Askep Defisit Perawatan Diri Tutor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa yang diampu oleh Ibu Heni Purnama, S.Kep., Ners., MNS.



Disusun oleh : Kelompok 1 Eva Sri Rizki Wulandari



043315161044



Mochamad Gunadi



043315161052



Nawrah Husni Fauzaan Nirwan



043315161054



Nursiva Indrawati



043315161056



Putri Mengku Halimawati Dewi



043315151051



Sheilla Dwi Rahmadani



043315161060



Syarifah Nisrina



043315161063



Wiwi Alawiyah



043315161068



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu Heni Purnama, S.Kep., Ners., MNS. selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan jiwa yang telah memberikan tugas ini kepada Kami. Kami sangat berharap makalah ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan Kami mengenai “Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ilmiah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ilmiah yang telah Kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ilmiah ini di waktu yang akan datang.



Bandung, 21 Mei 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR......................................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................................ii BAB 1............................................................................................................................1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1



Latar Belakang...................................................................................................1



1.2



Batasan Masalah.................................................................................................1



1.3



Rumusan Masalah..............................................................................................2



1.4



Tujuan................................................................................................................2



1.5



Manfaat..............................................................................................................2



BAB 2............................................................................................................................3 LAPORAN OBJEKTIF.................................................................................................3 2.1



STEP 1...............................................................................................................3



2.2



STEP 2...............................................................................................................3



2.3



STEP 3...............................................................................................................3



2.4



STEP 4...............................................................................................................4



2.5



STEP 5...............................................................................................................5



BAB 3............................................................................................................................5 LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................................5 3.1



Definisi Defisit Perawatan Diri..........................................................................5



3.2



Faktor Predisposisi Defisit Perawatan Diri.........................................................5



3.3



Faktor Prepitasi Defisit Perawatan Diri..............................................................6



3.4



Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri..........................................................7



3.5



Klasifikasi Defisit Perawatan Diri......................................................................7



3.6



Komplikasi Defisit Perawatan Diri.....................................................................8



3.7



Rentang Respon Defisit Perawatan Diri.............................................................8



3.8



Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri.....................................................9



a.



Pengkajian..............................................................................................................9



b.



Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12



ii



c.



Intervensi..............................................................................................................13



d.



Implementasi........................................................................................................16



3.9



Asuhan Keperawatan Kasus.............................................................................20



BAB 4..........................................................................................................................30 PENUTUP...................................................................................................................30 4.1



Kesimpulan......................................................................................................30



4.2



Saran................................................................................................................30



DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................31



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan situasi individu baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini meliputi menyadari kemampuan dirinya secara penuh. Mampu menghadapi problem maupun situasi yang berat dan mampu berada dengan orang lain (Keliat, dkk. 2007). Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya perawatan diri akibat adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan aktifitas perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene pasien. Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien maka perawat menggunakan keterampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional pasien. 1.2 Batasan Masalah Agar penulisan makalah ilmiah ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan, maka makalah ilmiah ini difokuskan pada pembahasan “Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri”.



1



1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat rumusan masalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h.



Apa yang dimaksud dengan defisit perawatan diri? Apa faktor predisposisi dari defisit perawatan diri? Apa faktor presipitasi dari defisit perawatan diri? Apa manifestasi dari defisit perawatan diri? Apa klasifikasi dari defisit perawatan diri? Apa komplikasi dari defisit perawatan diri? Bagaimana rentang respon dari defisit perawatan diri? Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri?



1.4 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat tujuan sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h.



