ASKEP Gangguan Kelenjar Pankreas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I KONSEP DASAR A.



Pendahuluan



Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak melintang dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya mengandung enzim pencernaan. Sekresi internal pankreas mengandung enzim pencernaan. Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan oleh sel-sel alfa. Sel alfa, beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau langerhans. Pankreas



memiliki



fungsi



endokrin



dan



eksokrin.



Kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim kedalam duodenum proksimal. Sekreatin dan kolesistikinin, pankreozimin (CCK-P2,



cholestokinin-pankreozymin)



merupakan



hormon



traktus



gastrointestinal yang membantu mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekresi pankreas. Disamping itu faktor-faktor neural juga mempengaruhi



sekresi



enzim



pankreas.



Disfungsi



pankreas



sedini



mungkin harus terjadi sebelum timbul penurunan sekresi enzim dan gangguan pencernaan protein serta lemak. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500 hingga 2500 ml/hari. Pertimbangan gerontologi dengan bertambahnya usia terjadi sedikit perubahan pada ukuran pankreas. Namun demikian pada pasien-pasien yang



berusia



lebih



dari



70



tahun



akan



mendapat



peningkatan



penimbunan lemak dan bahan fibrosa dalam pangkreas, disamping itu dengan



bertambahnya



arterosklerotik



yang



usia



terlokalisir.



ditemukan



sejumlah



perubahan



Beberapa



penelitian



menunjukan



berkurangnya laju sekresi pankreas (penurunan sekresi lipase, amilase dan tripsin) dan menurunkan pengeluaran bikarbonat pada pasien berusia lanjut. Beberapa gangguan pada proses absorbsi lemak yang normal terjadi bersamaan dengan pertambahan usia, dan gangguan ini mungkin disebabkan



oleh



kelambatan



dalam



pengosongan



lambung



serta



insufisiensi pankreas. Penurunan absorbsi kalsium semua perubahan ini



membuat



kita



harus



berhati-hati



dalam



menginterpretasikan



hasil



pemerikasaan diagnostik pada lansia normal dan dalam memberi konseling diet . B.



Pengertian



Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan denan cepat dan fatal yang tidak bereaksi dengan pengobatan. Terdapat beberapa teori tentang penyebab atau mekanisme terjadinya pankreatitis yang pada umumnya dapat dikatakan sebagai otodigesti pankreas. Umumnya semua teori ini menyatakan bahwa duktus pankaretis tersumbat disertai oleh hipersekresi enzim-enzim eksotrin dari pankreas. Enzim-enzim ini memasuki saluran empedu serta diaktifkan disana dan kemudian bersama-sama getah empedu mengalir balik (refluksi) ke dalam duktus pankreatis sehingga terjadi pankreatitis. Pankreatitis dibagi menjadi dua yaitu pankreatitis akut dan pankreatitis kronis. 1.



Pankreatitis Akut



a.



Pengertian



Pankreatitis akut adalah inflamasi pada pankreas yang terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim-enzim nya sendiri. Maksudnya secara normal pankreas dilindungi oleh enzim-enzim dingestinya sendiri tapi karena terjadi kerusakan bisa mengakibatkan organ ini tercerna oleh enzim sehingga terjadi inflamasi. b.



Etiologi



Faktor-faktor etiologi pankreatitis akut : 



Batu saluran empedu







Alkoholisme berat







Obat, seperti steroid, deuretik tiazid







Hiperlipidemia, terutama fredericson tipe v







Hiperparatiroidisme







Asidosis metabolik







Uremia







Imunologi, seperti lupus critromatus







Pankreatitis gastrointestinal karena ketidakseimbangan hormonal







Defisiensi protein







Toksin



c.



Manifestasi Klinis



Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang disertai nyeri punggung terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang mengalami inflamasi tersebut sehingga memicu rangsangan pada ujung saraf. Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga menimbulkan rasa sakit. Secara khas rasa sakit timbul pada bagian tengah ulu hati. Awitannya sering bersifat akut dan terjadi 24 jam hingga 48 jam setelah makan atau mengkonsumsi minuman keras, rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit bertambah parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antacid. Rasa sakit dapat



disertai



dengan



distensi



abdomen



yang



dapat



diraba



tapi



batasannya tidak jelas. Dan dengan penurunan peristaltik. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai dengan muntah. Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntah biasanya berasal dari isi lambung, tetapi juga mengandung getah empedu, gejala parah, ikterus, konfusi, dan agitasi dapat terjadi. Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolema serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sebagian besar cairan yang kaya



akan protein karena cairan ini mengalir ke dalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardi sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini. 2. a.



