Askep Dengan Stroke [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 LANDASAN TEORI



I. Definisi Stroke/CVD (Cerebro Vaskuler Disease) merupakan gangguan suplai oksigen ke selsel syaraf yang dapat disebabkan oleh pecahnya atau lebih pembuluh darah yang memperdarai otak dengan tiba-tiba. (Brunner dan Sudart, 2002)



Stroke merupakan cedera otak yang berkaitan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat menjadi akibat pembentukan trombus ke otak/di suatu arteri serebrum, akibat embolus yang mengalir ke otak dari tempat lain ke tubuh atau akibat perdarahan otak. (Corwin, 2001)



Sroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. (Muttaqin, 2008)



Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa stroke adalah merupakan gangguan suplai darah ke otak yang menyebabkan adanya kelainan fungsi otak yang timbul mendadak. Stroke dapat menjadi akibat pembentukan trombus ke otak/di suatu arteri serebrum, akibat embolus yang mengalir ke otak dari tempat lain ke tubuh atau akibat perdarahan otak.



II. Epidemiologi Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga dan penyebab kecacatan pada orang dewasa di Amerika Serikat. Insidensi dan prevalensi stroke yang tinggi memiliki dampak yang besar pada masyarakat. Setelah awal masa rawat inap dan rehabilitas stroke, 80% dari penderita stroke yang bertahan hidup kembali ke kembali ke komunitas. Hal ini bergantung pada emosi anggota keluarga, informasi dan bantuan peralatan untuk hidup sehari‐hari. Pasien yang terkena stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami serangan stroke ulang. Serangan stroke ulang berkisar antara 30%‐43% dalam waktu 5 tahun. Setelah serangan otak sepintas, 20% pasien mengalami stroke dalam waktu 90 hari, dan 50% diantaranya mengalami serangan stroke ulang dalam waktu 24‐72 jam. Tekanan 1



darah yang tinggi (tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) akan meningkatkan risiko terjadinya stroke ulang. Hipertensi merupakan masalah yang umum dijumpai pada pasien stroke, dan menetap setelah serangan stroke. Penelitian Lamassa, dkk, pada 4462 pasien stroke memperlihatkan bahwa hipertensi dijumpai pada 48,6% kasus. Angka kematian akibat stroke berkisar antara 20% sampai dengan 30%. Hal ini berarti ada potensi subyek sebesar 70%‐80% untuk tindakan prevensi sekunder. Pengendalian tekanan darah harus dilakukan untuk pencegahan stroke sekunder. Tekanan darah target adalah dibawah 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik, dan dibawah 85 mmHg untuk tekanan darah diastolic. Data hasil penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa hipertensi dijumpai pada 50%‐70% pasien stroke, angka fatalitas berkisar antara 20%‐30% di banyak negara. Kematian akan jauh meningkat (peningkatan sebesar 47%) pada serangan stroke ulang .



Angka kejadian stroke meningkat secara dramatis seiring usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Sekitar lima persen orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali stroke. Berdasarkan data, prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang tidak terkendali di Indonesia adalah sekitar 95 %, maka para ahli epidemiologi meramalkan bahwa saat ini dan masa yang akan datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berumur diatas 35 tahun mempunyai potensi terkena serangan stroke.( Daryadi, 2011)



III. Anatomi dan Fisiologi organ terkait a. Bagian-bagian Otak Otak merupakan organ yang paling mengaggumkan dari seluruh organ, kita mengetahui bahwa seluruh angan-angan dan keinginan dan nafsu perencanaaan dan memeori merupakan hasil dari aktivitas otak. Otak bersisi 10 miliar neuron yang nenjadi komplek secara kesatuan fungsional. Otak lebih komplek dari pada batang otak manusia kira – kira merupakan 2 % dari berat badan orang dewasa, otak menerima 15% dari curah jantung, memerlukan sekitar 20% dari curah jantung, memerlukan 205 pemakaian oksigen tubuh, dan sekita 400 kilo kalori energi setiap hari. Menurut mutaqin (2008) pada dasarnya otak mempunyai beberapa bagian, yaitu: 1. Serebrum



2



Serebrum merupakan merupakan bagian otak yang paling besar dan menonjol di sini terletak pusat – pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensori dan motorik, juga mengatur proses penalaran, memori dan intelgensi. Hemisfer serebri kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer sebelah kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan konsep fungsional ini di sebut pengendalian kontralateral. 2. Kortek serebri Kortek serebri atau mantel abu-abu (gray metter) dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang di sebut giri ( tunggal girus). Susunan seperti ini memunkinkan permukaan otak menjadi luas ( di perkirakan seluas 2200 cm2) yang terkandung dalam rongga tengkorak yang sempit. Kortek serebri adalah bagian otak yang paling maju dan bertanggung jawab untuk mengindra lingkungan. Korteks serebri menentukan prilaku yang bertujuan dan beralasan. 3. Lobus frontal Lobus frontal mencakup bagian dari korteks serebrum bagian depan yaitu dari sulkus sentralis (suatu fisura atau alur) dan di dasar lateralis bagian ini memiliki area motorik dan pramotorik. Area broca terletak di lobus frontalis dan mengontraol aktivitas bicara. Area asosiasi di lobus frontalis menerima informasi dari seluruh bagian otak dan menggabungkan informasi-informasi tersebut menjadi pikiran rencana dan prilaku. Lobus frontalis bertanggung jawab untuk prilaku bertujuan, menentukan keputusan moral, dan pemikiran yang kompleks. Lobus frontalis memodifikasi dorongan-dorongan emosional yang di hasilkan oleh system limbic dan refleks vegetatife dari batang otak. 4. Lobus parietalis Merupakan lobus sensori yang berfungsi menginterprestasikan sensasi rangsangan yang datang atau mengatur individu mampu mengetahui posisi letak dan bagian tubuh. Untuk sensasi raba dan pendengaran. Lobus parietalis menyampaikan informasi ke banyak daerah lain di otak, termasuk area asosiasi motorik dan visual di sebelahnya. 5. Lobus oksipitalis Lobus ini terletak di sebelah posterior dari lobus parietalis dan di atas fisura parieto-oksipitalis, yang memisahkan dari serebrum, lobus ini pusat asosiasi visual utama. Lobus ini menerima informasi dari retina mata. Menginterprestasikan



3



pengelihatan membedakan warna dan sekaligus



kordinasi



gerakan dan



keseimbangan. 6. Lobus temporalis Memiliki fungsi menginterprestasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran, interprestasi bahasa dan penyimpanan memori. 7. Serebelum Ada dua fungsi utam serebelum, yaitu : a) Mengatur otot - otot postural tubuh b) Melakukan program akan gerakan - gerakan pada keadaan sadar maupun bawah sadar. Serebelum mengkordinasi penyesuaian secara tepat dan otomatis dengan menjaga keseimbangan tubuh. Serebelum merupakan pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta menguabh tonus otot dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. 8. Batang otak Bagian-bagian batang otak dari atas sampai bawah yaitu pons dan medulla oblongata. Di seluluh batang otak terdapat jeras-jeras yang berjalan naik turun. batang otak merupakan pusat relasi dan refleks dari SSP. 9. Medulla oblongata Medulla oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung vasikonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur, dan muntah. Semua jeras asendens dan desendens medulla spinalis terlihat di sini. Pada permukaan anterior terdapat pembesaran yang di sebut pyramid yang terutama mengandung serabut motorik volunteer.di bagian posterior medulla oblongata terdapat pula dua pembesaran yang di sebut fesikuli dari jeras asendens kolumna dorsalis, yaitu fesikuli grasilis dan fesikulus kutaenus, jeras -jeras ini mrngantarkan tekanan, proprioseptif otot-otot sadar, sensai getar dan diskriminasi dua titik. (Muttaqin. A, 2008)



4



IV. Etiologi Menurtut Mansjoer, Arif (2000) penyebab terjadinya stroke antara lain : a. Infark otak (80%) 1) Emboli -



Emboli kardiogenik : Fibrilasi atrium atau aritmia, Trombus mural ventrikel kiri, Penyakit katub miral atau aorta, dan endokarditis



-



Emboli paradoksal (infeksi atau non infeksi)



-



Emboli arkus aorta.



2) Aterotrombosik (Penyakit pembuluh darah sedang-besar) -



Penyakit ekstrakranial : arteri karotis interna, arteri vertebralis.



-



Penyakit intracranial : arteri karotis interna, arteri serebri media, arteri basilaris, dan alkuner (Oklusi arteri perforan kecil)



b. Pendarahan intraserebral 1) Hipertensi 2) Malforasi arteri-vena 3) Angiopati amiloid c. Pendarahan Subaraknoid d. Penyebab lain : 1) Trombosis sinus dura 2) Kondisi Hiperkoagulasi 3) Penyalagunaan obat (Kokain atau amfetamin) 4) Kelainan hematologis



V. Manifestasi klinis Menurut Muttaqin. A (2008) tanda dan gejala stroke adalah sebagai berikut: a. Bila muncul kehilangan rasa atau lemah pada muka, bahu atau kaki terutama terjadi pada separuh badan. b. Merasa bingung, sulit bicara, atau sulit menangkap pengertian. c. Sulit melihat sebelah mata/dengan sebelah mata ataupun kedua mata. d. Tiba-tiba sulit berjalan, pusing dan kehilanga keseimbangan atau koordinasi. e. Sakit kepala yang amat sangat tanpa diketahui penyebab yang jelas.



5



VI. Patofisiologi Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15-20 menit maka akan terjadi infark atau kematian jaringan. Akan tetapi dalam hal ini tidak semua oklusi di suatu arteri menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Proses patologik yang paling mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa: keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri seperti aterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding pembuluh darah dan terjadi peradangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah misalnya syok atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan atau infeksi pembuluh ektrakranium dan ruptur vaskular dalam jaringan otak. (Sylvia A. Price dan Wilson, 2006)



VII.



Pemeriksaan penunjang Agiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik. Ex: Perdarahan atau obstruksi arteri adanya titik oklusi atau ruptur. a. CT Scan: Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark. b. Fungsi Lumbal: Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombus emboli serebral dan TIA. c. MRI: Menunjukkan darah yang mengalami infark, hemoragik, malfarmasi arteriovena (MAV). d. Ultrasonogravi doppler: Mengidentivikasi penyakit arteriovena. e. EEG:



Mengidentifikasi



masalah



pada



gelombang



otak



dan



mungkin



memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. f. Sinar X tengkorak: Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas.



VIII. Komplikasi Akibat stroke di tentukan oleh bagian otak mana yang cerdera, tetapi perubahanperubahan yang terjadi setelah stroke, baik yang mempengaruhi bagian kanan atau kiri otak pada umumnya adalah sebgai berikut : 6



a. Lumpuh Kelumpuhan sebelah bagian tubuh ( hemiplegia ) adalah cacat yang paling umum akibat stroke. Bila stroke menyerang bagian kiri otak, terjadi hemiplegia kanan. Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan termasuk tenggorokan dan lidah. Bila dampaknya lebih ringan, biasanya yang terkena di rasakan tidak bertenaga ( hemiparesis kanan ). Bila yang terserang bagian kanan otak, yang terjadi adalah hemiplegia kiri dan yang lebih ringan di sebut Hemiparesis Kiri. Bagaimana pun, pasien stroke hemiplegia atau hemiparesis akan mengalami kesulitan melaksanakan kegitan sehari- hari seperti berjalan, berpakaian, dsb.. Ada juga pasien yang mengalami kesulitan untuk melakukan makan dan menelan di sebut Disafagia Karena bagian otak yang menegndalikan otot oto yang telah rusak dan tidak berfungsi.



b. Perubahan Mental Stroke tidak selalu membuat mental penderita menjadi merosot dan beberapa perubahan biasanya bersifat sementara. Setelah stroke memang dapat terjadi gangguan pada daya pikir , kesadaran, kosentrasi, kemampuan belajar dan fungsi intelektualnya lainnya. Semua hal tersebut dengan sendirinya mempengaruhi penderita. Marah, sedih sering kali menurunkan semanagt hidupnyasehingga muncul dampak emosional yang lebih berbahaya. Ini terutama juga di sebabkan kini penderita kehilangan kemampuan tertentu yang sebelumya fasih di lakukannnya misalnya : -



Agnosia adalah kehilanagn kemampuan untuk menegnali orang atau benda.



-



Anosonia adalah tidak mengenali bagian tubuhnya sendiri.



-



Apraksia adalah tidak mampu melakukan suatu gerakan atau menyusun kalimat yang di inginkannya. Bahkan kehilangan kemampuan untuk melaksanakan langkah-langkah pemikiran dalam urutan yang benar.



-



Distosi Spasial adalah tidak mampu mengukur jarak atau ruang yang ingin di jangkaunya.



c. angguan Komunikasi Paling tidak 1/4 dari semua pasien stroke mengalami gangguan komunikasi, yang berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca dan bahkan isyarat dengan gerak tangan. Ketidak berdayaan ini membingungkan orang yang merawatnya. 7



d. Disartia adalah melemahnya otot otot muka, lidah, dan tenggorokan yang membuat sulit bicara, walaupun penderita memahami bahasa verbal maupun tulisan. e. Afasia adalah ada beberapa jenis Afasia. Afasia Ekspresif adalah kesulitan menyapaikan pikiran melalui kata kata maupun tulisa. Afasia Global adalah yang di sebabkan kerusakan di beberapa bagian terkait dengan fungsi bahasa.



f. Gangguan Emosional Oleh karena umumnyapasien stroke tidak mampunmendiri sendiri, sebagian besar mengalami kesulitan mengendalikan emosi. Penderita mudah merasa takut, gelisah, marah dan sedih. Penderitaan yang sangat umum pada pasien adalah depresi .



g. Kehilangan indera perasa Pasien strike mungkin kehilangan kemampuan indera yaitu rangsang sentuh atau jarak. Cacat sensori dapat mengganggu kemapmpuan pasien mengenal benda yang di pegangnya. (Anonim,2011)



IX. Penatalaksanaan medis Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol respons pernafasan atau kardiovaskuler dapat meninggal. Penatalaksanaan Medis: a. Stroke embolik dapat di terapi dengan antikoagulasi. b. Stroke hemoragik di obati dengan penekanan pada penghentian perdarahan dan pencegahan kekambuhan, mungkin diperlukan tindakan bedah. c. Semua stroke di terapi dengan tirah barih dan penurunan rangsang eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen serebrum. Dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan tekanan dan edema intrakranium. (Daryadi. 2011)



8



X. Pathway



9



XI. Dumentasi askep secara teoritis A. Pengkajian Nama Perwat Tanggal pengkajian Jam Pengkajian 1. Biodata : Pasien : Nama



:



Usia



:



Agama



:



Pendidikan



:



Pekerjaan



:



Status Pernikahan



:



Alamat



:



Diagnosa Medis Waktu/Tanggal Masuk RS



: :



Penanggung Jawab : Nama



:



Usia



:



Agama



:



Pendidikan



:



Pekerjaan



:



Status Pernikahan



:



Alamat



:



Hubungan dengan kalien



:



2. Keluhan Utama : 3. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat penyakit sekarang



:



b. Riwayat penyakit Dahulu



:



c. Riwayat penyakit keluarga



:



4. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien 10



a. Aktivitas dan Latihan b. Tidur dan Istirahat c. Kenyamanan dan Nyeri d. Nutrisi e. Cairan, Elektrolit dan Asam Basa f. Oksigenasi g. Eliminasi Fekal/Bowel h. Eliminasi Urin i. Sensori, Persepsi dan Kognitif 5. Pemeriksaan Fisik Heat To Toe B. Masalah Keperawatan dan Intervensinya



11



BAB II PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KASUS



Pengkajian Keperawatan Nama Perwata



: Kelompok 1



Tanggal Pengkajian



: 29 November 2012



Jam Pengkajian



: 12.00 WIB



1. Biodata Pasien : Nama



: Tn K



Usia



: 80 Tahun



Agama



: Islam



Pendidikan



: SD



Pekerjaan



: Petani



Status Pernikahan



: Kawin



Alamat



: Pakintelan RT 01/RW 03 Gunung Pati Ungaran



Diagnosa Medis



: Asma



Waktu/Tanggal Masuk RS



: 12:00 / 13 November 2012



No RM



: 179123



Penanggung Jawab : Nama



:Ny S



Usia



: 43 Tahun



Agama



: Islam



Pendidikan



: SLTA



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Status Pernikahan



: Kawin



Alamat



: Pakintelan RT 01/RW 03 Gunung Pati Ungaran



Hubungan dengan kalien



: Anak



2. Keluhan Utama : Klien mengatakan Tn K tiba-tiba jatuh dan tidak sadar, dan tangan dan kaki sebelah kanan lemah.



12



3. Riwayat Kesehatan : 1) Riwayat Penyakit Sekarang : Stroke + Hemiparese 2) Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan Tn K pernah menngalami : Hipertensi sejak setegah tahun yang lalu.



3) Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga Tn A mengatakan salah satu keluarganya ada yang mempunyai penyakit Hipertensi dan Stroke GENOGRAM



Tn K % 50 th CKR



Keterangan:



: Laki-laki



: Laki-laki meninggal



: Perempuan



: Perempuan meninggal



: penderita



: Tinggal 1 rumah : tinggal serumah



4. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien A. Aktivitas dan latihan 1) Pekerjaan



: Petani



2) Olah raga rutin



: tidak pernah 13



3) Alat Bantu



: tidak ada



4) Terapi



: Infus RL 20 tpm



5) Kemampuan melakukan ROM



: fasif



6) Kemampuan ambulasi dan ADL



: Semua aktivitas dibantu keluarga.



B. Tidur dan istirahat 1)



Lama tidur



: keluarga mengatan Tn K tidur 5-6 jam/hari



2)



Tidur siang



: Ya, 1-2 jam/hari



3)



Kesulitan tidur di RS : Keluarga mengatakan Tn K sering terbangun karena kondisi pasien sekarang.



C. Kenyamanan dan nyeri Keluarga mengatakan tidak ada nyeri yang dirasakan oleh pasien.



D. Nutrisi Pada Tn K telah terpasang NGT. 1)



Frekuensi makan



: Keluarga mengatakan kalien makan 4 jam sekali



2)



Jenis makanan



: Susu



3)



Makanan yang disukai



: Keluarga mengatakan kalien tidak ada yg di



makanan yg disukai pasien semunaya sama. 4)



Makanan pantang



: Keluarga mengatakan kalien memiliki makanan



pantang yaitu daging kambing. Nafsu makan



: Baik



Masalah pencernaan



: Tidak ada



5)



Riwayat operasi / trauma gastrointestinal : tidak ada



6)



Diit RS



7)



Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Dibantu keluarga.



: Susu 6x/hari dengan pemberian 4 jam selakali



E. Cairan, elektrolit dan asam basa 1)



Frekuensi minum



: 6-8 x/hari, 2500 cc



2)



Jenis minuman



: Susu dan Air putih



3)



Turgor kulit



: Kering



4)



Support IV Line



: Ya, jenis: RL dosis: 20 tpm 14



F. Oksigenasi 1) Sesak nafas



: Keluarga pasien mengatakan pasien susah bernafas nafas



2) Batuk



: Keluarga mengatakan kalien tidak batuk



3) Sputum



: ada sedikit, warna putih kekuningan. Fiskositas: sedang



4) Nyeri dada



: Keluarga mengatakan kalien tidak ada nyeri dada



5) Riwayat penyakit



: keluarga mengatakan kalien Hipertensi



6) Riwayat merokok



: Pasif



7) Saturasi O2 : 98 % 8) Jenis alat bantu pernafasan : Klien menggunakan alat bantu pernafasan yaitu kanul nasal, Ekspirasi memanjang.



G. Eliminasi fekal/bowel 1) Frekuensi



:1-2 x/hari



2) Waktu



: Pagi dan siang hari



3) Warna



: kuning



4) Konsistensi



: Lembek



5) Bau



: Khas



6) Ggn. Eliminasi bowel : Tidak ada 7) Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Dibantu keluarga



H. Eliminasi urin 1) Frekuensi



: 2000 cc/24 jam



2) Warna



: kuning jernih, tidak ada hematuria



3) Jumlah



: 2000 ml/hr



4) Ggn. Eliminasi bladder: Tidak ada 5) Penggunaan kateter



: ada



6) Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Dengan bantuan 7) Keluhan



: tidak ada nokturia, retensi urine, ataupun inkontinensia



urine I. Sensori, persepsi dan kognitif 1) Ggn. Penglihatan



: Tidak ada



2) Ggn. Pendengaran



: Tidak ada



3) Ggn. Penciuman



: Tidak ada 15



4) Ggn. Sensasi taktil



: Tidak ada



5) Ggn. Pengecapan



: Tidak ada



Saat diwawancara, klien kesulitan untuk berbicara. J. Pemeriksaan Fisik : 1) Keadaan Umum : Kesadaran



: Samnolen



GCS



: M=6 V=1 E=4



Vital Sign: TD



:170/110 mmHg



Nadi



: Frekuensi : 82 x/mnt, reguler dan teraba kuat



Respirasi



: Frekuensi :20 x/mnt, reguler



Suhu



: 36,5.oC



2) Kepala



: Mesosephal



Kulit



: tampak kering bersisik, dan kotor, tidak ada lesi, tidak ada hematom



Rambut



: Normal, beruban, tidak rontok, terasa kasar



Muka



: tampak pucat, tidak ada bells palsy, tidak ada hematom



Mata



: bentuk : Simetris terhadap wajah konjungtiva : anemis Sclera



: Ikterik



Pupil



: Isokor



Palpebra



: Normal, tidak hordeolum, tidak ada oedema



Lensa



: keruh



Visus



: Tidak terkaji



Hidung



: Normal, tidak ada septum, tidak ada defiasi, tidak ada polip, tidak ada epistaksis, tidak ada gangguan penciuman



Mulut



: Gigi tidak normal (gigi ompong), ada caries dentis, tidak ada gigi palsu.



Bibir



: tampak kering, tida ada stomatitis, tidak sianosis



Telinga



: Simetris, bersih, gangguan pendengaran tidak ada



16



3) Leher



: Normal, tidak ada Pembesaran thyroid, tidak ada Pelebaran



JVP, tidak



ada kaku



kuduk, tidak ada Hematom, tidak ada Lesi



Tenggorokan : Tidak ada nyeri telan, tidak ada Hiperemis, tidak



ada



Pembesaran tonsil 4) Dada : Bentuk : Normal, simetris kiri dan kanan, tidak ada Barrel chest, tidak ada Funnel chest, tidak Pigeon chest Pulmo : Inspeksi : pergerakan simetris, frekuensi nafas 2x/mnt Palpasi : Fremitus taktil ka/ki :melemah ka/ki Perkusi : ka/ki :Sonor ka/ki Auskultasi : trakea: trakovesikuler Bronkus: ada suara wheezing ka/ki Bronkiulus: terdengar suara ronki basah di paru kiri. Lobus-lobus paru inferior: vesikuler ka/ki Cor



: Inspeksi :Ictus cordis nampak Palpasi : Ictus cordis teraba di midklavikula intercosta 5 Perkusi : Batas jantung. `Batas atas : ICS 2 sinistra Batas kiri



: ICS 2-4 mid axila sinistra



Batas kanan



: ICS 2-5 paresternal sinistra



Batas bawah : ICS 5 Auskultasi : Bunyi jantung I (SI):+ Bunyi jantung II (SII) :+ Bunyi jantung III (SIII): Tidak ada Murmur :Tidak ada 5) Abdomen : Inspeksi : Normal, tidak ada ascites Auskultasi : Peristaltik : 13 x/mnt Palpasi : Normal, tidak ada hepatomegali, tidak ada splenomegali, tidak ada Tumor 17



Perkusi : Timpani 6) Genetalia : Pria : Normal, tidak hipospadia, terpasang DC 7) Rectum : Normal, tidak ada hemoroid. 8) Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki :1/4 ROM ka/ki : pasif/aktif capilary refile : >2 dtk bawah : kekuatan otot ka/ki :1/4 ROM ka/ki : pasif/aktif Capillary refile :>2 dtk



5. Psiko sosio budaya Dan Spiritual : Psikologis : Keluar merasa sangat tidak nyaman setelah adanya masalah ini. Sekarang klien dirawat di RS. Dan tidak bisa tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Keluarga berencana setelah sembuh akan lebih menjaga kesahatan pasien. Keluarga paham dengan penyakit yang di deritanya sekarang dan sekarang keluarga mendampingi pasien. Sosial : Keluarga mengatakan klien sering berkumpul dengan masyarakat,dan Tn K juga banyak disukai oleh teman-temanya. Budaya : Suku bangsa: Indonesia Budaya yang diikuti klien adalah budaya Jawa. Dalam kebuyaan yang dianut, tidak ada yang merugikan bagi klien. Spiritual : Keluarga mengatakan klien selalu menjalankan ibadahnya (shalat 5 waktu) sebagai umat muslim,namun setelah sakit klien tidak bisa menjalankan ibadah. Keluarga merasa bahwa masalah dialamiklien adalah bagian dari ujian Allah SWT yang harus dilaluinya



18



6. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium RSUD Ungaran Nama



: Tn. K



No RM



: 189123



Sex



: Male



Waktu periksa : serum, No 8



Department` : cempaka



Diagnos



: Stroke



Comment



Alamat



: Pakintelan RT



: umum



01/RW 03 Gunung Pati Ungaran



Pemeriksaan Sederhana



Hasil



Nilai Rujukan



Satuan



Pemantauan Hati sederhana SGOT



20