Askep Ca Mamae [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA CA MAMMAE



KELOMPOK 6 NOVA ASRIYANTI SRI RIZKY DEWIA OLA YULIA AFNIRAHMI DESWATI AMRIZAL



PROGRAM KERJASAMA RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Ca mammae) adalah Kanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi pasti menyerang payudara (Nurcahyo, 2014). Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan sel-sel payudara. Kanker payudara merupakan masalah paling besar bagi wanita di seluruh dunia dan menyebabkan kematian utama bagi penderita kanker payudara. penyakit kanker payudara di negara berkembang menunjukkan bahwa penyakit kanker dengan persentase kasus tertinggi, kurang lebih 43% kasus dan persentase kematian yaitu 12,9%. Menurut WHO sekitar 8-9% wanita menderita penyakit kanker payudara. Kasus kanker payudara terus meningkat lebih dari 250,000 kasus baru, di Eropa dilakukan penelitian kanker payudara oleh American Cancer Society (ACS) hampir 178.000 wanita yang telah di diagnosis kanker payudara dan jumlah tersebut ditambah 2 juta wanita yang memiliki riwayat penyakit ini (Peter, 2017). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1.79 per 1000 penduduk, naik dari tahun 2013 sebanyak 1.4 per 1000 penduduk. Riset ini juga menemukan, prevalensi tertinggi ada di Yogyakarta sebanyak 4.86 per 1000 penduduk, disusul Sumatera Barat 2.47, dan Gorontalo 2.44.Sumatera Barat merupakan Provinsi



ketiga dari 34 Provinsi tertinggi kejadian kanker payudara dengan prevalensi sebesar 90 per 100.000 penduduk. Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di indonesia(Riskesda, 2018). RSUP DR. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan nasional yang terdapat di provinsi Sumatera Barat. Data Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang pada tahun 2015 di Irna Bedah lebih kurang 160 kasus kanker payudara, mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu 139 kasus dan pada tahun 2017 kanker payudara mengalami peningkatan kembali yaitu 174 kasus. Lebih dari 25% wanita yang didiagnosa kanker (satu diantara empat) adalah kanker payudara. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara, yaitu umur menstruasi pertama (menarche), umur pada kehamilan pertama, riwayat menyusui, pemakaian kontrasepsi hormonal, riwayat keluarga, obesitas dan aktivitas fisik (Black & Hawks, 2014). Tanda kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tunor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala carsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, pating gatal, mengeras, asimetris, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun, dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Amin & Kusuma, 2015). Cancer mammae memerlukan beberapa terapi dalam pelaksanaannya, seperti lumpektomi, mastektomi, radiasi, terapi hormon, dan kemoterapi. Terapi tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, namun berdampak pula pada fisik dan psikologis pasien. Pasien akan kehilangan payudaranya, kulit akan menghitam, rambut rontok, dan tubuh menjadi kurus. Pasien akan malu dan sedih dengan keadaannya. Pada kondisi seperti itu, pasien



memerlukan asuhan keperawatan yang holistik untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Kebutuhan biologis seperti nutrisi, cairan, dan pakaian. Kebutuhan psikologis meliputi perhatian dan dukungan dari keluarga dan orang sekitarnya. Kebutuhan sosial yang meliputi interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Kebutuhan kultural yang meliputi kebiasaan dan budaya yang dianut oleh pasien, dan kebutuhan spiritual meliputi kebutuhan pasien terhadap kepercayaan yang dianut(Kartikawati, 2013). Dalam jurnal Oxford Annals of Oncology (2017), ketika seseorang dinyatakan menderita kanker, maka akan terjadi beberapa tahapan reaksiemosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Menyediakan



informasi



bagi



pasien



merupakan



faktor



penentu



penting bagi kepuasan pasien dan juga dapat mempengaruhi kualitas kesehata n,tingkat kecemasan dan tingkat depresi penderita kanker. Depresi seringkurang terdiagnosis karena banyak faktor, termasuk kurangnya penyediaan pengetahuan tentang penilaian teknik dan pilihan pengobatan (Sch wartzdkk, 2018). Menurut Miller (2018), sebanyak 16%-25% pasien menderita kankersekaligus depresi. Setelah pasien terdiagnosa kanker payudara pada tahun pertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak depresi pada penderita kanker tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi juga bisa berakibat pada keluarganya, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup penderita bila penanganannya tidak adekuat. Kebutuhan psikologis meliputi perhatian dan dukungan dari keluarga serta orang disekitar. Kebutuhan sosial meliputi interaksi dengan kelurga, teman dan masyarakat. Kebutuhan kultural yang meliputi kebiasaan dan budaya yang



