkatkan



rangsangan anak dalam tumbang



tempat tidur anak. 3. Berikan



tindakan



nyaman



setelah 3. Mengurangi rasa ketidaknyamanan



prosedur yg menyebabkan rasa takut. 4. KIE orang tua untuk kontrol setiap 4. Mengetahui adanya keluhan dalam 4.



Dx. 4



bulan. 1. Jelaskan



pada



orang



tumbang anak tentang 1. Meningkatkan pemahaman orang



tua



perawatan anak seperti makanan yang baik



sesuai



umur



anak,



tua terhadap perawatanan anak



cara



menggendong, cara memberikan ASI yang



baik



dan



bagaimana



menyendawakan bayi. 2. Jelaskan



bahwa



keberadaan



kedua 2. Memberi pemahaman orang tua



orang tua sangat penting sebagai role



supaya bias memberi contoh yang



model anaknya.



baik bagi anaknya



3. Jelaskan



pada



orang



tua



tentang 3. Meningkatkan pemahaman orang



tahapan tumbuh kembang yang harus 5.



Dx. 5



tua terhadap tumbang



dilewati anak sesuai dengan umurnya 1. Awasi anak saat makan, mandi, 1. Mengurangi risiko cedera pada saat bermain, eliminasi



anak beraktivitas



2. Lindungi kaki anak dengan sandal/ 2. Mengurangi risiko cedera pada kaki sepatu



anak



3. Beri makanan yang aman untuk usia 3. Mencegah anak 4. Periksa



Dx. 6



keracunan



makanan suhu



air



mandi



sebelum 4. Mengurangi risiko cedera yang



dimandikan 6.



risiko



diakibatkan oleh air mandi yang



terlalu panas 1. Jelaskan pada orang tua tentang proses 1. meningkatkan pemahaman orang 25



tumbang yang terjadi



tua terhadap tumbang



2. Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti 2. agar orang tua mengetahui tentang dan



mengetahui



tentang



tahapan



tumbuh kembang anaknya



tumbang yang dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan 3. Anjurkan ibu membaca berbagai tips 3. Meningkatatkan perawatan anak



pemahaman



tentang perawatan anaknya



4. Implementasi No



Dx



Intervensi



1.



Dx. 1



o Membantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur o Membantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan o Memberi dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan



2.



Dx 2



tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. o Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan  oleh anaknya. o Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada anaknya selain imunisasi yang harusnya didapatka o Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah



3.



Dx. 3



penyakit yang bisa diderita oleh anaknya o Mengajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia o Meningkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur anak. o Memberikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut. o KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan. 26



4.



Dx. 4



o Menjelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai umur anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan bayi. o Menjelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model anaknya. o Menjelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus



5.



Dx. 5



dilewati anak sesuai dengan umurnya o Mengawasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi o Melindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu o Memberi makanan yang aman untuk usia anak



6.



Dx. 6



o Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan o Menjelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi o Membantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan o Menganjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak 5. Evaluasi 1) Dx 1 : Orang tua mengetahui tugas pekembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia. 2) Dx 2 : Orang tua mengerti bagaimana cara merawat anaknya 3) Dx 3 :Anak bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya diidentifikasi dan lingkungan rumah. Keluarga akan menekankan dan mendemonstrasikan kegiatan yang aman di rumah. 4) Dx 4 : Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang pada anaknya dan informasi yang diberikan. 5) Dx 5 :Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan perkembangan anak 6) Dx 6  : ibu dapat memberikan imunisasi tambahan yang bisa didapat oleh anaknya selain imunisasi yang harus didapat oleh anaknya.



27



F. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewas. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional , sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh calon (dalam monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini&Situ Sundari (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990:23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan maupun bertindak, tetapi bukab pula orang dewasa yang lebih matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003:26) bahwa remaja (adolescne) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasayang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-ekonomi. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun= masa remaja awal, 15-18 tahun=masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun= masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Harditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006:192)



