4 0 1 MB
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MENINGOKEL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak Dosen pengampu : Wahyudi, S.Kep., Ns., MH.
Disusun oleh : Aliifah Salsabiila (P1337420218062) Rizki Amalliah ( P1337420218078) Tingkat 2B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATA KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan-bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Purwokerto, September 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. LatarBelakang ............................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 A. Pengertian ................................................................................................................. 3 B. Etiologi ....................................................................................................................... 3 C. Tanda dan Gejala ....................................................................................................... 4 D. Patofisiologi ............................................................................................................... 4 E. Pathway ..................................................................................................................... 5 F. Komplikasi ................................................................................................................. 5 G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 6 H. Penatalaksanaan ....................................................................................................... 6 I. Penanganan .............................................................................................................. 6 J. Rencana Asuhan Keperawatan .................................................................................. 7 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN MENINGOKEL ..................................................... 25
iii
A. Pengkajian ............................................................................................................... 25 B. Analisa Data ............................................................................................................. 28 C. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................ 29 D. Intervensi Keperawatan .......................................................................................... 30 E. Implementasi ........................................................................................................... 34 F. Evaluasi .................................................................................................................... 41 BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 49 A. Simpulan ................................................................................................................... 49 B. Saran ......................................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 5
iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kelainan kongenital adalah suatu kelainan yang dibawa sejak lahir baik fisik maupun mental. Kelainan kongenital dapat disebabkan akibat kejadian sebelum kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan atau masa perinatal. Cacat ini dapat akibat penyakit genetik, pengaruh lingkungan baik sebelum pembuahan (bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan (bahan teratogenik). Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi/pembuahan sel telur oleh sperma. Kelainan kongenital dapat menjadi suatu hal penting yang dapat menyebabkan terjadinya abortus dan kematian segera setalah lahir. Fatalnya kelainan kongenital pada bayi dapat menyebabkan kematian segera pada bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. Biasanya,bayi yang mengalami kelainan kongenital adalah bayi yang terlahir dengan berat badan lahir rendah. Sekitar 20% bayi dengan berat badan lahir rendah meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. Penegakkan diagnosis kelainan kongenital pada bayi dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik,radiologik,dan laboratorik. Selain itu,dapat pula dilakukan ultrasonograsi, pemeriksaan air ketuban, dan darah janin pada periode preantenatal atau antenatal. Kelainan genetik tidak selalu akibat pewarisan dan diwariskan. Kelainan genetik dapat pula disebabkan oleh adanya mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penyakit infeksi dalam kandunan,pengaruh lingkungan seperti radiasi sinar radioaktif dan kekurangan atau kelebihan bahan nutrisi/zat gizi juga dapat menjadi penyebab kelainan kongenital pada bayi. Akan tetapi,fakta dilapangan penyebab kelainan kongenital sukar untuk diketahui. Kelainan kongenital dapat terjadi pada organ tubuh. Salah satu kelainan kongenital yang dapat terjadi pada bayi yaitu Meningokel. Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan spina bifida. Meningokel merupakan kelainan kongenital yang disebut dengan Neural Defect Tube (NTD), dengan angka kejadian adalah 3 ditiap 1000 kelahiran. Meningokel biasanya terdapat pada bagian servikal atau daerah torakal sebelah atas.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Meningokel ? 2. Apa etiologi Meningokel ? 3. Apa tanda dan gejala Meningokel ? 4. Bagaimana patofisiologi Meningokel ?
5
5. Bagaimana pathway Meningokel ? 6. Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Meningokel ? 7. Apa saja jenis pemeriksaan penunjang untuk Meningokel ? 8. Bagaimana penatalaksanaan Meningokel ? 9. Bagaimana penanganan dan pengobatan Meningokel ? 10. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan Meningokel ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Meningokel. 2. Untuk mengetahui penyebab Meningokel. 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Meningokel. 4. Untuk mengetahui patofisiologi Meningokel. 5. Untuk mengetahui alur patologi Meningokel. 6. Untuk mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat Meningokel. 7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan pada pasien Meningokel. 8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Meningokel. 9. Untuk mengetahui penanganan dan pengobatan Meningokel. 10. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan Meningokel.
6
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Meningokel Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina bifida dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh kulit yang sangat tipis. Pada kasus tertentu kelainan ini dapat dikoreksi dengan pembedahan. Pembedahan terdiri dari insisi meningokel dan penutupan dura meter. Kemudian kulit diatas cacat ditutup. Hidrosefalus kemungkinan merupakan komplikasi yang memerlukan drainase. Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. Meningokel merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Benjolan ditutup dengan membrane tipis yang semitransparan berwarna kebiru-biruan atau ditutup sama sekali oleh kulit yang dapat menunjukkan hipertrikhosis atau nevus. Pada transiluminasi tidak terlihat jaringan saraf pusat di dinding benjolan. Jadi, Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebrata yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit.
B. Etiologi Meningokel Meningokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf. Berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah, selama perkembangan janin. Karena usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, adanya infeksi, kekurangan asam folat, mutasi genetik serta pola makan yang salah. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau dibagian bawahnya.
