Askep Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASKEP GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK MAKALAH Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Anak Progaram Studi Ilmu Keperawatan Semester 4



Dosen pengampu Ns. Ersita, S.Kep.,M.Kes. Disusun Oleh : kelompok 5 Ade Susanti Tya Juwita Juliet Oktariana Putri Febri Fernando Milsahara Nuryani Heira meysiferiska



NPM : 18.14201.30.16 NPM : 18.14201.30.19 NPM : 18.14201.30.34 NPM : 18.14201.30.37 NPM : 18.14201.30.43 NPM : 18.14201.30.46



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA



PALEMBANG 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang askep gangguan nutrisi pada anak ini dengan baik sesuai dengan meningkatkan potensinya. Dan kami juga mengucapkan terima kasih pada ibu Ns.Ersita,S.Kep.,M.Kes. selaku Dosen mata kuliah keperawatan anak yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang askep gangguan nutrisi pada anak. Kami juga menyadari sepenuhnya di dalam makalah ini kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan tanggapan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang dibuat. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi yang ingin membaca. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami atau orang yang membacanya. Lebih lanjut kami mohon maaf tentang masalah kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Palembang, 28   Mei 2020



Penyusun



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Belakang………………………………………… .. ……………… .. B.    Rumusan Masalah       …………………………………………… .. ……………… .. C.    Tujuan    ……………………………………………………… .. ………………… .. BAB II PEMBAHASAN A.     definisi …………………………………………………………………………….. B.     patofisiologi    ……………………………………………… …………………….. C.     tanda dan gejala   ……………………………………………… ………………… D.



konsep askep



BAB III A.    Kesimpulan      ……………………………………………………………………… B.     Saran    ……………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA             ………………………………………………………………………



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia ( Hidayat, 2006). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2006). Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak (Tarwoto, 2006). Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan ( Hidayat, 2005). Masalah nutrisi erat kaitanya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktorfaktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu. Status gizi seseorang muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik dan juga perilaku individu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Untuk mengatasi gizi kurang diperlukan perubahan sosial baik gaya hidup, aktivitas fisik, perilaku makan dan disertai penyiapan lingkungan yang kondusif (Notoatmodjo, 2003). Dalam keluarga biasanya seorang ibu akan berperan dalam mengatur makanan keluarga termasuk persiapan makanan, pengolahan makanan sampai penyajian untuk Universitas Sumatera Utara seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu ibu adalah sasaran utama pendidikan gizi keluarga. Masalah gizi karena pengetahuan dapat terlihat dari pengetahuan ibu tentang memasak, kesulitan dalam memberi makan anak- anaknya, penyediaan bahan dan jenis masakan yang tidak beragam sehingga memberi efek kebosanan dan cara memperlakukan bahan pangan dalam pengolahan (Khumaidi, 1994). Seorang ibu rumah tangga yang bukan ahli gizi juga harus dapat menyusun dan menilai hidangan yang disajikan kepada anggota keluarganya agar anggota keluarga yang mengkonsumsinya tertarik dan dapat mempertahankan kesehatan (Sediaoetama,1988). Pada tahun 2006, selama periode Januari sampai Oktober, jumlah total kasus gizi buruk di Indonesia dilaporkan dan ditangani petugas kesehatan sebanyak 20.580 kasus dan 186 diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah tersebut menurun di bandingkan pada 2005, yang mencapai 76.178 kasus. Pada tahun 2007, sekitar 19.799 balita dari 5.543.944 balita yang ada di seluruh indonesia diperkirakan menghadapi masalah gizi buruk dan gizi kurang (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007).



Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia (WHO/ World Health Organization) ini menyebutkan angka kejadian gizi buruk dan kurang pada Balita di tahun 2002 masingmasing meningkat menjadi 8,3% dan 27,5% Pada tahun 2005 naik lagi menjadi masingmasing 8,8% dan 28% dan Hasil Riskesdas Pada tahun 2010 naik lagi menjadi masingmasing 17,9% dan 4,9% dan kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Alasannya selain berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, kekurangan gizi juga termasuk salah satu penyebab utama kematian balita (Dina, 2008). 1.2 rumusan masalah bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan nutrisi? 1.3 Tujuan Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada An. A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan.



