11 0 144 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE A. Pengkajian 1. Identitas Klien Nama Umur TTL Jenis kelamin Agama Alamat Suku/ Bangsa Anak Ke Tanggal MRS Tanggal Pengkajian Ruangan No RM No Reg Diagnosa Medik 2. Identitas Orang Tua Nama Ayah Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Agama Suku/ Bangsa Nama Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan 3. Identitas Saudara Kandung No
Nama
Usia
: : : : : : : : : : : : : :
T.S 12 Tahun Tondano 3 oktober 1999 Perempuan Kristen Protestan Tondano Roong ling I Minahasa/ Indonesia Satu Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita Debora, kamar 2, bed 2 6424 502233 Demam Berdarah Dengue
: : : : : : : : : : :
Tn M.S 37 Tahun Sarjana Strata I Swasta Tondano Roong I Kristen Protestan Minahasa/ Indonesia Ny M.P 32 Tahun SMA Wiraswasta Hubungan
Status Kesehatan
1 F.S 5 Tahun Adik Sehat 4. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama : Panas b. Riwayat Kesehatan Sekarang Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan
badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak lemah, c. Riwayat Kesehatan Lalu Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah dirawat di rumah sakit. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini. e. Kondisi Lingkungan Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah tetangga. f. Riwayat Psikososial Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan dengan tertawa. g. Riwayat Spritual Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur. h. Reaksi Hospitalisasi 1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti
sakit
ji
sakit i
sakit
i
hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses penyembuhan. 2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit 5. Aktivitas Hidup Sehari-hari a. Nutrisi : Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan. :
Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien
makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x b. Cairan : Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang. : Minum 10 gelas/ hari Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah c. Eliminasi Sebelum sakit : BAB 1-2x/hari Konsistensi lembek Warna coklat BAK 4-5/hari Warna kuning jernih Saat dikaji : Klien belum BAB BAK 6-7x/hari Warna kuning jernih d. Istirahat/tidur : Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermain Tidur malan 8-9 jam/hari : Tidur malam 10 jam/hari e. Personal hygiene
Tidur siang 1 jam/hari
sakit
:
i
shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigi : Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap
sakit
pagi. f. Aktivitas :
i
speksi
si
speksi
6. a. b. c.
d.
7. a.
Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai
Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya
klien di rumah setelah pulang sekolah : Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit. Pemeriksaaan Fisik Keadaan umum Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih Kesadaran Composmentis Tanda-Tanda vital TD : 110/70 mmHg N : 92 x/m R : 22x/m Sb : 38 0C Antropometri TB : 135 cm BB sebelum sakit : 28 kg BB saat sakit : 25 kg Pemerikasaan Head to toe Kepala : Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit
kepala, : b. Mata :
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak
speksi
ikterus. : c. Hidung :
speksi
perdarahan. : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada
si
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada
perdarahan. : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
speksi
e. Mulut : f.
speksi g.
uskulatasi : rkusi
speksi
ksi si
h.
i.
Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak
ada perdarahan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Dada Inspeksi : Pergerakan dada simetris. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi : Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung. Abdomen Inspeksi : Perut datar , tidak ada asites, : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar Auskultasi : Terdengar peristaltic usus Perkusi : Bunyi timpani. Ekstremitas atas : Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik,
kekuatan otot 5 : Tidak ada adema, akral teraba panas. j. Ekstemitas bawah Inspeksi
:
Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik,
kekuatan otot 5 Palpasi :
Tidak ada adema, akral teraba panas
k. Genetalia Inspeksi : bersih l. Anus Inspeksi : Tidak ada haemoroid m. Kulit : Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah, : Turgor kulit baik, teraba panas. 8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 06-05-2010 Nilai Normal pada anak LED 10 0 -20 Hemoglobin 15,3 gr/dl 11,0-14,8 gr/dl Leukosit 1000/dl 6000-12.000/dl Hematokrit 44 % 34-45% Trombosit 88.000/dl 150.000-450.000/dl
Tanggal 07-05-2010 jam 05.30 Hemoglobin 15.7gr/dl Hematokrit 45 % Leukosit 1000/dl Trombosit 73.000/dl 9. Terapi Medis RL 30 tts/mnt Sanmol 3 x ¾ tab Cefarox 2 x 100 mg Ocuson 3 x ¾ tab Starmuno 2 x 1 Trolit 5 sact/hari 10. Pengelompokkan Data Data subjektif a. Klien mengatakan badan terasa panas b. Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x. c. Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan d. Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya. Data Objektif a. Klien tampak lemah b. Sb 380C, N 92x/m c. Akral teraba panas d. Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) e. BB sekarang 25 kg f. Bibir tampak kering g. Tampak bintik merah di kulit h. Trombosit 73.000/dl i. Leukosit 1000/dl j. Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan. 11. Tabel 1 Analisa Data N DATA O 1. DS : -
PENYEBAB
MASALAH
Virus Dengue (arbovirus)
Hipertemi
Klien mengatakan badan terasa panas
Melalui gigitan nyamuk
DO : -
Klien tampak lemah Sb 380C, N 92x/m
Masuk kedalam tubuh
-
Akral teraba panas Re infection oleh virus dengue dengan serotip berbeda Berekasi dengan antibody Meninbulkan respon peradangan
2
DS : -
Menimbulkan respon peradangan
Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
Menstimulasi medulla vomiting center
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mual dan muntah Intake nutrisi kurang
DO : -
Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6
3
sendok) BB sekarang 25 kg Bibir tampak kering Faktor resiko terjadi perdarahan yang lebih
-
lanjut: Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki
-
dan tangan Tampak bintik merah
Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi darah Pengaktifan system complement dan dilepaskannya anvilaktosin C3a dan C5a Lepaskan histamine yang besifat vasoaktif
Potensial terjadi perdarahan
di kulit - Trombosit 73.000/dl - Leukosit 1000/dl
Permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat Kebocoran plasma di intertisium Penurunan jumlah cairan intravaskuler Trombositopenia
4
DS :
Perubahan status kesehatan anak
Perubahan peran keluarga
- Orang tua bertanyaAnak harus dihospitalisai tanya tentang penyakit anaknya.
Timbul kekwatiran orang tua terhadap penyakit anak
DO : -
Orang tua gelisah dan mondar-mandir diruangan.
B. Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan DS : -
Klien mengatakan badan terasa panas DO :
-
Klien tampak lemah Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan DS : -
Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x DO :
-
Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) BB sekarang 25 kg Bibir tampak kering
3. 4.
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut: Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan Tampak bintik merah di kulit Trombosit 73.000/dl Leukosit 1000/dl Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan DS :
-
Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO : -
Orang tua gelisah, dan mondar-mandir diruangan.