28



G. Batasan Usia Remaja Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah



penduduk



dalam



rentang usia 10-18



tahun



dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. H. Karakteristik Usia Remaja Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi bilogis, transisi kognitif. Dan transisi sosial akan dipaparkan di bawah ini 1. Transisi Biologis Menurut Santrock (2003:91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat refroduksi(ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tandatanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wiraman Sarwono, 2006:52). Selanjutnya, menurut Muss (dalam Sunarto&Agung Hartono, 2002:79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu: pertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak. Sedangkan pada anak laki-laki perubahan yang tetjadi antara lain: pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah petir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan 29



suara, ejakulasi (keluarnya air mani) bulu kemaluan menjadi kriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada. Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masingmasing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dab merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunmarto&Agung Hartono, 2002:94) 2. Transisi Kognitif Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003:110) secara lebih nyata pemikiran eperasional formal bersifat lebih abstrak, idealis dan logis. Remaja berfikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis dalam berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berfikir seperti ilmuan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. 3. Transisi Sosial Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak san selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupin lain jenis ( dalam Rita Eka Izzaty dkk, 2008:139)



30



I. Permasalahan yang Terjadi pada Remaja Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia mempunyai masalah tersendiri, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alas an hal itu terjadi yaitu : yang pertama ketika masih anak anak dan seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah yangkedua karena remaja telah menganggap dirinya lebih mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dan orang dewasa remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan perubahan sosial, fisiologi, dan psikologis didalam diri dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern. 1. Kecelakaan Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat. 2. Penyalahgunaan Zat Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat mereka lebih matur. 3. Bunuh diri



31



Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor. 4. Penyakit menular Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal. B. Adapun masalah lain yang dihadapi remaja masa kini antara lain : 1. Kebutuhan akan figure teladan Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah. 2. Sikap apatis Merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu pada saat bersamaan tidak mau melibatkan diri didalamnya. Sikap apatis ini terwujud



didalam



ketidakacuhannya



akan



apa



yang



terjadi



dimasyarakatnya. 3. Kecemasan dan kurangnya harga diri Kata stress atau prustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” 4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri 32



Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola piker ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan masyarakat. Persahabatan dinilai untung dan rugi atau malahan dengan uang. 5. Perasaan yang tidak berdaya Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan berpola fikir masyarakatmodern. 6. Pemujaan dan pengalaman Sebagian besar



tindakan-tindakan negative anak muda dengan



minuman keras. Obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain : a. Anak-anak muda yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya memakai pakaian yang mewah. Hidup hura-hura dan pergi kediskotik b. Disekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya. c. Ngebut, yaitu mengendairai mobil atau motor ditengah tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampau batas maksimum yang dilakukan oleh pemuda belasan tahun. d. Membentuk



kelompok



remaja



yang



tingkah



lakunya



sangat



menyimpang dengan norma yang berlaku dimasyarakat, seperti tawuran antar kelompok. J. Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat 33



diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik. Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan



pada



remaja



yang



bersangkutan,



menimbulkan



penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugastugas perkembangan berikutnya. William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja14 mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut: 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. 3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok. 4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya. 5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. 6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung). 7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana dikutip Gunarsa18, sebagai berikut: 1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan dapat melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut. 34



2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masingmasing. 3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya. 4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan bermasyarakat. 5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi. 6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya. 7. Memahami



dan



mampu



bertingkah



laku



yang



dapat



dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. 8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga. 9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai dengan pandangan ilmiah. Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif berat bagi remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik, remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya dapat mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisinya. Di samping tugas-tugas perkembangan, remaja masih mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang tentu saja menuntut pemenuhan secepatnya sesuai darah mudanya yang bergejolak. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Edward, sebagaimana dikutip Hafsah,19 adalah meliputi: (1) kebutuhan untuk mencapai sesuatu, (2) kebutuhan akan rasa superior,



ingin



menonjol,



ingin



terkenal,



(3)



kebutuhan



untuk



mendapatkan penghargaan, (4) kebutuhan akan keteraturan, (5) kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap sesuai dengan kehendaknya, (6) kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan, 35



