Askep Febris Fikss [PDF]

  • Author / Uploaded
  • arik
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA An.A DENGAN FEBRIS DI PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN



OLEH:



1. NI PUTU KARINA DEWI 2. NI PUTU KARUNIA JAYANTI 3. NI MADE ARIK PUSPARANI 4. NI MADE SRIANI



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI TAHUN 2020



LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari 380C (Fadjari Dalam Nakita 2010). Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 2010). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38° C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8°C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40°C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2009). B. ETIOLOGI Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2009 bahwa etiologi febris,diantaranya 1. Suhu lingkungan. 2. Adanya infeksi. 3. Pneumonia. 4. Malaria. 5. Otitis media. 6. Imunisasi Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2010). Menurut Guyton (2010) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mem-pengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.



C.  KLASIFIKASI FEBRIS Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah : Fever



Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis



Hyperthermi



Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional



a



pada makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat – obatan



Malignant



Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang



Hyperthermi



menyertai kekakuan otot karena anestesi total



a Tipe - tipe demam.diantaranya: 1. Demam Septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana 4. Demam intermiten



Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. D.  PATOFISIOLOGI Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point. Pada demam hypothalamic



thermal



set



point meningkat



dan



mekanisme



pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru. Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone. Secara skematis mekanisme terjadinya febris atau demam dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus eksogen (endotoksin, staphylococcal



erythoxin dan virus) à menginduksi sel darah putih untuk produksi pirogen endogen àyang paling banyak keluar IL-1 dan TNF-a, selain itu ada IL-6 dan IFN à bekerja pada sistem saraf pusat di level organosum vasculosum pada lamina terminalis (OVLT) à OVLT dikelilingi oleh porsio medial dam lateral pada pre-optic nucleus, hipotalamus anterior dan septum pallusolum. Mekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada jaringan neural masih belum jelas. hipotesanya adanya kebocoran di sawar darah otak di level OVLT menyediakan sistem saraf pusat untuk merasakan adanya pirogen endogen. Mekanisme pencetus tambahan termasuk transport aktif sitokin ke dalam OVLT atau aktivasi reseptor sitokin di sel endotel di neural vasculature, yang mentranduksi sinyal ke otak. OVLT mensintesa prostaglandin, khususnya prostaglandin E2, yang merespons pirogen endogen. PG E2 bekerja secara langsung ke sel pre-optic nucleus untuk menurunkan rata pemanasan pada neuron yang sensitif pada hangat dan ini salah satu cara menurunkan produksi pada arachidonic acid pathway. Kejadian yang lebih luas pada cyclooxygenase-2 (COX-2) di neural vasculature yang penting pada formasi febris. Induksi pada respons febris oleh lipopolisakarida, TNF-a dan IL-1b yang menghasilkan kenaikan COX-2 mRNA pada cerebral vasculature pada beberapa model eksperimental febris. Peningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banyak sel efektor pada respons imun. Demam menginduksi terjadinya respons syok panas. Pada respons syok panas terjadi reaksi kompleks pada demam, untuk sitokin atau beberapa stimulus lain. Hasil akhir dari reaski ini adalah produksi heat shock protein (HSPs), sebuah kelas protein krusial untuk penyelamatan seluler. Sitokin



proinflamotori  masuk



ke



sirkulasi



hipotalamik stimulasi



pengeluaran PG lokal, resetting set point termal hipotalamik àsitokin proinflamatori vs kontrainflamatori (misalya seperti IL-10 dan substansi lain seperti arginin vasopresin, MSH, glukokortikoid) membatasi besar dan lamanya demam



E. MANIFESTASI KLINIS Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam meliputi: Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil) Tanda dan  gejala a. Peningkatan denyut jantung b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot d. Peningkatan suhu tubuh e. Pengeluaran keringat berlebih f. Rambut pada kulit berdiri g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah Fase 2 ( proses demam) Tanda dan gejala a. Proses mengigil lenyap b. Kulit terasa hangat / panas c. Merasa tidak panas / dingin d. Peningkatan nadi e. Peningkatan rasa haus f. Dehidrasi g. Kelemahan h. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat) i. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein. Fase 3 (pemulihan) Tanda dan gejala a. Kulit tampak merah dan hangat b. Berkeringat c. Mengigil ringan d. Kemungkinan mengalami dehidrasi F. PEMERIKSAAN PENUNJANG



1.



Uji coba darah, Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat (SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun.



2.



Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.



3.



Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.



4.



Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa



G. PENATALAKSANAAN 1.    Secara Fisik a.    Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal b.    Pakaian anak diusahakan tidak tebal c.    Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat d.   Memberikan kompres Berikut ini cara mengkompres yang benar : a. Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es b. Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air hangat c. Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada d. Bila



sapu



tangan



sudah



kering,



membasahinya dengan air hangat 2.  Obat- obat Antipiretik



ulangi



lagi



dengan



Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan



prostaglandin



dengan



jalan



menghambat



enzim



cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan. Pengobatan



yang



adalah antibiotika golongan



diberikan



untuk



pasien



febris



typoid



Chloramphenicol dengan dosis 3-4



x 500



mg/hari; Petunjuk pemberian antipiretik: a.



Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol



b.



Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol



c.



Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan



dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam H. KOMPLIKASI FEBRIS                                                    



Menurut Corwin (2010),komplikasi febris diantaranya: 1.   Takikardi 2.   Insufisiensi jantung 3.   Insufisiensi pulmonal 4.   Kejang demam ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. Fokus Pengkajian Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan kekasus dengan masalah utama hipertensi meliputi : a. Data umum Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah : 1) Nama



kepala



keluarga



dan



anggota



keluarga,



alamat,



jenis



kelamin,umur, pekerjaan dan pendidikan. 2) Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga 3) Status sosial ekonomi Keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga 1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini. 2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Menjelaskan



perkembangan



keluarga



yang



belum



terpenuhi,



menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum



terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa pelayanan kesehatan. 4) Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri. 5) Genogram Bagian yang menggambarkan pohon keluarga yang mencatat informasi tentang silsilah genetik dari keluarga dan hubungan (psikososial) antara mereka selama paling sedikit 3 generasi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah baku. c. Pengkajian lingkungan Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010). d. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). 2) Fungsi sosialisasi Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010). 3) Fungsi keperawatan



a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluara (Friedman, 2010). b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Friedman, 2010). c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan (Friedman, 2010). d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010). e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan



gigi



setelah



makan,



dan



pola



keluarga



dalam



mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010). 4) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012). 5) Fungsi ekonomi Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan. e. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang di gunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.



2. Fokus Diagnosa Keperawatan Keluarga a. Diagnosa keperawatan keluarga Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke sistem keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman ( Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah: 1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan). 2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. 3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan masalah hipertensi adalah (NANDA NIC-NOC 2013) : a) Hipertermia



berhubungan



dengan



ketidakmampuan



keluarga



merawat anggota keluarga. b) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi yang dipeoleh keluarga. c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga. d) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya perhatian orang tua tentang kebutuhan asupan cairan. e) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya perhatian orang tua tentang kebutuhan asupan nutrisi.



b. Skala Prioritas Masalah Table 2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga Kriteria



Skor



Bobot



Aktual (tidak/kurang sehat)



3



1



1) Sifat masalah a)



b) Ancaman kesehatan c) Keadaan sejahtera 2) Kemungkinan masalah dapat diubah a)



Mudah



b) Sebagian c) Tidak dapat 3) Potensi masalah untuk dicegah :



2 1 2 1 0



Tinggi



3



b) Cukup



2



a)



c) Rendah 4) Menonjolnya masalah : a)



Masalah dirasakan dan perlu segera



segera ditangani c)



2



1



Masalah tidak dirasakan 0



Total Score



1



1



ditangani b) Masalah dirasakan tapi tidak perlu



2



1



Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012) Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot = Nilai Angka tertinggi dalam skor Cara melakukan Skoring adalah : 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot 3) Jumlah skor untuk semua kriteria 4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga. 3. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).



Rencana Keperawatan (Intevensi) No 1.



Diagnosa Keperawatan Hipertermia berhubungan



Tujuan & Kriteria Hasil Setelah diberikan asuhan



dengan ketidakmampuan



keperawatan selama … kali



keluarga merawat



kunjungan diharapkan



pasien meliputi (nadi,



perkembangan



anggota keluarga



masalah hipertermia dapat



suhu, respirasi, dan



kesehatan pasien



teratasi dengan kriteria hasil:



tekanan darah)



1. Suhu



tubuh



batasan



dalam



normal



(36-



37oC) mengerti



mengenai



penyebab



demam merawat keluarga



Rasional 1. Mengetahui



Mandiri : 1. Kaji tanda-tanda vital



2. Kaji



pengetahuan



keluarga



mampu



3. Kaji



mengenai



memantau



pengetahuan



kemampuan



keluarga



dalam



merawat



anggota



keluarganya



yang



dimiliki keluarga 3. Melihat



batas



kemampuan dan apa yang



dilakukan



keluarga 4. Antipiretik berfungsi



anggota Kolaborasi : 4. Kolaborasi



dan



2. Mengetahui



demam



2. Keluarga



3. Keluarga



Intervensi



menurutkan dengan



tubuh



suhu



dokter



dalam



pemberian antipiretik dan antibiotik 2.



Kurang pengetahuan



Setelah diberikan asuhan



berhubungan dengan



keperawatan selama … kali



kurangnya paparan



kunjungan diharapkan



informasi yang dipeoleh keluarga



Mandiri :



1. Agar informasi



mengerti



tentang



kepada



keluarga



masalah



kesehatan



masalah kurang pengetahuan



mengenai



penyakit



yang



dapat teratasi dengan kriteria



(pengertian,



hasil:



penyebab,



1. Pengetahuan meningkat



keluarga mengenai



penyakit 2. Keluarga mengambil pengobatan



1. Berikan



keluarga



gejala,



mampu keputusan



keluarganya tanda



2. Keluarga



mampu



pencegahan



merawat



anggota



dan pengobatan) 2. Berikan mengenai



keluarganya



informasi tindakan



3. Fasilitas diperlukan



yang dapat dilakukan



kondisi



dirumah



dalam



keluarga



merawat



anggota



keluarga 3. Berikan



dialami



informasi



kesehatan jika anggota tidak



kunjung membaik



mengenai



fasilitas



kesehatan yang harus 3.



dikunjungi Mandiri



Intoleransi aktivitas



Setelah diberikan asuhan



berhubungan dengan



keperawatan selama … kali



ketidakmampuan



kunjungan diharapkan



terhadap



aktivitas,



keluarga merawat



masalah intoleransi aktifitas



perhatikan



frekuensi



anggota keluarga



dapat teratasi, dengan kriteria



nadi,



hasil :



tekanan darah, suhu



penggunaan energy,



1. Klien mampu melakukan



tubuh, dan pernafasan



juga



aktivitas



sehari-hari



(ADL) secara mandiri 2. Klien



mampu



berpartisipasi



dalam



aktivitas



tanpa



disertai



fisik



1. Kaji



1. Mengetahui



respon



2. Berikan



pasien



perhatikan



perubahan



pada



kondisi tubuh klien 2. Teknik energi



menghadap mengurangi membantu



dorongan



keseimbangan antara



untuk



melakukan



suplai dan kebutuhan



aktivitas/



perawatan



oksigen



diri secara bertahap



peningkatan



tekanan darah, nadi, dan 4.



Resiko kekurangan



respirasi. Setelah diberikan asuhan



volume cairan



keperawatan selama … kali



Mandiri : 1. Anjurkan



1. Untuk minum



kebutuhan



memenuhi cairan



berhubungan dengan



kunjungan diharapkan



lebih dari 8 gelas



kurangnya perhatian



masalah kekurangan volume



dalam sehari



orang tua tentang



cairan tidak terjadi dengan



kebutuhan asupan cairan



kriteria hasil: mampu



memenuhi cairan



2. Memantau



2. Kaji tugor kulit dan CRT pasien



1. Pasien



kebutuhan



melalui



oral



(minum air 8 gelas)



3. Anjurkan



keluarga



membantu pemenuhan cairan pada anggota keluarga yang sakit



terjadinya mencegah terjadinya syock hipovolemik 3. Dukungan keluarga akan



memotivasi



anggota



Resiko



< 2 detik, tidak pucat Setelah diberikan asuhan



ketidakseimbangan



keperawatan selama … kali



nutrisi kurang dari



kunjungan diharapkan



kebutuhan tubuh



masalah ketidakseimbangan



berhubungan dengan



nutrisi tidak terjadi dengan



memberikan makanan



2. Membantu



kurangnya perhatian



kriteria hasil:



sedikit demi sedikit



memenuhi



orang tua tentang



1. Kebutuhan nutrisi



tetapi



kebutuhan



kebutuhan asupan nutrisi



terpenuhi 2. Tidak terjadi penurunan



keluarga



lainnya 1. Untuk melihat jika



Mandiri : 1. Kaji



jika



kekurangan cairan ,



2. Tugor kulit elastis, CRT 5.



pasien



berat



badan



pasien



terjadinya penurunan berat badan secara



2. Anjurkan



keluarga



sering dalam



keadaan hangat 3. Tanyakan pasien ingin



drastis



nutrisi



pasien 3. Dapat meningkatkan



nafsu makan 3. Tidak dirasakan mual muntah 4. Mampu melakukan aktivitas



makanan kreasikan pasien



apa,



dan



makanan



keinginan makan, membuat



pasien dan makanan



semenarik mungkin



4. Fokus Implementasi Keperawatan Keluarga Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dah hasil yang diinginkan untuk medukung dan meningkatkan status kesehatan klien. Implementasi keperawatan merupakan bentuk penanganan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan klinis yan bertujuan meningkatkan asuhan keperwatan klien. 5. Fokus Evaluasi Keperawatan Keluarga Evaluasi merupakan suatu proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak dengan klien. Setelah melaksanakan implementasi, mengumpulkan dat subjektif dan objektif dari klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan selain itu, anda meninjau ulang pngetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya pemulihan, dan hasil yang diharpkan dengan bekal pengalaman sebelumnnya, anda dapat mengevaluasi klien secara lebih baik. Gunakan pemikiran kritis dan standar untuk menentukan apakah hasil telah tercapai. Jika hasil telah dipenuhi, berarti tujuan untuk klien juga telah terpenuhi. Bandingkan prilaku dan respon klien sebeluh dah setelah dilakukan asuhan keperawatan.



FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA



1. PENGKAJIAN Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2020 pukul 13.30 wita. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. a. Data Umum 1) Kepala Keluarga a) Nama



: An. A



b) Umur



: 1 Tahun



c) Jenis kelamin



: Laki-laki



d) Pendidikan



: Belum Sekolah



e) Pekerjaan



: Belum Bekerja



f) Agama



: Hindu



g) Suku / Bangsa



: Indonesia



h) Alamat



: Br. Pegok/ Jl. Palapa 1 no 20 sst



i) Tanggal pengkajian: 20 Januari 2020 2) Komposisi Keluarga Tabel 1 Komposisi Keluarga An.A



No



Nama



L/P



Umur



Hub. dg



Pendi



(th)



KK



Dikan



Pekerjaan



Imunisasi



Kondisi



Ket



1



An. A



L



1



Anak



-



-



Lengkap



Sakit



febris



2



Tn. S



L



30



Ayah



D3



Karyawan



-



Sehat



-



Swasta 3



Ny. M



p



28



Ibu



SMA



IRT



-



3) Genogram



1



Gambar 1 : Genogram Keluarga An. A dengan penyakit Febris Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Laki-laki sudah meninggal : Perempuan sudah meninggal : Klien/pasien : Tinggal dalam satu rumah : Menikah Penjelasan :



Sehat



-



An. A adalah anak pertama dari Tn.S dan Ny. M Saat ini An. A tinggal bersama ayah dan ibunya.



4) Tipe Keluarga Keluarga An.A adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam keluarga hanya terdapat keluarga inti saja yaitu : ayah, ibu, dan 1 orang anak. 5) Latar Belakang Budaya (Etnis) Latar belakang budaya keluarga An. A termasuk etnis budaya Bali yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa Bali dan Indonesia dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun masyarakat sekitar. 6) Agama Keluarga An.A menganut agama Hindu, setiap harinya keluarga mengaturkan canang dan melakukan persembahyangan di tempat suci (pura). 7) Status Sosial Ekonomi Keluarga Tn. S saat ini bekerja sebagai karyawan swasta sedangkan Ny.M tidak bekerja melainkan hanya mengurus rumah dan anaknya. Penghasilan Tn.S cukup untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya. Ny. M mengatur semua kebutuhan keluarga setiap bulannya seperti listrik, air, kebutuhan dapur dan lain-lainnya. Tabel 2 Rata-Rata Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga An.S No.



Nama



Pekerjaan



Pendapatan



Pengeluaran



Keterangan



1



Tn. S



Karyawan



Rp. 3.500.000



Rp. 2.000.000



-



Swasta Rp. 3.5000.000



Jumlah



Rp. 2.000.000



Penjelasan : Total pemasukan keluarga Tn. S sebesar Rp 3.500.000 dengan pengeluaran ± Rp 2.000.000, uang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sisa uangnya ditabung untuk digunakan jika ada kebutuhan yang mendadak. 8) Aktivitas rekreasi keluarga atau waktu luang Keluarga An.A mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi kebedugul jika hari libur. Biasanya Keluarga An.A juga menonton televisi sambil bercerita,Bersama ayah dan ibunya. b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga An.A saat ini dalam tahap II, dimana keluarga dengan kelahiran



anak



keluarganya,



pertama.



yaitu



mengembangkan



:



Dimana



menata



suasana



tugas



ruang



rumah



perkembangan



untuk



yang



anak



atau



menyenangkan,



mempersiapkan dana child bearing , memfasilitasi role realning, anggota keluarga, bertangguang jawab memenuhi kebutuhan anak, dan mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga An. A mengatakan tugas perkembangan pada tahap II ini dapat terpenuhi serta dilalui dengan cukup baik. 3) Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menikah masih dalam hubungan darah/saudara. Riwayat orang tua juga baik dari pihak suami/istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk, perokok ataupun penjudi. Dari pihak Tn. S tidak memiliki riwayat



penyakit keturunan seperti Hipertensi An. A mengalami febris sejak 5 hari yang lalu dan mengkonsumsi obat sanmol.



c. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah Rumah yang ditempati keluarga An. A adalah rumah kos dengan luas rumah ± 3 are yang terdiri dari 12 kamar tidur, 1 ruang tamu, 12 dapur, 12 kamar mandi, 1 pura, dan 1 gudang. Rumah terdiri atas dua lantai, lantai keramik dalam keadaan bersih. Halaman rumah pasien menggunakan paping. Penataan peralatan rumah tangga tertata rapi. Ventilasi dan pencahayaan rumah baik keluarga memiliki kamar mandi sendiri dan jamban sendiri, keadaan bersih, sumber air dari PAM untuk kebutuhan sehari-hari. Air tidak berasa, berbau dan dalam keadaan bersih. Cahaya matahari dapat masuk terutama dari arah timur. Gambar 2 Denah Rumah Keluarga An. A



2



5



6



4



H



2



1



3



Keterangan : 1:



Tempat Tidur



2:



Jendela



3:



Dapur



4:



Kamar mandi



5:



Lemari



6:



televisi



2) Karakteristik lingkungan dan komunitas Dari segi geografis, rumah keluarga An. A terletak di lingkungan yang ramai. Untuk menuju rumah keluarga An. A masuk gang yang tidak terlalu ramai serta bising. Lingkungan rumah cukup padat penduduk dan mayoritas penduduknya bersuku Bali. Sarana atau pelayanan kesehatan yang berada didekat lingkungan rumah keluarga An. A yaitu Puskesmas I Denpasar Selatan, RS Prima Medika, praktek dokter dan bidan swasta. Salah satu tetangga di sekitar rumah. Kehidupan antar keluarga terjalin baik dan saling mengunjungi. 3) Mobilitas geografi keluarga An. A dari lahir hingga saat ini sudah tinggal di kos bersama dengan ayah dan ibunya. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. An. A sering bermain di lingkungan yang ada di wilayahnya. Hubungan keluarga dengan tetangga dan masyarakat berlangsung dengan baik.



5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga Saat ini keluarga An. A tidak memiliki masalah keluarga, selama ini keluarga An. A meminta bantuan/saran kepada saudara-saudaranya untuk menyelesaikan masalah yang ada di keluarga mereka.



d. Struktur Keluarga 1) Pola komunikasi Setiap anggota keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan Tn. S apabila ada masalah didiskusikan dengan Ny. M dan terkadang meminta nasehat dari sanak saudaranya. Dalam keluarga semua anggota keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. S sebagai kepala keluarga. Pengambilan keputusan didahului dengan cara berdiskusi. 2) Struktur Kekuasaan Keluarga Tn. A saling menghargai satu sama lain, saling membantu serta saling mendukung. Apabila ada masalah, keluarga akan berdiskusi terlebih dahulu dan secara bersama-sama mencari jalan keluarnya. 3) Struktur Peran Tn. S adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai karyawan swasta. Ny. M berperan sebagai ibu. 4) Nilai dan Norma Keluarga Keluarga An. A menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama



Hindu,



memberikan



kebebasan



pada



keluarga



tanpa



mengabaikan adat istiadat yang ada serta menghormati orang yang lebih tua. Di keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi sebelum tidur, membuang sampah pada tempatnya. e. Fungsi Keluarga



1) Fungsi Afektif Semua anggota keluarga Tn. S saling menyayangi satu sama lain, membina hubungan saling percaya, saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan masalah dan menghormati satu dengan yang lain. Apabila ada yang menderita sakit mereka saling membantu.



2) Fungsi sosialisasi Keluarga Tn. S mengatakan berhubungan baik dengan orang lain, tetangga, petugas kesehatan serta dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai adat yang berlaku di daerah tempat tinggalnya. 3) Fungsi Perawatan Kesehatan a)



Keyakinan, nilai dan prilaku keluarga Keluarga An. A mengatakan kesehatan adalah hal yang penting sehingga perlu dijaga dan dipertahankan. Ny. M mengatakan tidak tahu mengapa anaknya bisa sakit panas. Ny. M mengatakan tidak menantar anaknya ke puskesmas hanya memberikan obat ke anaknya saja jika sakit.



b)



Definisi keluarga tentang sehat dan sakit Keluarga mengatakan sehat adalah keadaan dimana semua anggota tubuh tidak ada yang terganggu dan sakit adalah keadaan dimana ada salah satu anggota tubuh yang terganggu atau terasa sakit.



c)



Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga. Keluarga Tn. S mengatakan status keluarga dalam keadaan sehat kecuali anaknya yang memiliki penyakit panas sejak 5 hari yang lalu.



d)



Praktek diet keluarga Dalam keluarga Tn. S tidak ada pembatasan atau pantangan terhadap suatu makanan.



e)



Kebiasaan tidur dan istirahat Keluarga mengatakan tidak mengalami gangguan tidur, biasa tidur nyenyak dan tidak terbangun pada malam hari. Ny. M mengatakan keluarganya biasa tidur mulai pukul 22.00 – 06.00 WITA. Serta tidur siang ± 1 jam/hari.



f)



Latihan dan rekreasi Keluarga mengatakan ada kegiatan rutin untuk rekreasi apabila ada waktu luang. Tn. S mengatakan keluarga juga suka menonton TV atau mengobrol dengan keluarga dan tetangga.



g)



Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga Keluarga Tn. S tidak ada yang mengkonsumsi jamu atau obatobatan jika ada keluarga yang sakit akan diajak berobat ke dokter .



h)



Perawatan diri Ny. M mengatakan semua anggota keluarganya mampu merawat diri masing-masing dengan baik, dengan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, mencuci rambut tiap 2 hari sekali dan mengganti pakaian sehari sekali. Begitu pula saat makan dan sesudah makan tetap mencuci tangan di air mengalir dengan sabun.



i)



Praktek lingkungan Tn. Sm mengatakan di lingkungan rumahnya tidak ada pencemaran udara, air dan tanah.



j)



Pemeriksaan kesehatan secara teratur Tn. S mengatakan keluarganya tidak mengecek kesehatannya secara teratur. Namun jika ada anggota keluarganya yang sakit akan diperiksakan ke Puskesmas atau dokter praktek swasta yang ada di dekat rumah.



k)



Kesehatan gigi



Keluarga mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan pada giginya. l)



Riwayat kesehatan keluarga Tn. S mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit febris atau panas seperti yang dialami anaknya saat ini.



m)



Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima Tn. S mengatakan pelayanan kesehatan yang diterima adalah pelayanan Puskesmas I Denpasar Selatan, dokter praktek swasta dan bidan swasta. Tn. S mengatakan



cukup puas dengan



pelayanan yang diterimanya. n)



Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan Ny. M mengatakan akhir-akhir ini keluarganya belum pernah ke dokter karena merasa keadaannya baik-baik saja.



o)



Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan Tn.



Sm



mengatakan



biaya



pengobatannya



diambil



dari



penghasilannya dan kadang dari penghasilan anak-anaknya. p)



Logistik untuk mendapatkan perawatan Keluarga Tn. S mengatakan jarak dari rumahnya ke Puskesmas I Denpasar Selatan ± 2 km dan ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.



f. Pemeriksaan Fisik Pemeriks



An.A



Tn.S



Ny.M



aan Fisik



(Anak)



(Ayah)



(Istri)



Keadaan



Bentuk tubuh tegak, Bentuk tubuh tegak, Bentuk



tubuh



tegak,



Umum



bangun



tubuh bangun



tubuh



sedang,



sedang,



kesadaran sedang,



Compos



TTV



tubuh bangun



kesadaran kesadaran



Mentis Compos



(CM).



(CM).



N= 80 x/mnt



N= 78 x/mnt



Mentis Mentis (CM).



