Askep Fraktur Humerus Dextra Qori [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. Y FRAKTUR HUMERUS DEXTRA DI RUANG EDELWEIS RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH



Disusun oleh : Qori Nur Azizah I4B019008



UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROFESI NERS KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019



A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas pasien a. Nama



: Ny. Y



b. Jenis kelamin



: Perempuan



c. Tempat, tanggal, lahir



: Banyumas, 10/04/1985



d. Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



e. Pendidikan



: SMP



f. Agama



: Islam



g. Status perkawinan



: Menikah



h. Alamat



: Tambak rt6/3, Kab. Banyumas Jawa Tengah



i. Usia



: 34 tahun



j. No. RM



: 02064462



k. Diagnosa Medis



: Fraktur Humerus Dextra



l. Tanggal pengkajian



: Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 13.00 WIB



2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Pasien mengatakan tangan kanannya sangat nyeri seperti ditusuk-tusuk dan tangannya sangat sakit ketika digerakkan sedikit. Sehingga pasien tidak mau menggerakan tangannya. Pasien mengatakan nyerinya di angka 8. Selain itu pasien mengeluh kepalanya pusing muter-muter. Pasien menambahkan bahwa kaki pasien terasa pegel linu secara terus menerus. Pasien juga mengeluh dadanya sakit terutama ketika sedang batuk. Pasien mengeluh mual dan muntah serta lambung yang terasa sakit. Pasien menambahkan mengeluh batuk dan mual muntah. b. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan masuk ke Ruang Edelwise karena adanya fraktur pada tangan kanan. Sebelumnya pasien di rawat di Ruang Bougenvile Flu Burung RS Margono. Sekarang pasien terdiagnosa fraktur humerus dextra. Penyebab dari frakturnya adalah akibat kanker serviks yang sudah bermestasis ke tulang sehingga tulang pasien sangat



rapuh ketika terkena sedikit tekanan. Pasien telah dilakukan tindakan reposisi gips USLAB. c. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan sebelumnya memiliki riwayat penyakit kanker serviks. Kemudian bermestasis ke otak. Pasien mengatakan memiliki penyakit kanker dari 4 tahun yang lalu. Pasien menambahkan bahwa tanda gejala yang dialami sebelum terdiagnosis kanker serviks adanya keputihan disertai bercak merah selama sebulan lebih dan tidak berhenti. d. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit kanker atau yang lainnya. e. Riwayat alergi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.



3. Pola kesehatan fungsional a. Persepsi kesehatan dan pola manejemen kesehatan Pasien mengatakan sebelum sakit, pasien sering beraktivitas jalan pagi sebanyak tiga kali dalam seminggu. Pasien mengatakan bahwa suaminya perokok aktif dan pasien sering terpapar asap rokok tersebut. Sebelum sakit, pasien tidak pernah melakukan cek kesehatan atau mengeluh sakit sehingga tidak pernah ada riwayat berobat di pelayanan kesehatan. b. Pola nutrisi metabolik Pasien mengatakan sehari-harinya selalu makan gorengan karena merupakan makanan favorit. Selain itu, pasien menambahkan bahwa setiap hari selalu minum kopi sebanyak dua kali sehari. Pasien mengatakan untuk minyak yang digunakan sehari hari dalam memasak adalah minyak kiloan (minyak jenuh) bukan minyak dalam bentuk kemasan. Tetapi pasien menambahkan bahwa pasien mengusahakan makan sayur mayur setiap hari. Pasien mengatakan selalu minum jamu kunyit asem semenjak umur 20 tahun dan minum jamunya dua kali dalam seminggu. Pasien mengatakan minum jamunya tidak membuat sendiri melainkan selalu beli. Selain itu pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat penurunan BB dalam kurun waktu setahun dari 85 kg