(7) adanya keinginan ikut berempati, (8) kebutuhan mencari bantuan dan simpati, (9) keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai, (10) menganggap diri sendiri rendah, (11) adanya kesediaan untuk membantu orang lain, (12) kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan, (13) adanya keuletan dalam melaksanakan tugas, (14) kebutuhan untuk betgaul dengan lawan jenis, dan (15) adanya sikap suka mengkritik orang lain. Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang satu dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang berlainan, dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun kenyataannya banyak yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas perkembangan dan kebutuhan merupakan sesuatu yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan remaja. Apabila tugas dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugastugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka akan menyebabkan



ketidakbahagiaan



pada



remaja



yang



bersangkutan,



menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan peridode-periode berikutnya. K. Perubahan- Perubahan yang Terjadi pada Remaja Perubahan yang terjadi antara lain : 1. Perubahan Fisik Perubahan fisik adalah perubahan pada diri seseorang mengenai perubahan jasmani, seperti tinggi badan, berat badan, dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja: a. Laki-laki Perubahan yang dialami seperti : pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), pertumbuhan tinggi badan mencapai 36



tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, dan lain sebagainya. b. Perempuan Perubahan yang dialami seperti : pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, mentruasi , tumbuh bulu-bulu ketiak, dan lain sebagainya. 2. Perubahan Psikis Perubahan psikis adalah perubahan mengenai rohani seseorang seperti tingkah laku, sikap, mental, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa prubahan psikis pada masa remaja. 1. Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah merasa gembira sekaligus mudah sedih. Keadaan ini menjadikan remaja memiliki emosi yang meledak-ledak. 2. Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive. Situasi tertentu dapat menjadikan remaja mudah tersentuh dan tersinggung. 3. Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bentuk suka menentang kepada aturan atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam diri anak mulai merasakan bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut sebagai anak kecil dan menganggap dirinya sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan dan kemauannya sendiri. 4. Mulai mencari identitas diri. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai perilaku, antara lain: 



Senang



berkelompokan



melakukan



kegiatan



bersama



kelompoknya 



Senang melakukan hal-halang menantang, yang cenderung memuaskan perasaan ingin tahu yang begitu besar terhadap sesuatu hal, maka sering anak remaja ini melakukan sesuatu 37



yang di luar perhitungan akan kemampuannya.Senang menarik perhatian orang lain dengan melakukan sesuatu yang menyalahi aturan pada umumnya. Permasalahan Yang Muncul dari Perubahan Fisik dan Psikis Remaja : 1. Ketidakmatangan intelektual dan emosional. Hal ini berakibat pada tindakan yang tidak rasional, cenderung emosional dan tanpa pikir panjang. 2. Penerimaan (akseptansi) menyeluruh terhadap setiap perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya sebagai usaha penyesuaian diri terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka merasa tidak puas akan penampilannya. Mereka terhambat dalam hal akseptansi karena menyadari pentingnya penampilan dalam penerimaan sosial. Apalagi pada saat pubertas ini, minat terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang pula. 3. Perkembangan seksual yang meningkat. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas yang pada awalnya berupa keinginan untuk jatuh cinta atau bercinta 4. Krisis identitas. Setiap remaja harus mam.pu melewati krisisnya dan menemukan jati dirinya. Sehingga dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelemahan dirinya serta peranan dirinya dalam lingkungannya. 5. Ikatan kelompok yang kuat. Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. 3. Cara Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan Fisik Dan Psikis Masa Remaja



38



Penyesuaian diri yang harus dilakukan pada masa remaja meliputi perkembangan intelegensi, perkembangan peran sosial, perkembangan peran seksual dam perkembangan moral dan religi. 1. Penerimaan Atas Diri Sendiri Perubahan dan perkembangan yang pesat oleh remaja sebaiknya dapat dijadikan motivasi untuk dapat menjadi seseorang yang dapat mencapai kematangan menuju kedewasaan yang bertanggung jawab terhadap diri dan kehidupan sekitarnya. Janganlah berpikir jika perubahan bentuk tubuh yang terjadi itu adalah sebuah kesialan karena tidak seperti yang kita inginkan, siswa harus dapat menerimanya bengan lapang dada karena masih banyak orang lain yang mungkin lebih buruk dari yang kita alami sekarang. 2. Membiasakan hidup sehat 3. Mengatur aktifitas 4. Menanamkan keimanan kepada Tuhan YME. Ketebalan dan kekuatan iman merupakan kunci pokok perkembangan mental 5. Menghindari pengaruh lingkungan yang tidak baik. Ini merupakan hal yang paling sulit, karena ada perasaan takut dikucilkan 6. Mengarahkan aktifitas berkelompok di kalangan remaja ke arah kegiatan yang positif misalnya menyalurkan hobi berkelahi dengan mengikutsertakan anak dalam klub bela diri, dan sebagainya