C. Tabel 2 Perencanaan Asuhan Keperawatan ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK T.S DENGAN PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PAVILIUN DEBORA RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama : T.S Umur : 12 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Paviliun
:
Debora N o 1
Hari/ Diagnosa Tangg Keperawatan al Jumat Hipertermi 07/05/ berhubungan 2010 dengan proses
Perencanaan Keperawatan Tujuan /Kriteria Intervensi Rasional hasil Anak 1. Observasi tanda- 1. Suhu 38,9-41,10c
Implementasi Keperawatan
DS :
Jam 14.00 1. Mengobservasi tanda-tand menunjukan tanda vital setiap 4 menunjukkan proses vital tanda-tanda vital jam penyakit infeksi Sb : 380c 2. Berikan kompres N : 92x/mnt dalam batas akut. R : 22x/m air hangat 2. Pemberian kompres TD: 110/70 mmHg normal setelah 3. Anjurkan orang tua Jam 14.15 membuat 2. Memberikan kompres air dilakukan untuk memberikan vasodilatasi hangat pada dahi tindakan air banyak paling 3. Mempercepat proses3. Menganjurkan anak untuk
Klien
keperawatan
tidak ± 8-9
penguapan melalui
mengatakan
selama 3 hari
gelas /hari
urine dan keringat
badan terasa
dengan criteria
panas
hasil : Badan tak
infeksi virus yang ditandai dengan
selain itu untuk
minum banyak air/jus jam
± 8-9 gelas/hari Jam 14.30 4. Menganjurkan klien untu
4. Anjurkan agar DO : -
Klien tampak
terasa panas Suhu dan nadi
lemah
dalam batas
mengganti cairan
memakai pakaian tipis yan
anak tidak
tubuh yang hilang mudah menyerap keringat memakai selimut 4. Untuk memudahkan Jam 18.00 5. Membantu menggati dari pakaian yang dalam proses pakaian anak karena sudah
-
Sb 380C, N
92x/m - Akral teraba
normal 36,50c-
tebal
penguapan
basah oleh keringat
37,20c dan 50- 5. Anjurkan orang tua 90 x/m
untuk segera
5. Memberikan rasa
panas mengganti pakaian
kenyamanan bagi
klien jika sudah
tubuh klien.
basah oleh keringat 6. Berikan terapi 6. Pemberian terapi intravena dan obatintravena untuk obatan sesuai mengganti cairan dengan progam yang hilang dan dokter obat-obatan sebagai
Jam 14.00 6. Memberikan obat sanmol
tab Ocuson ¾ tab Mengganti cairan IVFD R 30 tts/mnt
preparat yang diformulasikan untuk penurunan 2
Jumat Gangguan 07/05/ nutrisi kurang 2010 dari kebutuhan
Anak
1. Sajikan makan
panas 1. Memudahkan proses Jam 17.00 1. Menyajikan makanan menelan dan bubur, ikan, sayur, dalam meringankan kerja keadaan hangat lambung untuk 2. Menganjurkan kepada
menunjukan
yang mudah
kebutuhan
ditelan, seperti
tubuh
nutrisi yang
bubur, serta
berhubungan
adekuat setelah
dihidangkan selagi
mencerna makanan
orang tua untuk
dengan mual
dilakukan
masih hangat
dan menghindari
memberikan makan sediki
dan muntah
tindakan
2. Anjurkan kepada
rasa mual 2. Karena porsi kecil
tidak ada napsu
keperawatan
orang tua untuk
sedikit tapi sering Jam 17.30
biasanya ditoleransi makan yang
selama 3 hari
memberikan
3. Mencatat jumlah porsi
ditandai dengan
dengan kriteria
makanan dengan
hasil: Anak tidak
teknik porsi kecil
DS :
dengan baik.
porsi Jam 19.00 4. Menganjurkan pada klien
tapi sering 3. Catat jumlah porsi
merasa mual
makanan yang dihabiskan
Klien mengatakan
dan orang tua untuk dan muntah Nafsu makan
makanan yang 3. Untuk mengetahui
mempertahankan kebersih
dihabiskan oleh napsu makan
meningkat Porsi makan
menurun, ada mual dan
dihabiskan BB kembali
muntah 2x
bertambah ½ kg
DO :
4. Pertahankan
mulut dengan menggosok
makanan dan
gigi.
penentuan dalam
kebersihan mulut pasien 5. Timbang berat
- Makanan yang badan tiap hari 6. Jelaskan pada
disajikan tidak
jumlah intake klien tiap hari
di habiskan
keluarga manfaat
( hanya 5-6
makanan/nutrisi
pemberian diet yang
Jam 21.00
selanjutnya. 5. Menimbang berat badan 4. Untuk merangsang BB 25 kg 6. Menjelaskan kepada oran napsu makan 5. Untuk membantu tua manfaat nutisi bagi an status nutrisi 6. Makanan
terutama saat sakit. harus menkonsumsi makanan
merupakan sendok) - BB sekarang 25
bagi anak terutama
yang bergizi untuk penambahan
saat sakit kg - Bibir tampak
menambah stamina dan makanan bagi anak mempercepat proses sakit
kering
penyembuhan Jam 18.00 Melayani obat cefarox dan starmuno
3.