hingga 57 kg. Pasien menambahkan bahwa untuk sekarang mengalami kesulitan ketika menelan. Selan itu, jika pasien mengalami luka maka penyembuhannya lambat. c. Pola eliminasi Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam BAK dan BAB. Namun pada urine bag pasien terlihat warna urinenya kuning kemerahan sangat mudah untuk berkeringat. d. Pola aktivitas-latihan Sebelum sakit, pasien mengatakan tidak pernah mengeluh apapun terkait kondisi tubuhnya dan selalu aktivitas seperti biasa. Namun, setelah mulai muncul keputihan serta bercak-bercak merah selama sebulan tidak berhenti, pasien mengatakan tidak bisa aktivitas seperti sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perubahan fisik setelah terdiagnosis kanker. Kemampuan aktivitas sekarang seluruh aktivitas dan kebutuhan sehari-hari dibantu penuh oleh suaminya. Sebelum sakit, pasien mengisi waktu luangnya dengan menonton televisi. Sekarang pasien terpasang gips pada tangan kanannya. e. Pola istirahat-tidur Pasien mengatakan pola tidur sebelum sakit sering bergadang karena pasien selalu menonton televisi di malam hari. Hal ini juga pengaruh tidak bisa tidur karena pasien selalu minum kopi. f. Pola persepsi kognitif Pasien mengatakan untuk pendengaran dan penglihatannya tidak ada masalah. Pasien juga dapat menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan. Pasien menambahkan ketika sakit, pasien sering lupa beraka rkaat ketika sholat dzhuhur dan isya. g. Pola persepsi diri-konsep diri Pasien mengatakan hanya bisa bersabar dan masih semangat untuk menjalani pengobatan penyakit kankernya. Pasien menambahkan bahwa pasien harus selalu semangat karena demi anaknya yang masih umur 4 tahun. Selain itu, pasien juga tipe orang yang pantang menyerah. Pasien mengatakan selalu terpikirkan anak terakhirnya yang masih kecil karena pasien tidak dapat merawatnya karena faktr proses pengobatan yang membutuhkan waktu lama.



h. Pola peran hubungan Pasien menjelaskan bahwa pasien tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Pasien mengatakan bahwa untuk keadaan keluarganya tidak ada masalah. i. Pola seksualitas dan reproduksi Pasien sudah menikah dan memiliki 2 anak. j. Pola koping dan toleransi stress Pasien mengatakan ketika menghadapi masalah berdiskusi terlebih dahulu sampai menemukan akar permasalahannya lalu cari solusinya bersama. Pasien menambahkan didalam prosesnya terkadang pasien sempat marah-marah. k. Pola nilai-kepercayaan Pasien mengatakan walau sedang sakit dan dirawat tetapi pasien selalu melakukan sholat lima waktu dengan tayamum.



4. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum b. Kesadaran



: cukup : komposmentis E4, M5, V5 Nilai GCS: 14



a. Tanda-tanda Vital : TD= 100/60 mmHg, N= 80x/menit, S=37oC, RR=18x/menit, TB=155 cm, BB=57kg b. Kepala



: bentuk kepala simetris, tidak ada rambut, tidak ada lesi.



c. Mata



: bentuk mata simetris, reflek kedip ada, konjungtiva anemis, pupil isokor,



gerakan mata cepat, tidak teraba keras, fungsi penglihatan baik. d. Hidung



: bentuk hidung simetris ki/ka, tidak terdapat polip pada lubang hidung



kanan, terpasang selang oksigen nasal kanul, tidak ada inflamasi, tidak teraba massa. e. Telinga



: bentuk daun telinga simetris ki/ka, fungsi pendengaran bagus, telinga kiri



kotor warna putih bedak dan telinga kiri riwayat perdarahan. f. Mulut



: bibir kering, tidak ada tonsil atau stomatitis.



g. Leher



: tidak ada jejas, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada massa, tidak



ada pembesaran kelenjar tiroid. h. Thorax 1) Paru



:



Inspeksi



: Bentuk dada simetris ki/ka, pergerakan dinding dada simetris, tidak



ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan alat bantu pernapasan), tidak ada otot bantu pernapasan. Palpasi



: ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi



Perkusi



: tidak terkaji karena pasien terasa sangat nyeri



Auskultasi



: suara paru ronkhi basah



2) Jantung Inspeksi



: tidak terlihat iktus kordis



Palpasi



: tidak teraba point maximal impuls



Perkusi



: tidak terkaji



Auskultasi



: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak ada suara jantung tambahan,



nadinya