L. Proses Keperawatan Komunitas Agregat Remaja Asuhan Keperawatan Pada Agregat Remaja di Komunitas 1. Pengkajian Inti Komunitas



39



a. Sejarah Terdapat 137 warga yang berusia antara 13-18 tahun di Desa Pondokrejo. Hasil distribusi remaja berdasarkan kebiasaan merokok didapatkan bahwa Sebagian remaja tidak memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 83 orang (60,58%) dan remaja sebanyak 54 orang (39,42%) memiliki kebiasaan merokok. Hasil distribusi remaja berdasarkan alasan remaja tidak merokok didapatkan bahwa untuk menjaga kesehatan, yaitu sebanyak 57 orang (68,67%) karena dimarahi orang tua sebanyak 15 orang (18,07%), karena pemborosan sebanyak 1 orang (1,20%) dan karena lain – lain 10 orang (12,05%). b. Demografi Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang dikaji yang terdiri dari 1697 penduduk. Perbandingan sex ratio dari jumlah penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 825 orang (48,62%) dan jenis kelamin laki – laki sebanyak 872 orang (51,38%).



Hal



ini



menggambarkan



pertumbuhan



penduduk



perempuan lebih tinggi, komposisi jumlah penduduk berdasarkan rentang usia dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok usia dewasa sebanyak 931 (54,9%) dan sebagian kecil terdiri dari kelompok bayi, balita, balita sejumlah 164 orang (9.7%). Data tersebut menjelaskan data usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga angka ketergantungan semakin kecil. c. Etnisitas Suku di Desa Pondokrejomayoritas adalah suku Madura. d. Nilai dan Keyankinan Penduduk di Desa Pondokrejomayoritas beragama Islam. Banyak berdiri mesjid dan musholla di sekitar pemukiman warga. Subsistem komunitas 40



a. Lingkungan Sebagian



besar



rumah



penduduk



telah



memenuhi



persyaratan lantai rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian menyatakan nyamuk sebagai vaktor penyakin terbesar sebanyak 392 rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16 rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa Desa Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah Tergolong tinggi akibat Vaktor penyakit akibat nyamuk. b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke Puskesmas sebanyak 261 warga (42,86%). Kebiasaan warga untuk minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64 warga (12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak 101 warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%). c. Ekonomi Sebagia besar mata pencaharian peduduk yaitu buruh tani sebanyak 807 orang dan karyawan sebesar 654 orang. d. Transfortasi dan keamanan Transfortasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda empat dalam melakuka mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan. e. Politik dan Pemerintahan



41



Untuk meminimalkan terjadinya Perokok remaja di Kecamatan



peningkatan jumlah



Tempurejo



banyak



dilakuka



program kesehatan mengenai bahaya dari merokok. f. Komunikasi Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakan sebagian besar menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar masyarakat. g. Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3%). Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK 96 orang dan tamat S-1 43 orang. h. Rekreasi Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat Pondokrejo biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada di Kecamatan lain. 2. Diagnosa Ketidak efektifan koping komunitas pada kelompok remaja di Dusun Sumberejo, Desa Pondokrejo Kecamatan Tempurejo dalam mengatasi masalah remaja berhubungan pengetahuan



remaja mengenai



dengan



kurangnya



Kesehatan remaja serta kurangnya



keterampilan remaja dalam mrningkatkan kualitas kesehatan.



3. Intervensi No



Diaagnosa



Tgl



Tujuan dan



Keperawatan



Pembu



kriteri hasil



42



Intervensi keperawatan



Nama dan



atan



tanda tanggan



1.