Jumat Potensial terjadi 07/05/ perdarhan 2010 berhubungan
Tidak terjadi perdarahan
1. Monitor tandatanda perdarahan
1. Untuk mengetahui
Jam 15.00 1. Memonitor tanda-tanda
apabila ada tandaperdarahan yaitu bintik-
lanjut setelah
tanda perdarahan
bintik merah, yang timbul
dengan
dilakukan
trombositopenia
tindakan
factor resiko
keperawatan
terjadi
selama 3 hari
2. Monitor penurunan lebih lanjut dikulit 2. Untuk mengetahui 2. Memonitor jumlah trombosit perkembangan penurunan trombosit 3. Anjurkan anak 73.000/dl penyakit Jam 15.30 untuk banyak 3. Memberikan 3. Menganjurkan kepada ana
perdarahan lebih dengan kriteria lanjut -
istirahat
hasil: Tidak ada
Orang tua
relaksasi untuk
untuk beristirahat banyak
anggota organ tubuh
dan mengurangi aktivitas
serta membantu
yang berlebihan karena ak
bintik-bintik mengatakan
dalam proses
merah di kulit timbul bintik- - Trombosit 4. Anjurkan anak bintik merah di
kembali
orang tua untuk lebih serin untuk banyak
kedua kaki dan
penyembuhan 4. Membantu
membutuhkan energi lebi Jam 16.00 4. Menganjurkan kepada
meningkatkan
nnnormalnorma
memberikan anak minum
minum normal 150.0005. Anjurkan agar normal merah di kulit anak tidak - Trombosit 450.000/dl - Leukosit menggosok gigi 73.000/dl Leukosit normal 6000dengan keras tangan - Tampak bintik
jumlah trombosit
air/jus jambu yang banyak dalam tubuh 5. Merangsang
I gelas /jam 5. Menganjurkan kepada ana
terjadinya
untuk tidak menggosok gi perdarahan dengan
dengan keras karena akan kadar trombosit
1000/dl
12000/dl
6. Kolaborasi dengan dokter untuk
merangsang terjadinya turun 6. Indentifikasi kadar
perdarahan. Jam 18.00 6. Mengambil darah untuk
pemeriksaan
trombosit dan
trombosit dan
memberikan
pemeriksaan
pemberian terapi
tindakan secara tepat
Ht,Hb,trombosit sebanyak
sehingga tanda-tanda 2 cc 7. Melayani trolit 1 sachet perdarahan dapat diantisipasi lebih
4
Jumat Perubahan 07/05/ proses keluarga 2010 berhubungan
Keluarga menunjukkan
lanjut 1. Kaji perasaan dan 1. Karena hal ini persepsi orang tua
Jam 20.00 1. Menanyakan dan
biasanya terjadi mengetahui kemampuan
perilaku koping
atau anggota
dalam proses
keluarga terhadap ambang dengan kondisi
posistif tentang
keluarga terhadap
penyesuaian dan stress karena klien baru
anak yang ditandai dengan DS : -
Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO : -
Orang tua gelisah, dan mondar-mandir di ruangan
anaknya setelah
situasi yang penuh
untuk menguatkan
pertama kali di rawat di R dilakukan stres pemahaman keluarga2. Mengijinkan kesempatan 2. Ijinkan orang tua 2. Agar keluarga tindakan kepada orang tua untuk untuk ungkapkan mendapat dukungan keperawatan mengekspresikan perasaan perasaan dan yang dibutuhkan selama 2 jam dimana orang tua cemas identifikasi faktor sehingga dengan kriteria karena anak mereka belum yang paling kemampuan mereka hasil : sembuh sudah berapa kali Orang tua klien mencemaskan untuk mengatasi diperiksa darahnya tenang dan masalah dapat 3. Mengetahui koping orang 3. Identifikasi koping memahami dimaksimalkan tua dalam menghadapi yang bisa 3. Untuk memberikan tentang penyakit masalah sehingga dapat digunakan dan dukungan dan anak dan mengantisipasi keadaan seberapa besar ketenangan sesuai terapinya. dengan mendengarkan keberhasilannya kebutuhan keluhan orang tua dan dalam mengatasi memberi penjelasan keadaan. 4. Tanyakan kepada 4. Untuk memberikan sehingga orang tua merasa keluarga apa yang
perawatan yang
dihargai dan rasa cemas
dapat dilakukan
optimal terhadap
dapat berkurang atau hilan
untuk membuat
intervensi lanjut
anak atau keluarga menjadi lebih baik.