dianut oleh pasien. Dan kebutuhan spiritual meliputi kebutuhan pasien terhadap kepercayaan yang dianut serta hubungannya dengan Tuhan. Jadi perawat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik (menyeluruh), sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. B. Tujuan 1) Tujuan Umum Menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Mamae. 2) Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian dengan komprehensif pada klien dengan Ca b.



Mamae. Menegakkan dan menyusun prioritas diagnosa keperawatan pada



c. d. e.



klien dengan Ca Mamae. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien dengan Ca Mamae. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan Ca Mamae. Melakukan evaluasi pencapaian kriteria hasil perencanaan pada klien dengan Ca Mamae.



BAB II TINJAUAN TEORITIS



A. KONSEP DASAR PENYAKIT CA MAMMAE 1. Definisi Ca Mammae didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol kaena perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel (Sitiatava Rizema Putra, 2017).



Ca Mammae adalah karsinoma yang berasal dari epitel duktus atau lobulus payudara, merupakan masalah global dan issue kesehatan internasional yang penting (Suyatno & Pasaribu, 2017). Ca Mamae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore, 2016). Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal (abnormal) pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Akhirnya, sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara (Erik T, 2018). Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang 2.



ganas. Anatomi Fisiologi a. Anatomi Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke axilla. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu (Lobulus) yang dilahirkan keputing (Nipple) melalui duktus. Struktur lainnya adalah ajringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang membungkus lobus memberikan bentuk



dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal hormonal (Suyatno & Pasaribu, 2017).



Gambar 2.1 Anatomi Payudara b.



Fisiologi Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuaidengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan



yang nyeri dan tidak



rata(Sitiatava, 2016). Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara me njadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuk duktus baru. Sekresi horom



prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Sitiatava, 2016). 3. Etiologi Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, faktor genetik dan faktor hormonal dapat berperan pada kanker payudara (Black & Hawks, 2014). Menurut Mulyani & Nuryani (2013) terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, diantaranya : a. Jenis kelamin Perempuan memiliki resiko terkena kanker payudara lebih bedar dibanding pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari b.



seluruh kanker payudara . Pemakaian hormon Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan bermakna pada pengguna terapi Estrogen Replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, perempuan yang menggunakan obat ini akan mengalami kanker sebelum menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon



c.



ini secara berlebihan maka akan lebih aman. Kegemukan Seorang perempuan yang mengalami obesitas setelah menopause akan beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara



d.



dibandingkan dengan perempuan yang berat badannya normal. Radiasi payudara yang lebih dini Sebelum usia 30 tahun, seorang perempuan yang harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki kenaikan resiko terkena ca mamae. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara dikemudian hari.



e.



Riwayat kanker payudara Seorang perempuan yang mengalami kanker payudara pada satu payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara lainnya atau pada bagian lain dari payudara



f.



yang sama. Tingkat resikonya bisa tiga sampai empat kali lipat, Riwayat keluarga Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena kanker payudara dan semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut



g.



menurun. Periode menstruasi Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode mentruasi yang



h.



lebih sehingga lebih banyak hormon estrogen dan progesteron. Umur Sebagian besar perempuan penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke



i.



atas.