Pankreatitis Kronik Pengertian



Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pancreas. b.



Etiologi



Konsumsi alcohol pada masyarakat barat dan malnutrisi yang terdapat diseluruh dunia merupakan penyebab utama pankreatitis kronik. c. 



Manifestasi Klinis Nyeri yang hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggung



disertai muntah. 



Penurunan berat badan merupakan masalah utama pada pankreatitis



kronik. Lebih dari 75% pasien mengalami penurunan berat badan yang bermakna yang biasanya disebabkan oleh penurunan asupan makanan akibat anoreksia atau perasaan takut bahwa makan akan memicu serangan berikutnya. 



Malabsorbsi terjadi kemudian pada penyakit tersebut ketika fungsi



pancreas masih terisi 10%. 



Defekasi menjadi sering dan feses menjadi berbuih serta berbau



busuk karena gangguan pencernaan lemak. Keadaan ini dinamakan steatore. 



Dengan berlanjut proses penyakit. Klasifikasi pada kelenjar pancreas



dan terbentuknya batu kalsium di dalam saluran kelenjar dapat terjadi. C.



Patofisiologi



Dalam keadaan normal pankreas terlindung dari efek enzimatik enzim digestinya sendiri. Enzim ini disintesis sebagai zimogen yang inaktif dan diaktivasi dengan pemecahan rantai peptid secara enzimatik. Enzim



proteoloitik



(tripsin,



kemotripsin,



karboksipeptidase,



elastase)



dan



fospolipase Termasuk dalam kelompok ini. Enzim digestif yang lain seperti amilase dan lipase disintesis dalam bentuk inaktif, disimpan dalam bentuk in aktif dan disimpan dalam butir zimogen sehingga terisolasi oleh membran fosfolipid didalam sel asinin Selain itu terdapat inhibitor didalam jaringan pankreas. Cairan pankreas dan serum sehinggga dapat mengaktifasi protoase yang diaktifasi terlalu dini. Dalam proses aktifasi enzim didalam pankreas peran penting terletak pada tripsin yang mengaktifasi semu zimogen pankreas yang terlihat dalam



yang



terlihat



dalam



proses



auto



digesti



(kemotripzinogen,



proelastase, fosfolipase A). Hanya lipase yang aktif yang tidak tergantung pada tripsin. Aktifasi zimogen secara normal dimulai dari enterokinase di duodenum. Ini mengakibatkan mulanya aktivasi tripsin yang kemudian mengaktivasi zimogen yang lain. Jadi diduga bahwa aktifasi dini tripsinogen menjadi tripsin adalah pemicu bagi kaskade auto digestif pankreas. D.



Pemeriksaan Diagnostik



Diagnosis pankreatitis ditegakan berdasarkan riwayat nyeri abdomen. Adanya factor-faktor resiko yang diketahui pemeriksaan fisik dan hasilhasil pemeriksaan diagnostik dipilih. Kadar amilase dan lipase serum digunakan untuk menegakkan diagnosis pankreatitis akut . Kadar puncak amylase serum mencapai puncak dalam waktu 24 jam disertai penurunan cepat nilai normal dalam waktu 48 sampai 72 jam, kadar lipase serum meningkat sesudah 48 jam akan tetap tinggi selama 5 sampai 7 hari. Kadar amilase urin juga mengalami kenaikan dan tetap tinggi pada dalam periode waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan kadar amilase serum. Jumlah sel darah putih biasanya meninggi; hipoklasemia terdapat pada banyak pasien dan tampaknya berhubungan dengan beratnya pankreatitis. Hiperglikemia dan glukosuria sementara serta kenaikan kadar bilirubin serum terjadi pada sebagian penderita pankreatitis akut