D. Tabel 3 CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama : T.S Umur : 12 Tahun Hari/ Diagnosa Implementasi tanggal Keperawatan Keperawatan Sabtu Hipertermi Jam 14.00 08/05/2010 1. Mengontrol keadaan umum berhubungan klien tampak sakit sedang dengan proses kesadaran composmentis infeksi virus masih terpasang IVFD RL 30 tts/m 2. Mengobservasi vital sign:
Paviliun : Debora Evaluasi Keperawatan Jam 22.00 S: Klien mengatakan badan terasa hangat O: Akral hangat Sb : 37,60c A: Masalah peningkatan
S suhu tubuh mulai b : 37,60c
teratasi N P: Lanjutkan tindakan
: 90x/mnt R keperawatan : 20x/mnt T D: 110/70 mmHg 3. Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari Jam 16.00 4. mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat 5. Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat
6. Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat. Jam 17.00 7. Megobservasi vital sign : Sb : 37,60c N : 95 x/mnt R : 22x/mnt TD: 100/70 mmHg Jam 22.00 8. Melayani obat sanmol dan Sabtu 08/05/2010
Gangguan
ocuson 1 tab Jam 15.00 1. Menimbang berat badan klien
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada
BB 25,5 kg 2. Menganjurkan kepada klien
Jam 22.00 S: Klien mengatakan sudah mulai banyak
makan sedikit-sedikit tapi
makan, O: - Makanan yang
sering 3. Menganjurkan kepada klien
disajikan habis ¾ porsi untuk makan makanan selagi - BB 25 kg A: masih hangat. Masalah nutrisi mulai
napsu makan Jam 18.00
teratasi P: Lanjutkan intervensi
4. Melayani makan malam bubur, ikan sayur, ikan,
keperawatan
makanan di habiskan ¾ porsi Sabtu 08/05/2010
Potensial terjadi
Jam 16.00 1. Mengobservasi tanda-tanda
perdarahan
Jam 22.00 S: Orang tua mengatakn
perdarahan, perdarahan bintik merah sudah spontan tidak ada 2. Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus
mulai bekurang A: - Bintik merah di
jambu ± 8-9 gelas/ hari agar
tangan dan kaki mulai
trombosit cepat naik
berkurang
Jam 19.00 3. Mengambil darah untuk
-
kontrol Hb, Ht, Tombosit. 4. Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt 5. Melayani obat trolit I sachet
Trombosit 85.000/dl Hb : 13,3 gr% Ht : 41 % A: Masalah potensial terjadi perdarahan lanjut mulai teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama : T.S Paviliun : Debora Umur : 12 Tahun Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi tanggal Keperawatan Keperawatan Keperawatan Minggu Hipertermi Jam 14.00 Jam 22.00 09/05/2010 1. Mengontrol keadaan umum S: berhubungan - Klien mengatakan klien tampak sakit sedang dengan proses sudah tidak panas kesadaran composmentis infeksi virus 2. Mengobservasi vital sign: O: S - Akral hangat 0 b : 36,5 c - Sb : 360c N A: Masalah peningkatan : 88x/mnt R suhu tubuh teratasi P:
: 20x/mnt
Pertahankan tindakan T keperawatan
D: 100/70 mmH 3. Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari Jam 16.00 4. Mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat 5. Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat 6. Menggantikan pakaian klien
Minggu 09/05/2010
Gangguan
yang basah oleh keringat. Jam 17.00 7. Megobservasi vital sign : Sb : 360c N : 90 x/mnt R : 22x/mnt TD: 100/70 mmHg Jam 15.00 1. Menimbang berat badan klien
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Jam 22.00 S: Klien mengatakan
BB 25,5 kg 2. Menganjurkan kepada klien
sudah mulai banyak
makan sedikit-sedikit tapi