Resiko



terkena



kanker



payudara



meningkat



seiring



bertambahnya usia. Ras Kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yang mereka makan banyak mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok tidak



j.



banyak mengandung lemak yang berlebih. Perubahan payudara Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang



k.



perempuan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Aktivitas Fisik



Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah pada perempuan dengan berat badan normal. Dampak aktivitas fisik tidak ditemukan pada perempuan dengan obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga menurunkan risiko l.



kanker payudara dan berbagai macam penyakit. Konsumsi alkohol Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara karen alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras sehingga sulit meproses estrogen agar keluar



m.



dari tubuh dan jumlahnya akan meningkat. Merokok Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya kanker payudara, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga yang mengidap



4.



kanker payudara. Klasifikasi dan Stadium Ca Mammae Berikut adalah klasifikasi dari ca mmae : a. Kanker Payudara Invasive Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringam konektif payudara disekitarnya. Kanker dapat be rsifat invasive (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfa atau orga lain dalam tubuh. Pada tahap ini, kanker telah menyebar keluar bagian kantong susu dan menyerang jaringan sekitarnya, bahkan menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya, seperti b.



kelenjar limfa dan lainnya melalui peredaran darah. Kanker Payudara Non-Invasive Kanker yang terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara alveolus, kelenjar yang meproduksi susu, dan puting payudara). Dimana



kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantong susu. Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara sekitarnya. c. Paget’s Disease Jenis kanker payudara ini berawal dari saluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola dan puting. Kanker ini gterjadi hanya sekitar 1% dari seluruh jumlah wanita. Kulit payudara pecah-pecah, memerah, dan mengeluarkan cairan. Berbeda dari klasifikasi jenis kanker payudara berdasarkan sifat serangannya tersebut, Dixon M., dkk (2015) mengklasifikasikan jenis kanker payudara sebagai berikut : 1) Tumor Primer (T) a. Tx : tumor peimer tidak dapat ditentukan b. To : tidak terbukti adanya tumor primer c. Tis : kanker in situ, paget’s disease pada papila tanpa teraba d. e. f. g. h. i. j.



tumor T1 T1a T1b T1c T2 T3 T4



: tumor < 2 cm : tumor < 0,5 cm : tumor 0,5-1 cm : tumor 1-2 cm : tumor 2-5 cm : tumor di atas 5 cm : tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke



dinding thorax atau kulit k. T4a : melekat pada dinding dada l. T4b : edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit m. T4c : T4a dan T4b, serta n. T4d : Mastitis karsinomatosis 2) Nodus Limfa Regional (N) a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan b. N0 : Tidak teraba kelenjar axial c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak d.



melekat N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang



melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya. e. N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral, serta 3) Metastase jauh (M)



a. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan b. M0 : tidak ada metastase jauh c. M1 : terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula Adapun stadium kanker payudara adalah sebagai berikut : 1) Stadium I (stadium dini) Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapatpenyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium(Smeltzer &Bare,2013 ). 2) Stadium II Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal(Smeltzer &Bare,2013 ). 3) Stadium III Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin (Smeltzer &Bare,2013 ). 5. Manifestasi Klinis



Tanda kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tunor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala carsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, pating gatal, mengeras, asimetris, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun, dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Amin & Kusuma, 2015). Gejala klinis kanker payudara secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu : 1) Benjolan pada payudara. Umunya, berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil makin lama makin besar lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. 2) Erosi atau eksema puting susu. Kulit atau puting suus menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Semakin lama borok itu semkain besar dan mendalam, sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Biasanya, berbau busuk dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain : a) Pendarahan pada puting susu b) Adanya ruam-ruam pada kulit sekitar payudara, areola atau puting c) d) e) f) g) h) i) j) k)



terlihat bersisik, memerah, dan membengkak Keluar cairan dari puting susu Puting susu menjadi lunak Kulit payudara membengkak dan menebal Cekungan atau kerutan pada kulit payudara Rasa gatal dan ruam merah yang tidak kunjung sembuh di puting Terdapat benjolan di daerah bawah lengan Perubahan ukuran dan bentuk payudara (asimetris) Puting susus tertekan kedalam (sebagian atau seluruhnya) Pada umumnya, rasa sakit atau nyeri baru timbul bila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau ada metastase ke tulang-tulang



l)



Timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)



pada lengan, dan penyebaran kanker keseluruh tubuh. 3) Gejala kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut : a) Terdapa edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit b) c) d) e) f)



payudara) Adanya model parasternal Terdapat nodul supraklavikula Adanya edema lengan Adanya metastase jauh Terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfikasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksilla berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksilla



melekat satu sama lain (Sitiatava Rizema Putra, 2017). 6. Komplikasi Menurut Sjamsuhidayat (2015), komplikasi kanker payudara adalah : 1) Gangguan Neurovaskuler 2. 2) Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang. 3) Fraktur patologi 4) Fibrosis payudara 5) Kematian 7. Patofisiologi Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi,



hiperplasia, optik,



riwayat keluarga



dengan



mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara. Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mulamula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira



berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2016). Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Price, 2012). Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock (Mansjoer, 2016). Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk



keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal (Mansjoer, 2016). Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer, 2016). 8. Pemeriksaan Penunjang Menurut Sitiatava Rizema Putra (2017) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis ca mammae adalah : 1) Scan (misal : MRI, CT, gallium, bone, foto thoraks). Dilakukan untuk 2) 3) 4)



diagnpstik, identifikasi metastastik dan evaluasi. USG Abdomen Mammografi (menggunakan sinar X terhadap payudara) Biopsi (megambil contoh jaringan payudara untuk mengetahui



5) 6)



adanya sel kanker payudara) Penanda tumor Pemeriksaan laboratorium (alkaline phosppatase, SGOT, SGPT, tumor marker)



9. Penatalaksanaan Pengobatan kanker payudara bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan yang tinggi dengan kualitas hidup yang baik. Secara spesifik disebutkan bahwa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit yaitu operasi (pembedahan), radiasi, dan kemoterapi. 1) Operasi (Pembedahan) Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksaaan kanker payudara. Modalitas ini memberikan kontrol lokoregional yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan histopatologi yang dapat dibuktikan dengan



pemeriksaan histopatologi dan dari spesimen operasi dapat ditentukan tipe dan grading tumor, status kgb aksila, faktor prediktif dan faktor prognosis tumor. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara yaitu : a) CRM (Classic Radical Mastectomy) adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit di atas tumor, otot pektoralis, mayor dan minor serta diseksi aksila level IIII. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau otot b)



pektoral tanpa ada metastasis jauh. MRM (Modified Radical Mastectomy) adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor dan fasia pektoral serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.



c)



Merupakan jenis operasi yang banyak dilakukan. SSM (Skin Sparing Mastectomy) adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor nipple areola komplek dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya adalah TRAM (transverse rektus abdominis musculotaneus



d)



dorsi flap), LD flap (Latissimus dorsi flap) atau impalnt (silicon). NSP (Nipple Sapring Mastectomy) adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan mempertahankan nipple areola komplek dan kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini, juga harus disertai rekonstrusi payudara secara langsung yang umumnya adalah TRAM (transverse rektus abdominis musculotaneus dorsi flap), LD flap (Latissimus dorsi flap) atau impalnt (silicon)



(Suyatno & Pasaribu, 2014). 2) Radiasi atau Radioterapi



Penyinaran atau radiasi adalh proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setalh operasi. Adapum efek pengobatan ini yaitu tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi. Radioterapi sesudah operasi mengurangi angka kekambuhan sebesar 50-57%. 3) Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Efek kemoterapi yaitu pasien mengalami mual dan muntah, serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan kemoterapi. Pengobatan kemoterapi ini sangat kuat efeknya (anti kanker), terapi ini bisa diberikan lewat mulut atau berupa suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang berlangsung antara 3-6 bulan (Sitiatava, 2016).



B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. PENGKAJIAN a. Identitas Biasanya meliputi data pasien dan penanggung jawab, seperti nama, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical record dan umur (50 tahun ke atas, karena bertambahnya umur merupakan salah satu faktor resiko tumor/kanker payudara, diduga karena pengaruh perjalanan hormonal dalam waktru lama terutama hormon estrogen dan juga ada pengaruh dari faktor resiko lain yang memerlukan waktu untuk menginduksi terjadinya kanker), (Lynn b.



Bickley, 2015). Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan utama (saat masuk rumah sakit dan saat ini) Biasanya pasien akan mengeluhkan adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, raba puting, gatal, rasa terbakar atau puting meregang dan kesulitan untuk bernafas, (Lynn Bickley, 2015). Alasan masuk rumah sakit Biasanya pasien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri (Lynn Bickley, 2015). 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Biasanya pasien adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, klien biasanya memiliki riwayat menarche pada umur