Menyebutkan pengertian defisit perawatan diri Menyebutkan faktor predisposisi dari defisit perawatan diri Menyebutkan faktor presipitasi dari defisit perawatan diri Menyebutkan manifestasi dari defisit perawatan diri Menyebutkan klasifikasi dari defisit perawatan diri Menyebutkan komplikasi dari defisit perawatan diri Menjelaskan rentang respon dari defisit perawatan diri Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri



1.5 Manfaat Berdasarkan tujuan di atas dapat manfaat sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h.



Mengetahui pengertian defisit perawatan diri Mengetahui faktor predisposisi dari defisit perawatan diri Mengetahui faktor presipitasi dari defisit perawatan diri Mengetahui manifestasi dari defisit perawatan diri Mengetahui klasifikasi dari defisit perawatan diri Mengetahui komplikasi dari defisit perawatan diri Mengetahui rentang respon dari defisit perawatan diri Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri



2



BAB 2 LAPORAN OBJEKTIF 2.1 STEP 1 a. Afek tumpul? (pertanyaan siva) b. Depersonalisasi? (pertanyaan eva) c. Amotivasi? (pertanyaan syarifah) d. Epilepsi? (pertanyaan putri) e. Tatapan mata kosong? (pertanyaan nawrah) f. Halusinasi? (pertanyaan sheilla) g. Berbicara kacau? (pertanyaan wiwi) 2.2 STEP 2 a. Afek tumpul adalah hanya bereaksi apabila ada stimulus emosi yang kuat (jawaban sheilla) b. Depersonalisasi adalah mempersepsikan keadaan tidak seperti nyata (jawaban putri) c. Amotivasi adalah tidak adanya motivasi (jawaban eva) d. Epilepsi adalah kejang yang berulang (jawaban siva) e. Tatapan mata kososng adalah hilangnya fokus atau isi pikiran atau dalam keadaan melamun (jawaban wiwi) f. Halusinasi adalah gangguan proses pikir, persepsi dengan melalui panca indra baik secara visual maupun pendengaran (jawaban syarifah) g. Berbicara kacau adalah keadaan tidak mampu berkomunikasi dengan baik (jawaban nawrah) 2.3 STEP 3 a. b. c. d.



Mengapa epilepsi menjadi gangguan jiwa? (pertanyaan syarifah) Apa yang membuat pasien menjadi aneh? (pertanyaan nawah) Kasus apakah ini? (pertanyaan putri) Mengapa epilepsi pasien sering kambuh? (pertanyaan nawrah) 3



e. Mengapa pengobatan pasien terputus? (pertanyaan eva) f. Mengapa pasien tidak memiliki teman dan menarik diri? (pertanyaan sheilla) g. Apa penyebab pasien keluyuran tidak mengenakan baju? (pertanyaan siva) h. Apa yang menyebabkan pasien halusinasi sampai mengancam? (pertanyaan putri) i. Apakah faktor keluarga mempengaruhi epilepsi? (pertanyaan wiwi) j. Mengapa pasien diceraikan oleh isterinya? (pertanyaan gunadi) 2.4 STEP 4 a. Karena, pasien mengalami gangguan dibagian otak kanan depan yang b. c. d. e.



menyebabkan hilangnya rasa malu dan sakit. Karena diceraikan oleh isterinya, dan memiliki riwayat halusinasi. DPD (Defisit Perawatan Diri). Karena, faktor keturunan. Karena, banyak faktor diantaranya ekonomi pasien dan kepedulian



keluarga berkurang. f. Karena, pasien memiliki riwayat epilepsi. g. Karena, pasien mengalami gangguan dibagian otak kanan depan yang menyebabkan hilangnya rasa malu dan sakit. h. Karena, halusinasi pasien sudah mencapai tingkat berat sehingga mencapai risiko bunuh diri. i. Iya, karena epilepsi merupakan penyakit yang dapat diturunkan. j. Karena, pasien tertutup dan diam terhadap isteri dan anaknya menurut keluhan isteri.



2.5 STEP 5 a. Definisi b. Faktor predisposisi dan faktor prepitasi c. Manifestasi klinis d. Klasifikasi



4



e. Rentang respon f. Komplikasi g. askep



5



BAB 3 LAPORAN PENDAHULUAN 3.1 Definisi Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri adalah kondisi seseorang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009). Menurut Orem 1971, defisit perawatan diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadar (Kozier, 2010). 3.2 Faktor Predisposisi Defisit Perawatan Diri Ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya sebagai berikut, a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinyan dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan



latihan



kemampuan



perawatan



diri



lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.