Ketidak efektifan



16 juli



Tujuan:



koping komunitas pada



2013



Menurunkan



mengenai penyakit,



kelompok remaja di



Perilaku



berhubungan dengan



Dusun Sumberejo, Desa



merokok di



Prilaku Merokok



Pondokrejo Kecamatan



kalangan remaja 2. Mengajarkan pantangan



Tempurejo dalam



(smp) Kriteria



terhadap perilaku



mengatasi masalah



hasil: Minimal



merokok bila sudah



remaja berhubungan



80% peserta



aktif merokok ajarkan



dengan kurangnya



hadir, serta



cara untuk berhenti



pengetahuan remaja



mampu



menjadi perokok aktif



mengenai kesehatan



menjelaskan



remaja serta kurangnya



kembali bahaya



akurat tentang



keterampilan remaja



merokok



konsekuensi perilaku



dalam meningkatkan



1. Memberikan informasi



3. Memberikan informasi



4. Memberi penjelasan



kualitas kesehatan.



tentang bahaya kandungan zat dalam rokok 5. Memberikan informasi kepada orang tua atau wali perilaku anak mereka yang rentan melakukan prilaku merokok



4. Implementasi Komponen implmentasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang di perlukan untuk mengimlementasikan



43



intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah di buat. 5. Evaluasi Kriteria : Minimal 80% peserta hadir, serta mampu menjelaskan kembali bahaya merokok.



44



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak. Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses yang wajar yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertembuhan memiliki ciri-ciri tersendir. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Oleh karena itu, parang orang tua hendaknya lebih memperhatikan kehidupan remaja agar tidak terjerumus kedalam hak-hak yang tidak diingainkan.



45



B. Saran Dengan tersusunya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar bahwa penyusunan makalh ini jauh dari kata kesempurnaan dan sangat mengharapkan kritik dan saran itu dari pembaca untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik. Adapun saran penulisan kepada teman-teman seremaja antara lain : Berbagi rasa dengan orang tua atau orang yang dituakan dirumah Carilah seorang sahabat terbaik Tingkatkan rasa percaya diri dan katakana tidak pada negative Bergaulah dengan kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas positif Jagalah kesehatan fsikismu sendiri mungkin dan secara terus menerus



46



DAFTAR PUSTAKA



 WEB SITE 1. [Online].



Pengertian



Anak



Menurut



Para



Ahli.



Tersedia



:



https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/11/hari-anakpengertian-anak-menurut-para-ahli.html 2. [Online]. Batasan Usia Anak Dan Pembagian Kelompok Umur Anak. Tersedia : https://www.infodokterku.com/index.php/en/103-daftar-isicontent/info-kesehatan/kesehatan-anak/263-batasan-usia-anak-danpembagian-kelompok-umur-anak 3. [Online].



Batasan



Usia



Anak.



Tersedia



:



www.depkes.go.id/download.php? file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-anak 4. [Online]. Tersedia : https://www.infodokterku.com/index.php/en/103daftar-isi-content/info-kesehatan/kesehatan-anak/263-batasan-usiaanak-dan-pembagian-kelompok-umur-anak 5. [Online]. Tersedia : Karakteristik Perkembangan Anak-Anak http://pgsd-pgsd.blogspot.com/2014/11/Karakteristik-PerkembanganAnak.html 6. [Online]. Tersedia : Pengertian dan Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan



Anak



https://www.kumpulanmakalah.com/2016/10/pertumbuhan-danperkembangan-anak.html 7. [Online]. Tersedia : Ciri-ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak https://www.ibudanbalita.com/forum/diskusi/Ciri-ciri-pertumbuhandan-perkembangan-anak 8. [Online].



Tersedia



https://www.admedika.co.id/index.php/id/medias/sehatiblog/item/110-masalah-kesehatan-pada-anak



47



:



9. [Online]. Tersedia : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN



PADA



ANAK



SEHAT



(TUMBANG)



https://www.academia.edu/13568169/ASKEP_ANAK_SEHAT 10. [Online].



Tersedia



:



https://dokumen.tips/documents/pendokumentasian-asuhankeperawatan-pada-agregat-smp-di-komunitas.html 11. [Online].



Tersedia



:



Makalah



Remaja



Dan Permasalahannya



https://www.academia.edu/20009824/makalah_remaja_dan_permasal ahan 12. [Online]. Tersedia : www.depkes.go.id/download.php? file=download/.../infodatin%20reproduksi%20remaja 13. [Online].



Tersedia



:



ejournal.uin-



suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/download/1362/1180 14. [Online].



Tersedia



https://ghurubhaz.wordpress.com/2018/05/01/memahami-perubahanfisik-dan-psikis-remaja/



48



: