Askep Anak Berkebutuhan Khusus Kel 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Berkebutuhan Khusus Retardasi Mental, Autisme, dan ADHD”



Disusun Oleh: KELOMPOK 11



1. Sonia Komala Dewi



(183310827)



2. Velia Ayu Dira



(183310828)



3. Vicky Andrea Malvino



(183310829)



Dosen Pembimbing: Ns. Delima, S.Kep, M.Kes



PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TAHUN 2020



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak II Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Padang, 24 Oktober 2020



Kelompok 11



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................



ii



DAFTAR ISI......................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................ C. Tujuan Penulisan................................................................. BAB II TINJAUAN TEORI 1. Konsep Dasar Retardasi Mental .......................................... 2. Asuhan Keperawatan Retardasi Mental ............................... 3. konsep dasar Autisme .......................................................... 4. Asuhan Keperawatan Autisme ............................................ 5. Konsep Dasar ADHD ........................................................... 6. Asuhan Keperawatan ............................................................ BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... B. Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas merupakan bagian dari anak Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Upaya perlindungan bagi anak dengan disabilitas sama halnya dengan anak lainnya, yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak agar mereka dapat hidup, tumbuh, dan berkembang secara optimal, serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan dasar anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh yang dapat diperoleh melalui upaya di bidang kesehatan maupun pendidikan dan sosial (Suryani dan Badi’ah). Dampak retardasi mental pada anak dapat dilihat dalam keterampilan gerak dan fisik yang kurang sehat kesulitan dalam komunikasi kemampuan menolong diri sendiri, bersosialisasi, berinteraksi dengan teman, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, perawatan diri kurangnya perasaan dirinya terhadap situasi dan keadaan disekelilingnya untuk memenuhi kelemahan hal kemampuan motorik halusnya (Yuemi dan Mundakir, 2015). Dampak retardasi mental terhadap reaksi orang tua dalam penelitian Na’imah, dkk (2017) adalah perasaaan shock, mengalami goncangan batin, terkejut dan kurang menerima keadaan anaknya. Orang tua merasa khawatir tentang masa depan anak dan stigma yang melekat pada anak. Berbagai masalah yang dialami orang tua yang memiliki anak tunagrahita bisa menurunkan happiness dalam hidupnya. Keluarga yang mempunyai anak dengan retardasi mental akan memberikan perlindungan yang berlebihan pada anaknya sehingga anak mendapatkan kesempatan yang terbatas untuk mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Semakin bertambahnya umur anak retardasi mental maka para orangtua harus mengadakan penyesuaian terutama dalam pemenuhan anak sehari- hari (Mutaqqin, 2008). Anak berkebutuhan khusus salah satunya adalah anak autis .anak autisme juga ,merupakan salah satu pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu keterampilan maupun akademik . Autisme merupakan anak yang ,memiliki gangguan dindalam dunianya sendiri. Oleh karena itu anak autus harus me ndapatkan perhatian khusus demi perkembangannya.kebanyakan orang tidak menegetahui informasi apa itu anak yang autis.



Autisme didapat pada sekitar 20 per 10.000 penduduk. Dan pria lebih sering dari pada wanita dengan perbandingan 4:1 ,namun anak perempuan yang terkena akan menunjukan gejala yang lebih berat. Beberapa penyakit sistemik menunjukan gejalagejala seperti austik atau memberi kecenderungan penderita pada perkembangan gejala austik tersebut. Juga ditemukan dengan terjadinya kejang. Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak yangditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindaksekehendak hatinya atau impulsif. Gangguan hiperaktivitas diistilahkan sebagaigangguan kekurangan perhatian yang menandakan gangguan-gangguan sentral yangterdapat pada anak-anak yang sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperkinesis,kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal, biasa disebut dengan istilahADHD ( Attention Deficit Hyperaktivity Disorder ). Attention



Deficit



Hyperaktivity Disorder



(ADHD) dicirikan dengan



tingkatgangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolah maupun di rumah (Isaac, 2005)



B. Rumusan Masalah 1) Bagaimana Konsep Dasar Retardasi Mental ? 2) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental ? 3) Bagaimana Konsep Dasar Autisme ? 4) Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan Autisme? 5) Bagaimanan Konsep Dasar ADHD ? 6) Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan ADHD ? C. Tujuan 1) Untuk mengetahui Konsep Dasar Retardasi Mental 2) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak Retardasi Mental 3) Untuk mengetahui Konsep dasar Autisme 4) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak Autisme



5) Untuk mengetahui konsep dasar ADHD 6) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak ADHD



BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Retardasi Mental 1. Defenisi Retardasi Mental Retardasi Mental ialah keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-kanak) (Maramis, 1999) atau keadaan kekurangan intelegensi sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu. Retardasi mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun sosial. kelainan ini ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh gangguan yang bermakna dalam intelegensi terukur dan perilaku penyesuaian diri (adaptif). Retradasi mental juga mencakup status sosial hal ini dapat lebih menyebabkan kecacatan dari pada cacat khusus itu sendiri. karena batas batas antara “normalitas” dan retraksi sering sulit digambarkan identifikasi pediatri evaluasi dan perawatan anak dengan kesulitan kognitif serta keluarganya memerlukan tingkat kecanggihan teknis maupun sensitifitas internasional yang besar. American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. menurut American association of mental retardation (AAMR) Retradasi Mental adalah disabilitas atau ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan rendahnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (perilaku adaptif) (sularyo, 2000).



Retardasi mental merupakan gangguan di mana terjadi gangguan dalam fungsi intelektual yang subnormal adanya perilaku adaptif sosial dan timbul pada masa perkembangan yaitu di bawah umur 18 tahun. terjadinya gangguan dalam fungsi intelektual sub normal ini dapat dilakukan tes psikologis dengan tes angka taraf kecerdasan (IQ) intelegence quotient dimana anak mempunyai IQ dibawah 70. kemudian perilaku adaptif sosial pada anak dengan retardasi mental dapat dilihat dengan cara kemampuan anak dalam melakukan tugas kemandirian atau menyesuaikan diri dengan lingkungan. Retardasi mental merupakan disabilitas kognitif yang muncul pada masa kanak- kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah normal (IQ sekitar 2 standar deviasi yang dibawah normal, dalam rentang 65 sampai 75 atau kurang) disertai keterbatasan keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri, kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sumber- sumber komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja (Betz dan Sowden, 2009). Retardasi mental adalah disabilitas yang menyebabkan keterbatasan signifikan baik dalam fungsi intelektual maupun dalam perilaku adaptif (keterampilan sosial dan praktis sehari-hari) sebelum usia 18 tahun (Bernstein dan Shelov, 2017). Retardasi mental juga dikenal dengan beberapa istilah, yaitu: disabilitas kognitif, disabilitas intelektual, disabilitas belajar (Betz dan Sowden, 2009), gangguan mental, abuse (misal, moron, idiot, kretin, mongol) (Hull dan Johnston, 2008), tunagrahita (Iswari dan Nurhastati, 2010), keterbelakangan mental (Utaminingsih, 2015), gangguan intelektual (Bernstein dan Shelov, 2017). 2. Etiologi Retardasi Mental Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa factor yang potensial



berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992). terjadinya Reradasi mental dapat disebabkan oleh faktor genetik atau juga kelainan dalam kromosom faktor ibu selama hamil terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu seperti rubella adanya virus lain dan juga faktor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak seperti karena meningitis ensefalitis dan lain-lain Penyebab retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciriciri sebagai berikut: 1. Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat 2. Tampak sejak lahir atau usia dini 3. Secara fisis tampak berkelainan/aneh 4. Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun postnatal 5. Tidak berhubungan dengan kelas sosial



Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Biasanya merupakan retardasi mental ringan 2. Diketahui pada usia sekolah 3. Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium 4. Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah) 5. Ada hubungan dengan kelas sosial



Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongan sosio ekonomi rendah masih merupakan bagian yang besar dari penduduk, dapat diperkirakan bahwa retardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalah tipe sosio-kultural. Penyebab retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam: a. Penyebab pranatal 1) Gangguan metabolisme Gangguan metabolisme asam amino yaitu Phenyl Keton Uria (PKU), Maple Syrup Urine Disease, gangguan siklus urea, histidiemia, homosistinuria, Distrofia okulorenal Lowe, hiperprolinemia, tirosinosis dan hiperlisinemia. Gangguan metabolisme lemak yaitu degenerasi lekoensefalopati



progresif.



Gangguan



metabolisme



serebromakuler



dan



karbohidrat



yaitu



galaktosemia dan glycogen storabe disease. 2) Kelainan Kromosom Kelainan kromosom muncul dibawah 5 persen kehamilan, kebanyakan kehamilan yang memilki kelainan kromosom berakhri dengan kasus keguguran hanya setenggah dari satu persen yang lahir memiliki kelainan kromosom, dan akan meninggal segera setelah lahir. bayi yang bertahan, kebanyakan akan memiliki kelainan down syndrome, atau trisomy 21. Manusia normal memiliki 46 kromosom (23 pasang). orang dengan kelainan down syndrome memiliki 47 kromosom (23 pasang + 1 kromosom pada kromosom ke 21). 3) Infeksi maternal selama kehamilan yaitu infeksi TORCH dan Sifilis. Cytomegali inclusion body disease merupakan penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan retardasi mental. Infeksi virus ringan atau subklinik pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan otak janin yang bersifat fatal. Penyakit Rubella kongenital juga dapat menyebabkan defisit mental. 4) Komplikasi kehamilan Meliputi toksemia gravidarum, Diabetes Mellitus pada ibu hamil yang tak terkontrol, malnutrisi, anoksia janin akibat plasenta previa dan solutio plasenta serta penggunaan sitostatika selama hamil. b. Penyebab perinatal 1) Prematuritas



Dengan kemajuan teknik obstetri dan kemajuan perinatologi menyebabkan meningkatnya keselamatan bayi dengan berat badan lahir rendah sedangkan bayi-bayi tersebut mempunyai resiko besar untuk mengalami kerusakan otak, sehingga akan didapatkan lebih banyak anak dengan retardasi mental. 2) Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. 3) Kernikterus Kernikterus adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak terkonjugasi di dalam sel-sel otak. 4) Hipoglikemia: menurunnya kadar gula dalam darah. c. Penyebab postnatal 1) Infeksi (meningitis, ensefalitis) 2) Trauma fisik 3) Kejang lama 4) Intoksikasi (timah hitam, merkuri) 3. Gejala Klinis Retardasi Mental Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital kemudian mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu. Gejala klinis dan kelainan fisik yang disertai retardasi mental: a. Kelainan pada mata : 1) Katarak : a) Sindrom Cockayne b) Sindrom Lowe c) Galactosemia d) Sindrom Down e) Kretin



f) Rubela prenatal 2) Bintik cherry- merah daerah macula a) Mukolipidosis b) Penyakit Niemann- pick c) Penyakit Tay-sachs 3) Korioretinitis a) Lues Kongenital b) Penyakit stimegalo virus c) Rubela prenatal 4) Kornea keruh a) Lues kongenital b) Sindrom hunter c) Sindrom hurler d) Sindrom Lowe b. Kejang 1) Kejang umum tonik klonik a) Defisiensi glikogen sinthease b) Hiperlisinemia c) Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease I, III, IV dan VI d) Phenyl ketonuria e) Sindrom malabsorpsi methionine 2) Kejang masa neonatal a) Arginosuccinic asiduria b) Hiperammonemia I dan II c) Laktik Asidosis



c. Kelainan Kulit Bintik cafe-au-lait 1) Ataksia-telengiektasia 2) Sindrom bloom 3) Neurofibromatosis 4) Tuberous selerosis d. Kelainan rambut 1) Rambut rontok Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati 2) Rambut cepat memutih a) Atrofi progresif serebral hemisfer b) Ataksia telangiectasia c) Sindrom malabsorpsi methionine 3) Rambut halus a) Hipotiroid b) Malnutrisi e. Kepala 1) Mikrosefali 2) Makrosefali a) Hidrosefalus b) Mucopolisakaridase c) Efusi subdural f. Perawakan pendek 1) Kretin 2) Sindrom prader- wili



g. Distonia 1 Sindrom Hallervorden- spaz Gejala klinis retardasi mental berdasarkan tipe dan umur : a. Retardasi mental ringan 1) Usia prasekolah 0- 5 tahun : Maturasi dan perkembangan Cara berjalan, makan sendiri, dan berbicara lebih lambat dibandingkan anak normal. 2) Usia sekolah 6- 21 tahun : Pelatihan dan pendidikan Mampu mempelajari keterampilan, membaca serta mempelajari aritmatika sampai ke tingkat kelas tiga-kelas enam dengan pendidikan khusus, dapat dibimbing kearah penyesuaian sosial sampai usia mental 8- 12 tahun normal. 3) Retardasi mental sedang 1) Usia prasekolah 0- 5 tahun : Maturasi dan perkembangan Keterlambatan dapat dilihat pada perkembangan motorik, yaitu cara berbicara dan berespon tehadap pelatihan dalam berbagai aktivitas menolong diri 2) Usia sekolah 6- 21 tahun : Pelatihan



dan



pendidikan



Mampu



mempelajari



komunikasi



sederhaana, perilaku kesehtan dan keamanan tingkat dasar serta keterampilan manual sederhana, tidak mengalami perkembangan dalam membaca atau aritmatika secara fungsional, usia mental mencapai 3-7 tahun usia mental normal.



4) Retardasi mental berat 1) Usia prasekolah 0- 5 tahun : Maturasi dan perkembangan Keterampilan komunikasi kurang atau tidak ada, mampu berespon terhadap pelatihan mengenai perawatan dasar diri sendiri, misalnya makan sendiri 2) Usia sekolah 6- 21 tahun : Pelatihan dan pendidikan Mempunyai sedikit pemahaman terhadap percakapan dan sedikit merespon, mampu mengambil manfaat dari latihan kebiasaan yang sistematik, usia mental mencapai usia mental toddler normal. 5) Retardasi mental sangat berat 1) Usia prasekolah 0- 5 tahun : Maturasi dan perkembangan Membutuhkan perawatan total. 2) Usia sekolah 6- 21 tahun : Pelatihan



dan



pendidikan



Keterlambatan



pada



semua



area



perkembangan, menunjukkan respon emosional dasar, mampi berespon terhadap latihan keterampilan dalam menggunakan lengan, tangan, dan rahang, membutuhkan supervise ketat, usia mental mecapai usia mental bayi muda normal. (Wong, D, dkk, 2009). Menurut Shapiro BK (2007), gejala klinis yang menyertai retardasi mental berdasarkan umur antara lain: 1) Newborn : sindrom dismorfik, mikrosefali, disfungsi system organ mayor 2) Early infancy ( 2- 4 bulan): gagal berinteraksi dengan lingkungan, gangguan penglihatan atau pendengaran 3) Later infancy ( 6- 18 bulan): keterlambatan motorik kasar



4) Toddlers ( 2- 3 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara 5) Preschool ( 3- 5 tahun) : keterlambatan atau kesulitan bicara, masalah perilaku termasuk kemampuan bermain, keterlambatan perkembangan



moptorik



halus,



menggunting,



mewarnai,



menggambar 6) School age ( > 5 tahun): kemampuan akademik kurang, masalah perilaku (perhatian, kecemasan, nakal ) 4. Klasifikasi Retardasi Mental Klasifikasi retardasi mental berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) , dalam a Journey to child neurodevelopment: Application in daily practice : a. Retardasi mental ringan Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ) 50–55 sampai 70. b. Retardasi mental sedang Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) 35-40 sampai 50-55 c. Retardasi mental berat Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) 20-25 sampai 35-40 d. Retardasi mental sangat berat Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) dibawah 20 atau 25 e. Retardasi mental dengan keparahan tidak ditentukan Jika terdapat kecurigaan kuat adanya retardasi mental. (Solek, 2010) Ditinjau dari segi neurologi, ada beberapa penggolongan retardasi mental, antara lain : a. Kelompok retardasi mental genetik Adalah keterbelakangan mental akibat kelainan faktor keturunan yang disebabkan oleh : 1) Perubahan jumlah kromosom pada hasil pertumbuhan yang disebut aborsi 2) Perubahan urutan rantai protein membentuk gen yang disebut mutasi 3) Kelainan bentuk pada protein yang membentuk gen disebut deformitas 4) Adanya kekeliruan penempatan dalam urutan protein pembentuk gen yang disebut translokasi. b. Retardasi mental kerusakan otak (Brain Damage) Retardasi mental akibat kerusakan otak disebabkan oleh sisa radang dari otak, perdarahan otak terutama waktu melahirkan, kurang cukupnya pemeliharaan oksigen dan



glukosa pada otak terutama pada bayi yang lahir belum cukup umur, dan keracunan. c. Retardasi mental fungsional Retardasimental fungsional adalah anak- anak terbelakang mental karena adanya gangguan hubungan pergaulan, gangguan dalam cara mengasuh atau faktor budaya. Sebab-sebab yang menimbulkan retardasi mental fungsional antara lain berikut ini: 1) Faktor hereditas a a) Bapak yang hiperaktif waktu masih kecil, menyebabkan anak juga menjadi hiperaktif b) Orang tua yang mudah tersinggung waktu masih kecil, maka anak yang dilahirkan juga mudah tersinggung c) Usia ibu waktu mengandung lebih dari 35 tahun dengan tekanan mental d) Ibu merokok e) Benturan- benturan mental waktu anak masih berumur 0- 3 tahun, misalnya orang tua sering gaduh, broken home, dan lain- lain. 2) Fungsi otak, pada anak kelompok ini, menunjukkan kelainan/ ciri- ciri kerusakan otak minimal. 3) Faktor



perilaku.



Golongan



perilaku



tertentu



sering



menghambat



perkembangan mental anak- anak sehingga meraka mengalami retardasi mental. Contoh: a) Menyendiri b) Agresif c) Nakal d) Hiperkinetik e) Autisme (Iswari dan Nurhastuti, 2010) Klasifikasi retardasi mental menurut American Association of Mental Retardation adalah: a. Intermiten; Dukungan diperlukan secara periodik, atau pada jangka pendek selama fase transisi atau krisis, jika diperlukan, dukungan tersebut diberikan dalam intensitas tinggi atau rendah.



b. Terbatas: Dukungan intensitas rendah dalam waktu tertentu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti pelatihan kerja atau transisi sekolah. c. Ekstensif: dukungan intensitas rendah yang kontinu dan teratur diperlukan untuk mempertahankan fungsi yang adekuat di lingkungan rumah atau kerja. d. Pervasif: dukungan intensitas tinggi yang kontinu diperlukan untuk keamanan dan kesejahteraan. 5. Patofisiologi Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ ketrampilan merawat diri, kerumah tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.



6. WOC Retardasi Mental Pada Anak Infeksi pada kandungan



Perkembangan otak yg terganggu



Gangguan metabolisme pada anak usia < 6 th



Suplai nutrisi ketubuh kurang



Bayi Prematur



Lahir < 38 minggu/