Hasil laboratorium lain yang dapat meningkat pada pankreatitis akut dan digunakan



untuk



menentukan



intensitas



penyakit



tersebut



adalah



fibrinogen, C-reaktive protein, peptide pengaktif tripsinogen dan elastase PMN. Nilai hematokrit dan hemoglobim di gunakan untuk memantau adanya pendarahan .Cairan peritoneum yang dapat diambil lewat parasentesis atau bilas peritoneum dapat mengandung enzim-enzim pankreas dengan kadar yang meningkat. Fases pasien pankreas tampak sangat banyak berwarna pucat dan berbau busuk kandungan lemaknya berfariasi antara 50% dan 90%, normalnya kandungan lemak yaitu 20%. Foto Rontgen abdomen dan toraks dibuat untuk membedakan pankreatitis deangn kelainan lain yang dapat menimbulkan gejala serupa dan untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya gejala serupa dan untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya efusi pleura. Pemeriksan



U



mengidentifiaksi



dan



Pemidai



peningkatan



CT



dengan



diameter



kantras



pankreas



dilakukan dan



untuk



mendeteksi



keberadaan kista, abses atau pseudokista pada pankreas E.



Penatalaksanaan



Penatalaksanaan



pasien



pankreatitis



akut



bersifat



simtomatik



dan



ditujukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi. Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat stimulasi dan sekresi pankreas. Pelaksanaan TPN pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khususnya pada pasien dengan kedaaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stress metabolic yang buruk. Sebagai stress metabolic yang menyertai pankreatis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan isi lambung dapat dilakukan untuk meredam gejala mual dan muntah, mengurangi distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik, serta untuk mengeluarkan asam hidroksida agar asam ini tidak mengalir dalam duodenum serta menstimulasi pankreas.



1.



Penanganan nyeri



Pemberian obat pada nyeri yang adekuat merupakan tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena dapat mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas. Pengunaan morfin dan turunannya harus dihindari karena preparat ini dapat menimbulkan spasme spingter oddi. Pemberian antimentik dapat mencegah muntah 2.



Perawatan intensif



Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah diperlakukan untuk mencegah gagal ginjal akut. Pemberian insulin mungkin



diperlukan



bila



terdapat



hiperglikemia



yang



berat.



Bilas



peritoneum merupakan tindakan yang efektif bagi sebagian penderita pankareatitis yang berat 3.



Perawatan respiratorius



Perawatan respiratorius yang agresif sangat diperlukan karena resiko terjadinya



elevasi



diagfragma,



inflasi



seta



efusi



dalam



paru



dan



atelektasis cenderung tinggi. Perawatan respiratorius dapat berkisar dari pemantauan gas arteri yang ketat, pemberian oksigen dan ventilasi mekanis 4.



Drainase biller



Pemasangan drain biler dan sten dalam duktus pankreatikus melalui endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi ini membentuk kembali aliran pancreas dan akibatnya akan mengurangi rasa sakit dan menaikan berat badan. 5.



Intervensi bedah



Pembedahan



dilakukan



pankareatitis,



membentuk



untuk



membatu



kembali



drainase



menegakkan pankreas



diagnosa



atau



untuk



melakukan reseksi atau menegakkan jaringan pankreas yang nekrotik. F.



Komplikasi



Berdasarakan dari data-data pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup :



1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit 2. Nekrosis pankreatis 3. Syok dan kegagalan oragn multiple



BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A.



Pengkajian



Riwayat kesehatan difukoskan pada kriteria nyeri abdomen dan gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri dan lokasinya dan



hubungannnya



dengan



makan



dan



alkohol



serta



hasil



yang



diupayakan oleh pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu di catat. Setatus cairan dan nutrisi pasien dan riwayat serangan batu empedu serta konsumsi alkohol harus dikaji. Sirkulasi Tanda



:



Hipertensi



hipovolemia atau



(nyeri



akut),



hipotensi,



dan



takikardia



(syok



toksemia.



Edema, asites. Kulit pucat, dingin, berkeringat (vasokonstriksi / perpindahan cairan), ikterik (inflamasi / obstruksi duktus koledukus), warba niru-hijau kecoklatan di sekitar umbilicus (tanda Cullen) dari akumulasi darah (pankreatitis hemoragi).



Integritas ego Tanda :



Agitasi, gelisah, distress, ketakutan.



Eliminasi Gejala :



Diare, muntah.



Tanda :



Sakit abdomen, distensi, dan nyeri lepas ; kekakuan. Bunyi usus menurun/tak ada (penurunan peristaltic/ileus)



Warna urine gelap atau coklat, berbusa (empedu) Feses busuk, keabua-abuan, dan tak berbentuk (steatore) Poliuria (terjadi DM). Makanan/Cairan Gejala :



Tidak toleran terhadap makanan, anoreksia, muntah



menetap, muntah-muntah. Penurunan berat badan. Neurosensori Tanda :



Bingung, agitasi. Tremor kasar pada ekstremitas (hipokalemia).



Nyeri/Kenyamanan Gejala :



Nyeri abdominal dalam berat yang tak berhubungan,



biasanya terlokasi pada epigastrium dan periumbilikal tetapi dapat menyebar



ke



punggung.



Timbulnya



dapat



tiba-tiba



dan



sering



berhubungan dengan minuman keras atau makan terlalu banyak. Tanda :



Dapat meringkuk dengan kedua tangan di atas abdomen.



Pernapasan Tanda :



Takipnea, dengan/tanpa dispnea. Penurunan



kedalaman



pernapasan



menekan/tegang. Rales pada kedua basal (efusi pleura).



dengan



tindakan



Keamanan Tanda :



Demam.



Seksualitas Tanda



:



Kehamilan



(trimester



ketiga)



degan



perpindahan



isi



abdomen dan penebalan pda traktus bilier. Penyuluhan/Pembelajaran Gejala :



Riwayat keluarga pankreatitis Riwayat koletiasis dengan obstruksi duktus koledukus parsial atau



penuh; gastritis, ulkus duodenal, duodenitis; divertikuli; penyakit Crohn; adanya bedah abdomen (contoh prosedur pada pancreas, traktus bilier, lambung, atau duodenum), trauma abdomen eksternal. Pemasukan alcohol berlebihan. Penggunaan obat, contoh antipiretik, opiate, tiazid, steroid, beberapa antibiotic, estrogen. B.



Diagnosis Keperawatan



1.



Nyeri akut berhubungan dengan obetruksi pankreas, duktus biler,



konstaminsasi pada permukaan peritoneal oleh eksudat pankreas / autodigesti oleh pankreas. 2.



Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan



muntah, penurunan pemasukan oral, pembatasan diet, kehilangan enzim pencernaan dan insulin. 3.



Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan salah



interfensi informasi, tidak mengenal sumber informasi. 4.



Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan



perawatan dirumah sakit. 5.



Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhibungan dengan



kehilangan cairan berlebihan, muntah, penghisapan gaster, perdarahan dan asupan cairan tiadak adekuat.



6.



Resiko



tinggi



infeksi



berhubungan



dengan



tidak



sdekuatnya



pertahanan utama : statis cairan tubuh, gangguan peristaltik, perubahan Ph pada sekresi dan penekanan imun. C.



Perencanaan Keperawatan



Dp . 1 Nyeri akut berhubungan dengan obetruksi pankreas, duktus biler, konstaminsasi pada permukaan peritoneal oleh eksudat pankreas / autodigesti oleh pankreas. Tujuan : penurunan penampilan peran atau hubungan interpersonal Kriteria hasil : menyatakan metode yang membuat nyeri hilang atau terkontrol. Intervensi dan Rasionalisasi N



Intervensi



Rasionalisasi



o Mandiri 1



keluhan Nyeri sering menyalar, berat, dan



Selidiki



verbal, lihat lokasi tidak berhubungan pada penyakit dan



intensitas disfungsi pankreas / pankreatitis



khusus(skala 0-10)



dan perdarahan.



2 Pertahankan baring serangan berikan 3



tirah Menurunkan laju metabolic dan selama rangsangan / sekresi GI, sehingga akut, menurunkan aktivitas pankreas.



lingkungan



tenang. Meningkatkan Berikan nyaman,



4



tindakan memampukan dorong memfokuskan



relaksai



dan



pasien



untuk



perhatian



dapat



teknik relaksasi dan meningkatkan koping. aktivitas. Enzim pankreas dapat mencerna



Pertahankan 5



kulit



dan



jaringan



dinding



perawatan



kulit, abdomen, menimbulkan luka bsksr



khussunya



pada kimiawi.



aliran



cairan



fistula



dari



dinding



abdomen. Obat tertentu dapat meningkatkan istirahat & penurunan spasme otot



Kolaborasi : 6



Berikan obat sesuai / duktus, sehingga menurunkan kebutuhan metabolik, sekresi HCL



indikasi



menurunkan rangsangan pankreas dan nyeri karenanya. 7 Membatasi Memberikan



/



menurunkan



pengeluaran enzim pankreas dan



makanan dan cairan nyeri. sesuai indikasi. Siapkan



untuk Bedah



intervensi



bedah diperlukan pada adanya nyeri /



bila di indikasikan.



eksplorasi



mungkin



komplikasi yang tak hilang pada traktus biler.



Dp 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan



muntah,



penurunan



pemasukan



oral,



pembatasan



diet,



kehilangan enzim pencernaan dan insulin. Tujuan : tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik, keadekuatan zat gizi yang dikomsusi tubuh. Kriteria hasil : Menunjukan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium



normal,



tidak



mengalami



tada



mempertahankan berat badan normal. Intervensi dan Rasionalisasi : N



Intervensi



Rasionalisasi



malnutrisi



dan



o Mandiri : 1



abdomen, Distensi



Pantau catat



dan



otonomi



/ usus sering terjadi mengakibatkan



adanya



bisisng penurunan / tak adanya bising



karakter



distensi usus, kembalinya bisng usus dan



usus,



dan hilangnya



abdomen



gejala



menunjukkan



untuk



penghentian



muntah kesiapan



keluhan 2



abdomen



aspirasi gaster.



dan mual.



Bantu pasien dalam Kebiasaan



diet



sebelumnya



pemulihan makanan mungkin tidak memuaskan pada /



yang pemenuhan



cairan



kebutuhan



memenuhi



untuk



kebutuhan



nutrisi penyembuhan



dan



regenerasi



saat



jaringan



ini dan



penggunaan



pembatasan stimulan gaster. Contoh : kafein,



bila diet di mulai. 3



alkohol, makanan, penghasil gas atau makan tertentu banyak dapat mengakibatkan



rangsangan



berlebihan pada pankreas. Catat



tanda



peningkatan



dan Mewaspadakan



berkemih 4



atau hiperglikemia karena peningkatan



perubahan dan



terjadinya



mental pengeluaran



glikogen



atau



ketajaman penurunan pengeluaran insulin.



visual. 5



Kolaborasi : Awasi serum



glukosa Indikator kebutuhan insulin karena hiperglikemia



sering



terjadi



meskipun tidak selalu pada kadar cukup tinggi untuk menghasilkan ketoasidosis.



Mulai



pemasukan Pemberian makan oral terlalu dini



oral dengan cairan pada bening



dan



lanjut



penyakit



berat



diet mengeksaserbasi secara Kehilangan



perlahan memberikan



diet memerlukan



gejala.



fungsi



untuk penurunan



pankreas



produksi diet



tinggi protein, tinggi memberikan



dapat



insulin



diabetik.



kalori



/



/



MCT



nutrien



karbohidrat bila di tambahan yang tidak memerlukan indikasikan.



enzim



pankreas



untuk



pencernaan / absorsi Dp 3 : Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan salah interfensi informasi, tidak mengenal sumber informasi. Tujuan : tepat melakukan yang di instruksikan dan mengerti dengan kondisi. Kriteria Hasil : Mengenali kebutuhan untuk kerja sama dan mengikuti perawatan. Intervensi dan Rasionalisasi : N o 1



Intervensi Pantau



Rasionalisasi



ulang Memberikan dasar pengetahuan di



penyebab terjadinya



khusus mana



pasien



dapat



membuat



episode pilihan informasi



dan prognosis 2 Pajan



kan



program pengobatan rehabilitasi



pada Penyalagunaan



alkohol



secara



nyata palaing umum menyebabkn / terulangnya



penyakit



disfungsi



pankreas. Penggunaan obat lain



ketergantungan zat meningkat sebagai faktor apakah 3



kimia



bila diresepkan apa beli di jalan?.