BAB II PEMBAHASAN A.      Definisi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Wilkinson, 2007). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA, 2012-2014). B.      Patofisiologi Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan selsel untuk melaksanakan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk itu diperlukan (Satino, 2005): 1.    Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan 2.    Sekresi getah pencernaan 3.    Absorbsi hasil pencernaan, air dan elektrolit 4.    Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorbsi 5.    Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon.dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen, yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasu zat yang terlarut, keasaman kimus atau konsentrasu ion H+ dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam amino). Proses pencernaan makanan menurut Potter& Perry antara lain: 1.    Mengunyah 2.    Menelan (deglusi) a.    Pengaturan saraf pada saat menelan b.    Tahap menelan di esofagus 3.    Makanan di lambung 4.    Pengosongan di lambung



5.    Faktor refleks duodenum 6.    Pergerakan usus halus a.    Gerakan kolon b.    Gerakan mencampur c.     Gerakan mendorong 7.    Defekasi Masalah-masalah berhubungan dengan nutrisi menurut Potter& Perry antara lain: 1.    Kekuranagn nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupanasupan nutrisi untuk proses metabolisme. 2.    Kelebihan nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. 3.    Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai denga kebutuhan tubuh. 4.    Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. 5.    Diabetes militus Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat berlebih. 6.    Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masala pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obestas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebih. C.      Tanda dan Gejala  Manifestasi atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut buku saku diagnosa keperawat NIC-NOC antara lain: 1.    Subjektif



a.    Kram abdomen b.    Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit c.     Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan d.    Melaporkan perubahan sensasi rasa e.    Melaporkan kurangnya makanan f.     Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan 2.    Objektif a.    Tidak tertarik untuk makan b.    Diare c.     Adanya bukti kekeurangan makanan d.    Kehilangan rambut yang berlebihan e.    Bising usus hiperaktif f.     Kurangnya minat pada makanan g.    Luka rongga mulut inflamasi



D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI 1.      Pengkajian Dalam mengkaji ststus nutrisi pasien, akan digunakan pendekatan ABCD menurut Potter& Perry yaitu: 1.  )       AnthropometricMeassuremen (Pengukuran Antropometri) Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dari susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Ditinjau dari sudut pandang gizi mak antropometriberhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis pengukuran antara lain:a.       Berat Badan (BB) erat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Di samping itu, berat badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Cara mengukur berat badan adalah: BB = (TB - 100) – 10 % (TB - 100) Sedangkan untuk berat badan ideal kriterianya adalah :



1)      > 110 % dari berat badan standar = gemuk 2)      90 % – 110 % dari berat badan standar = ideal/gemuk 3)      70 % - 90 % dari berat badan standar = sedang 4)      < 70 % = sangat kurus b.      Tinggi badan (TB) Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan sekarang. Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri, rentang lengan, atau jarak dari ujung jari ke ujung jari dengan diulurkan penuh pada tingkat bahu kurang lebih ketinggian untuk orang dewasa. c.       Lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Ambang batas wanita usia muda dengan risiko kekurangan energi kronik di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila kurang dari angka tersebut maka wanita tersebut mempunyai risiko kekurangan energi kronis. d.      Lipatan trisep Pengukuran lipatan trisep dimaksudkan untuk menentukan status lemak tubuh. Pengukuran lipatan trisep dilakukan dengan mengggunakancaliper.



2.)         Biochemical Data Pengkajian status nutrisi klien perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium antara lain : a.       Hemoglobin (Hb) Nilai ormal hemoglobin yaitu: Bayi baru lahir                                         17 – 22 g/dl Anak-anak                                              11 – 13 g/dl Pria                                                         13 – 16 g/dl Wanita                                                    12 – 14 g/dl Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan anemia. Sdangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada ornag yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru-paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin. b.      Hematokrit (Hct)



ematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%) dengan cara perhitungan : Hct   =   X 100 % Hematokrit normal pria dan wanita yaitu 4 – 5,2 g/dl. Makanan dengan tinggi protein pada pasien dengan hipoalbuminemia adalah meningkatkan dan mempertahankan kadar albumin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. 3.   )      ClinicalSign Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting di antara pengkajian nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali area yang berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda-tanda klinis status nitrisi memberikan pedoman untuk observasi selama pengkajian fisik. 4.    )     DietaryHistory Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien: Pola diet / makan



Vegetarian, tidak makan ikan laut dll.



Kebiasaan makan



Makan bersama-sama. Makan sambil mendengarkan musik, makan sambil menonton televisi dll.



Makanan kesukaan



Suka makan lalap, suka sambal, suka coklat, suka roti-roti dll.



Pemasukan cairan



Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum dll.



Problem diet



Sukar menelan, kesulitan mengunyah dll.