N=88 x/mnt



Compos



RR=18 x/mnt RR=20 x/mnt



S= 370C



RR= 18 x/mnt



S= 38,70C



TD= 120/80 mmHg



S= 36,0C TD= 110/70 mmHg



BB/TB



Kepala



BB= 9,6 kg



BB= 62 kg



BB= 52 kg



(Kondisi Normal)



TB= 160 cm



TB=162 cm



(Kondisi Normal)



(Kondisi Normal)



Bentuk



kepala Bentuk



normosephali,ramb ut



hitam,



kepala Bentuk



kepala



normosephali,rambut normosephali,



bersih, hitam, bersih, tidak hitam,



bersih,



rambut tidak



tidak rontok, tidak rontok,



tidak rontok,



berketombe,



tidak berketombe, tidak ada



tidak berketombe,



tidak



ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak benjolan, tidak ada nyeri ada nyeri tekan



Mata



Bentuk



ada nyeri tekan



simetris, Bentuk



tekan



simetris, Bentuk simetris, sklera



sklera putih, pupil sklera putih, pupil putih, pupil isokor, tidak isokor, tidak ada isokor, gangguan Hidung



ada ada gangguan



gangguan



Kondisi



bersih, Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak ada



tidak



sekret, ada



ada



penciuman baik Mulut



tidak



Bentuk mukosa



sekret, sekret, penciuman baik



penciuman baik



simetris, Bentuk



simetris, Bentuk simetris, mukosa



bibir mukosa lembab, gigi lembab,



sedikit kering, gigi lengkap, lidah bersih tidak lengkap, lidah bersih



gigi



lidah bersih



lengkap,



Telinga



Kondisi



bersih, Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak ada



tidak ada serumen, ada



serumen, serumen,



pendengaran



baik, pendengaran



tidak



nyeri tidak ada nyeri tekan



ada



pendengaran



baik, baik, tidak ada nyeri tekan



tekan Leher



Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan dan dan



tidak



ada dan



pembesaran



tidak



vena jugularis



atau



sonor



vena jugularis



:



Vesikuler, Paru : Vesikuler, sonor



sonor :



Jantung : S1S2 tunggal



S1S2 Jantung



:



tunggal



reguler, tunggal



dullness



dullness



Abdome



Bentuk



n



tidak ada ascites, tidak usus



S1S2 reguler, dullness reguler,



simetris, Bentuk



bising



pembesaran



jugularis



Paru : Vesikuler, Paru Jantung



ada



pembesaran kelenjar kelenjar limfe atau vena



kelenjar limfe atau limfe



Thorax



ada tidak



simetris, Bentuk ada



= bising



simetris,



tidak



ascites, ada ascites, bising usus =



usus



= 10x/mnt,



tidak



ada



12x/mnt, tidak ada 10x/mnt, tidak ada pembesaran hati pembesaran hati ada



pembesaran hati



Ekstremi



Tidak



luka Tidak



ada



tas



ataupun edema



ataupun edema



edema



555



555



555



555



555



555



555



555



555



555



555



555



Genetali



Ibu



pasien Keluarga



a



mengatakan



tidak mengatakan



ada masalah



ada masalah



luka Tidak ada luka ataupun



Keluarga



mengatakan



tidak tidak ada masalah



Anus



Ibu



pasien Keluarga



mengatakan



tidak mengatakan



ada masalah



ada masalah



Keluarga



mengatakan



tidak tidak ada masalah



Koping Keluarga 1) Stresor jangka pendek dan panjang Tn. S mengatakan khawatir dengan keadaan penyakit yang diderita anaknya. 2) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan mampu menghadapi masalah yang ada dan bertindak secara obyektif. Ny.M mengatakan dalam mengatasi stress keluarga biasanya bermain dengan anaknya dan banyak berdoa. 3) Penggunaan strategi koping Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga sehingga masukan dari keluarga (terutama orang tua) dapat membantu menyelesaikan masalahnya dan dapat mencari pemecahan masalah yang tepat. 4) Strategi adaptasi disfungsional Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya keluarga mengatasi masalah dengan cara maladaptive. Tabel Analisa Data g. Analisa Data Analisa Data Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. Sm



No . 1.



Data Subjektif



Data Objektif pasien Pasien rewel,badan



Ibu mengatakan



Masalah Keperawatan tampak Hipertermi pasien



anaknya panas sejak teraba panas, 0 5 hari yang lalu, S= 38,7 C panasnya naik turun dirumah hanya



anaknya diberi



penurun



obat panas



(sanmol).



h. Skoring 1) Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga ditandai dengan Ibu pasien mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu, panasnya naik turun dirumah anaknya hanya diberi obat penurun panas, Pasien tampak rewel,badan pasien teraba panas, S= 38,70C. No



Kriteria



1



Sifat masalah (actual, resiko,



Per Hitungan 3/3x1



Score 1



potensial) 2



Kemungkinan masalah dapat



Pembenaran Keluarga



dalam



keadaan



sejahtera 2/2x2



2



Dengan



memberikan



diubah (mudah, hanya sebagian,



pengetahuan



yang



benar



tidak dapat)



tentang



hipertermi



maka



kemungkinan masalah dapat diubah dengan mudah 3



Potensi masalah untuk dicegah (tinggi, cukup, rendah)



3/3x1



1



Merupakan



suatu



penyakit



yang dapat dicegah dengan



memberikan



pengetahuan



tentang penyakit hipertermi 4



Menonjolkan masalah (segera



2/2x1



1



Pengetahuan



yang



salah



diatasi, masalah yang tidak



mengenai penyakit hipertermi



perlu segera ditangani, masalah



dan dampak pada perawatan



tidak dirasakan)



yang



salah



sehingga



penanganan segera. Jumlah



5



2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga ditandai dengan Ibu pasien mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu, panasnya naik turun dirumah anaknya hanya diberi obat penurun panas, pasien tampak rewel,badan pasien teraba panas, S= 38,70C. 3. INTERVENSI a. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1) Hipertermia



perlu



b. Rencana Perawatan Tabel Intervensi Perencanaan Perawatan Pada Tn. Sm Dengan Hipertensi



NO 1



TUJUAN



DIAGNOSA KEPERAWATAN



EVALUASI



TUPAN



TUPEN



KRITERIA



Setelah diberikan 1. Selama 1 x 30 Respon



Hipertermia



berhubungan dengan asuhan keperawatan ketidakmampuan



menit



kunjungan, verbal



Pada



keadaan -



hipertermi



tanda



Diskusikan dengan keluarga mengenai



merawat selama 3 kali melakukan keluarga kunjungan rumah tindakan perawatan



timbul



keadaan



peningkatan suhu



anak saat ini



pada ditandai dengan Ibu dengan interval sederhana pasien mengatakan waktu 1 minggu anggota keluarga



tubuh,



akral -



Lakukan



hangat,



kulit



pengkajian pada



anaknya panas sejak diharapkan 5 hari yang lalu, manajemen



yang sakit denga



kemerahan,



cara ;



mukosa



bibir



panasnya naik turun regimen dirumah anaknya terapeutik



-



Melakukan



kering



dan



pengkajian



biasanya



pada anggota



akan rewel pada



kelurga



saat panas.



anggota



hanya penurun



diberi



obat keluarga efektif panas.



mampu



STANDAR



dan gejala yang



keluarga



keluarga



INTRVENSI



yang



adalah



seluruh



anak



keluarga



umum



anggota



Pasien rewel,badan teraba



sakit



tampak pasien



panas,



S=



38,70C. -



Memeriksa suhu



Psikomotor



tubuh



setiap 6 jam



Suhu



tubuh -



Lakukan



normal yaitu 36-



pemeriksaan suhu



37,5oC



setiap



6



jam



sekali -



Berikan reinforcement positif



-



Mengompres dengan biasa



air



Psikomotor



Dengan



cara -



anggota keluarga Lakukan kompres



mengompres akan



air



menormalkan



anak



kembali



Berikan



suhu -



tubuh seseorang



kepada



biasa



pada



reinforcement positif



kepada



anggota keluarga



-



Menganjurkan



Respon



Menggunakan



-



Diskusikan



pada ibu untuk verbal



pakaian tipis akan



dengan keluarga



menggunakan



membuat



dalam



pakian



tubuh



tipis



pada anak



suhu keluar



tanpa hambatan



penggunaan pakaian tipis pada anak - Diskusikan



2. Selama 1 x 30



Respon



Menyebab



menit kunjungan,



verbal



hipertermi adalah



bersama keluarga



keluarga mampu



suhu lingkungan,



penyebab



mengenal masalah



adanya



hipertermi



hipertermi pada



pneumonia,



anggota keluarga.



malaria,



otitis



pada keluarga



media



akut,



tentang penyebab



Dengan cara: -



infeksi,



- Tanyakan kembali



imunisasi



Menyebutkan



- Berikan pujian atas



penyebab



jawaban yang tepat.



hipertermi



- Menyebutkan cara



hipertermi



Respon



merawat verbal



Lakukan pemeriksaan suhu



- Diskusikan bersama keluarga



keluarga dengan



tubuh,



pakaikan



hipertermi



anak



pakaian



yang



tipis,



cara merawat anggota keluarga dengan hipertermi



anjurkan banyak - Tanyakan kembali minum, kompres



pada keluarga



air



dan



tentang cara



obat



merawat anggota



panas



keluarga dengan



biasa,



pemberian penurun (antipiretik)



hipertermi - Berikan pujian atas jawaban yang tepat.



- Menyebutkan



Respon



pemberian



pengobatan



verbal



penurun



hipertermi



(antipiretik) antibiotik



obat - Diskusikan panas dan



bersama keluarga cara pengobatan hipertermi - Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengobatan hipertermi



- Berikan pujian atas jawaban yang tepat. 3. Selama 1 x 30



Respon



Manfaat



menit kunjungan,



verbal



kunjungan ke



mengenai



keluarga mampu



fasilitas



pengobatan dan



memanfaatkan



kesehatan:



pendidikan



fasilitas kesehatan



- Mendapatkan



kesehatan yang



Dengan cara : - Menyebutkan kembali manfaat fasilitas kesehatan



- Memanfaatkan pelayanan



pelayanan



dapat diperoleh



kesehatan



keluarga di



pengobatan



klinik/puskesmas



hipertermi



kunjungan ke



afektif dan



kesehatan dalam psikomotor.



- Motivasi keluarga



- Mendapatkan



untuk menyebutkan



pendidikan



kembali hasil diskusi



kesehatan



Respon



- Informasikan



- Beri reinforcement



tentang



positif atas hasil



hipertermi.



yang dicapainya.



- Keluarga



- Memotivasi keluarga



membawa



untuk memanfaatkan



anggota



fasilitas kesehatan



merawat



keluarga yang



anggota



menderita



keluarga



yang



untuk kontrol - Temani keluarga ke



hipertermi ke



klinik/ puskesmas



mengalami



pelayanan



bila diperlukan.



hipertermia



kesehatan jika suhu tubuh belum juga turun. - Adanya kartu berobat.