makan, nafsu makan
sering. 3. Menganjurkan kepada klien
dengan mual dan
meningkat. O: - Makanan yang
untuk makan makanan selagi muntah tidak ada masih hangat. napsu makan Jam 18.00
disajikan habis 1 porsi - BB 25,5 kg A: Masalah nutrisi teratasi P:
4. Melayani makan malam bubur, ikan sayur, ikan,
Pertahankan intervensi keperawatan
makanan di habiskan 1 porsi Minggu 09/05/2010
Potensial terjadi
Jam 16.00 1. Mengobservasi tanda-tanda
perdarahan
Jam 22.00 S: Klien mengatakn
perdarahan, perdarahan spontan tidak ada 2. Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus jambu ± 8-9 gelas/ hari agar trombosit cepat naik Jam 19.00 3. Mengambil darah untuk
bintik merah hilang A: - Bintik merah di tangan dan kaki sudah hilang - Trombosit 120.000/dl - Hb : 14 gr% - Ht : 41 %
kontrol Hb, Ht, Tombosit. 4. Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt 5. Melayani obat trolit I sachet
A: Masalah potensial perdarahan lanjut tidak terjadi. P: Pertahankan intervensi keperawatan.
Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2013/02/laporan-pendahuluan-askep-denguehigh.html#ixzz2yUdEuhts
HOSPITALISASI PADA ANAK
A. Pengertian Hospitalisasi Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak terapi juga pada orang tuanya. B. Stressor umum pada hospitalisasi 1. Perpisahan 2. Kehilangan kendali 3. Perubahan gambar diri 4. Nyeri dan Rasa takut C. Faktor-faktor yang mempengaruhi hospitalisasi pada anak 1. Berpisah dengan orang tua dan sparing. 2. Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan,monster,pembunuhan dan binatang buas diawali dengan yang asing. 3. Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan 4. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit. 5. Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian .
D. Reaksi orang tua pada hospitalisasi anak 1. Denial tidak percaya akan penyakit anak 2. Marah/merasa bersalah, merasa bersalah karena tidak bisa merawat anaknya 3. Ketakutan, frustasi dan cemas, tingkat keseriusan penyakit, prosedur tindakan medis, dan ketidaktahuan 4. Depresi, terjadi setelah masa E. Pendekatan yang digunakan dalam hospitalisasi
1. Pendekatan Empirik Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat dalam hospitalisasi, metode pendekatan empirik menggunakan strategi, yaitu ; a.
Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada peserta didik.
b. Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri mereka sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya. 2. Pendekatan melalui metode permainan Metode permainan merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Kegiatan yang dilakukan sesuai keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan. a.
Bermain merupakan kegiatan
1)
Menyenangkan / dinikmati
2) Fisik 3) Intelektual 4) Emosi 5) Sosial 6) Untuk belajar 7)
Perkembangan mental
8) Bermain dan bekerja
b. Tujuan bermain di rumah sakit 1) Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama di rawat. 2) Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan. c.
Prinsip bermain di rumah sakit
1) Tidak membutuhkan banyak energy 2) Waktunya singkat 3) Mudah dilakukan 4) Aman 5) Kelompok umur 6) Tidak bertentangan dengan terapi 7) Melibatkan keluarga d. Fungsi bermain 1) Aktifitas sensori motorik
2) Perkembangan kognitif 3) Sosialisasi 4) Kreatifitas 5) Perkembangan moral therapeutic 6) Komunikasi e.
