Rt1 Kel 4 Askep Komunitas Agregat Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT REMAJA (KEKERASAN PADA REMAJA, MASALAH REPRODUKSI PADA REMAJA)



Oleh Kelompok 4 Najlah Halifah 18301058 Neneng Fransiska 18301059 Nurhikmah 18301060 Nurmila 18301061 Popy Oktaviana Agustin 18301062 Rahma Mutia 18301063



Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Komunitas 2”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, makalah ini masih banyak kekurangan dalam pembuatan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca.



Pekanbaru, 25 Maret 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 1.1



Latar Belakang...................................................................................................1



1.2



Tujuan................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3 2.1



Defenisi Remaja.................................................................................................3



2.2



Agregat Remaja Sebagai Populasi Risiko...........................................................4



2.3



Kekerasan Pada Remaja.....................................................................................5



2.4



Reproduksi Pada Remaja....................................................................................7



2.5



Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori............................................................8



BAB III PENUTUP.........................................................................................................13 3.1



Simpulan..........................................................................................................13



3.2



Saran................................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja menurut WHO (2014), remaja adalah seseorang yang berusia 10 sampai 19 tahun. Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI (2010), batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Seorang remaja akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar semakin mempelajari dunia dewasa dan  perlahan  perlahan meninggalkan meninggalkan jiwa kekanak-kanakannya. kekanak-kanakannya. Remaja yang baik akan mulai mengaktualkan dirinya di dunia sosial. Namun, tidak sedikit remaja melakukan hal-hal ekstrem untuk menarik perhatian lingkungannya. Setiap tahapan pertumbuhan dan  perkembangan  perkembangan akan mengalami mengalami perkembangan perkembangan moral, spiritual, spiritual, dan psikososial, psikososial, begitu  juga pada remaja. Masa remaja merupakan masa di mana individu yang sedang mencari identitas dirinya. Perawat berperan dalam menanggulangi permasalahan-permasalahn sesuai tingkatan pencegahan baik  pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa transisi, remaja mengalami proses pencarian identitas diri, melepas ketergantungan dari orang tua, dan bersaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa (Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Pada masa ini, terjadi perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional (Santrock, 2007). Perubahanperubahan tersebut cenderung membuat remaja berusaha mengeksplor diri, mengaktualisasikan peran, dan gaya hidup berisiko (Stanhope, & Lancaster, 2004).



1



1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum



Mampu memahami Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Remaja (Kekerasan Pada Remaja, Masalah Reproduksi Pada Remaja) 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengetahui Pengertian Remaja b. Mampu mengetahui Agregat Remaja sebagai Populasi Resiko c. Mampu mengetahui kekerasan pada remaja d. Mampu mengetahui masalah reproduksi pada remaja e. Mampu mengetahui masalah Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi Remaja Remaja merupakan tahapan seseorang yang berada di antara fase anak dan dewasa. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosional. Seorang remaja akan diberikan tanggungjawab yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar semakin mempelajari dunia dewasa dan perlahan meninggalkan jiwa kekanak-kanakannya. Remaja yang baik akan mulai mengaktualkan dirinya di dunia sosial. Selain itu, remaja mulai mengenal dan memahami lawan jenisnya dan timbul rasa ingin diperhatikan oleh lingkungan. Tidak sedikit remaja melakukan hal-hal ekstrim untuk menarik perhatian lingkungannya. Pada remaja, terjadi perubahan fisik dan kognitif yang sangat cepat. Arti kata kognitif dalah penalaran, penilaian, penangkapan makna, imajinasi, persepsi. Pengertian kognitif secara umun mencakup aktivitas menilai, menduga, memperkirakan, membayangkan, menyangka, memperhatikan, melihat, mengamati. Menurut Piaget (1952) dalam Djiwandono (2005) definisi kognitif adalah kemampuan berfikir individu yang terdiri atas kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisa/mensintesis, mengevaluasi dan menciptakan. Pengertian kognitif atau teori perkembangan kognitif Piaget menggambarkan tahapan anak dalam beradaptasi dan mengintepretasikan berbagai objek, kejadian, dan realitas di sekitarnya yang terdiri atas tahapan sensorik-motorik, pra operasional, operasional konkrit, dn operasional formal. Tujuan aspek kognitif adalah meningkatkan kemampuan intelektual seseorang mulai dari kemampuan sederhana seperti mengingat hingga kemampuan kompleks untuk menggabungkan sejumlah prosedur, metode, gagasan, ide untuk memecahkan suatu masalah. Enam aspek kognitif menurut Blomm yaitu: Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension), Penerapan (Application), Analisis (Analysis), Penilainan/penghargaan/evaluasi dan Kreasi.(Kyle,2008) Pemikiran remaja tentang suatu hal telah memiliki batasan-batasannya tersendiri. Remaja menuangkan konsep yang didapat 3