3.3 Faktor Prepitasi Defisit Perawatan Diri Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (NANDA, 2006). 5



Menurut Depkes (2000) faktor– faktor yang



mempengaruhi



personal



hygiene adalah : a. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. b. Praktik Sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan sosial personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat



penting



karena



pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes militus dia harus menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertetu tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti pengguanaan sabun , shampo dan lain-lain. g. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan merawat diri dan perlu bantuan untuk melakukannya. Sedangkan menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang dari perawatan diri adalah : a. Kelelahan fisik b. Penurun kesadaran 3.4 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri Menurut Depkes (2000). Tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri adalah : a. Fisik Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut, penampilan tidak rapi. b. Psikologis 6



Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina. c. Sosial Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berprilaku sesuai norma, cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat. 3.5 Klasifikasi Defisit Perawatan Diri a. Defisit Perawatan Diri : Mandi/Kebersihan Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. b. Defisit Perawatan Diri : Mengenakan pakaian/berhias Adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. c. Defisit Perawatan Diri : Makan Adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan. b. Defisit Perawatan Diri : Toileting Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004) 3.6 Komplikasi Defisit Perawatan Diri Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan (keliat, 2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam – macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap) dan juga gangguan lain seperti grastitis kronis (karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit orofecal (karena hygiene BAB dan BAK sembarangan). 3.7 Rentang Respon Defisit Perawatan Diri a. Rentang Respon



Respon Adaptif



Respon Maladaptif



Pola Perawatan Diri Seimbang Pola Perawatan Diri Seimbang



Kadang Perawatan Diri tidak Seimbang



7



Tidak Melakukan Perawatan Diri



Keterangan



:



1. Pola perawatan diri seimbang : Saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri. 2. Kadang perawatan diri tidak seimbang : Saat



klien



mendapatkan



stresor



kadang-kadang



klien



tidak



memperhatikan perawatan dirinya. 3. Tidak melakukan perawatan diri : Klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor. b. Mekanisme Koping Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya di bagi 2 (Stuart & Sundeen, 2000), yaitu : 1.



Mekanisme koping adaptif Mekanisme



koping



pertumbuhan, belajar



yang



mendukung



fungsi



integrasi,



dan mencapai tujuam. Kategorinya adalah



klien bisa memenuhi kebutuhan diri secara mandiri. 2.



Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat,



fungsi integrasi,



memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri. 3.8 Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri a. Pengkajian 1. Identitas klien



8



a) Nama Untuk mengetahui nama pasien dan untuk membedakan nama apabila ada nama pasien yang sama. b) Jenis kelamin Untuk mengetahui dan untuk membedakan jenis kelamin pasien c) Umur Untuk mengetahui berapa umur pasien dan membedakan umur pasien yang lainnya, jika ada nama yang sama dengan pasien lain. d) Pendidikan Untuk mengetahui pendidikan terakhir pasien, dan sebarapa jauh pengetahuan pasien. e) Agama Untuk mengetahui keyakinan yang dipercayai oleh pasien dan dapat mendukung bagaimana cara proses asuhan keperawatan yang diberikan. f) Suku bangsa Untuk mengetahui suku bangsa agar tenaga medis mengetahui karakter pasien itu seperti apa. g) Alamat dan lingkungan Untuk



mengetahui



tempat



tinggal



pasien,



dan



untuk



mengetahui bagaimana lingkungan sekitar rumah pasien seperti apa, bisa jadi menjadi faktor pendukung yang menjadikan pasien seperti itu. 2. Identitas penanggung jawab



