10 0 190 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS OBESITAS
DISUSUN OLEH ALFI MAULANA NIM : P07120228050
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEHNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM PRODI DII KEPERAWATAN 2020
LEMBAR PENGESAHAN Laporan ini telah disahkan pada: Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(
)
Pembimbing Lahan
(
)
LAPORAN PENDAHULUAN OBESITAS A. Pengertian Obesitas Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dlam tubuh yang sangat tinggi . obesitas terjadi karna asupan kalori yang lebih banyak daripada aktifitas membakar kalori , sehingga kalori yang berlebihan meningkat membentuk lemak . apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama , maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas . Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi dini. Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut.Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.
B. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: 1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% 2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% 3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk) C.
Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih. Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk anda pelajari : 1. Kebiasaan Makan yang Buruk Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah.
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat.
Batasi
tingkat
konsumsi
fast
food
dan
semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah dan menu bergizi lainnya. 2. Faktor Keturunan Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang
memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.
3. Tidak Aktif Secara Fisik Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih, padahal
tubuh
tidak
membakarnya,
maka obesitas
pada
anak akan terjadi pada mereka.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan olahraga yang mereka sukai.
D. Etiologi Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan. E. Manifestasi klinis Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya),
sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas : a. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yangberbentuk ganda. b. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuhpada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan. c. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing. d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu. e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnya Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun
penderita
hanya
melakukan
aktivitas
yang
ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki. F. Patofisiologi pada obesitas Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen
Pola makan yg adekuat
BB meningkat
Intake dan output tidak seimbang
BB
meningkat
mudah lelah
aktifitas terganggu
Akumulasi lemak pd abdomen
Tekanan pd otot difragma tidakseimbangan Nutrisi lebih dari kebutuhan
intoleransi aktivitas
Mengganggu jalan nafas
Pola nafas tidak efektif G. Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap. 2.
Pengaturan Makanan a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak. c. Anak usia sekolah (4 - 6 th). Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat. d. Anak usia remaja Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari . Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal. 3. Aktifitas Fisik dan Olahraga a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu. b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit. c. jenis olah raga : jalan, berenang. d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll. e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame, membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari). 4. Modifikasi Perilaku a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas fisik, hal inibertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau makanberlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan terhadap makanan. c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan meminimalkan snack. d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan. e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
5. Partisipasi Orang Tua Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salah satu orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitian menapatkan bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.
H. Cara Mencegah Obesitas pada Anak
Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
Jika
anda
masak
sendiri,usahakan
untuk
dibakar
atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate kambing.
berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.
Konsep Asuhan Keperawatan dengan Obesitas Pada Anak Pengkajian 1. Identitas Pasien Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register. 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicu d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan 3. Pemerikasaan fisik : a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung. b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan. d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak. f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening 4. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,
hipopituitarisme,
hipogonadisme,
sindrom
cushing
(peningkatan kadar insulin). 5. Pola fungsi kesehatan a)
Aktivitas istirahat Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b)
Sirkulasi Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c)
Makanan / cairan Mencerna makanan berlebihan
d)
Kenyamanan Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e)
Pernafasan Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f)
Seksualitas Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang lebih
2.
Ketidakefektifan
pola
nafas
berhubungan
dengan
sindrom
hipoventilasi 3.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
5.
Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi social
INTERVENSI No
DIAGNOSA Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan Definisi : keadaaan individu yang mengalami asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolic
NOC
NIC
Tujuan :
NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Ketidak seimbangan nutrisi lebih teratasi
Weight Management 1.
NOC : Weight Control No Indikator 1. BB 2. Intake
1
2
3
4
5
2.
makanan batasan karakteristik : -
3.
dan cairan Output
makanan Pemusatan Intake dan cairan nutrisi harian 4 Energi Disfungsi pola 5 Aktivitas makan (seperti makan sambil Keterangan : melakukan aktivitas 1. Sangat Berat lain) 2. Berat
3.
4.
Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat mempengaruhi BB Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB
-
-
-
-
3. Sedang Makan 4. Ringan sebagai respon terh adap 5. Tidak ada pengaruh eksternal (seperti situasi X : Sebelum intervensi sosial) Y : Setelah intervensi Makan sebagai respon terh adap pengaruh internal (seperti kecemasan) Tingkat aktivitas yang rendah Skinfold triceps wanita > 25 mm, laki-laki > 15 mm BB lebih besar 20% dari BB ideal
5.
Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
6.
Perkirakan BB badan ideal pasien
Faktor yang berhubungan Peningkatan intake yang berhubungan dengan kebutuhan metabolisme
2
Ketidakefektifan pola
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
NIC :
nafas berhubungan
keperawatan selama 3 x 24jam
bantuan ventilasi
dengan sindrom
diharapkan pola nafas efektif
hipoventilasi Definisi :Inspirasi dan / ekspirasi yang tidak
1. Pertahankan NOC : Status pernafasan : ventilasi
kepatenan jalan nafas.
memberi ventilasi
N
Indikato
adekuat.
o 1. 2.
r RR Kedala
Batas karakteristik : -bradipneu
3.
inspirasi Frekuen
4
si Volume
5
tidal Otot
Faktor yang berhubungan : Sindrom hipoventilasi.
2
3
4
2. Posisikan untuk
5
meringankan dipsneu 3. Monitor oksigenasi,
man
-dipsneu -pola nafas apnormal
1
BGA, SaO2, O2. 4. Monitor ttv 5. Inisiasi upaya resusitasi dengan tepat.
bantu 6
nafas Irama pernafas
7
an Dipsneu
Keterangan : 6. Sangat Berat 7. Berat 8. Sedang 9. Ringan 10. Tidak ada X : Sebelum intervensi 3
Intoleransi Aktivitas Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan akti fitas kehidupan seharihari yang harus atau
Y : Setelah intervensi Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan aktivitas pasien kembali normal
NOC : Activity Tolerance
NIC : Activity Therapy 1.
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat
yang ingin dilakukan.
No 1 2 3
Indikator Energi TTV Status
Batasan Karakteristik : - Respon tekanan kardiopulmonar darah abnormal terhadap aktivitas i - Respon frekwensi 4 kelemahan jantung abnormal 5 ADLs terhadap aktivitas - Perubahan EKG Keterangan : yang mencerminkan aritmia 1. Tidak adekuat - Perubahan EKG yang 2. Sedikit adekuat mencerminkan 3. Cukup adekuat iskemia 4. Sebagian adekuat - Ketidaknyamanan setelah beraktivitas 5. Adekuat - Dipsnea setelah beraktivitas - Menyatakan merasa X : Sebelum intervensi letih - Menyatakan merasa Y : Setelah intervensi lemah Faktor Yang Berhubungan : Tirah Baring atau imobilisasi Kelemahan umum Ketidakseimban gan antara suplai dan kebutuhan oksigen Imobilitas Gaya hidup monoton
Intervensi
1 2 3 4 5 2.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan 3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek 6. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai 7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang 8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas 9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas 10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan 11. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
Implementasi Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal Evaluasi Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA Suriadi, S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 1). Jakarta : CV. Sagung Seto Dr.Soetjiningsih,SpAk. 2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html (diakses pada Tanggal 6 Desember 2014) https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/ (diakses pada Tanggal 6 Desember 2014) NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016
FORMAT P ENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT
I.
IDENTITAS PASIEN A. Anak
1. Nama
:
Sabrina
2. Anak yang ke
:
1
3. Tanggal lahir/ Umur
:
10 -03-2019
4. Jeniskelamin
:
perempuan
5. Agama
:
islam
a. Nama
:
Abdul
b.
Umur
:
27
c. Pekerjaan
:
pengusaha
d. Pendidikan
:
s1
e. Agama
:
islam
f.
:
pajang
g. Nama
:
Nisa
h.
Umur
:
25
i.
Pekerjaan
:
ibu rmah tangga
j.
Pendidikan
:
s1
k. Agama
:
islam
l.
:
pajang
B. Orang Tua 1. Ayah
Alamat
(kandung)
2. Ibu
II.