dalam dunia pendidikan formal dan melakukannya pada pengalaman pribadinya. Mereka menilai, pengalaman dengan masalah yang kompleks, tuntutan dari pengajaran formal, dan tukar menukar ide yang berlawanan dengan kelompok remaja, diperlukan untuk perkembangan berpikir secara operasional. Remaja yang sudah mengenal batasan-batasan pemikirnnya tersebut dan mampu mengatasi kelemahannya dengan berpikir secara operasinal berarti sudah mencapai tingkat berpikir orang dewasa. Menurut Piaget dalam Djiwandono (2005), tahapan perkembangan kognitif pada remaja adalah operasional formal. Remaja tidak serta-merta menerima informasi secara pasif. Sebenarnya mereka mencari kebenaran informasi tersebut dengan berbagai kemampuan mereka. Setelah itu mereka akan membuat konsep dari informasi tersebut yang diyakini paling benar. Konsep tersebut akan selalu dipahami dan dijadikan pedoman dalam mengembangan informasi lainnya. peran orangtua dalam hal ini adalah menanamkan banyak informasi penting kepada anak sejak dini agar saat remaja mereka sudah tidak kebingungan dalam mengembangkan kognitif mereka.(Nursalam, 2007). 2.2 Agregat Remaja Sebagai Populasi Risiko Perkembangan kehidupan merupakan proses seumur hidup. Masa remaja merupakan bagian dari sikulus kehidupan dari manusia. Masa remaja sebagai periode perkembangan manusia dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan bukan merupakan suatu periode tersendiri yang tidak berkaitan dengan periodeperiode lainnya. Pada masa ini terjadi



perubahan-perubahan biologis,



kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja secara umum dianggap dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah pada kematangan seksual atau fertilitas (kemampuan bereproduksi), dan masa konstruksi sosial (Papalia, Old, & Feldman, 2011). Batasan usia remaja hingga saat ini menjadi bervariasi dari masing-masing referensi yang terkait lingkungan budaya dan sejarahnya. Remaja sebagai



4



tahap



perkembangan yang dimulai pada pubertas dari umur 13-20 tahun



(DeLaune & Ladner, 2011). Rentang usia remaja menurut Santrock (2007), sekitar dimulai dari 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Rentang usia tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni masa remaja awal (early adolescence) dan masa remaja akhir (late adolescence). Masa remaja awal berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini, adapun masa remaja akhir terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.



2.3 Kekerasan Pada Remaja Kekerasan remaja atau Peer violence didefinisikan sebagai tindakan kekerasan fisik, emosional atau seksual yang dilakukan oleh teman sebaya di usia sekolah (Wandera dkk., 2017). Kekerasan remaja dapat berkembang dengan cara yang berbeda. Beberapa anak menunjukkan perilaku bermasalah pada anak usia dini yang secara bertahap meningkat menjadi bentuk agresi yang lebih parah sebelum dan selama masa remaja. World Health Organization (WHO) telah menyatakan bahwa kekerasan remaja berdampak seumur hidup pada fungsi psikologis dan sosial seseorang. A. Jenis-Jenis Kekerasan Remaja Pada umumnya kekerasan pada remaja itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu secara langsung ( agresi fisik, ancaman, dan ejekan), tidak langsung ( menyebarkan berita palsu dan pengucilan dari kelompok), dan intimidasi. Jenis Kekerasan terhadap anak menurut Kantor Pusat Layanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A): i.