Aktivitas fisik



Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/ malam, perlu makanan tambahan apa tidak



Riwayat kesehatan



Adanya riwayat penyakit diabetes militus, adanya alergi



Pengetahuan tentang nutrisi



Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan nutrisi



2.      Diagnosa Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA untuk perubahan status nutrisi antara lain: 1.)       Perubaha nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan: a.       Peningkatan laju metabolik b.      Asupannutrien yang tidak adekuat dalam diet c.       Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal d.      Kebutuhan energi tonggi akibat latihan yang berlebihan 2.)     Perubahn nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan: a.       Penurunan laju mertabolik b.      Asupannutrien dan kilokalori yang berlebihan dalam diet c.       Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat 3.)       Perubahan nutrisi : risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan : a.       Pola asupan makanan yang disfungsional b.      Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna c.       Gangguan menelan akibat jalan napas buatan 3.      Intervensi & Implementasi 1.)       Perubaha nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh NOC          Nutritional Status :          Nutritional Status : food and Fluid          Nutritional Status: nutrient Intake          Weight control



Intake



Kriteria Hasil :          Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan          Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan          Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi          Tidak ada tanda-tanda malnutrisi          Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan          Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti



Intervensi Keperawatan : NIC Nutrition Management          Kaji adanya alergi makanan



         Kolaborasi



dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan



pasien.          Anjurkan



pasien untuk meningkatkan intake Fe  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C          Berikan substansi gula          Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi          Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)          Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.          Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi          Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring          BB pasien dalam batas normal          Monitor adanya penurunan berat badan          Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan          Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan          Monitor lingkungan selama makan          Jadwalkan pengobatan dan perubahan pigmentasi          Monitor turgor kulit          Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah          Monitor mual dan muntah          Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht          Monitor pertumbuhan dan perkembangan          Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva          Monitor kalori dan intake nutrisi          Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.          Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 2. )      Perubahn nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh Intervensi Keperawatan dan Rasional Nutrisi dari Kelebihan Tubuh NANDA NIC NOC Berikut ini adalah intervensi keperawatan terapeutik untuk Nutrisi yang Tidak Seimbang: Lebih dari Kebutuhan Tubuh: Memulai kontrak pasien yang mencakup penghargaan dan penguatan pencapaian tujuan progresif. 



Rasional : Kontrak pasien memberikan kesempatan unik bagi pasien untuk belajar menganalisis perilaku mereka dalam hubungan dengan lingkungan dan memilih strategi perilaku yang akan memudahkan pembelajaran.



Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai.







Rasional : Perbaikan status gizi bisa memakan waktu lama. Pasien mungkin kehilangan minat dalam keseluruhan proses tanpa tujuan jangka pendek.



Negosiasikan dengan pasien mengenai aspek dietnya yang perlu dimodifikasi. 



Rasional : Memberi dan merawat pasien akan mengarah pada perawatan yang harmonis secara budaya.



Sarankan pasien untuk menyimpan catatan harian tentang asupan makanan dan keadaan seputar konsumsinya (metode persiapan, lama makan, situasi sosial, suasana hati keseluruhan, aktivitas yang menyertainya). 



Rasional : Pemantauan diri membantu pasien menilai kepatuhan terhadap kriteria kinerja yang ditentukan sendiri dan kemajuan menuju tujuan yang diinginkan. Pemantauan diri berperan penting dalam pemeliharaan standar perilaku internal.



Anjurkan pasien untuk mengukur makanan secara teratur. 



Rasional : Mengukur makanan mengingatkan pasien terhadap ukuran porsi normal. Perkiraan jumlah bisa sangat tidak akurat.



Dorong asupan air. 



Rasional : Air membantu dalam penghapusan produk sampingan dari pemecahan lemak dan membantu mencegah ketosis.



Tinjau kembali tingkat latihan pasien saat ini. Dengan penyedia layanan kesehatan dan pasien, perancangan program latihan jangka panjang. 



Rasional : Olahraga sangat penting untuk meningkatkan pengeluaran energi, untuk pemeliharaan massa tubuh tanpa lemak, dan sebagai komponen dari total perubahan gaya hidup.



Timbang pasien dua kali seminggu dalam kondisi yang sama. 



Rasional : Penting bagi kebanyakan pasien dan kemajuan mereka untuk mendapatkan hadiah aktual yang ditunjukkan oleh skala tersebut. Pemantauan dua kali seminggu membuat pasien tetap dalam program dengan tidak membiarkannya makan di luar kendali selama beberapa hari dan kemudian cepat menurunkan berat badan.



Mendidik pasien tentang asupan gizi yang memadai. Rencana total memungkinkan sesekali memperlakukan. 



Rasional : Perubahan gaya hidup permanen harus terjadi agar berat badan menjadi tahan lama. Tidak termasuk semua suguhan tidak berkelanjutan. Selama pembatasan energi, pasien harus mengkonsumsi 72 sampai 80 g protein nilai biologis tinggi per hari untuk mengurangi risiko aritmia ventrikel.



Biasakan pasien dengan teknik modifikasi perilaku berikut ini: 



Rasional : Pemantauan diri adalah inti dari program intervensi penurunan berat badan perilaku. Singkatnya, pemantauan diri secara fundamental terkait dengan penurunan berat badan yang berhasil.



Self-monitor                       



Simpan buku harian makanan dan latihan Grafik berat mingguan Stimulus control Batasi asupan makanan ke satu situs di rumah Duduklah di meja makan Rencanakan asupan makanan setiap hari Susun ulang jadwal untuk menghindari makan yang tidak tepat Menyimpan atau menjadwal ulang aktivitas sehari-hari pada saat Anda lapar Hindari kebosanan; simpan daftar kegiatan di kulkas Di sebuah pesta: makanlah sebelum Anda pergi, duduklah dari makanan ringan, dan ganti minuman kalori rendah untuk yang beralkohol Tentukan terlebih dahulu apa yang harus dipesan di restoran Perlahan makan Minumlah segelas air sebelum makan; Minum air putih di antara gigitan makanan Menelan makanan sebelum memasukkan lebih banyak makanan di atas perkakas Cobalah untuk menjadi yang terakhir untuk menyelesaikan makan Jeda sejenak selama makan, dan usahakan untuk meningkatkan jumlah jeda Reward sendiri Bagilah kemajuan Anda Buat kesepakatan dengan diri Anda atau orang penting lainnya untuk hadiah yang berarti Jangan menghadiahi diri Anda dengan makanan Strategi kognitif Lihat latihan sebagai alat untuk mengendalikan rasa lapar Latih teknik relaksasi Bayangkan diri Anda memesan salad sisi, saus diet, susu rendah lemak, dan hamburger kecil di restoran cepat saji. Visualisasikan diri Anda menikmati apel segar sesuai dengan pai apel



Biarkan dan dorong pasien untuk melakukan rutinitas latihan yang melibatkan 45 menit latihan lima kali per minggu. 



Rasional : Aktivitas fisik yang cukup intens selama 30 sampai 45 menit 5 sampai 7 hari / minggu dapat mengeluarkan 1500 sampai 2000 kalori / minggu yang tampaknya diperlukan untuk mempertahankan penurunan berat badan.



Amati terlalu banyak menggunakan nutrisi tertentu. 



Rasional : Pasien yang mengkonsumsi sejumlah nutrisi dalam jumlah berlebihan juga dapat mengkonsumsi kurang dari jumlah yang memadai dari orang lain.



Berikan pasien dan keluarga informasi mengenai pilihan rencana pengobatan. 



Rasional : Karena tujuannya adalah untuk mendapatkan perubahan permanen dalam manajemen berat badan, keputusan mengenai rencana perawatan harus diserahkan kepada pasien dan keluarga.



Panduan pasien mengenai perubahan yang akan memberi dampak besar pada kesehatan. 



Rasional : Bahkan penurunan berat badan ringan juga berkontribusi pada diabetes dan kontrol hipertensi.



Kenali pasien dan keluarga dari kerugian mencoba menurunkan berat badan dengan diet sendiri. 



Rasional : Dengan diet rendah kalori saja, sebanyak 25% dari berat badan yang hilang bisa menjadi massa tubuh tanpa lemak.



Jelaskan pentingnya latihan dalam program pengendalian berat badan. 



Rasional : Seseorang yang dikondisikan secara fisik menggunakan lebih banyak lemak untuk energi saat istirahat dan dengan berolahraga daripada orang yang tidak banyak bekerja.



Ajarkan metode pengurangan stres sebagai alternatif makan. 



Rasional : Pasien perlu mengganti perilaku sehat untuk yang tidak sehat.



5.       Evaluasi Contoh evaluasi untuk perubahan status nutrisi menurut Potter& Perry Tujuan



Tindakan Evaluatif



Hasil yang Diharapkan



Klien akan kembali berada dalam rentang 10% berat badan yang baik untuk tinggi badannya



Timbang berat badan



Berat badan akan menunjukan peningkatan yang sesuai yaitu ¼ - ½ kg / minggu (0,25 – 0,5 kg/ minggu)



Observasi tanda-tanda defisit nutrisi pada klien Observasi tanda-tanda dehidrasi atau overdehidrasi pada klien Palpasi kulit terhadap tanda-tanda edema Pantau tingkat elektrolit dan observasi terhadap ketidakseimbangan elektrolit



Parameter laboratorium akan menunjukan bukti hidrasi yang adekuat dan peningkatan parameter nutrisi.



DAFTAR PUSTAKA Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction. http://zhhafirotussaleeha.blogspot.com/2015/10/askep-gangguan-kebutuhan-nutrisi.html?m=1 departemen gizi dan kesehatan masyarakat. ( 2012 ).gizi dan kebutuhan masyarakat).edisi ke-7. Jakarta:rajawali pers