C. Tanda dan Gejala Meningokel
7
Tanda dan gejala Meningokel bervariasi pada tiap penderitanya. Hal itu bergantung pada beratnya kerusakan korda spinalis atau akar saraf yang terdampak. Bahkan,sebagian anak tidak memiliki tanda dan gejala yang menunjukan terjadinya Meningokel dan sebagian yang lainnya ada yang mengalami kelumpuhan pada bagian yang dipersarafi oleh korda spinalis dan akar saraf yang terdampak. Gejala pada umumnya : 1. Penonjolan seperti kantung dipunggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir dan jika disinari,kantung tersebut tidak tembus cahaya. 2. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki 3. Penurunan sensasi, inkontinesia urin maupun inkontinensia tinja. 4. Korda spinalis yang tekena rentan terhadap infeksi (meningitis). 5. Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang) 6. Terdapat lekukan pada daerah sakrum.
D. Patofisiologi Meningokel Terdapat dua kegagalan penyatuan lamina vertebrata dan kolumna spinalis,yaitu spina bifida okulta dan spina bifida sistika. Spina bifida okulta adalah defek penutupan dengan meninges tidak terpajan di permukaan kulit. Defek vertebratanya kecil,umumnya pada daerah lumbosakral. Sedangkan spina bifida sistika adalah defek penutupan yang menyebabkan penonjolan medula spinalis dan pembungkusnya. Meningokel adalah penonjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong yang berisi cairan sereberosphinal (CSS) dimana penonjolan ini tertutup oleh kulit biasa. Meningokel umumnya terdapat pada lumbosakral atau sacral. Hidrosefalus terdapat padahampir semua anak yang menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira60% sampai 70% tersebut memiliki IQ normal.Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD (neural tube defect)merupakan kegagalan penutupan tuba neural selama perkembangan awal embrio.Akan tetapi, ada bukti bahwa defek ini merupakan akibat dari pemisahan tubaneural yang sudah menutup karena peningkatan abnormal tekanan cairanserebrospinal selama trimester pertama.
E. Pathway Meningokel
8
F. Komplikasi Meningokel 1. Hydrocephalus 2. Meningitis 3. Hydrosiringomielia 4. Intraspinal tumor 5. Kiposkoliosis
9
6. Kelemahan permanen atau paralisis pada ekstremitas bawah 7. Serebral Palsy disfungsi batang otak 8. Infeksi pada sistem organ lain 9. Sindroma chiari 10. Gangguan pertumbuhan
G. Pemeriksaan Penunjang Meningokel 1. Rontgent tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan. 2. Ultrasonografi (USG) tulang belakang bisa menunjukan adanya kelainan pada korda spinalis. 3. CT scan dan MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan secara lebih detail.
H. Penatalaksanaan Meningokel Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan kedalam incubator dengan kondisi tanpa baju. 2. Bayi dalam posisi telungkup untuk mencegah infeksi 3. Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah dan ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama untuk tidakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed consent. Lakukan pengamatan dengan cermat terhadap adanya tanda-tanda hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) setelah dilakukan pembedahan atau juga kemungkinan terjadinya meningitis (lemah, tidak mau minum, mudah terangsang, kejang dan ubun-ubun akan besar menonjol). Selain itu, perhatikan pula banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki, retensi urin dan kerusakan kulit akibat iritasi urin dan feses.
I.
Penanganan dan Pengobatan Meningokel Terapi non farmakologis: 1. Cegah infeksi perlukaan ensefalokel waktu lahir, menutup luka dengan kasa steril setelah lahir. 2. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih. 3. Pembedahan shunting dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus.
10
4. Bergerak akan melatih pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. 5.
Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik. Kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan kateter.
6. Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik.
Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel adalah mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida, meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.
J.
Rencana Asuhan Keperawatan Meningokel 1. Pengkajian a) Identitas Identitas pasien,yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, kewarganegaraan, nomor rekam medik, dan diagnosa medis. Identitas ibu,yang meliputi nama,tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, kewarganegaraan, bahasa yang digunakan, pendidikan, dan pekerjaan Identitas ayah,yang meliputi nama,tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, kewarganegaraan, bahasa yang digunakan, pendidikan, dan pekerjaan Identitas penanggung jawab,yang meliputi hubungan, nama,tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, kewarganegaraan, bahasa yang digunakan, pendidikan, dan pekerjaan. b) Riwayat Kesehatan Keluhan utama,kaji apa yang menjadi keluhan utama pasien atau apa yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit. Keluhan tambahan,kaji keluhan lain yang dirasakan oleh pasien selain keluhan utama. Riwayat penyakit sekarang,berisikan tentang bagaimana pasien dapat masuk ke rumah sakit.
11
Riwayat penyakit dahulu,kaji apakah pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga,untuk mengetahui apakah dari anggota keluarga pasien ada yang pernah mengalami penyakit yang serupa. c) Riwayat kehamilan dan persalinan ibu Riwayat Pre Natal,kaji ibu selama masa pre natal. Riwayat Intra Natal,kaji ibu saat masa intra natal. Riwayat Post Natal,kaji ibu saat masa post natal. Pengkajian kehamilan dan persalinan pada ibu penting dilakukan untuk mengetahui apakah selama kehamilan atau persalinan ibu mengalami kelainan yang dapat berdampak pada bayi hingga menyebabkan kelainan seperti Meningokel. d) Pola kesehatan fungsional Pola aktivitas,kaji bagaimana aktivitas pasien. Pola istirahat,kaji apakah pasien mengalami gangguan tidur atau tidak. Pola nutrisi,kaji adanya penurunan berat badan akibat kurangnya nutrisi Pola eliminasi,kaji pola BAB dan BAK pasien. Pola psikososial,kaji bagaimana situasi keluarga atau dalam hal ini ayah dan ibu pasien. e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan umum,yang meliputi pemantauan tingkat kesadaran pasien(apakah pasien dalam keadaan sadar penuh, setengah sadar, atau tidak sadar), keadaan umum(apakah pasien dalam keadaan lemah atau tidak), dan tanda-tanda vital (nadi, suhu, dan respirasi). Pemeriksaan Head to Toe. Pada pemeriksaan ini dilakukan melalui empat cara yaitu, inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Kepala : Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakahada kelainan atau lesi pada kepala, dan apakah terdapat benjolan sebagai cirikhas dari penyakit. -
Wajah : Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
-
Mata : Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, scleraikterik/ tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan
12
-
Hidung : Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung sertacairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman
-
Mulut : Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalammenelan, apakah ada kesulitan dalam berbicara.
Leher : Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensivena jugularis
Thoraks : Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan. Inspeksi -
Membran mukosa- faring tamppak kemerahan.
-
Tonsil tampak kemerahan dan edema.
-
Tampak batuk tidak produktif.
-
Tidak ada jaringan parut dan leher.
-
Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cupinghidung.
-
Terdapat benjolan berupa penumpukan cairan di organ tertentu tergantungkerusakan defek.
Palpasi -
Apakah terdapat demam.
-
Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan padanodus limfe servikalis.
-
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
-
Terdapat benjolan berupa penumpukan cairan di organ tertentu tergantungkerusakan defek.
Perkusi: Suara paru Auskultasi : Suara nafas
Abdomen : Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakahterdapat nyeri tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
13
f)
Genitalia : Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin , warnarambut kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak.Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia mayora.
Integumen : Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/tidak, apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
Pemeriksaan penunjang,bisa berupa data hasil rontgent,USG,CT scan,dan MRI. Dapat juga berupa data hasil laboratorium.
2. Diagnosa keperawatan Hambatan mobilitas fisik Kerusakan integritas kulit. Ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. Risiko infeksi Risiko trauma fisik. 3. Intervensi Keperawatan N Diagnosa NANDA o
NOC
Hambatan 1 mobilitas fisik (00085)
pada
keterbatasan
pergerakan
tubuh
NOC Outcome
Definisi:
satu
ekstremitas
fisik
secara
Batasan karakteristik: Gangguan sikap berjalan. Penurunan keterampilan motorik
Penurunan
untuk
Mengukur
Exercise ambulation
Penyelesaian dari Diagnosis
Monitoring
therapy:
vital
sebelum/
Ambulasi
Ambulasi : Kursi roda
Pergerakan
Outcome
sign
setelah
latihan dan lihatrespon
ataulebih
mandiridan terarah.
halus
NIC
Tambahan
pasien saat latihan untuk
Pergerakan sendi
Pergerakan sendi : Pasif
dengan
terapi
tentang
fisik
rencana ambulasisesuai
Mengukur Batasan Karakteristik
Konsultasikan
dengan kebutuhan
Bantu
klien
untuk
menggunakan
tongkat
saat berjalan dancegah
Kemampuan berpindah
Outcome yang Berkaitan dengan
14
terhadap cidera
Ajarkan pasien tentang
keterampilan motorik kasar. Penurunan
Faktor yang Berhubungan
rentang
gerak. Waktu
reaksi
memanjang. Kesulitan membolak-
Status neurologi : Pusat kontrol
Status nutrisi : Asupan Nutrisi
Toleransi terhadap aktivitas
Dispnea
setelah
beraktivitas. Tremor
akibat
pergerakan Instabilitas postur Gerakan lambat Gerakan spatik Gerakan
tidak
terkoordinasi Faktor berhubungan:
Skala
secaramandiri
Dampingi
dan
bantu
tujuan
pasien
1. Keseimbang an (020801) 2. Kinerja pengaturan tubuh (020802) 3. Gerakan otot (020803) 4. Gerakan sendi (020804) 5. Kinerja transfer (020805)
yang 7. Koordinasi (020809)
Intoleransi aktivitas
IMT di atas persentil
dalam
sesuai kemampuan
awal
6. Berjalan (020806)
Ansietas
pasien
penuhi kebutuhan ADLs
aktivitas
pergerakan.
Latih
ADLs
Kriteria Hasil :
Indicator
pengganti
pemenuhan kebutuhan
Ketidaknyamanan.
sebagai
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Pergerakan (0208)
lain
motorik
balikkan posisi.
Melakukan
teknik ambulasi
8. Berlari (020811) 9. Merangkak (020813)
15
Berikan alat bantu jika klien memerlukan
Ajarkan
pasien
bagaimana posisi
dan
merubah berikan
bantuan jika diperlukan
ke-75 sesuai usia Kepercayaan budaya tentang aktivitas yang tepat.
10. Bergerak dengan mudah (020814) Keterangan :
Penurunan kekuatan
1 : Sangat terganggu
otot. 2 : Banyak bergerak Penurunan
kendali 3 : Cukup terganggu
otot. Penurunan
massa
otot.
4 : Sedikit terganggu 5 : Tidak terganggu
Penurunan ketahanan tubuh. Depresi. Disuse Kurang
dukungan
lingkungan Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik Kaku sendi Malnutrisi Nyeri Fisik tidak bugar Kondisi Terkait : Kerusakan integritas struktur tulang Gangguan
fungsi
16
kognitif Gangguan
fungsi
metabolisme Kontraktur Keterlambatan perkembangan Gangguan muskuloskletal Gangguan neuromuskular Agens farmeseutika Program pembatasan gerak Gangguan sensoriperseptual Kerusakan integritas kulit 2 (00046) Definisi : Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. Batasan karakteristik : Nyeri akut Gangguan integritas kulit Perdarahan Benda asing menusuk
Pressure management
NOC Outcome
untuk
Mengukur
Penyelesaian dari Diagnosis
menggunakan
Integritas jaringan : Kulit dan membran mukosa Outcome
Tambahan
pakaian
yang longgar. Hindari kerutan pada
untuk
Mengukur Batasan Karakteristik Respon alergi : lokal
Anjurkan pasien untuk
tempat tidur. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
Penyembuhan : Luka bakar Mobilisasi pasien (ubah Akses hemodialisis
permukaan kulit Penyembuhan luka primer
17
posisi pasien) setiap dua jam sekali.
Hematoma
Penyembuhan luka sekunder
Area panas lokal
Outcome
yang
Berhubungan
dengan Faktor yang Berhubungan
Kemerahan Faktor berhubungan :
yang
Posisi tubuh : inisiatif sendiri Respon pengobatan
Eksternal
Status neurologi : Perifer
Ekskresi Kelembapan
Integritas Jaringan : Kulit dan Hipotermia
membran mukosa (1101)
Lembap
Indikator
Tekanan
atau
pada
daerah
yang tertekan.
mobilisasi pasien.
Sekresi Internal volume
cairan Nutrisi tidak adekuat Faktor psikogenik
pasien
hangat. Intition site care
Skala awal
pada
tonjolan tulang
metabolisme
minyak
lotion
dengan sabun dan air
Hipertermia
Gangguan
Oleskan
Memandikan Kriteria Hasil :
Kondisi Terkait :
adanya kemerahan.
pasien.
Status nutrisi
Usia ekstrem
akan
Monitor status nutrisi
Perfusi jaringan
Populasi Berisiko
kulit
Monitor aktivitas dan
Agens cedera kimiawi
Gangguan
Monitor
tujuan
Membersihkan, memantau,
dan
1. Suhu tubuh (110101)
meningkatkan
proses
penyembuhan
pada
2. Sensasi (110102)
luka
3. Elastisitas (110103)
Monitor
4. Hidrasi (110104)
Monitor
5. Keringat (110106) 6. Tekstur (110108) 7. Perfusi jaringan (110111
proses
kesembuhan area insisi. tanda
dan
gejala infeksi pada area insisi. Bersihkan area sekitar jahitan.
interval
18
ditutup
dengan jahitan.
Ganti
8. Pertumbuh an rambut
yang
balutan
pada
waktu
yang
sesuai atau biarkanluka tetap
terbuka
sesuai
Gangguan pigmentasi Gangguan sensasi Gangguan turgor kulit
program.
pada kulit (110112) 9. Integritas kulit (110113)
Pungsi arteri
Keterangan :
Perubahan hormonal
1 : Sangat terganggu
Imunodefisiensi
2 : Banyak bergerak
Gangguan sirkulasi
3 : Cukup terganggu
Agens farmaseutika
4 : Sedikit terganggu
Terapi radiasi
5 : Tidak terganggu
Trauma vaskular Ketidakseimbangan 3 nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
NOC
Nutrition management
Outcome
untuk
Mengukur
Penyelesaian dari Diagnosis
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Status nutrisi bayi
Kram abdomen
Outcome
Gangguan
untuk
Status nutrisi : Asupan makanan
badan
20%
atau lebih di bawah
rentang berat badan ideal Kerapuhan kapiler
Berat badan : Massa tubuh Outcome yang Berkaitan dengan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Berikan substansi gula
Yakinkan dimakan
diet
yang
mengandung
tinggi untukmencegah
19
protein
dan vitamin C
Keberhasilan menyusui : Bayi Status nutrisi : Energi
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
dan cairan
rasa
Kolaborasi dengan ahli
yang dibutuhkan pasien
Mengukur Batasan Karakteristik
sensasi
alergi
jumlah kaloridan nutrisi
Status nutrisi : Asupan nutrisi
Nyeri abdomen
adanya
gizi untuk menentukan
Status nutrisi
Tambahan
Kaji
makanan
Batasan karakteristik:
Berat
serat
Diare Kehilangan
rambut
Faktor yang Berhubungan
konstipasi
Pengetahuan manajemen : Berat
Berikan makanan yang
badan
berlebihan
terpilih
Asupan
makan
kurang
dari
recommended
daily
allowance (RDA)
Status menelan : fase oral
Kurang minat pada makanan Tonus otot menurun Kesalahan informasi Kesalahan persepsi mukosa
pucat Ketidakmampuan memakan makanan kenyang
setelah makan Sariawan
rongga
mulut Kelemahan
otot
pengunyah Kelemahan
Ajarkan
pasien
bagaimana
Kriteria Hasil :
membuat
catatan makanan harian Indicator
Skala
otot
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
awal
tujuan
1. Intake nutrisi (102001)
4
5
2. Intake makanan lewat mulut (102002)
4
Kurang informasi
Cepat
ahli gizi)
Status Nutrisi Bayi (1020)
Bising usus hiperaktif
Membran
dikonsultasi kan dengan
Fungsi gastrointestinal
Enggan makan
(sudah
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi 5
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yangdibutuhkan
3. Intake cairan lewat mulut (102003)
Nutrition monitoring
4. Toleransi makanan (102004)
5. Pertumbuh an (102007)
6. Intake kalori (102012) 7. Intake makanan lewat selang (102021)
20
BB pasien dalam batas normal Monitor
adanya
penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang
biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor
lingkungan
selama makan
untuk menelan Penurunan
berat
badan dengan asupan makan adekuat Faktor
yang
Berhubungan : Asupan diet kurang Populasi Berisiko : Faktor biologis Kesulitan ekonomi Kondisi Terkait : Ketidakmampuan
8. Intake cairan intravena (102022)
9. Intake cairan parenteral (102023)
Keterangan :
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan
tidak
selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor rambut
1 : Tidak adekuat
kekeringan, kusam
dan
mudah pecah 2 : Sedikit adekuat 3 : Cukup adekuat 4 : Sebagian besar adekuat
Monitor
mual
dan
muntah
Monitor kadar albumin, protein, Hb, dan kadar
5 : Sepenuhnya adekuat
Ht
mengabsorbsi
nutrient
Monitor
pertumbuhan
dan perkembangan
Ketidakmampuan
mencerna makanan
Monitor
pucat,
kemerahan
Ketidakmampuan
dan
kekeringan
makan
jaringankonjunctiva
Gangguan psikososial
Monitor
kalori
dan
intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik
papila lidah dancavitas oral
Catat berwarna scarlet
21
jika
lidah magenta,
Resiko4infeksi (00004)
NOC
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat menganggu kesehatan.
Outcome
Infection control untuk
Menilai
dan
Gangguan intregitas
setelah dipakai pasien
Diagnosis
lain
Keparahan infeksi
Outcome
yang
Berhubungan
Kontrol risiko : Proses infeksi
menghindari
pemajanan patogen Malnutrisi
Batasi pengunjung bila
Instruksikan
pada
pengunjung
untuk
mencuci
tangansaat
berkunjung dan setelah
Integritas jaringan : Kulit dan
berkunjung
membran mukosa Pemulihan
teknik
perlu
tidak
Kurang pengetahuan untuk
dengan Faktor Risiko Kontrol risiko
adekuat
Pertahankan isolasi
Keparahan infksi : Baru lahir
kulit Vaksinasi
lingkungan
Mengukur Kejadian Aktual dari
Faktor risiko: Gangguan peristalsis
Bersihkan
meninggalkan pasien
pembedahan
:
Penyembuhan
Gunakan
sabun
antimikrobial untuk cuci
Obesitas
Keparahan cedera fisik
Merokok
Kriteria Hasil :
Statis cairan tubuh
Kontrol Risiko (1902)
tangan
Cuci
tangan
setiap
sebelum dan sesudah
Indicator
Populasi Berisiko :
Skala awal
Terpajan pada wabah Kondisi Terkait : Perubahan pH sekresi Penyakit kronis Penurunan
kerja
siliaris Penurunan
kerja
tindakankeperawatan
1. Mencari informasi tentang risiko kesehatan (190219) 2. mengidenti fikasi faktor risiko (190220)
22
tujuan
Gunakan baju, sarung tangan
sebagai
alat
pelindung
Pertahankan lingkungan aseptik
selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan line central dan dressingsesuai petunjuk umum
dengan
hemoglobin
3. mengenali faktor risiko individu (190201)
Imunosupresi Prosedur invasif Leukopenia Pecah ketuban dini Pecah
ketuban
lambat Supresi inflamasi
respons
Gunakan
kateter
intermitten
untuk
menurunkan infeksikandung kemih
4. mengemba ngkan startegi yang efektif dalam mengontro risiko (190204) 5. menyesuaik an strategi kontrol risiko (190205) 6. berkomitm en akan strategi kontrol risiko (190206) 7. menjalanka n strategi kontrol risiko yang sudah ditetapkan (190207) 8. memodifika si gaya hidup untuk mengurangi risiko (190208) 9. menghindar i paparan ancaman kesehatan (190209)
23
Tingkatkan
intake
nutrisi
Berikan antibiotik bila perlu
Infection protection
Monitor
tanda
dan
gejala infeksi sistematik dan lokal
Montior
hitung
granulosit, WBC
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Sharing
pengunjung
terhadap
penyakit
menular
Pertahankan
teknik
aseptik
pasien
pada
yang beresiko
Pertahankan
teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan kulit pada area epidema
Inspeksi
kulit
dan
membran
10. berpartisipa si dalam skrinning masalah kesehatan (190210)
mukosa
terhadapkemerahan, panas, drainase
Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
Keterangan : 1 : Tidak pernah menunjukkan
Dorong
masukkan
nutrisi yang cukup
2 : Jarang menunjukkan
Dorong
masukkan
cairan
3 :Kadang-kadang menunjukkan 4 : Sering menunjukkan
Dorong istirahat
5 : Secara konsisten menunjukkan
Instruksikan
pasien
untuk minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan
pasien
dan
keluarga
tanda
dan
gejala infeksi
Ajarkan
cara
menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi Risiko 5 trauma (00038)
fisik
NOC Outcome
Environment management untuk
Menilai
dan
Definisi :
Mengukur Kejadian Aktual dari
Rentan terhadap cedera fisik dengan awitan tibatiba dan berat yang menuntu pertolongan segera.
Diagnosis
Faktor risiko :
Laporkan kultur positif
Keparahan cedera fisik
Integritas jaringan : Kulit dan membran mukosa
24
lingkungan
yang aman untuk pasien
Sediakan
Identifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengankondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit
Eksternal
Tidak
ada
alat
Penyembuhan luka : Primer
Penyembuhan luka : Sekunder
terdahulu pasien
pemanggil bantuan
lingkungan Outcome
Tidak
ada
jalan
darurat
Tidak
ada
teralis
jendela
Akses pada senjata Mandi
dengan
air
yang sangat panas
Posisi tempat tidur
yang
Saat
Kebugaran fisik
Kontrol Risiko
Deteksi Risiko
mengendarai
bangku
depan
mobil
Alat rumah tangga yang rusak
Kompor
gas
yang
berbahaya (mis,memindahkan
Alat
pemanggil
bantuan rusak
Bahaya listrik
Kontak dengan zat korosif
Kontak dengan mesih berbahaya
Pemajanan
Memasang
side
rail
tempat tidur
Kriteria Hasil :
Indicator
2. Ketahanan otot (200402) 3. Fleksibilitas sendi (200403) 4. Kinerja aktivitas fisik (200404) 5. Kinerja latihan rutin (200405) 6. Fungsi kardiovasku lar (200406)
pada
25
tempat
bersih
Kebugaran fisik (2004)
1. Kekuatan otot (200401)
Menyediakan
tidur yang nyaman dan
Skala
Menempatkan
saklar
lampu ditempat yang
tujuan
mampudijangkau pasien
Membatasi pengunjung
Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
rusak
yang
perabotan)
awal
mobil,anak diletakkan di
Berhubungan
dengan Faktor Risiko
tinggi
Menghindarkan
Memindahkan
barang
yang membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien atau adanya
dan
keluarga
pengunjung perubahan
status kesehatan dan penyebab penyakit.
radiasi
Pemajanan pada zat kimia toksik
Objek
mudah
7. Fungsi pernapasan (200407) 8. Kebugaran aerobik (200408)
terbakar
Minyak dalam oven
Tetes air dari atap
Pagar tangga tidak adekuat
Material
mudah
terbakar
tidak
disimpan
dengan
9. Indeks massa tubuh (200409) 10. Risiko pinggang ke panggul (200410) Keterangan : 1 : Sangat terganggu
aman 2 : Banyak bergerak
Bahan korosif tidak disimpan dengan baik
Kurang antislip
peralatan di
kamar
3 : Cukup terganggu 4 : Sedikit terganggu 5 : Tidak terganggu
mandi
Kurang pencahayaaan
Kurang perlindungan dari sumber panas
Kesalahan
alat
pelindung kepala
Kesalahan penggunaan restrein kursi
Jalan buntu
26
Bermain
dengan
objek yang berbahaya
Bermain
bahan
peledak
Pegangan
panci
menyentuh oven
Jarak
yang
berdekatan
dengan
jalur kendaraan
Lantai licin
Merokok di tempat tidur
Merokok
dekat
oksigen
Upaya melepas paksa restrein
Kawat
listrik
tidak
Pengoperasian
alat
ditanam
berat tidak aman
Jalan tidak aman
Gang tidak aman
Penggunaan
piring
retak
Penggunaan
karpet
terlipat
Penggunaan
kursi
tidak stabil
27
Penggunaan
tangga
tidak stabil
Menggunakan pakaian
longgar
dekat api Internal Gangguan emosional Gangguan keseimbangan Kurang pengetahuan tentang kewaspadaan keselamatan Gangguan penglihatan Kelemahan Populasi Berisiko : Kesulitan ekonomi Suhu
lingkungan
ekstrem Kebocoran gas Lingkungan
kriminal
tinggi Riwayat trauma Kondisi Terkait : Gangguan
fungsi
kognitif
28
Gangguan sensasi Penurunan koordinasi mata dan tangan Penurunan koordinasi otot
4. Implementasi Implementasi atau tindakan keperawatan adalah serangkaian tindakan pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan guna merealisasikan rencana asuhan kerperawatan/intervensi dengan maksud dan tujuan untuk mendukung kesembuhan dan terpenuhinya kebutuhan pasien secara optimal. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukuan sebagai hasil yang didapatkan setelah dilakukannya tindakan keperawatan pada pasien. Dengan adanya evaluasi,akan diketahui apakah pasien mengalami perkembangan dengan baik atau tidak setelah dilakukan tindakan keperawatan,untuk mengetahui apakah tindakan keperawatan harus diulang atau tidak,dan untuk memastikan bahwa hasil akhir tindakan keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang direncakan.
29
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PASIEN DENGAN MENINGOKEL
A. PENGKAJIAN 1. Identitas a. Identitas pasien No.RM
: 8081xxx
Nama
: An.S
Tempat,tanggal lahir
: Banyumas, 15 Juli 2019
Usia
: 3 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl.Natajiwa 01/03 Kedunguter,Banyumas
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Diagnosa medis
: Meningokel
b. Identitas Ibu Nama
: Ny.R
Tempat,tanggal lahir
: Purbalingga, 11 Januari 1994
Usia
: 25 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl.Natawija 01/03 Kedunguter,Banyumas
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan
: Pedagang
30
c.
Identitas Ayah Nama
: Tn.A
Tempat,tanggal lahir
: Banyumas,16 September 1990
Usia
: 30 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl.Natajiwa 01/03 Kedunguter, Banyumas
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan
: Pedagang
d. Identitas Penanggung Jawab Hubungan
: Ayah kandung
Nama
: Tn.A
Tempat,tanggal lahir
: Banyumas,16 September 1990
Usia
: 30 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl.Natajiwa 01/03 Kedunguter, Banyumas
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan
: Pedagang
2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama : Ibu pasien mengatakan bayinya mempunyai benjolan pada bagian punggung bawah yang semakin lama semakin membesar. b. Keluhan tambahan : Ibu pasien mengatakan bayinya sering menangis,rewel,asupan ASInya kurang,dan terkadang terlihat pucat. 31
c.
Riwayat penyakit sekarang : Keluarga pasien membawa bayinya ke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada hari Minggu, 15 September 2019 pukul 10.00 karena merasa khawatir dengan kondisi bayinya. Benjolan yang berada di punggung bagian bawah bayinya makin membesar. Saat tiba di rumah sakit,bayi diperiksa tanda-tanda vitalnya dengan hasil : -
Suhu tubuh
: 36,7˚C
-
Respirasi
: 25 kali per menit
-
Nadi
: 135 kali per menit
d. Riwayat penyakit dahulu : Ibu pasien mengatakan bayinya belum pernah dirawat di rumah sakit. e. Riwayat penyakit keluarga : Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit serupa. 3. Riwayat Kehamilan a. G1P1A0, usia ke hamilan : 38 Minggu b. ANC ( Antenatal Care) c.
Suntik TT
d. Kenaikanberatbadan
: 10x selama kehamilan dan selalu kebidan : 2x pada usia kehamilan 24 minggu dan 28 minggu) : 11 kg
e. Kebiasaan kehamilan : Ibu mengatakan mengalami morningsickness parah hingga usia kehamilan 16 minggu,tetapi setelah itu mual muntah berkurang dan napsu makan meningkat. Mengalami Preeklamsia Berat. 4. Riwayat Persalinan
a. Tanggal persalinan
: 15 Juli 2019
b. Waktu persalinan
: 09.00 WIB
c. Anak ke
:1
d. Penolong persalinan
: Bidan
e. Jenis persalinan
: Persalinan
f.
: ±8 jam
Lama persalinan
spontan
g. Keadaan air ketuban
: air ketuban berwarna kuning agak keruh
h. Keadaanumum bayi
:
Berat badan
: 3200 gram
Panjang badan
: 40 cm
Penilaian APGAR
: A: 1 P: 2 G: 2 A: 2 R: 2
5. Pola Kesehatan Fungsional 32
a. Pola Psikososial : Keluarga pasien mengatakan sangat cemas dengan keadaan bayi mereka dan mengharapkan agar bayinya lekas sembuh. b. Pola Nutrisi : Bayi diberikan ASI sesekali tiap 2 jam,tetapi bayi nampak enggan menyusu. c. Pola Istirahat tidur : Bayi tidur ±10 jam d. Pola aktivitas : Bayi sering rewel,menangis kencang,dan ketika tidur posisiya dimiringkan ke arah kiri atau kanan agar benjolan pada bagian belakang punggung tidak mengganjal. 6. Pemeriksaan fisik
B. ANALISA DATA No
Data Fokus
1.
DS : Orang tua pasien mengatakan bayinya tidak mau makan/minum ASI , hanya sesekali saja
Etiologi Asupan (00002)
diet
Problem kurang
Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan (00002)
DO : Pasien terlihat lemas , kurus Tanda-tanda vital : S : 36,5˚C N : 129 kali per menit RR : 27 kali per menit 2.
DS : Orang tua pasien mengatakan terdapat benjolan pada punggung bayi sejak lahir. Benjolan semakin lama membesar
Tekanan pada tonjolan kulit (00046)
DO : Terdapat benjolan di bagian cervical vertebra , benjolan elastis , berisi cairan
33
Kerusakan integritas kulit (00046)
3.
