Askep CA Recti Nanda Nic Noc [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH POST OP DENGAN CA RECTI PADA Tn. A DI RUANG PAVILIUN HIJRIAH ATAS



D I S U S U N OLEH: IRHAM PRATAMA



RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN TAHUN 2018



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh Puju syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Saya berharap makalah yang saya susun dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu tentang penyakit Ca Rekti dan Asuhan Keperawatan dari Ca Rekti. Saya menyadari bahwa makalah saya masih banyak kekurangan maka saya mengharap kritik dan saran dari pembaca . Wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh



Medan, April 2018



Irham Pratama (Penulis)



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................... 1.2 PerumusanMasalah............................................................................ 1.3 Tujuan...............................................................................................



1 1 1



BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Defenisi........................................................................................... 2.2 Etiologi............................................................................................ 2.3 Patofisiologi.................................................................................... 2.4 Manifestasi Klinis............................................................................ 2.5 Klasifikasi........................................................................................ 2.6 Komplikasi....................................................................................... 2.7 Penatalaksanaan.............................................................................. 2.8 Pemeriksaan Penunjang……………….......................................... 2.9 Asuhan Keperawatan..................................................................... 2.10Diagnosa Keperawatan................................................................ 2.11Intervensi.....................................................................................



2 2 2 3 3 4 4 4 5 7 7



BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian.............................................................................. 3.2 Analisa Data........................................................................... 3.3 Intervensi Keperawatan......................................................... 3.4 Implementasi keperawatan.................................................... DAFTAR PUSTAKA



0



10 16 17 19



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel- sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Adapun Kanker rektum adalah salah satu dari keganasan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.( Wilkinso, Jutith. 2006.)



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud karsinoma rectum ? 2. Apa saja faktor pemicu terjadinya karsinoma rectum ? 3. Bagaimana proses terjadinya karsinoma rectum ? 4. Bagaimana cara mengatasi gangguan karsinoma rectum ?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor penyebab karsinoma rectum 2. Untuk mengetahui cara mengatasi karsinoma rectum 3. Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang karsinoma rectum



1



BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Defenisi Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995) 2.2 Etiologi Penyebab pasti belum diketahu namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi yang penting yang berhubungan dengan carsinoma recti: a. Diet Makanan yang banyak mengandung serat misalnya sayur-sayuran akan menyebabkan waktu transitbolus di intestin akan berkurang, sehingga kontak zat yang potensial karsinogen pada mukosa lebih singkat. Selain itu makan makanan yang berlemak dan protein hewani yang tinggi dapat memicu terjadinya Ca. Rekti b. Kelainan di colon  Adenoma di kolon, t.u bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma  Familial poliposis merupakan kondisi premaligna dimana + 7 % polipasis akan mengalami degenerasi maligna  Kolitis ulserativa, mempunyai resiko besar yang terjadi Ca. Rekti c. Herediter Hasil penelitian menunjukkan anak – anak yang berasal dai ortu yang menderita Ca.kolateral mempunyai frekuensi 3,5 x lebih besar daripada anak yang mempunyai ortu yang sehat 2.3 Patofisiologi Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat) tetapi dapat menjadi ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. Melalui proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah,kemudian menetap pada endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada area baru dan menyasuaikan



2



diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi (brunner & sudarth,hal. 1136.) 2.4 Manifestasi Klinis a. Perdarahan sejak peranal  BAB berdarah segar  BAB berdarah lendir  karena darah yang dikeluarkan oleh kanker tesebut telah bercampur dengan tinja b. Obstruksi saluran pencernaan  Perut kembung makin lama makin tegang  Tidak dapat BAB dan tidak ada flatus  Ukuran feses kecil seperti feses kambing  Tenesmus rasa tidak puas setelah BAB c. Lain-lain  Anoreksia  BA turun  Nyeri perut ditempat kanker  BAB tidak teratur  Tenesmus (rasa tidak puas setelah BAB dan rasa yeri pada saat BAB) 2.5 Klasifikasi Dukes Dalam Infiltrasi