Klasifikasi bermain
1) Sosial affective play a) Belajar memberi respon terhadap lingkungan. b) Orang tua berbicara / memanjakan ; anak senang, tersenyum, mengeluarkan suara, dan lainlain. 2) Sense of pleasure play a) Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek disekitarnya. b) Bermain air / pasir. 3) Skill play a) Anak memperoleh keterampilan tertentu. b) Mengendarai sepeda, memindahkan balon, dan lain-lain. 4) Dramatic play / tole play a)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu , contohnya ; perawat, dokter, ayah, ibu, dan lain-lain.
f.
Karakteristik social
1) Solitary play a) Dilakukan oleh balita (todler) atau pre school b) Bermain dalam kelompok, permainan sejenis, tak ada interaksi, tak tergantung. c) Bermain dalam kelompok, aktivitas sama, tetapi belum terorganisasi dengan baik d) Belum ada pembagian tugas, bermain dengan keinginannya e) School age / adolescent f)
Permainan terorganisasi terencana, ada aturan-aturan tertentu
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain a) Tahap perkembangan anak b) Status kesehatan c) Jenis kelamin d) Alat permainan F. Stressor dan Reaksi sesuai tumbuh kembang pada anak
Reaksi anak pada hospitalisasi 1. Masa bayi (0-1 tahun) Dampak perpisahan, usia anak >6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas) a.
Menangis keras
b. Pergerakan tubuh yang banyak c.
Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan
2. Masa todler (2-3 tahun) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya. a.
Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
b. Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis\ c.
Pengingkaran / denial
d. Mulai menerima perpisahan e.
Membina hubungan secara dangkal
f.
Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah (3-6 tahun) Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga menimbulkan reaksi agresif. a.
Menolak makan
b. Sering bertanya c.
Menangis perlahan
d. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan 4. Masa sekolah (6-12 tahun) Perawatan di rumah sakit memaksakan ; a.
Meninggalkan lingkungan yang dicintai
b. Meninggalkan keluarga c.
Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
5. Masa remaja (12-18 tahun) Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi yang muncul ; a.
Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
b. Tidak kooperatif dengan petugas c.
Bertanya-tanya
d. Menarik diri e.
Menolak kehadiran orang lain
G. Gangguan peran orang tua dan keluarga Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi ; -
Takut
-
Cemas
-
Perasaan sedih
-
Frustasi
-
Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi
-
Marah
-
Cemburu
-
Benci
-
Rasa bersalah
Reaksi lingkungan sosial terhadap hospitalisasi -
Acuh tak acuh
-
Terkesan menghindar Intevensi perawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi Fokus intervensi keperawatan adalah ;
-
Menimalkan stressor
-
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
-
Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
-
Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
Upaya meminimalkan stressor atau penyebab stress Dapat dilakukan dengan cara ; -
Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
-
Mencegah perasaan kehilangan control
-
Mengurangi / menimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan -
Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
-
Modifikasi ruang perawatan
-
Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, surat menyurat, bertemu teman sekolah
Mencegah perasaan kehilangan control
-
Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif
-
Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
-
Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan, bermain
Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri -
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
-
Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
-
Menghadirkan orang tua bila mungkin
-
Tunjukkan sikap empati
-
Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita dan gambar
-
Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak -
Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar
-
Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak
-
Meningkatkan kemampuan kontrol diri
-
Memberi kesempatan untuk sosialisasi
-
Memberi support kepada anggota
Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit -
Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
-
Kenalkan pada pasien yang lain
-
Berikan identitas pada anak
-
Jelaskan aturan rumah sakit
-
Laksanakan pengkajian
-
Lakukan pemeriksaan fisik Adapun dampak yang akan dialami bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stressdan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak keluarga terhadap kerusakan penyaklit dan pengobatan.