diresepkan . Bila kerusakan permanen terjadi pada pankreas, defisiensi eksokrin



Anjurkan



akan



menggunakan



penggantian



pengganti



terjadi



memerluakan



jangka



panjang,



enzim makanan / minuman panas dapat



pankreas dan terapi membuat enzim tidak aktif. 4



garam



empedu



sesuai



indikasi,



hindari makanan / minuman panas



Kerusakanb



sel



beta



dapat



mengakibatkan gangguan produk Diskusikan tanda / siinsulin sementara dan permanen gejala DM. Contoh : polidigsia,



poliuria,



kelemahan, penurunan



berat



badan Dp 4 : Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan perawatan dirumah sakit. Tujuan : penggunaan diri untuk melakukan interaksi yang efektik, kemampuan untuk menghialangkan atau mengurangi perasaan kawatir dan tegang dari suatu sumber yang tidak dapat di identifikasi. Kriteria Hasil : menunjukkan kontlol ansietas, dibuktikan dengan mempertahankan penampilan peran, melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik. Intervensi dan Rasionalisasi N



Intervensi



Rasionalisasi



o Mandiri : 1



Berikan



penjelasan Pengetahuan



apa



yang



di



denang sering dan harapkan menurunkan ketakutan informasi



2



tentang dan



ansietas,



memperjelas



prosedur



kesalahan



konsep



perawatan.



meningkatkan kerja sama.



dan



Pantau



status Pada



mental,



awal,



dapat



termasuk menggunakan penyangkalan dan



suasana hati (efek, represi ketakutan kejadian



isi beberapa



contoh



ilusi,



untuk



menurunkan



dan



pada menyaring informasi keseluruan, dan



fikiran) 3



pasien



pasien



menunjukkan



: tindakan tenang dan status mental



manifestasi waspada, menunjukkan disosiasi



teror / panik.



kenyataan, yang juga merupakan mekanisme perlindungan.



Terima



dan



ekspresi



akui Penerimaan



marah,



terjadi membantu perbaikan, ini



kedukaan tidak



membantu



perilaku



sebelum menarik situasi



diri



dan lama



siap



untuk



menerima



penyangkalan dan



mungkin



mungkin mekanisme



penggunaan



adaptif, karena pasien tidak siap



penyangkalan



mengatasi masalah pribadi. Kata-kata



5



atau



kemarahan, kemungkinan mendorong pasien



perhatiakan 4



sebagai



frustasi respon normal terhadap apa yang



ketergantungan, dan



perasaan



Berikan



penguatan mendukung



positif



penguatan



dapat



terjadinya



perilaku



terhadap koping positif.



kemajuan



dan



dorong usaha untuk mengikuti 6



tujuan



rehabilitasi. Mempertahankan / membuka garis Dorong



interaksi komunikasi



dan



keluarga



dan dukungan



dengan



tim pasien dan keluarga.



rehabilitasi.



terus



memberikan menerus



pada



Kolaborasi : Rujuk fisik



ke /



Membantu dalam identifikasi cara / terapi alat



untuk



meningkatkan



kejujuran mempertahankan



konsul



/



kemandirian.



kejujuran, Pasien dapat memerlukan bantuan



dan



konsul lanjut untuk mengatasi masalah



psikatrik, contoh : emosi klinis



mereka



bila



mereka



spesialis menetap.



perawat



psikiatrik,



pelayanan



sosial,



psikologis



sesuai



kebutuhan Dp 5 : Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhibungan dengan kehilangan cairan berlebihan, muntah, penghisapan gaster, perdarahan dan asupan cairan tiadak adekuat. Tujuan : Menyeimbangan jumlah air dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh. Kriteria Hasil : Kurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan elektrolit dan asam basa, hidrasi yang adekuat. Intervensi dan Rasionalisasi : N



Intervensi



Rasionalisasi



o Mandiri : 1



Ukur masukan dan Indikator kebutuhan penggantian / termasuk keefektifan terapi.



haluaran muntah



/



aspirasi



gaster, diare, hitung keseimbangan. 2



Timbang badan



berat Penurunan



berat



badan



sesuai menunjukkan hipovolemia : namun



indikasi, hubungkan edema, retensi cairan dan asites denagn perhitungan mungkin



ditunjukkan



oleh



keseimbangan



peningkatan



cairan.



stabil,



3



atau



meskipun



berat



badan



pada



adanya



kehilangan otot. Selidiki



perubahan



sensori,



cotoh



bingung,



: Perubahan mungkin berhubungan



respons dengan



lambat.



hipovolemia,



hipoksia,



ketidakseimbangan elektrolit atau delirium



(pada



pankreatitis



akut



berhadap 4



pasien



dengan sekunder



pemasukan



berlebihan)



penyakit



alkohol pankreas



berat dapat menyebabkan psikosis Observasi



/ toksik.



