6 0 198 KB
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN STROKE ISKEMIK DI RUANG CEMPAKA 3 BRSUD TABANAN TANGGAL 25 – 27 DESEMBER 2020
OLEH : IDA AYU WIWIN APSARI WAHYUNI 17091110060
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN 2020
A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. H Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wirausaha
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Alamat
: Selemadeg Timur
Tanggal masuk
: 25 Desember 2020
Tanggal pengkajian
: 25 Desember 2020
Sumber informasi
: Rekam Medis, Pasien dan Keluarga
Diagnosa masuk
: Stroke Haemoragi
PENANGGUNG Nama penanggung jawab : Tn. K Hubungan dgn pasien
: Anak kandung
2. RIWAYAT KELUARGA Genogram (kalau perlu)
Keterangan genogram Klien adalah anak pertama dari 3 bersaudara, klien telah menikah dan memiliki 2 anak, ayah dan ibu klien sudah meninggal, klien tinggal bersama dengan istri dan kedua anaknya. Ayah klien memiliki penyakit yang sama dengannya yaitu hipertensi. : laki – laki : perempuan : memiliki penyakit yang sama : tinggal serumah : klien 3. STATUS KESEHATAN a. Status Kesehatan Saat Ini Keluhan utama Saat MRS : Klien mengatakan tidak bisa bangun sejak 5 hari yang lalu Saat ini : Klien mengatakan tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 25 Desember 2020 pukul 02.00 WITA diantar oleh keluarga dengan keluhan tidak dapat menggerakkan tangan sebelah kanan, setelah dikaji keadaan umum klien lemah, tingkat kesadaran delirium TD : 180/100 mmHg, nadi : 98x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 36˚C, keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak dapat bangun dan tidak dapat berbicara sejak 5 hari yang lalu, keluarga klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat hipertensi dan biasanya mengkonsumsi obat-obatan herbal, saat di UGD klien dipasang IVFD RL 24 tpm di tangan kiri, brainact 250 mg. Kemudian dipindahkan ke ruang penyakit dalam pada pukul 04.00 WITA dengan keadaan umum lemah, kesadaran delirium, TD : 180/100 mmHg, nadi : 98x/menit, RR:20 x/menit, suhu : 36˚C klien mendapatkan terapi brainact 1 x 250 mg vial, IVFD RL 24 tpm, alinamin F 1x50 mg tab captopril 2x25 mg tab, dipasang kateter. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Klien biasanya mengkonsumsi obat-obatan herbal b. Status Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah dialami Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi. Pernah dirawat Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit. Alergi Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat Kebiasaan : (merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan kesehatan) Klien mengatakan biasanya minum kopi 1 cangkir sehari. c. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan di dalam keluarga yaitu ayah kandung memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC, hepatitis. d. Diagnosa Medis dan therapy Stroke Iskemik NAMA OBAT IVFD RL
DOSIS 24 tpm x 500
RUTE IV
ml
INDIKASI Untuk menggantikan cairan elektrolit yang hilang di dalam tubuh seperti syok, elektrolit tbuh yang tidak seimbang, kekurangn kalium, kalsium
Brainact
1 x 250 mg
IV
atau natrium daam tubuh. Untuk mempercepat rehabilitasi ekstermitas atas/lengan pada klien Hemiplegia paska Apoplexi, Paralisis ringan pada ekstermitas bawah/kaki yang terjadi dalam waktu 1 tahun dan mendapatkan terapi oral standard, mengatasi penurunan fungsi kognitif
Alinamin F
1 x 50 mg
Oral
pada usia lanjut. Untuk memenuhi asupan vitamin B kompleks
terutama
vitamin
B1
(tiamin), vitamin B2 (riboflavin dan Captopril
2 x25 mg
Oral
vitamin B6 (pirridoksin). Menangani hipertensi
4. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon) a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasanya mengkonsumsi kopi dan merokok, jika sakit klien biasanya pergi ke dukun dan mengkonsumsi obat herbal. Saat sakit : keluarga klien mengatakan tidak mengetahui penyakit apa yang sedang diderita, dan bersedia mengikuti pengobatan yang diberikan di rumah sakit. b. Pola Nutrisi/metabolic Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasanya makan 3 kali sehari dan bisa menghabiskan 1 porsi porsi nasi, lauk dan sayur dan minum ± 1500 cc sehari. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien hanya makan sedikit-sedikit dan minum
sedikit- sedikit, makan dan minum terakhir jam 18.00 WITA. c. Pola eliminasi Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasanya BAB sekali pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan BAK ± 4 kali sehari dengan warna kuning sejak 5 hari klien tidak bisa bangun. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien belum BAB sejak masuk rumah sakit dan BAK melalui selang kateter ± 100 cc sejak masuk rumah sakit. d. Pola aktivitas dan latihan Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
Makan/minum Mandi
4
√ √
Toileting
√
Berpakaian
√
Mobilisasi di tempat tidur
√
Berpindah
√
Ambulasi ROM
√
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total. Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasa beraktivitas dan bekerja di tokonya, dan biasa melakukan aktivitas sehari-hari di rumah. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien sudah 5 hari tidak bisa bangun dari tempat tidur, kegiatan sehari-hari dibantu oleh keluarga, klien tampak menggunakan selang NGT dan kateter. e. Okigenasi: Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak memiliki gangguan pernapasan seperti asma. Saat sakit : tidak ada penggunaan otot bantu, respirasi : 20x/menit. f. Pola tidur dan istirahat Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasanya mulai tidur jam 24.00 WITA dan bangun jam 05.00 WITA, klien biasanya tidak tidur siang karena bekerja.
Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien hanya bisa berbaring di tempat tidur. g. Pola kognitif-perseptual Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki gangguan pada pengelihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki gangguan pada pengelihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan. .h. Pola persepsi diri/konsep diri Sebelum sakit : a) Gambaran diri Klien mengatakan klien bisa menerima dengan keadaan fisik tubuhnya. b) Harga Diri Klien mengatakan merasa biasa saja. c) Peran Klien mengatakan perannya saat ini adalah sebagai seorang kakek dan pemilik dari usahanya. d) Ideal Diri Klien mengatakan selalu ingin bersama dengan keluarganya e) Identitas Klien mengatakan menyadari identitasnya sebagai seorang bapak dan kakek. Saat sakit : a) Gambaran diri Klien mengatakan tidak nyaman karena sulit berbicara. b) Harga Diri Klien mengatakan harga dirinya semakin bertambah karena keluarganya mendukung dirinya. c) Peran Klien mengatakan perannya saat ini adalah sebagai seorang kakek dan pemilik dari usahanya. d) Ideal Diri Klien mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarganya. e) Identitas
Klien mengatakan menyadari identitasnya sebagai seorang bapak dan kakek. i. Pola seksual dan reproduksi Klien telah menikah sekali dan memiliki 2 orang anak dan 1 cucu. Klien mengatakan tidak pernah memiliki gangguan reproduksi. j. Pola peran-hubungan
Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien biasa bersosialisasi dengan tetangga dan karyawannya di tempat kerja. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya karena tidak bisa berbicara dan bangun dari tempat tidur. k. Pola manajemen koping stress Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan jika ada masalah klien biasanya menceritakannya kepada keluarga. Saat sakit : klien terlihat cemas dan stress akan penyakit yang dideritanya. l. Pola keyakinan-nilai Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien menganut Agama Hindu dan biasanya sembahyang setiap hari pada sore hari. Saat sakit : keluarga klien mengatakan klien tidak bisa sembahyang karena tidak bisa bangun dari tempat tidur. 5. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum
: lemah
Tingkat kesadaran : komposmentis GCS
: verbal : 4 motorik : 5 eye: 2
Tanda-tanda vital : TD: 180/100 mmHg, nadi: 98x/menit, Temp : 36˚C, RR : 26x/menit Keadaan fisik (IPPA) 1) Kepala dan leher Kepala
:
I : Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata. Pa : Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan Muka
:
I : wajah tampak pucat, tidak ada lesi Mata
:
I : Bentuk mata simetris, skelra putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor Pa : Tidak ada nyeri tekan Hidung
:
I : Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tampak terpasang selang NGT pada lubang hidung bagian kiri. Pa : Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan Mulut
:
I : Mukosa bibir kering, tidak ada lesi, tampak mulut tidak dapat digerakkan Pa : Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan Telinga
:
I : Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada peradangan Pa : Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan Leher
:
I : Bentuk leher simetris, tidak ada lesi Pa : Tidak ada pembesaran kelenjar, kelenjar tiroid dan kelenjar limfa, tidak ada nyeri tekan, teraba vena jangularis 2) Dada Paru
:
I : Bentuk dada simetris, terlihat retraksi interkosta Pa : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan Pe : Saat diperkusi terdapat suara sonor A : Terdapat suara vesikular Jantung
:
I dan Pa : Terlihat ictus cordis, teraba ictus cordis di ICS 2 Pe : Terdengar suara dullnes A : S1 S2 tunggal reguler Payudara dan ketiak a. Inspeksi : tidak ada lesi b. Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan 3) Abdomen I : Tidak ada distensi, tidak ada lesi A : Bising usus 15x/menit Pe : Tympani Pa : Tidak ada benjolan/ nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar 4) Genetalia dan anus
Tidak ada masalah pada sistem reproduksi, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tampak terpasang kateter 5) Integumen I Kulit : Tidak ada lesi, warna kulit sawo matang Pa Kulit : Tidak ada nyeri tekan, turgor elastis, CRT < 2 detik I Kuku : Kuku tampak bersih , CRT < 2 detik Pa Kuku : tidak ada nyeri tekan 6) Ekremitas a. Atas : Tidak ada edema/ nyeri tekan, tangan kanan tidak dapet digerakkan dan terpasang infus di tangan kiri b. Bawah : Tidak ada edema/ nyeri tekan c. Kekuatan otot 000
333
000
333
7) Pemeriksaan neurologis
a. Status mental dan emosi Klien mengatakan memiliki mental yang baik, klien mengatakan saat sakit menjadi sulit mengontrol emosinya b. Pengkajian saraf kranial a) Olfaktorius : Klien mampu mengenal aroma dan bau b) Optikus : Klien mampu menggerakkan bola mata ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah c) Okulomotorius, troklearis, abdusen : Kedudukan bola mata baik, pergerakan bola mata baik, reflek pupil baik d) Trigeminus : Reflek kornea saat diusap dengan kapas baik, kemampuan klien menyatukan gigi saat mempalpasi otot-otot rahang baik e) Fasialis : Klien tidak mampu menggerakkan wajahnya f) Auditorius : Klien mampu mendengar dengan baik g) Glosofaringeus : Klien mampu mengenali sensasi rasa h) Vagus : Kemampuan menelan menurun i) Asesorius : Klien tidak mampu melawan tahanan j) Hipoglosus : Gerakan lidah baik c. Pemeriksaan Reflek Reflek bisep dan trisep positif, reflex patella dan archiles positif 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Data laboratorium yang berhubungan 1. Pemeriksaan USG, Rontgen Hari/tanggal : Jumat/25 Desember 2020 Pukul : 10.00 WITA Kesan Left Putaminal hemorrhage
B. Analisa Data
TGL/ JAM 25/12/ 20
DATA FOKUS Data Subjektif :
INTERPRETASI
MASALAH
MASALAH Stroke non hemoragik
Gangguan
- Keluarga klien
mobilitas fisik
09.00
mengatakan klien tidak
WITA
bisa menggerakan tangan
Iskemik pada arteri serebral anterior
kanannya dan aktivitas sehari hari klien di bantu
Gangguan premotor area
oleh keluarga Data Objektif :
Kerusakan neuromuskular
- Kekuatan otot 000
333
Hemiparesis
000
333
Gangguan mobilitas fisik
- Tidak mampu melawan 25/12/ 20
tahanan Data Subyektif : - Klien
mengatakan
09.00
berbicara
WITA
Data Obyektif : - Klien
sulit
Iskemik pada arteri serebral
Gangguan
medial
komunikasi verbal
tidak
Gangguan Brocha’s mampu
motorspeech
menggerakkan wajahnya Disartria, afasia
Gangguan Komunikasi 25/12/ 20
Data Subjektif :
verbal Faktor risiko stroke
- Klien mengatakan tidak
09.00
bisa mandi, ke toilet dan
WITA
makan sendiri
Defisit perawatan diri
Katup jantung rusak, miokard, infark, fibrasi
Data Objektif :
Penyumbatan pembuluh
- Klien tampak dibantu
darah, lemak dan udara
untuk mandi Emboli serebral Stroke Kehilangan kontrol volunter Koma Hemiplegia dan hemiparesis
25/12/ 20
Data Subjektif :
Defisit perawatan diri Faktor risiko stroke
- Keluarga klien mengatakan
09.00
klien tidak bisa mengunyah
Katup jantung rusak,
WITA
dan menelan
miokard, infark, fibrasi
Data Objektif :
Penyumbatan pembuluh
- Tingkat kesadaran delirium
darah, lemak dan udara Emboli serebral Stroke Kehilangan kontrol volunter Hemiplegi dan hemiparesis Koma Gangguan menelan
Risiko aspirasi
25/12/ 20
Data Subyektif :
Risiko aspirasi Faktor peyebab ( umur, ras,
Risiko perfusi
- Keluarga klien mengatakan
jenis kelamin, genetic, gaya
serebral tidak
hidup)
efektif
09.00
klien tidak bisa bangun
WITA
sejak 5 hari yang lalu Terbentuknya thrombus Data Objektif :
arterial dan emboli
- Tekanan darah : 180/100 mmHg
Penyumbatan pembuluh
- Tingkat kesadaran
darah otak
delirium Iskemik jaringan otak Syok neurologic Resiko perfusi serebral tidak efektif C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan kanannya dan aktivitas sehari hari klien dibantu oleh keluarga, kekuatan otot ekstremitas kanan 0, ekstremitas kiri 3, tidak mampu melawan tahanan. 2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan dengan penurunan sirkulasi serebral ditandai dengan klien mengatakan sulit berbicara, klien tidak mampu menggerakkan wajahnya. 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler ditandai dengan klien mengatakan tidak bisa mandi, ke toilet dan makan sendiri, klien tampak dibantu untuk mandi. 4. Risiko penurunan perfusi serebri tidak efektif berhubungan dengan aneurisma serebri. 5. Risiko aspirasi berhubungan dengan disfagia.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
HARI/TGL Jumat, 25/12/20
NO DX 1
RENCANA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil :
SIKI : Dukungan Mobilisasi 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan 1. Sebagai pedoman fisik lainnnya
2. Kekuatan otot meningkat
dalam memberikan tindakan selanjutnya
SLKI : Mobilitas Fisik 1. Pergerakan ekstremitas meningkat
RASIONAL
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
2. Batasi mobilitas apabila terdapat keluhan
3. Rentang gerak ROM meningkat 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
3. Untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi
4. Fasilitasi melakukan pergerakan
4. Agar tidak terjadi kontraktur
5. Libatkan keluarga untuk membantu
5. Dukungan dari
pasien dalam meningkatkan
keluarga dapat
pergerakan
menjadi motivasi klien untuk sembuh
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
6. Agar klien bersedia mekalukan mobilisasi
Jumat, 25/12/20
2
Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI : Pomosi Komunikasi : Defisit
selama 3 x 24 diharapkan komunikasi Biacara verbal meningkat dengan kriteria hasil :
1. Monitor proses kognitif, anatomis dan 1. Sebagai pedoman
SLKI : Komunikasi Verbal
fisiologis yang berkaitan dengan
dalam memberikan
1. Afasia menurun
bicara (mis, memori, pendengaran dan
tindakan selanjutnya
2. Apraksia menurun
bahasa)
3. Pelo menurun 4. Pemahaman komunikasi membaik
2. Sesuaikan gaya komunikasi dengan
2. Untuk menjaga
kebutuhan (mis. Berdiri di depan
kenyamanan saat
pasien, dengarkan dengan seksama,
berkomunikasi
tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus, bicaralah dengan perlahan sambil menghindari teriakan, gunakan komunikasi tertulis, atau minta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien) 3. Ulangi apa yang disampaikan
3. Agar informasi dapat tersampaikan dengan
4. Anjurkan berbicara perlahan
baik 4. Agar dapat memahami informasi
5. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan berbicara
yang disampaikan 5. Agar klien dan keluarga memahami penyebab klien sulit
6. Rujuk ke ahli patologi bicara dan terapis, k/p
berbicara 6. Untuk mempercepat pemulihan kondisi
Jumat, 25/12/20
3
Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI :Dukungan perawatan diri selama 3 x 24 diharapkan perawatan diri 1. Monitor tingkat kemandirian
dalam melakukan
meningkat dengan kriteria hasil :
tindakan
SLKI : Perawatan Diri
selanjutanya
1. Kemampuan mandi meningkat 2. Kemampuan
mengenakan
pakaian 2. Identifikasi alat bantu kebersihan diri,
meningkat
berpakaian, berhias, dan makan
4. Kemampuan ke toilet meningkat melakukan
perawatan
2. Untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan pada klien
3. Kemampuan makan meningkat 5. Minat
1. Sebagai pedoman
3. Dampingi melakukan perawatan diri diri
sampai mandiri
3. Agar klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
meningkat 4. Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan 5. Jadwalkan rutinitas perawatan diri 6. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
4. Agar kebutuhan dasar klien terpenuhi 5. Agar kebutuhan klien terpenuhi 6. Agar klien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
Jumat, 25/12/20
4
Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI : Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial selama 3 x 24 diharapkan perfusi serebrak
meningkat dengan kriteria hasil :
1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK 1. Sebagai pedoman
SLKI : Perfusi Serebral
(mis. lesi, gangguan metabolisme,
dalam melakukan
1. Tingkat kesadaran meningkat
edema serebral)
tindakan selanjutnya
2. Kesadaran membaik 3. Tekanan darah membaik
2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK 2. Mencegah (mis. tekanan darah meningkat,
perburukan kondisi
tekanan nadi melebar, bradikardia, pola
klien
napas irreguler, kesadaran menurun) 3. Monitor input dan output cairan
3. Untuk memantau keseimbangan cairan klien
4. Minimalisasi stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang 5. Berikan posisi semi fowler
4. Agar klien merasa nyaman 5. Untuk menjaga kepatenan jalan napas
6. Kolaborasi pemberian obat :
- Brainact 1×250 mg
6. Untuk mempercepat penyembuhan
- Alinamin F 1 x 50 mg Jumat, 25/12/20
5
- Captopril 2x25 mg Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI : Pencegahan Aspirasi selama 3 x 24 diharapkan tingkat aspirasi 1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, menurun dengan kriteria hasil :
muntah dan kemampuan menelan
dalam melakukan tindakan selanjutnya
SLKI : Tingkat Aspirasi 1. Kemampuan menelan meningkat
1. Sebagai pedoman
2. Monitor status pernapasan
2. Ketidakpatenan jalan
2. Kelemahan otot menurun
napas memungkin3. Monitor
bunyi
napas,
terutama
setelah makan/minum
kan terjadi aspirasi 3. Apabila terdengar suara napas gargling mengindikasikan adanya cairan di
4. Posisikan semi fowler (30-45 derajat)
saluran napas
30 menit sebelum memberi asupan 4. Mencegah makanan oral
masuk ke jalan napas
5. Pertahankan posisi semi fowler pada pasien tidak sadar
5. Untuk menjaga kepatenan jalan napas
6. Lakukan penghisapan jalan napas, 6. Untuk mencegah jika produksi sekret meningkat
terjadinya obstruksi jalan napas
7. Berikan makanan dengan ukuran 7. Untuk kecil atau lunak
mempermudah klien menelan makanan
8. Anjurkan makan secara perlahan
8. Agar klien mampu mampu mencerna makanan dengan baik
9. Ajarkan strategi mencegah aspirasi
9. Mencegah terjadinya
aspirasi saat di rumah
TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tgl Jumat,
Jam 10.00
No Dx 4
Tindakan Keperawatan Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
25/12/20
Respon Klien S:O : TTV klien - TD : 180/100mmHg - S: 36℃ - N: 98x/menit - RR: 20x/menit - Kesadaran klien delirium
10.10
1
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
S : Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa bangun sejak 5 hari dan semua aktivitas klien dibantu O : ADL klien dibantu keluarga
10.15
2
Memonitor proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
S : Keluarga klien mengatakan klien kesulitan bicara dan hanya bisa mengerang, namun klien bisa mengangguk atau menggeleng saat ditanya O : Klien tampak pelo
10.20
3
Memonitor tingkat kemandirian
S : Keluarga klien mengatakan
Ttd Wiwin
sejak 5 hari lalu semua kebutuhan klien dibantu keluarga O : klien tampak lemas 10.15
2
Memonitor karakteristik luka
S : klien mengatakan lukanya sudah lama tidak sembuh O : tampak ada nanah pada luka,kemerahan dan sedikit kemerahan, bau khas gangren
12.00
5
Memposisikan semi fowler sebelum memberikan
S : klien mengatakan bersedia di ganti posisinya
asupan oral
O : klien tampak kooperatif 12.05
5
Memberikan makanan melalui NGT/personde
S : klien mengatakan bersedia diberikan makan melalui selang O : memberikan diet susu 20ml melalui personde
12.35
4
Meminimalisasi stimulus dengan menyediakan
S : klien mengatakan merasa lebih nyaman
lingkungan yang tenang
O : klien tampak beristirahat di tempat tidur
Sabtu,
08.00
4
Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
S:-
Wiwin
26/12/20
O : TTV klien TD: 160/100 mmHg S: 36℃ N: 70x/menit RR: 20x/menit - Keadaan umum klien lemah 08.05
4
Memonitor intake dan output cairan
S : Keluarga klien mengatakan klien hanya makan makanan dari rs melalui selang, tetapi sudah bisa minum dengan pipet dan BAK ± 200 cc di kantung kateter, belum BAB O : Klien tampak makan melalui NGT dan kencing dengan kateter
08.10
5
Memberikan makanan melalui personde
S : klien mengatakan bersedia makan melalui selang O : diberikan susu 20ml
10.00
3
Membantu klien mandi
S : klien mengatakan ingin dibantu mandi O : klien tampak kooperatif
10.15
1
Memonitor kondisi umum selama melakukan pergerakan
S : klien mengatakan baik-baik saja
O : klien tampak kooperatif 11.00
2
Mengajarkan pasien dan keluarga proses kognitif,
S : klien dan keluarga
anatomis, dan fisiologis yang berhubungan dengan
mengatakan mengerti dengan
kemampuan berbicara
apa yang diajarkan O : keluarga mampu mengulang apa yang diajarkan
11.30
5
Memberikan makanan melalui personde
S : klien mengatakan bersedia makan melalui selang O : diberikan susu 20ml
12.00
5
Memonitor intake dan output
S : keluarga klien mengatakan klien sudah bisa minum dengan selang sekitar 1 gelas dan makan makanan dari selang yang diberikan
Minggu,
14.00
4
Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
28/12/20
O : BAK ± 200 cc S:O : TTV klien TD : 140/80 mmHg S: 36℃ N: 75x/menit RR: 20x/menit Keadaan umum pasien lemah
14.05
4
Memonitor input dan uotput cairan
S : Keluarga klien mengatakan sudah diberikan makan
sendiri oleh dokter, dan sudah makan bubur habis ½ porsi, minum ½ gelas dan sudah BAB 1 kali O : BAK ± 200cc 14.10
1
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan gerakan
S : Keluarga klien mengatakan klien hanya bisa sedikit menggerakkan tubuhnya tetapi tidak berpindah O : kelemahan pada ekstremitas dextra
14.15
1
Memfasilitasi melakukan pergerakan (latihan rentang S : klien mengatakan bersedia gerak)
melakukan latihan O : klien tampak kooperatif
14.30
2
Mengajarkan bicara perlahan
S : klien mengatakan bersedia O : klien tampak kooperatif
16.00
3
Membantu mandi
S : klien mengatakan ingin mandi O : klien tampak kooperatif
17.00
5
Memposisikan pasien semi fowler 30 menit sebelum S : klien mengatakan bersedia makan
diubah posisinya O : klien tampak kooperatif
17.30
5
Memberikan makanan ukuran kecil dan lunak (bubur)
S : klien mengatakan bersedia makan dengan perlahan O : klien dibantu makan, bubur
habis ½ porsi, minum ½ gelas 18.00
4
Delegatif pemberian Alinamin F 50 mg, captopril 25 S : klien mengatakan bersedia mg
minum obat O : obat diberikan secara oral
CATATAN PERKEMBANGAN
No 1
Hari/Tgl Minggu,
S Klien mengatakan masih sulit
O ADL klien tampak dibantu
A Gangguan mobilitas
P Lanjutkan intervensi:
28/12/20
bergerak
keluarga
fisik
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam melakukan pergerakan - Jelaskan tujuan dan prosedur
2
Minggu,
Keluarga mengatakan klien
28/12/20
sudah bisa membentuk kata
Klien tampak pelo
mobilisasi Gangguan komunikasi Lanjutkan intervensi: verbal
namun belum bisa banyak 3
4
Minggu,
memahami maksud klien Keluarga klien mengatakan
28/12/20
klien hanya bisa menggunakan
Minggu, 28/12/20
- Anjurkan biacara perlahan
ADL klien dibantu keluarga
Defisit perawatan diri Lanjutkan intervensi: - Fasilitasi untuk
tangan kiri untuk mencuci
menerima keadaan
wajah
ketergantungan
Klien mengatakan lemas
TD : 140/80 mmHg
Risiko perfusi serebral Lanjutkan intervensi:
S: 36℃
tidak efektif
N: 75x/menit
- Kolaborasi pemberian obat :
RR: 20x/menit Keadaan 5
umum
Captopril 2x25mg klien
Minggu,
Klien mengatakan masih sulit
lemah Klien tampak makan dengan
28/12/20
menelan
perlahan
Risiko aspirasi
Lanjutkan intervensi: - Ajarkan strategi mencegah aspirasi