H. Asuhan keperawatan anak dengan hospitalisasi Menejemen asuhan keperawatan untuk balita 1. Berikan asuhan keperawatan yang konsisten 2. Menyayi dan berbicara dengan bayi
3. Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur 4.
Anjurkan interaksi dengan orang tua : rooming in, orang tua bicara dengan anak dan ijin apabila mau pergi
5. Biarkan mainan yang membuat rasa nyaman dan aman 6. Anjurkan orang tua berada disamping anak saat prosedur invasive yang menyakitkan 7. Dekatkan mainan faforit anak 8.
Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawata, kenalkan perawata disamping orang tua, ijinkan anak bertemu perawata sebelum prosedur dilakukan
9. Bantu kunjungan saudara kandung Manajemen asuhan keperawatan untuk anak sekolah 1. Batasi aturan dan dorongan pada perilaku 2. Anjurkan orang tua merencanakan kunjungan dengan anak 3. Ijinkan anak memilih dalam batasan yang yang dapat diterima 4. Berikan cara-cara anak dapat membantu pengobatan dan ouji atas kerjasama anak Permasalannya : 1. Rasa takut : pahami penyebab penyakit, dan lihat ekspresi verbal dan non verbal 2. Ansietas : pahan alasan dipisahkan tetapi masih butuk keberadaan orang tua dan lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman 3. Tidak berdaya : anak marah dan frustasi, lamanya imobilisasi dihubungkan dengan menarik diri, bosan, perasaan antipasti. Peduli terhadap kehilangan control emosi, menangis karena malu yang berlebihan karena pengobatan. 4. Gangguan citra diri: peduli terhadap perubahan tubuh, dapat mengalihkan rasa nyeri dengan alihkan perhatian, takut terhadap pembedahan di area genital. Menejemen pada anak usia sekolah 1. Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada anak yang menarik diri dan tidak berespon 2. Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta) 3. Anjurkan kunjungan teman sebaya 4. Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh 5. Berikan waktu diskusi 6. Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi, 7. Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu Permasalahan :
1.
Rasa takut : paham bahwa penyakit beragam, menunjukkan sedikit rasa takut tetapi bisa ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan.
2. Ansietas : pada orang tua penting tetapi tidak harus, peduli atas perpisahan dengan guru dan teman, cemas terhadap PR sekolah dan perubahan peran dalam kelompok. 3. Tidak berdaya : anak berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur medis, kasar pada orang tua saat berusaha mandiri membuat stress, peduli dengan cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang berlebihan, merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit atau hospitalisasi. Manajemen pada anak usia remaja 1. Fasilitasi perencanaan aktifasi (peer) 2. Menjelaskan kepada orang tua tentang kebutuhan mandiri 3. Monitor perilaku anak apabila ingin bicara 4. Berikan permainan dan aktifitas lain yang membantu untuk dapat diskusi 5. Berika npenyuluhan rinci tentang prosedur pengobatan, terapi yang menyangkut area genital 6. Berikan privasi setiap prosedur tindakan Permasalahan: 1.
Rasa takut ; anak dapat berfikir hipotesis tentang penyakitnya, banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut secara verbal tentang konsekuensi penyakit
2.
Ansietas : perpisahan dengan sekolah dan teman lebih bermakna dari pada orang tua, menarik diri dikarenakan perubahan penampilan
3. Tidak berdaya : peduli terhadap kehilangan fungsi mandiri, sulit mengijinkan bantuan secara fisik dan emosi saat marah, menarik diri atau frustasi. 4.
Gangguan citra diri : peduli dengan ancaman terhadap perubahan terhadap perkembangan identitas seksualitas dan peran sesuai gender, sangat peduliterhadap perubahan citra diri, kuatir tentang tanggapan orang lain/dikasihi, sulit bekerja sama jika pengobatan yang berhubungan dengan perubahan citra diri Diposkan oleh Akun Sayalah di 06.42 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: