Askep Hemoroid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID PADA Ny S DI RUANG ABU BAKAR RSI SUNAN KUDUS



Disusun Oleh : Nama : Alfiyani Meilasari Npm



: 920173100



Prodi : S1- ILMU KEPERAWATAN



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AJARAN 2019/2020



Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hemoroid Ny.R, Umur 50 tahun , masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya seperti ditusuk-tusuk dengan skala 6. Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari. Tanggal masuk : 08 Oktober 2011 Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2011 Diagnosa medis : Hemoroid A. BIODATA 1. Identitas Klien Nama : Ny. R Jenis kelamin : Perempuan Usia : 50 Tahun TTL : 15 Oktober 1961 Status : Menikah Agama : Islam Suku / Bangsa : Indonesia Pendidikan : SD Alamat : Banjaran 2. Identitas penanggung jawab Nama : Tn. S Usia : 58 Tahun Alamat : Banjaran Pekerjaan : Tani Hub. Dengan klien : Suami



Ruang : Kemuning



B.



RIWAYAT KESEHATAN



1.



Keluhan utama Klien mengatakan nyeri pada daerah anus



2.



Riwayat kesehatan sekarang Klien masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.



Metode PQRST (untuk nyeri) P : Paliatif/provokatif : nyeri disebabkan karena klien susah BAB Q : Quality/quantity : klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk2, R : Region/ Radiation : nyeri dirasaka klien di daerah anus S : Severity/Scale : klien menyebutkan skala 6 saat di tanya skala nyeri dari 1-10 T : Time : klien mengatakan nyeri terjadi pada saat BAB



3.



Riwayat kesehatan masa lalu



Klien pernah dirawat di RS sebelumnya, dengan diagnosa KLL, 10 tahun yang lalu. Klien tidak memiliki alergi dan tidak suka minum kopi. C. PEMERIKSAAN FISIK a.



Keadaan umum : lemah



b.



Kesadaran : compos mentis, GCS : 4,5,6



c.



Tanda-tanda vital TD : 130/80 N: 88x/ menit S : 36°C, RR : 24x/menit



 Pemeriksaan head to toe a.



Kepala 1.



Wajah dan kulit kepala



Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat 2.



Mata



Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis 3.



Hidung



Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret 4.



Telinga



Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen 5.



Mulut



Gigi, gusi, dan lidah bersih b.



Leher



Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis c.



Thorax dan Paru



Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 18x/menit d.



Jantung



Normal, tidak ada keluhan e.



Abdomen



Bentuk simetris, tidak ada keluhan f.



Ginjal



Normal, tidak ada keluhan



g.



Genetalia



Klien mengatakan tidak ada keluhan h.



Musculoskeletal



Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan. i.



Integument



. Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang j.



Anus



Anus kemerahan D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI 1.



Pola Persepsi



Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung. 2.



Pola Nutrisi



Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari 3.



Pola eliminasi



Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras, warn adan bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/ hari Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari . 4.



Pola istirahat dan tidur



Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada gangguan. Selama sakit klien tidur malam tidak ada gangguan, siang juga sama.



5.



Pola aktivitas



Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan suaminya di sawah. Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat. 6.



Pola kognitif



Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan pola pokir serta orientasi. 7.



Konsep diri



Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan keperawatan dan pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali.



8.



Peran hubungan



Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya membantu suami di sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-anaknya karena selama sakit mereka bergantian untuk menunggu dan menjaganya. 9.



Nilai dan keyakinan



Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhannya.  Diagnostik -



Kolonoscopy



-



Anoskopy







Analisa Data No 1



2



3







Data Penunjang DS Ds: Klien mengatakan BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras. DO : Konsistensi keras, ada darah Klien lemah Anus kemerahan DS : Klien mengatakan nyeri saat BAB DO : Wajah pucat Kesakitan Skala 6 DS : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BAB DO : 1. TTV : TD = 120/80 mmHg 2. Klien tampak lemah 3. Konjungtiva pucat 4. hasil lab : Hb= 8,9 gr/dl Data Tambahan : 1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri. 2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas. 3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain



Etiologi Pembesaran Vena



Masalah Konstipasi



Hemoroidalis



Adanya hemoroid



Nyeri



pada daerah anal



Pecahnya Vena



Perdarahan



Hemoroidalis



V.Hemoroidalis



Diagnosa Keperawatan 1.



Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.



2.



Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.



3.



Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai



dengan perdarahan waktu BAB.







Rencana Tindakan Keperawatan



No. 1.



Dx Keperawatan Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.



2.



Nyeri



Tujuan



Intervensi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan konstipasi teratasi. KH:



1.Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter/hari. 2.Berikan posisi semi fowler pada tempat tidur. a.Pola BAB normal 3.Anjurkan mengkonsumsi (1-2x/minggu). makana tinggi b.Konsistensi feses serat. lunak. 4.Auskultasi bunyi c.Warna feses usus. kuning. 5.Hindari makanan d.Klien tidak takut yang membentuk untuk BAB. gas. e.Tidak ada nyeri 6.Kurangi / batasi makana seperti pada saat BAB. produk susu. 7.Berikan laktasif sesuai program dokter.



Setelah dilakukan tindakan berhubungan keperawatan dengan adanya selama 3 x 24 jam hemoroid pada diharapkan nyeri teratasi. daerah anal. KH: a.Wajah pasien tampak meringis. b.Skala nyeri



1.Berikan Posisi yang nyaman.



2.Berikan bantalan dibawah bokong saat duduk. 3.Observasi tandatanda vital. 4.Ajarkan teknik



Rasional 1.Mencegah dehidrasi secara oral.



2.Meningkatkan usaha evakuasi feses. 3.Makanan tinggi serat dapar melancarkan proses defekasi. 4.Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi. 5.Menurnnkan distres gastrik dan distensi abdomen. 6.Makanan ini diketahui sebagai penyebab konstipasi. 7.Membantu melancarkan proses defekasi. 1.Minimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi. 2.Meminimalkan tekanan di bawah bokong/meningkatkan relaksasi. 3.Untuk menentukan intervensi selanjutnya.



berkurang 0-3 atau hilang. c.Klien dapat istirahat tidur. d.TTV Normal TD: 100/80 mmHg



untuk menguranyi rasa nyeri seperti membaca, menarik nafas panjang, menonton TV, dll. 5.Berikan kompres dingin pada daerah anus 3-4 jam dilanjutkan dengan redam duduk hangat 3-4 x/hari. 6.Berikan lingkungan yang tenang.



3.



Perdarahan



Setelah dilakukan tindakan berhubungan keperawatan dengan selama 3 x 24 jam pecahnya vena diharapkan kekurangan nutrisi hemoroidalis terpenuhi. yang ditandai KH: dengan a.Konjungtiva klien merah muda. perdarahan waktu BAB.



b.Hb Normal (1214 g/dl). c.Tidak ada perdarahan v.hemoroid.



4.Pengalihan perhatian melalui kegiatankegiatan.



5.Meningkatkan relaksasi.



6.Menurunkan ketidaknyamanan fisik.



7.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pelunak feses dan dilakukan hemoroidectomi.



7.Mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid.



1.Observasi TTV.



1.Untuk menentukan tindakan selanjutnya.



2.Monitor banyaknya perdarahan klien. 3.Kaji ulang tingkat toleransi aktifiitas klien. 4.Memandirikan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Kolaborasi: 1.Konsultasikan nutrisi untuk klien



2.Untuk menentukan tingkat kehilangan cairan. 3.Untuk mengetahui tingkat kelemahan klien. 4.Mengurangi ketergantungan aktifitas klien dengan bantuan perawat. Kolaborasi: 1.Untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang



d.Dapat melakukan dengan ahli gizi. aktivitas mandiri. 2.Berikan vitamin K e.Klien tidak cepat dan B12 sesuai lelah setelah indikasi. beraktivitas. 3.Konsultasi dengan f.Aktifitas klien sudah tidak dibantu oleh perawat.



ahli gizi. 4.Berikan cairan IV.



tepat pada klien. 2.Untuk membantu proses pembekuan darah dan Untuk meningkatkan produksi sel darah merah. 3.Untuk menentukan diet yang tepat bagi klien. 4.Untuk menggantikan banyaknya darah yang hilang selama perdarahan.



DAFTAR PUSTAKA



Alimul, H. A. A. 2007. Riset keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/. Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari website http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?prm=artikel&yar=detail&id=27.