Alamat
GENOGRAM
(kandung)
Ket : : Laki-laki Meninggal
: Laki-laki
: Wanita Meninggal : Wanita : Garis Penikahan
: Pasien
: Garis Keturunan : Garis Tinggal Serumah
III.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang 1. Keluhan utama ibu klien mengeluh klien kesulitan untuk bernafas B. Riwayat kesehatan anak (0-5 tahun) 1. Perawatan dalam masa kandungan : Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak dilakukan Berapa kali 6x kapan satu bulan sekali Tempat di puskesmas atau rumah sakit Kesan pemeriksaan tentang kehamilan biasa saja tidak ada keluhan Obat-obat yang telah diminum tidak ada Imunisasi : suntikan TT Pemeriksaan lain : pengukuran tb , bb , td lila , tinggi rahim , penetuan letak janin dan usg Penyakit yang pernah diderita ibu : ibu pasien tidak pernah menderita sakit parah
Penyakit dalam keluarga : ibu pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga 2. Perawatan pada waktu kelahiran : Umur kehamilan : 9 bulan 3 hari dilahirkan : rs bunda Ditolong oleh : bidan Berlangsungnya kelahiran : (biasa) Lamanya proses persalinan : 12 jam Keadaan bayi setelah lahir : keadaan bayi setelah lahir sehat dan normal BB lahir: 3,0 PBL : 48 cm LK/LD : 36 cm C. Riwayat Kesehatan Keluarga IV.
RIWAYAT IMUNISASI (IMUNISASI LENGKAP) Imunisasi HB 0 BCG Pentavalen 1 Pentavalen 2 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Campak Hb ulangan Campak ulangan
V.
Umur
Tgl diberikan
0 Bulan 0 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan -
17 maret 2019 17 maret 2019 20 mei 2019
Berbekas di are sntikan Demam
Posyandu
17 juni 2019
Demam
Posyandu
20 mei 2019
Demam
Posyandu
17 juni 2019
Demam
Posyandu
20 juli 2019
Demam
Posyandu
21 desember
Demam
Posyand
-
-
TUMBUH KEMBANG A. Pertumbuhan Fisik 1. PB/TB : 79 cm 2. BB : 19 gram/kg
-
Reaksi Demam
Tempat imunisasi Rs bunda
Posyandu
3. LK :46,3 cm 4. LLA : 20 cm B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak). Lingkari yang sesuai dengan perkembangan anak : 1. Sesuai dengan umur 2. Meragukan 3. Kemungkinan penyimpangan VI.
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan : NY “D” mengatakan anaknya kesulitan untk bernafas B. Nutrisi-Metabolik Ba:yi pertama : di berikan asi saja selama 6 bulan pertama ASI/PASI : di berikan 6 bulan setelah Makanan pendamping ASI : diberikan Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur : di beri saat usia klien 7bulan Bubur susu diberi umur : 6 bulan Nasi tim saring diberi umur : 7 bulan Makanan tambahan lainnya : biskuit dan buah dan diberi umur : 9 bulan Pola makan : klien bisa makan 3-4 kali sehari sekali mkan habis satu mangkuk kecil dan minum asi 7-8 kali sehari di sertai biskuit dan cemilan cemilan kecil dan sering lapar tidak pada saat jam makan. Anak anak : C. Eliminasi (BAB &BAK) NY “D”mengatakan bayinya menangis ata merengek pada saat akan bab ataupun bak Klien bab atau bak menggnakan pampers 1-2 kali sehari dengan warna kuning berbau khas feses. Klien bak 4-6 kali sehari dengan konsistensi jernih berbau khas urine . Aktifitas/latihan :
NY “D” mengatakan klien kesulitan sulit untuk bernafas D. Tidur dan istirahat NY “D”mengatakan klien malam kadang kadang mengompol . tidur jam 8-9 malam , kadang kadang klien terbangn karna keslitan bernafas dan dan bangun kira kira jam 8-9 pagi. Tidur di temani
ibunya dan kadang tidur siang selama 2 jam . terkadang klien sering kesulitan bernafas pada saat tidur E. Kognitif-Persepsi NY “D” mengatakan bayinya mulai menjawab pada saat di ajak berbicara F. Persepsi diri-Konsep diri NY “D”mengatakan klien masih balita G. Pola Hubungan Peran Tidak terkaji H. Pola Reproduksi dan kesehatan NY “D”mengatakan klien masih balita I. Pola toleransi terhadap stress-koping NY “D”mengatakan klien masih balita J. Pola keyakinan dan nilai NY “D”mengatakan klien masih balita
VII.
ANALISA DATA TGL/JAM
DATA FOKUS
17/ 03/20
DO : NY “D” membawa anaknya ke puskesmas mataram DS : NY “D” mengatakan
INTERVENSI / PENYEBAB Akumulasi lemak pada abdomen
Tekanan pd otot difragma tidakseimbang
MASALAH Ketidak efektifan pola nafas
anaknya kesulitan bernafas
Ketidak efektifan pola nafas
DO : ibu klien tampak cemas
Ketidak efektifan pola nafas
DS : NY “D” mengatakan khawatir jika klien kesulitan bernafas VIII.
Kesulitan bernafas
Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
N O 1.
TANGGAL MUNCUL
2.
17/ 03/20
IX.
Ansietas
17/ 03/20
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidak efektifan pola nafas 2. Ansietas
RENCANA KEPERAWATAN N O 1
DIAGNOSA KEPERAWAT AN Ketidak efektifan pola nafas
TUJUAN Setelah di lakukan tindakan keperawat an selama 1 kali 60 menit di harapkan pola nafas menjadi normal
INTERVENSI 1. Pertahanka n posisis semi fowler 2. Berikan o2 3. Monitor pola nafas 4. Askultasi bunyi nafas 5. Memonitor ttv
RASIONAL 1.melonggarkan jalan nafas 2. membanu pengefektifan pola nafas 3. mengetahui keadaan pola nafas pasien 4. mengetahui apakah apakah ada suara tambahan atau tidak 5. mengetahui keadaan ttv pasien
2
X.
Ansietas
Setelah di lakukan tindakan keperawat an selama 1 kali 20 menit di harapkan Menguran gi kecemasa n
1. Gnakan pendekatan yang menenangk an 2. Temani pasien untk mengrangi rasa takut 3. Libatkan keluarga untuk mendampin ggi klien
1. Membuat pasien nyaman dan percaya 2. Mengurang i rasa takut 3. Membuat pasien lebih tenang dan aman
CATATAN KEPERAWATAN N O 1
TANGGAL NOMOR JAM DIAGNOSA 17/ 03/20 1 10.4 5 10.5 0 11.0 5 11.1 0 11.1 5
IMPLEMENTASI RESPON HASIL 1. pertahankan 1. klien posisi semi fowler dapat melakuka n posisi 2 berikan o2 semi fowler 2. 3. monitor pola kebutuhan nafas o2 terpenuhi 4. auskultasi 3. klien bunyi nafas tampak kesulitan 5. memonitor ttv bernafas 4. tidak ada suara nafas tambahan 5. ttv : Rr : 60 Suhu:
NAMA/TTD
2
17/03/20
20
10.4 5 10.5 0 11.0 5
XI.
1. gunakan pendekatan yang menenangkan 2. temani untuk mengurangi rasa takut 3. libatkan keluarga untuk mendampingi klien
36,3 Nadi : 98 kali permenit 1. pasien tampak sedikit tenang 2. pasien tamppak sedikit tenang 3. pasien di temani oleh ibunya
EVALUASI NO 1
TANGGAL 17/03/20
DX 1
EVALUASI S: klien mulai tampak bernafas normal O: pasien mulai tampak bernafas normal Ttv : Rr: 50 kali permenit S : 36,3 N : 80 kali per menit A: masalah teratasi sebagian P : intervensi di lanjutkan
2
17/03/20
2
S: ibu klien mengatakan dan klien mulai tampak tidak cemas lagi O: tidak tampak cemas di wajah pasien A : masalah teratasi P : intervensi di hentikan
NAMA/TTD