9



a) Nama Untuk mengetahui siapa nama yang bertanggung jawab dan menjaga pasien b) Umur Untuk mengetahui berapa umur yang bertanggung jawab dan menjaga pasien c) Alamat Untuk mengetahui alamat yang bertanggung jawab dan menjaga pasien d) Hubungan dengan pasien Untuk mengetahui hubungan apa yang dimiliki dengan pasien contoh nya seperti suami, istri, ayah, ibu, dll



3. Keluhan utama Tidak mau mandi 4. Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti apa dan dirasakan oleh pasien. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan eliminasi/toileting (BAK/BAB) secara mandiri. (Kaliat B.,2011) Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah defisit perawtan diri, maka tanda dan gejala dapat diperoleh malalui observasi pada pasien yaitu :



10



a) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi, kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor. b) Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut aca-acakan, pakaian kotor, pakaian kotor, dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan. c) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan



mengambil



makan



sendiri,



makan



berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. d) Ketidakmampuan



defekasi/berkemih,



secara



mandiri,



ditandai dengan defekasi/berkemih tidak ada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah defekasi/ berkemih. (Keliat B.,2011)



5. Riwayat penyakit dahulu Untuk mengetahui apakah pasien dahulu pernah mengalami pengalaman yang sama seperti saat ini. 6. Riwayat keluarga Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga pasien yang mengalami hal yang serupa, ataukah ada penyakit yang diturunkan. b. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data didapat ditetapkan diagnosis keperawatan Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri (mandi), makan, defekasi/berkemih. (Keliat B., 2011)



11



c. Intervensi No



DX



Perencanaan Tujuan



Kurang perawatan diri



Pasien mampu: - Melakukan kebersihan diri secara mandiri - Melakukan berhias / berdandan secara baik - Melakukan makan dengan baik - Melakukan BAB/BAK secara mandiri



Kriteria evaluasi Setelah .......... pertemuan, pasien mampu menjelaskan pentingnya: - Kebersihan diri - Berdandan / berhias - Makan - BAB / BAK - Dan mampu



Intervensi SP1 (Tanggal...........) - Identifikasi 1. Kebersihan diri 2. Berdandan 3. Makan 4. BAB / BAK - Jelaskan pentingnya kebersihan diri - Jelaskan alat dan cara kebersihan diri - Masukan dalam jadwal kegiatan pasien



melakukan cara merawat diri -



SP.2 (Tanggal......) Evaluasi SP1 Jelaskan pentingnya berdandan Latih cara berdandan a. Untuk pasien laki-laki meliputi cara Berpakaian Menyisir rambut Bercukur b. Untuk pasien perempuan



meliputi cara: Berpakaian Menyisir rambut Berhias - - masukan dalm jadwal kegiatan pasien SP.3 (Tanggal........) - Evaluasi kegiatan SP 1 & 2 - Jelaskan cara dan alat makan yang benar 13



1. Jelaskan cara mempersiapkan makan 2. Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan 3. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik 4. Latihan kegiatan makan - Masukan dalam jadwal kegiatan pasien SP 4. (Tanggal..........) - Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3) - Latihan cara BAB & BAK yang baik 1. Menjelaskan tempat BAB & BAK yang sesuai 2. Menjelaskan cara membersihkan setelah BAB Keluarga mampu: Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri



Setelah........ pertemuan, keluarga mampu:



& BAK SP.1 (Tanggal........) - Identifikasi masalah dalam merawat pasien dengan



- Meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat



14



-



masalah: 1. Kebersihan diri 2. Berdandan 3. Makan 4. BAK/BAB Jelaskan defisit perawatan diri Jelaskan cara merawat Bermain peran cara merawat RTL Keluarga / jadwal untuk merawat



SP.2 (Tanggal.........) - Evaluasi SP1 - Latih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan diri dan berdandan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.3 (Tanggal.......) - Evaluasi SP1 - Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.4 (Tanggal......) -