laporkan



tremor



otot keras, kejang, Gejala



ketidakseimbangan



tanda chvostek atau kalsium, kalsium meningkat lemak 5



treousseau positif.



bebas



dalam



usus



dan



hilang



melalui sekresi pada feses. Kolaborasi : Berikan penggantian cairan sesuai contoh 6



indikasi, Pilihan cairan pengganti kurang :



cairan penting



pada



garam faal, albumin keadekuatan dan dekstran.



kecepatan



perbaikan



dan



volume,



cairan garam faal dan albumin dapat



digunakan



meningkatkan



untuk



mobilisasi



cairan



Awasi pemeriksaan kembali kedalam area vaskuler. lab, contoh : Hb / Ht, 7



protein, Mengidentifikasi



albumin,



elektrolit, kebutuhan



BUN,



kreatinin, terjadinya



osmolalitas



urine ATN, KID



defisit



penggantian komplikasi,



/ dan



contoh



:



dan



natrium



/



kalium pemeriksaan koagolasi. Ganti



elektrolit,



contoh



natrium, Penurunan pemasukan oral dan



kalium,



klorida, hilang berlebihan mempengaruhi



kalsium



sesuai keseimbangan elektrolit / asam basa,



indikasi.



yang



perlu



untuk



mempertahankan fungsi seluler / organ Dp 6 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak sdekuatnya pertahanan utama : statis cairan tubuh, gangguan peristaltik, perubahan Ph pada sekresi dan penekanan imun. Tujuan : keadekuatan alami yang didapat dan secara tepat ditujukan untuk menahan antigen- antigen inrternal maupun eksternal Kriteria Hasil : faktor sesiko infeksi akan hialang dengan dibuktikan oleh keadekuatan



status



imun



pasien,



pengetahuan



yang



penting



pengendalian infeksi dan secara konsisten menunjukkan perilaku deteksi resiko dan pengendalian resiko Intervensi dan Rasionalisasi: N



Intervensi



Rasionalisasi



o Mandiri : 1



teknik Membatasi sumber infeksi dimana



Gunakan aseptik



ketat



mengganti



bial dapat menimbulkan sepsis pada



balutan pasien tentang penyakit.



bedah atau bekerja dengan infus



balutan kateter



/



selang drain . ganti balutan 2



cepat



dengan Menurunkan



resiko



kontaminasi



silang. Tekankan pentingnay mencuci 3



tangan



dengan Akumulasi cairan dan keterbatasan



baik.



mobilitas



mencetuskan



Observasi frekuensi pernapasan dan 4



karakteristik Akumulasi



dan cairan



pernapasan,



bunyi menyebabkan



napas.



Catat diafragma



infeksi



atelektasis. asites



dapat



peningkatan dan



pernapasan



adanya batuk dan abdomen dangkal. produksi sputum. Meningkatkan



ventilasi



segmen



perubahan paru dan meningkatkan mobilitas



Dorong



posisi sering, napas sekresi. 5



dalam



dan



batuk,



bantu



untuk



ambulasi



secepat



mungkin bila stabil. Ikterik kolestatik dan penurunan tanda fungsi



Observasi infeksi, 6



contoh



: pertama



paru sepsis



mungkin dari



tanda



organisme



demam dan distres gram negatif. pernapasan berhubungan dengan ikterik. Mengidentifikasi



Kolaborasi : Ambil kultur,



spesimen dan organisme penyebab. contoh



:



darah, luka, urine, sputum,



adanya



atau



aspirat pankreas



infeksi



BAB III KESIMPULAN



Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak melintang dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya mengandung enzim pencernaan. Sekresi internal pankreas mengandung enzim pencernaan. Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan oleh sel-sel alfa. Sel alfa, beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau langerhans Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan denan cepat dan fatal yang tidak bereaksi dengan pengobatan. Terdapat beberapa teori tentang penyebab atau mekanisme terjadinya pankreatitis yang pada umumnya dapat dikatakan sebagai otodigesti pankreas. Ada 2 macam pankreatitis : 



Akut







Kronis



DAFTAR PUSTAKA



Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC http://askep-ebook.blogspot.com http://cnennisa.files.wordpress.com http://harnawatiaj.wordpress.com Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC www.google.com