Prognosis Hidup Stlh 5 Thn



  



Terbatas pada dinding usus 97% Menembus lapisan muskularis mukosa 80% Metastasis ke kelenjar limfe o Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65% o Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%  Metastasis ke organ lain ; hati 35% Dikenal pada klasifikasi menurut a. Stadium 1 Tumor hanya terbatas di calon dan belum menembus dinding kolon dan belum metastasis b. Stadium 2 Tumor telah mengadakan penetrasi dinding kolon tapi belum ada metastasis c. Stadium 3 Tumor telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening regional



3



d. Stadium 4 Tumor telah mengadakan metastasis ke organ lain ; hati 2.6 Komplikasi Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan a. Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya b. Hematogen c. Linefogen Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru dan otak Komplikasi lainnya ; a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial/lengkap b. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi c. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses d. Peritonitis /sepsis yang dapat menimbulkan syock 2.7 Penatalaksanaan a. Pembedahan  Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat anastromosis decending kolakteral  Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat anastomosis kolocinal b. Radiasi setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat c. Kemoterapi Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU) belakangan ini sering dikombinasikan dengan leucovarin bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi 5 FU, kevamsok dan lucovorin 2.8 Pemeriksaan Penunjang a. Endoskopi  Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum  Untuk menentukan sumber pendapatan  Untuk mengetahui letak obstruksi



4



b. Radiologi  Foto dada : - Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru - Untuk persiapan pembedahan  Foto colon (Banum enema) - Dapat terlihat suatu filling deffect pada suatu tempat/suatu striktura - Dapat menentukan lokasi tempat kelainan c. USG  Untuk mengetahui apakah ada metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati  Gambaran metastasis kanker dihati akan tampak massa multi nodular dengan gema berdensitas tinggi homogen d. Endosonggrafi Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur mengenai lapisan dinding kolon e. Histopatologi Gambaran histopatologi pada karsinoma recti C adenokarsinoma dan perlu ditentukan differensiasi sel f. Laboratorium  Hb : menurun pada perdarahan  Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml  Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba



5



2.9 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 1.1 Identitas Klien 1.2 Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Dahulu  Riwayat diet yang hanya serat, protein hewani dan lemak  Riwayat menderita kelainan pada colon kolitis ulseratif (polip kolon) b. Riwayat Kesehatan Sekarang  Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir  Klien mengeluh tidak BAB tidak ada flahis  Klien mengeluh perutnya terasa sakit (nyeri)  Klien mengeluh mual, muntah  Klien mengeluh tidak puas setelah BAB  Klien mengeluh BAB kecil  Klien mengeluh Bbnya turun c. Riwayat Kesehatan Keluarga  Riwayat keluarga dengan Ca. colon/recti d. Pemeriksaan Fisik  Sirkulasi Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri), kemerahan, ekimosis, hipotesis  Respirasi Sarak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas 



GIT Anoreksia, mual, muntah, penurunan bising usus, kembung, nyeri abdomen, perut tegang, nyeri tekan pada kuaran kiri bawah



e. Eliminasi BAB berlendir dan berdarah, BAB tidak ada flatur tidak ada, BAB kecil seperti feses kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola BAB/konstiasi/hemoroid, perdarahan peranal, BAB ; oliguria f. Aktifitas/istirahat Kelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas



6



2.10



Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake in adekuat 2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen, insisi bedah 3. Kerusakan integritas jaringan kulit b.d insisi bedah (kolostrum) 4. Resti infeksi b.d kontraminasi lubang/rongga abdomen (usus) kolostomi 5. Konstipasi pengetahuan b.d kurang terpapar informasi



2.11



Intervensi Dx. 1. Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan in adekuat







Tujuan Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh teratasi  Kriteria Hasil - Mual, muntah berkurang/tidak ada - Nafsu makan meningkat - Diet dihabiskan - Turgor kulit elastis Intervensi Mandiri -



-



Lakukan pengkajian nutrisi klien Auskultasi bising usus Mulai dengan makan cairan perlahan Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang kaya serat, protein dan lemak Kolaborasi : Konsul dengan ahli diet /gizi Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai



Rasional -



-



Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi Kembalinya fungsi – fungsi menunjukkan kesiapan untuk memulai makan lagi Menurunkan insiden kram abdomen, mual Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi klien dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus Diet rendah serat dapat dipertahankan selama 6-8 minggu pertama untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan usus Pada kelemahan/tidak toleren terhadap masukan oral. Hiperalimnetasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah katabolisme



7



Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen ; insisi bedah  



Tujuan Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi Kriteria Hasil - Melaporkan nyeri berkurang/hilang - Dapat beristirahat /tidur



Intervensi



Rasional



Mandiri



-



-



-



-



-



-



Selidiki keluhan nyeri, derajat nyeri, karakteristik nyeri dan lokasi nyeri Pantau TTV Kaji insisi bedah, perhatikan edma, perubahan kontur luka, inflamasi Berikan tindakan kenyamanan misalnya pijatan punggung, ubah posisi yakinkan klien perubahan posisi tidak akan mencederai stoma Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulansi dini, hindari posisi duduk lama Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal, nyeri tekan



Nyeri insisi bermakna pada fase pasca operatif awal dan idperberat oleh gerakan, batuk, dsitensi abdomen, mual Respon automatik, meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernafasan yang b.d keluhannya Menandakan terjadinya infeksi pada area insisi Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidak nyaman. Menurunnya tegangan otot, meningkatkan relaksasi Menurunnya kekakuan otot/sendiri ambulasi mengembalikan organ keposisi (N) dan meningkatkan kembali funsgi ke tingkat (N) Diduga inflamasi peritoneal yang memerlukan intervensi medik segera Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan



-



-



-



-



Kolaborasi : -



Berikan analgesik



8



Dx. 3 Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah kolostom 



Tujuan Kerusakan integritas kulit dapat diatasi  Kriteria Hasil - Luka inisis cepat sembuh - Luka insisi bebas dari tanda infeksi



Intervensi



Rasional



Mandiri



-



-



Observasi luka, catat karakteristik drainase Ganti balutan, gunakan teknik aseptik Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama



Perdaharan pasca operasi dapat terjadi selama 48 jam dan infeksi dapat terjadi kapan saja Sejumlah besar drainase serosa/menuntut penggantian balutan dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi Meningkatkan drainase dari luka perineal/drain menurunkan resiko penggumpalan. Duduk lama meningkatkan tekanan perineal, menurunkan sirkulasi luka dan dapat memperlambat penyembuhan luka Diperlukan untuk mengobati inflamasi /infeksi praoperasi /kontaminasi intra operatif



-



-



Kolaborasi -



Iritasi luka., gunakan cairan fisiologis, H2O2 3% antibiotik -



9



BAB III TINJAUAN KASUS



3.1 Pengkajian Tanggal Pengkajian: 13 April 2018 Jam Pengkajian



: 09.00 WIB



Ruang



: PHA



a. Biodata 1. Identitas Pasien Nama



: Tn. A



Umur



:47 tahun



Jenis Kelamin



: laki- laki



Suku/Bangsa



: Indonesia



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMTA



Pekerjaan



: pegawai swasta



Alamat



: Padang Halaban



Tanggal Masuk RS : 12 April 2018 Jam Masuk RS



: 17.55 WIB



Diagnosa Medis



: Ca. Recti 1/3 Distal



No. Rekam medic : 106087 2. Identitas Penanggung Jawab Nama



: Ny. S



Jenis Kelamin



: Perempuan



Suku/Bangsa



: Indonesia



Agama



: Islam



Hub.dgn Pasien



: Istri



Alamat



: Padang Halaban



b. Keluhan Utama Pasien masuk dengan ca recti 1/3 tengah rencana ultra low anterior resection 10



c. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarang Pasien masuk RSI. Malahayati tanggal 12 April 2018 pukul 17.55 wib Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Recti rencana ultra low anterior resection 2. Riwayat Kesehatan Dahulu Ca Rekti kurang lebih 4 bulan 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau mempunyai penyakit seperti pasien dan penyakit menular lainnya. d. Pola Kesehatan Fungsional Gordon 1. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit biasanya langsung dibawa kerumah sakit. 2. Pola aktivitas dan latihan Pola aktivitas selama pasien sakit adalah sbb : Aktivitas 0 1 2 3 Mandi V Berpakaian V Eliminasi V Eliminasi V Mobilisasi V Keterangan 0: mandiri 1: dibantu sebagian 2: perlu bantuan orang lain 3:perlu bantuan orang lain dan alat 4: tergantung dan tidak mampu 3. Pola istirahat tidur Pasien tidur teratur



11



4



4. Pola nutrisi dan metabolic Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8 gelas/hari. Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu (nasi, lauk, sayur) dan menghabiskan 1 porsi. Pasien minum kurang lebih 5-6gelas/hari. 5. Pola eliminasi Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3 hari sekali dan pasien mengatakan sebelum dirawat di RS kurang lebih sejak 4 bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada anusnya. Pasien BAB menggunakan alat bantu colostomy bag. Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali BAK 500cc. Setelah dirawat di RS pasien mengatakan BAK 4-5x/hari dengan warna kuning jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih 470cc. 6. Pola kognitif dan perseptual Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada indra pendengaran, penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua fungsi indra masih berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan nyeri dengan manajemen nyeri sbb: P : Luka post operasi Q: nyeri dirasa cekit-cekit R : Nyeri dirasakan pada perut S : Nyeri dirasakan pada skala 4 T : Nyeri dirasakan ketika bergerak 7. Pola konsep diri Pasien mengatakan ingin cepat sembuh 8. Pola koping Koping individu inefektif 9. Pola sexual –reproduksi Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Sebelum sakit pola seksual pasien baik. Pasien mengatakan saat mulai merasakan



12



sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat berhubungan seksual dengan istrinya. 10. Pola Peran dan Hubungan Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis 11. Pola Nilai dan Kepercayaan Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien tidak pernah tinggal sholat, selama di rs solat tapi tidak 5 waktu e.



Pemeriksaan Fisik



1. Keadaan Umum



: Baik



2. Tingkat kesadaran



: Composmentis



3. TTV TD



: 126/82 mmHg



Nadi : 82 x/menit Suhu : 36,7˚ C RR



: 22 x/menit



4. Anthropometri BB



: 81 kg



TB



: 175 cm



5. Kepala: Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam 6. Mata: Konjungtiva tidak anemis 7. Hidung: fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung 8. Mulut: Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih 9. Leher: Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea lurus fungsi menelan baik 10. Abdomen: Bentuk perut buncit, terdapat stroma pada kuadran kiri bawah, warna merah muda, luka bekas operasi dibagian tengah perut Auskultasi : bising usus normal 6 x/menit Palpasi : Tidak teraba pengerasan vessica urinaria Perkusi : Tymphani (normal)



13



11. Ekstremitas Atas : Tangan kanan terpasang infuse cairan gandeng, RL 20 tts/i, dextrose 5% 7tts/ i capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis 12. Genetalia: tidak terpasang kateter f. Data Psikologis Status Emosi: Pasien kooperatif g. Data Spiritual Spiritual baik h. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Colonoscopy (15 januari 2018) Kesimpulan : Tumor Recto Sigmoid 10-25 cm dari anus b. Pemeriksaan Biopsi (31 januari 2018) Kesimpulan : adenokarsinoma (moderate differentiated) c. Pemeriksaan hasil labolatorium Tanggal pemeriksaan : 13 April 2018 Pemeriksaan



Hasil



Hb



9,9



Satuan



Nilai Normal Lk: 13-16 gr%, pr: 1214%



LED



30



Lk