Evaluasi kemampuan



-



keluarga Evaluasi kemampuan



-



pasien RTL keluarga 1. Follow up 2. Rujukan



d. Implementasi No



DX



Perencanaan Tujuan



Kriteria evaluasi



15



Intervensi



Kurang perawatan diri



Pasien mampu: - Melakukan kebersihan diri secara mandiri - Melakukan berhias / berdandan secara baik - Melakukan makan dengan baik - Melakukan BAB/BAK secara mandiri



Setelah .......... pertemuan, pasien mampu



SP1 (Tanggal...........) mengidentifikasi



- Kebersihan



3. Kebersihan diri 4. Berdandan 5. Makan 6. BAB / BAK - Menjelaskan pentingnya



diri - Berdandan /



kebersihan diri - Menjelaskan alat dan cara



berhias - Makan - BAB / BAK - Dan mampu



kebersihan diri - Memasukan dalam jadwal



menjelaskan pentingnya:



kegiatan pasien



melakukan cara merawat diri - SP.2 (Tanggal......) - Mengevaluasi SP1 - Menjelaskan pentingnya berdandan - Melatih cara berdandan c. Untuk pasien laki-laki meliputi cara Berpakaian Menyisir rambut Bercukur d. Untuk pasien perempuan meliputi cara: Berpakaian Menyisir rambut Berhias - - Memasukan dalm jadwal kegiatan pasien SP.3 (Tanggal........) - Mengevaluasi kegiatan SP 1 & 2 - Menjelaskan cara dan alat makan yang benar 1. menjelaskan cara



16



mempersiapkan makan 2. menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan 3. mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik 4. melatihan kegiatan makan - Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien SP 4. (Tanggal..........) - mengevaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3) - melatihan cara BAB & BAK yang baik 1. menjelaskan tempat BAB & BAK yang sesuai 2. Menjelaskan cara membersihkan setelah BAB & Keluarga mampu: Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri



Setelah........ pertemuan, keluarga mampu: - Meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat



17



BAK SP.1 (Tanggal........) - mengidentifikasi masalah dalam merawat pasien dengan masalah: 5. Kebersihan diri 6. Berdandan 7. Makan 8. BAK/BAB - menjelaskan defisit perawatan diri - menjelaskan cara merawat - Bermain peran cara merawat - RTL Keluarga / jadwal untuk merawat



SP.2 (Tanggal.........) - mengevaluasi SP1 - melatih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan diri dan berdandan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.3 (Tanggal.......) - mengevaluasi SP1 - melatih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.4 (Tanggal......) -



mengevaluasi



-



kemampuan keluarga mengevaluasi



-



18



kemampuan pasien RTL keluarga 5. Follow up 6. Rujukan



3.9 Asuhan Keperawatan Kasus



KASUS Seorang laki-laki berusia 37 tahun di rawat di RSJ sejak 3 minggu yang lalu. Sebelum masuk Rumah Sakit pasien dirumah keluyuran tidak menggunakan baju, tidak mau mandi 1 minggu, berbicara kacau. Hasil pengkajian pasien sulit diajak komunikasi : diam, tatapan mata kosong, kontak mata kurang, bersihan kurang, amotivasi, afek tumpul, depersonalisasi. Keterangan keluarga, pasien mulai berprilaku aneh karena diceraikan oleh istrinya. Istrinya mengeluhkan bahwa pasien sangat tertutup dan diam bahkan sama istri dan anak-anaknya. Pasien memiliki riwayat epilepsi dan sering kambuh, dari kecil pasien memang jarang bergaul karena penyakitnya ini dan hampir tidak memiliki teman, sering tidak naik kelas kerena sakit, tidak memiliki pekerjaan. Pasien pernah dirawat di RSJ 5 tahun yang lalu halusinasi yang sangat kuat sampai mengancam bunuh diri, pengobatan pasien terputus. Di keluarga kakak dan ayah klien juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki penyakit epilepsi dan sering kambuh namun mereka tidak sampai berprilaku aneh. a. pengkajian 1) Identitas pasien Nama