Kekerasan Fisik : pukul, tampar, tendang, cubit, dsb.



ii.



Kekerasan Emosional : kekerasan berupa kata-kata yang menakutnakuti, mengancam, menghina, mencaci dan memaki dengan kasar & keras.



iii.



Kekerasan Seksual: pornografi, perkataan porna, tindakan tidak senonoh, pelecehan organ seksual.



5



iv.



Pengabaian dan penelantaran: segala bentuk kelalaian yang melanggar hak anak dalam pemenuhan gizi dan pendidikan.



v.



Kekerasan ekonomi (Eksploitasi): memperkerjakan anak di bawah umur dengan motif ekonomi, prostitusi anak.



B. Faktor penyebab kekerasan remaja i. Keluarga, ketika orang tua tidak mengambil peran aktif dalam kehidupan anaknya, remaja menjadi tidak terkendali sehingga berteman dengan orang yang salah. ii. Media, kekerasan di media dapat memengaruhi remaja dan dapat membuat mereka bertindak agresif. iii. Teman sebaya, tekanan dari teman sebaya dapat menjadi faktor penyebab kekerasan remaja saat teman sebaya cenderung berperilaku agresif. iv. Kesehatan Mental, penyakit mental juga merupakan penyebab kekerasan di kalangan remaja. Masalah kesehatan mental seperti ADHD, bipolar, ODD, dan gangguan perilaku, semuanya memiliki perilaku agresif atau perasaan marah sebagai gejala umum. v. Child Abuse, child abuse dipandang sebagai sebuah siklus, anak-anak yang menjadi korban kekerasan di rumah bisa menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari. C. Dampak kekerasan remaja Dampak negatif dari peer violence bisa terjadi dari segi kesehatan fisik maupun psikologis yang telah banyak didokumentasikan oleh penelitian. Tidak hanya itu, Kekerasan teman sebaya juga dapat berdampak negatif pada kinerja sekolah anak-anak, dengan beberapa penelitian menunjukkan kinerja akademis yang buruk dan perihal kehadiran di sekolah. a. Masalah kesehatan fisik : masalah kesehatan fisik anak-anak dan gejala psikosomatik. Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik, seperti sakit kepala, kelelahan, sakit perut dan pusing.



6



b. Masalah psikologis : harga diri yang rendah, perasaan depresi, kecemasan sosial, gangguan tidur, rendahnya efikasi diri, kesepian, keputusasaan dan ide bunuh diri.



2.4 Reproduksi Pada Remaja Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja mencakup kurangnya informasi yang akurat mengenai reproduksi sehat, pelayanan kesehatan dan peratutan perundang-undangan yang kurang mendukung (Kartikasari et al., 2019). Banyak remaja memiliki hubungan yang kurang stabil dengan orangtua maupun orang dewasa lainnya merupakan penyebab mereka tidak memeroleh informasi akurat tentang kesehatan reproduksi. Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan terjamin kerahasiaannya juga semakin membatasi akses mereka untuk mendapat informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi (Maesaroh et al., 2019). Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian (Fatimah et al., 2019) bahwa remaja lebih merasa nyaman bercerita tentang masalah kesehatan reproduksi kepada teman. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyatakan bahwa yang termasuk kategori remaja yaitu rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja merupakan tahapan usia yang pada umumnya seseorang mengalami kematangan reproduksi secara fisik maupun psikologi. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam kehidupan sehari-hari dapat menunjang pola hidup reproduksi yang sehat. Menurut WHO individu yang dapat menentukan waktu dan cara melakukan reproduksi merupakan makna dari kesehatan reproduksi. Terjadinya proses reproduksi yang terlalu cepat misalnya melalui pernikahan dini, disebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.



7



2.5 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Pengkajian Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah. Prinsip pengkajian communnity as partner 1.



Menggunakan proses yang sistematis dan komprehensif  Bekerja didalam kemitraan dengan komunitas



2.



Berfokus pada prevensi primer



3.



Promosi lingkungan sehat



4.