- Berikan pujian atas hasil yang dicapai.



4. IMPLEMENTASI Tabel Implementasi Implementasi Keperawatan Pada Tn. Sm Dengan Hipertensi



Hari/Tgl/



No



No



Implementasi Jam



1.



Senin, 20 januari 2020 14.30Wita



Evaluasi



Dx 1



 Mengucapkan salam  Memvalidasi keadaan keluarga  Mengingatkan kontrak  Menjalaskan tujuan



S: - Keluarga menjawab salam - Keluarga mengatakan An. A masih demam. - Keluarga menyetujui



Tupen 1 : -



Melakukan pengkajian pada anggota kelurga



-



-



30 menit - Keluarga mengatakan akan



yang sakit



mengompres anak dengan



Memeriksa suhu tubuh



air biasa



setiap 6 jam -



pertemuan saat ini selama



- Keluarga mengatakan akan



mengompres dengan air



menggunakan anak pakaian



biasa



tipis



Menganjurkan pada ibu untuk menggunakan pakian tipis pada anak



O: - Suhu tubuh anak 38,7oC - Keluarga tampak memahami penejelasan yang diberikan A: - Keluarga dapat menyebutkan cara perawatan pada An. A - Keluarga akan memantau



Paraf



kondisi pasien P: - Lanjutkan TUPEN berikutnya. 2.



Selasa, 21 januari



1



Tupen 2 : -



2020 13.00Wita



-



-



Menyebutkan penyebab



S: - Keluarga



menyebutkan



hipertermi



penyebab hipertermi yaitu



Menyebutkan cara



karena



merawat keluarga



infeksi, pneumonia, malaria,



dengan hipertermi



otitis media, imunisasi



Menyebutkan



suhu



lingkungan,



- Keluarga mengatakan sudah



pengobatan hipertermi



merawat anggota keluarga sesuai



yang



dianjurkan



kemarin - Keluarga mengatakan sudah memberikan



anak



obat



penurun panas O: - Keluarga



tampak



memahami penjelasan yang disampaikan - Keluarga menerapkan



tampak perawatan



anggota keluarga yang telah diajarkan A: - Keluarga



memahami



penyebab hipertermi - Keluarga memahami dan menerapkan perawatan pada An. A P: - Lanjutkan



TUPEN



berikutnya. 3.



Rabu, 22 januari



1



Tupen 3 : -



2020 14.00Wita -



Menyebutkan



S: kembali



- Keluarga mengatakan akan



manfaat kunjungan ke



mengantar



fasilitas kesehatan



pelayanan



Memanfaatkan



terdekat/



pelayanan



kesehatan



An.



A



ke



kesehatan puskesmas



bila



panas tidak kunjung turun



dalam merawat anggota O : keluarga yang - Keluarga antusias mengalami hipertermia mendengarkan penjelasan yang diberikan A: - Tupen 3 teratasi P: - Ingatkan



kembali



untuk



membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan bila tidak dapat di tangani dirumah.



5. EVALUASI Tabel Evaluasi Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Tn. Sm Dengan Hipertensi



Hari/Tgl/



Dx Kep



Evaluasi



Jam Rabu,



Hipertermia



22 januari



berhubungan dengan



2020



ketidakmampuan



14.00Wita



keluarga



merawat



anggota



keluarga



S: ini selama 30 menit



ditandai dengan Ibu pasien



- Keluarga mengatakan akan mengompres anak dengan air biasa - Keluarga mengatakan akan menggunakan anak pakaian tipis



mengatakan



anaknya panas sejak 5 hari



- Keluarga menyetujui pertemuan saat



- Keluarga menyebutkan penyebab hipertermi yaitu karena suhu



yang lalu,



panasnya naik turun



lingkungan, infeksi, pneumonia,



dirumah



malaria, otitis media, imunisasi



hanya



anaknya diberi



penurun



anggota keluarga sesuai yang dianjurkan kemarin



tampak



rewel,badan 38,70C.



- Keluarga mengatakan sudah merawat



panas,



pasien teraba



obat



pasien



panas,



- Keluarga mengatakan sudah memberikan anak obat penurun panas



S=



- Keluarga mengatakan akan mengantar An. A ke pelayanan kesehatan terdekat/ puskesmas bila panas tidak kunjung turun O: - Suhu tubuh anak 38,7oC - Keluarga tampak memahami penjelasan yang disampaikan



Paraf



- Keluarga



tampak



menerapkan



perawatan anggota keluarga yang telah diajarkan - Keluarga antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan. A : Tupen 1, 2, dan 3 tercapai P : Pertahankan kondisi keluarga dan klien.



DAFTAR PUSTAKA Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit. Jakarta:EGC.    Corwin.(2010). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC. Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2010). Rencana Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC. Hidayat,A. A.(2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Nanda. (2009). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika. Suriadi dan Yuliani, R.(2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto. Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika. Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori&Praktik. Jakarta : EGC. Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hidayat, A. (2009). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika. Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :Kemenkes RI; 2014. Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Nuraini, B. 2015. Risk Fators of Hypertension. Faculty of Medicine. University of Lampung.



Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes Sriadi dan Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta: CV.Sagung Seto. Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transtruktual. Jakarta : EGC