: Tn. A



Umur



: 37 tahun



2) Alasan masuk RS pasien dirumah keluyuran tidak menggunakan baju, tidak mau mandi 1 minggu, berbicara kacau



20



3) Faktor predisposisi a) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Pasien pernah dirawat di RSJ 5 tahun yang lalu halusinasi yang sangat kuat sampai mengancam bunuh diri. Pasien memiliki riwayat epilepsi dan sering kambuh. b) Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Di keluarga kakak dan ayah klien juga mengalami hal yang sama yaitu memiliki penyakit epilepsi dan sering kambuh namun mereka tidak sampai berprilaku aneh. c) Pengalaman masa lalu yang tidak menyengakan ? Dari kecil pasien jarang bergaul karena penyakitnya ini dan hampir tidak memiliki teman, sering tidak naik kelas kerena sakit. 4) Psikososial Pasien tidak berinteraksi dengan orang lain, karena tidak mempunyai teman sejak kecil dan tidak naik kelas karena sering sakit. b. Analisa data No 1



Data Fokus



Masalah



DS: 



Defisit perawatan diri Keluarga



pasien



mengatakan



pasien mulai berperilaku aneh 



karena diceraikan oleh istrinya Pasien terlihat menutup diri dan berbicara kacau



DO:  



rambut kotor, kusut Badan dan pakaian kotor dan



 



bau. Mulut dan gigi bau. Kulit kusam dan kotor. 21



 



Kuku panjang dan tidak terawat. Afek datar



c. Diagnosa keperawatan Kurang perawatan diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri d. Intervensi No



DX



Perencanaan Tujuan



Kurang perawatan diri



Pasien mampu: - Melakukan kebersihan diri secara mandiri - Melakukan berhias / berdandan secara baik - Melakukan makan dengan baik - Melakukan BAB/BAK secara mandiri



Kriteria evaluasi Setelah .......... pertemuan, pasien mampu menjelaskan pentingnya: - Kebersihan diri - Berdandan / berhias - Makan - BAB / BAK - Dan mampu



Intervensi SP1 (Tanggal...........) - Identifikasi 1. Kebersihan diri 2. Berdandan 3. Makan 4. BAB / BAK - Jelaskan pentingnya kebersihan diri - Jelaskan alat dan cara kebersihan diri - Masukan dalam jadwal kegiatan pasien



melakukan cara merawat diri - SP.2 (Tanggal......) - Evaluasi SP1 - Jelaskan pentingnya berdandan - Latih cara berdandan a. Untuk pasien laki-laki meliputi cara : Berpakaian Menyisir rambut Bercukur b. Untuk pasien perempuan meliputi cara: Berpakaian



22



Menyisir rambut Berhias - - masukan dalm jadwal kegiatan pasien SP.3 (Tanggal........) - Evaluasi kegiatan SP 1 & 2 - Jelaskan cara dan alat makan yang benar 1. Jelaskan cara mempersiapkan makan 2. Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan 3. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik 4. Latihan kegiatan makan - Masukan dalam jadwal kegiatan pasien SP 4. (Tanggal..........) - Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3) - Latihan cara BAB & BAK yang baik 1. Menjelaskan tempat BAB & BAK yang sesuai 2. Menjelaskan cara membersihkan setelah Keluarga mampu: Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri



Setelah........ pertemuan, keluarga mampu: - Meneruskan melatih pasien dan mendukung 23



BAB & BAK SP.1 (Tanggal........) - Identifikasi masalah dalam merawat pasien dengan masalah: 1. Kebersihan diri 2. Berdandan 3. Makan 4. BAK/BAB



agar kemampuan pasien dalam perawatan



-



Jelaskan defisit perawatan diri Jelaskan cara merawat Bermain peran cara merawat RTL Keluarga / jadwal untuk merawat



dirinya meningkat SP.2 (Tanggal.........) - Evaluasi SP1 - Latih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan diri dan berdandan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.3 (Tanggal.......) - Evaluasi SP1 - Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.4 (Tanggal......) -