Target untuk semua yang mungkin merasakan manfaat



5.



Memberikan prioritas pada kebutuhan komunitas  Meningkatkan alokasi sumber yang optimal



6.



Bekerjasama dengan berbagai pihak di komunitas Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi : a). Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas b). Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah, dan kondisi geografis c). Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan) d). Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan,  jumlah  jumlah pengeluaran pengeluaran rata-rata ratarata tiap bulan, jumlah pekerja pekerja dibawah dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia. e). Keamanan dan transportasi



8



f). Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan g). Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi h). Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan i). Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi A. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa dat kat. Tujuan analisa data; a). Menetapkan kebutuhan komunitas   b). Menetapkan kekuatan c). Mengidentifikasi pola respon komunitas d).



Mengidentifikasi



kecenderungan



penggunaan



pelayanan



kesehatan. B. Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya: a). Sesuai dengan perawat komunitas   b). Jumlah yang berisiko c). Besarnya resiko d). Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan e). Minat masyarakat f). Kemungkinan untuk diatasi g). Sesuai dengan program pemerintah h). Sumber daya tempat



9



i). Sumber daya waktu   j). Sumber daya dana k). Sumber daya peralatan l). Sumber daya orang Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi. C. Diagnosa Keperawatan Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari : a). Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.   b). Penyebab (Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan. c). Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian  petunjuk timbulnya masalah. Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu : 1. Risiko cedera yang berhubungan dengan: a. Pilihan gaya hidup   b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi d. Aktivitas seksual 2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan: a. Aktivitas seksual   b. Malnutrisi c. Kerusakan imunitas 3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:



10



a. Kurangnya nu a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk trisi yang



adekuat



untuk



mendukung



mendukung



pertumbuhan



pertumbuhan   b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual makanan d. Kemiskinan e. Efek penggunaan alcohol atau obat 4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan: a. Tidak berpengalaman berpengalaman dengan peralatan peralatan rekreasional rekreasional yang tidak dikenal dikenal   b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah 5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan: a. Perasaan Perasaan negative negative tentang tentang tubuh   b.



Perubahan



maturasional



yang



berkaitan



dengan



laju



pertumbuhan adolesens 5. Intervensi



(Perencanaan)



Keperawatan



Perencanaan



asuhan



keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan. Masalah kesehatan adolesens Intervensi promosi kesehatan 1. Cedera tidak disengaja a). Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan   b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan  berkendaraan; penggunaan obat c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang meng yang menggunakan kendaraan gunakan kendaraan  bermotor



11



d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat olahraga 2. Penggunaan zat Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan risiko penggunaannya 3. Bunuh diri a). Berikan informasi tentang bunuh diri   b). Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri 4) Penyakit menular seksual a). Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala yang berhubungan   b). Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang penggunaan kondom c). Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual



12



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Masa remaja merupakan bagian dari sikulus kehidupan dari manusia. Masa remaja sebagai periode perkembangan manusia dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan bukan merupakan suatu periode tersendiri yang tidak berkaitan dengan periode-periode lainnya. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Remaja yang sudah mengenal batasan-batasan pemikirnnya tersebut dan mampu mengatasi kelemahannya dengan berpikir secara operasinal berarti sudah mencapai tingkat berpikir orang dewasa.



3.2 Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu memahami tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Remaja (Kekerasan Pada Remaja, Masalah Reproduksi Pada Remaja) . Tentunya dalam



pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan saran darisemua pihak sangat kami harapkan.



13



DAFTAR PUSTAKA



Maesaroh, Eka Kartikawati,dkk. 2020. Analisis Penguasaan Konsep Dan Sikap Remaja Sekolah Terhadap Kesehatan Reproduksi. Jurnal Ilmiah Indonesia, volume 5. 9 hlm.



Corboz J, Hemat O, Siddiq W, Jewkes R .2018. Children’s peer violence perpetration and victimization: Prevalence and associated factors among school children in Afghanistan.



Wandera, S., Clarke, K., Knight, L., Allen, E., Walakira, E., & Namy, S. et al. (2017). Violence against children perpetrated by peers: A cross-sectional schoolbased survey in Uganda.



14