Askep Leukemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH -1 “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN HEMATOLOGI: LEUKEMIA” Dosan Pengampu: Arina Nurfianti, M.Kep., Ners



Disusun Oleh: Nanda Herlia Endah Setianingsih Siska Rafhina Dewi Rosaldi Millenianto



(I1031181014) (I1031181027) (I1031181029) (I1031181042)



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2019



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalh dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Hematologi: Leukemia” ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1. Tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Arina Nurfianti, M.Kep., Ners, selaku dosen pengampu atas segala nasehat dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.



Pontianak, September 2019 Penyusun



Kelompok 4



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1.4 Manfaat ....................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Konsep Hematologi dan Fisiologi ..............................................................



2.2



Definisi Leukemia ......................................................................................



2.3



Jenis Leukemia ...........................................................................................



2.4



Etiologi Leukemia ......................................................................................



2.5



Patofisiologi Leukemia ..............................................................................



2.6



Manifestasi Klinis ......................................................................................



2.7



Epidemiologi Leukemia .............................................................................



2.8



Pathway ......................................................................................................



2.9



Komplikasi .................................................................................................



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA 3.1



Identitas ......................................................................................................



3.2



Keluhan ......................................................................................................



3.3



RPD ............................................................................................................



3.4



RPK ............................................................................................................



3.5



Pengkajian Sistem ......................................................................................



3.6



Analisa Data ...............................................................................................



BAB IV PENUTUP 4.1



Kesimpulan ................................................................................................



4.2



Saran ...........................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010). American Cancer Society (2014) menyebutkan bahwa angka kejadian leukemia di Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki (56,88%) dan 14.420 kasus pada perempuan (43,12%). Insiden Rate (IR) leukemia pada laki-laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada perempuan 8 per 100.000 penduduk. Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15 tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Dimana kejadian LLA pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian LMA. (Belson et al, 2007). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis 2 leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per 1.000.000 kelahiran hidup (Ross et al, 1994). Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 melaporkan kasus Leukemia berada pada peringkat kelima dengan jumlah rawat inap 2.513 (5,93%) setelah kanker payudara, kanker servik, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap rumah sakit yang berjumlah 31.188 pasien di seluruh Indonesia. Sedangkan pada rawat jalan, leukemia



1



menempati posisi ketujuh dengan jumlah pasien 4.075 (4,42%) dari 92.233 pasien rawat jalan. Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (Srikandi) tahun 2005-2007 mencatat bahwa diperkirakan insiden kanker pada anak (0-17 tahun) sebesar 9 per 100.000 anak. Dimana leukemia merupakan kasus kanker tertinggi pada anak dengan estimasi insiden sebesar 2,8 per 100.000 anak, kanker bola mata (Retinoblastoma) 2,4 per 100.000 anak, osteosarkoma 0,97 per 100.000 anak, limfoma 0,75 per 100.000 anak, kanker nesopharing 0,43 per 100.000 anak. Kanker pada anak merupakan 4,7% dari jumlah kanker pada semua umur (Riskesdas, 2013). Sampai saat ini, penyebab leukimia belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Beberapa sumber mengatakan bahwa leukimia disebabkan oleh mutasi pada DNA somatik. Mutasi pada DNA tertentu menyebabkan terjadinya leukemia yang disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi tersebut mungkin terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik. Beberapa jenis virus juga ada hubungannya dengan leukemia, pada hewan coba 4 mencit dan hewan coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian penyakit leukemia. Pada manusia retrovirus yang teridentifikasi bahwa “Human Tlymphotropic virus” atau HTLV-1, diketahui sebagai penyebab leukemia (Darmono, 2012). Dari paparan yang telah disampaikan maka data-data tersebut menjadi indikasi kami untuk memaparkan asuhan keperawatan pada pasien leukimia di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penanganan kasus leukimia sebagai berikut. a. Bagaimana asuhan keperawatan pasien leukimia di Indonesia? b. Bagaimana usaha preventif dan rehabilitatif pada pasien leukimia bagi perawat di Indonesia?



2



1.3 Tujuan a. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pasien leukimia di Indonesia b. Mengetahui bagaimana usaha preventif dan rehabilitatif pada pasien leukimia bagi perawat di Indonesia 1.4 Manfaat Penulisan ini memiliki manfaat untuk mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien leukimia sebagai usaha peningkatan kualifikasi penulis.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hematologi dan Fisiologi Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima” yang artinya darah. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.



Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan



melalui darah. Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang, dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Perannya adalah sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luiar serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan, khususnbya terhadap darah sendiri (Arif Muttaqin, 2009). Volume darah manusia sekitar 8% dari berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersirkulasi di dalam sistem vaskular dan berperan sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigenyang diabsorbsi oleh paru-paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel. Selain itu darah juga mengangkut hasil eksresi akibat metabolisme sel untuk dibawa ke organ seperti paru-paru, ginjal, kulit untuk segera dibuang dari tubuh (Arif Muttaqin, 2009). Komposisi darah manusia terdiri atas komponen cair darah yang disebut plasma. Plasma terdiri atas 91% air yang berperan sebagai medium transpor, dan 9% terdiri atas elemen lain berupa zat padat. Zat-zat protein seperti albumin, globulin, dan fibrinogen sekitar 7% dari protein. 2% sisanya



4



merupakan unsur anorganik berupa ion-ion : kalsium, natrium, kalium, fosfor, besi, iodium, dan unsur organik : zat-zat nitrogen non-protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, lemak netral, fosfolipid dan berbagai enzim (Arif Muttaqin, 2009). Darah terdiri dari sel dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit (platelet)leukosit terdiri dari dua jenis yaitu polimorfonuklear (intinya banyak), yaitu neutrophil, eosinophil, basophil. Lalu yang kedua mononuklear yang terdiri dari monosit/makropagdan limfosit.Sel darah ini pada orang dewasa di produksi pada sum2 tulang panjang, seperti di paha atau di lengan atas.Lalu plasma darah, merupakan bagian yang cair dari darah terdiri atas air dan protein-protein darah sert faktor-faktor pembekuan darah. Sel darah yang menjadi komponen padat pada sistem hematologi terbagi atas eritrosit (4,2-6,2 juta/mm3 darah) dan leokosit (5.000 – 10.000 /mm3 darah). Darah terlihat sebagai cairan merah, opak, dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam eritrosit (Arif Muttaqin, 2009). 2.2 Definisi Leukimia Leukemia merupakan sekumpulan penyakit neoplastik yang beragam, ditandai dengan produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal (sel leukemia). Produksi sel leukemia yang bertambah banyak menyebabkan sel leukemia keluar dari sumsum. Sel leukemia dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi yang kemudian mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan sistem imunitas tubuh sehingga dapat menimbulkan gejala klinis pada tubuh penderita (Yayan, 2010). Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen



5



kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum



tulang



tanpa



diketahui



dengan



jelas



penyebabnya



telah



memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali. Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sanga cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun. Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik. 2.3 Jenis Leukimia Leukemia dapat dibedakan berdasarkan perkembangan penyakitnya, yaitu: a.



Leukemia Kronis, memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun. Solusi pengobatannya dengan



6



transfusi darah dan suntikan eritropoetin, transfusi trombosit, pemberian antibiotik, pencangkokan sumsum tulang, pemberian obat interferon alfa, dan terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa. b.



Leukemia Akut, Leukemia dapat timbul pada sel-sel lymphoid atau selsel myeloid. Leukemia mempengaruhi sel-sel lymphoid disebut lymphocytic leukemia. Leukemia mempengaruhi sel-sel myeloid disebut myeloid leukemia atau myelogenous leukemia. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Solusi pengobatannya dengan transfusi sel darah merah, kemoterapi, transfusi trombosit, pemberian antibiotik, dan beberapa kombinasi dari obat kemoterapi, pencangkokan sumsum tulang. Dari klasifikasi di atas, maka Leukemia dibagi menjadi empat tipe



sebutan: a.



Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.



b.



Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.



c.



Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.



d.



Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit (Purnomo, 2010).



2.4 Etiologi Leukimia Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ada beberapa



7



faktor risiko tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia, yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal meliputi, usia anak saat terdiagnosis, jenis kelamin anak, urutan kelahiran anak, berat anak lahir, usia ibu saat mengandung anak, usia ayah ketika ibu mengandung anak, riwayat keguguran ibu, dan riwayat pemberian ASI kepada anak. 1) Jenis kelamin anak Kejadian leukemia banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan dengan rasio 10:3 (Chandrayai S., 2010). Menurut sulastriana (2012), kasus leukemia pada laki-laki sebanyak 52,9%. Penelitian dari M. Tevlik Dorak, et al. (2006) juga menyatakan bahwa laki-laki lebih berisiko 3 kali terkena leukemia daripada perempuan (OR= 3.05). 2) Urutan kelahiran anak Urutan lahir anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga memiliki OR= 0.87 (95%CI: 0.81-0.93) terhadap kejadian kanker anak yaitu leukemia (Julie, 2011). 3) Berat anak lahir Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa anak dengan berat bayi lahir ≥3.500 gram memiliki risiko 8,99 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak dengan berat lahir normal dan rendah (OR=8,99). 4) Usia ibu saat mengandung anak Usia ibu saat mengandung anak berperan menjadi faktor risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan bahwa ibu dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ibu dengan usia 20-34 tahun (OR=2,2). 5) Usia ayah ketika ibu mengandung anak



8



Usia ayah ketika ibu mengandung anak juga berperan menjadi factor risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan bahwa ayah dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,55 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ayah dengan usia