Evaluasi kemampuan



-



keluarga Evaluasi kemampuan



-



24



pasien RTL keluarga 1. Follow up 2. Rujukan



e. Implementasi No



DX



Perencanaan Tujuan



Kurang perawatan diri



Pasien mampu: - Melakukan kebersihan diri secara mandiri - Melakukan berhias / berdandan secara baik - Melakukan makan dengan baik - Melakukan BAB/BAK secara mandiri



Kriteria evaluasi Setelah .......... pertemuan, pasien mampu



Intervensi SP1 (Tanggal...........) mengidentifikasi



- Kebersihan



1. Kebersihan diri 2. Berdandan 3. Makan 4. BAB / BAK - Menjelaskan pentingnya



diri - Berdandan /



kebersihan diri - Menjelaskan alat dan cara



berhias - Makan - BAB / BAK - Dan mampu



kebersihan diri - Memasukan dalam jadwal



menjelaskan pentingnya:



kegiatan pasien



melakukan cara merawat diri - SP.2 (Tanggal......) - Mengevaluasi SP1 - Menjelaskan pentingnya berdandan - Melatih cara berdandan e. Untuk pasien laki-laki meliputi cara Berpakaian Menyisir rambut Bercukur f. Untuk pasien perempuan meliputi cara: Berpakaian Menyisir rambut Berhias - - Memasukan dalm jadwal kegiatan pasien SP.3 (Tanggal........) - Mengevaluasi kegiatan SP 1 &



26



2 - Menjelaskan cara dan alat makan yang benar 1. menjelaskan cara mempersiapkan makan 2. menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan 3. mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik 4. melatihan kegiatan makan - Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien SP 4. (Tanggal..........) - mengevaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3) - melatihan cara BAB & BAK yang baik 1. menjelaskan tempat BAB & BAK yang sesuai 2. Menjelaskan cara membersihkan setelah BAB & Keluarga mampu: Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri



Setelah........ pertemuan, keluarga mampu: - Meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam



27



BAK SP.1 (Tanggal........) - mengidentifikasi masalah dalam merawat pasien dengan masalah: 9. Kebersihan diri 10. Berdandan 11. Makan 12. BAK/BAB - menjelaskan defisit perawatan diri - menjelaskan cara merawat - Bermain peran cara merawat - RTL Keluarga / jadwal untuk



perawatan



merawat



dirinya meningkat SP.2 (Tanggal.........) - mengevaluasi SP1 - melatih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan diri dan berdandan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.3 (Tanggal.......) - mengevaluasi SP1 - melatih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan - RTL keluarga / jadwal untuk merawat SP.4 (Tanggal......) -



mengevaluasi



-



kemampuan keluarga mengevaluasi



-



28



kemampuan pasien RTL keluarga 5. Follow up 6. Rujukan



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB/BAK (Fitria,2010). Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009). 4.2 Saran a. Saran untuk Keluarga Sarankan keluarga untuk memperhatikan setiap hygien pasien agar tetap terawat, bersih, tidak kotor, bau dan acak-acakan. b. Saran untuk pasien Beritahu pasien untuk selalu membersihkan dirinya, mulai dari mandi, kebersihan pakaian, dan setiap yang bersangkutan dengan pasien. Jika pasien tidak bisa memalukan hygiene nya sendiri sarankam agar keluarga bisa membersihkan hygiennya pasien.



30



DAFTAR PUSTAKA



Damaiyanti Mukhripah, d. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika aditama. ed. Santosa, B. (2006). Panduan Diagnosa NANDA 2005-2006 : definisi dan klasifikasi. jakarta: EGC. Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Jiwa. jakarta: EGC. wartonah, t. d. (2000). kebutuhan dasar manusia. jakarta: EGC.



31