DS : Orang tua pasien mengatakan anaknya sering sakit , bayinya kurang aktif karena cepat lelah , sering menangis sejak benjolan pada punggung bayi membesar
Penurunan ketahanan tubuh (00085)
Hambatan mobilitas fisik (00085)
DO : Bayi terlihat kurang aktif , sering menangis
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan diet kurang (00002) 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Tekanan tonjolan pada tulang (00046) 3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan ketahanan tubuh (00085)
34
D. INTERVENSI No
Diagnosa
NOC
35
NIC
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan diet kurang (00002)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam , diharapkan status nutrisi pasien tercukupi , dengan kriteria hasil : Status Nutrisi Bayi (1020)
Monitor nutrisi (1160) Timbang pasien
Berat
Badan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan Lakukan pengukuran antropometrik pada komposisi tubuh
Indikator
A
T
Intake nutrisi
2
5
Intake makanan lewat mulut
2
5
Monitor kecenderungan turun dan naiknya Berat Badan
Pertumbuhan
2
5
Perawatan Bayi (6820)
Keberhasilan Menyusui : Bayi (1000) Indikator
A
T
Reflek menghisap
2
5
Menyusui minimal 510 menit per payudara
2
5
Bayi merasa puas setelah makan
2
Nyamankan bayi melalui ayunan, pelukan, dekapan Sediakan lingkungan yang tenang dan tidak ada interupsi selama waktu tidur siang dan tidur malam Monitor Tanda-tanda Vital (6680)
5
Kriteria : 1 : Tidak adekuat 2 : Sedikit adekuat 3 : Cukup adekuat 4 : Sebagian besar adekuat 5 : Sepenuhnya adekuat
36
Dukung orang tua untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan bayi
Monitor tekanan darah,nadi,suhu, dan status pernafasan dengan tepat
2.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan pada tonjolan tulang (00046)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam , diharapkan masalah integrasi kulit dapat berkurang dengan kriteria hasil : Integritas jaringan : kulit dan membran mukosa (1101) Indikator
A
T
Elastisitas
3
5
Tekstur
3
5
Sensasi
3
5
Integritas kulit
3
5
Wajah pucat
3
Kriteria : 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada
37
5
Pencegahan (3540)
Luka
Tekan
Gunakan metode pengukuran suhu kulit yang tepat untuk mengetahui resiko luka tekan , sesuai protap yang ada Dokumentasi Berat Badan pasien Monitor ketat pada area yang mengalami kemerahan Ubah posisi pasien dengan teknik yang benar Inspeksi di area yang menonjol dan area yang tertekan lainnya setiap kali merubah posisi pasien
3.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular (00085)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan , penurunan ketahanan pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil : Pergerakkan (0208) Indikator
A
T
Keseimbangan
3
5
Bergerak dengan mudah
3
5
Kinerja pengaturan tubuh
3
5
Kriteria : 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
38
Pengaturan Posisi Neurologis (0844)
:
Beri posisi terapeutik Jangan beri tekanan pada bagian tubuh yang terganggu Lindungi bagian tubuh yang terganggu Ganti posisi setiap 2 jam sekali dengan menggunakan teknik log roll Ajarkan anggota keluarga untuk mengatur posisi pasien dan melakukan ROM pasien secara tepat
E. IMPLEMENTASI
DX
WAKTU
I,II,III Senin,16
TINDAKAN Melakukan pengukuran
September
tanda-tanda vital pasien yang
2019
meliputi menghitung nadi,
September
suhu tubuh, dan respirasi.
RESPON Ds : Do : Suhu tubuh : 36,7˚C
2019
Respirasi : 25 kali per menit
06.00 WIB
Nadi
06.15
Memberikan kesempatan pada
: 135 kali per menit
Ds : -
orang tua bayi untuk melakukan perawatan pada
Do : Bayi terlihat cukup tenang,terlihat merasa hangat
bayi (memakaikan popok,bedak,dan minyak telon) 06.30
Memberikan kesempatan
Ds : -
pada ibu bayi untuk memberikan ASI pada bayi.
Do : Bayi nampak menyusu sebentar ±3 menit,menghingsap cukup kuat
memastikan posisi bayi
aerola,dan terlihat tidak puas
dalam keadaan nyaman
ketika selesai menyusu.
dan terhindar dari rasa sakit bagian yang terganggu
Ds : Do : Bayi berada dalam gendongan ibunya dan tampak tenang.
39
PARAF
07.00
1. Menimbang Berat
Ds : -
Badan bayi Do : 11kg 2. Mendokumentasikan Berat Badan pasien
Ds: Do : 11kg
07.10
Memonitor
Ds : -
kecenderungan turun dan naiknya Berat Badan
Do : Berat badan bayi turun 0,5kg
07.15
Mengajarkan anggota keluarga untuk mengatur posisi pasien dan melakukan ROM pasien secara tepat
Ds : Ibu pasien mengatakan paham dengan apa yang diajarkan Do : Ibu pasien terlihat mengikuti apa yang diintruksikan oleh perawat
07.45
Memonitor ketat area yang mengalami kemerahan
Ds : Ibu pasien mengatakan timbul kemerahan pada benjolan pada punggung anaknya Do : Benjolan pada punggung bayi mengalami kemerahan
08.00
1. Mengganti posisi setiap 2 jam sekali dengan menggunakan teknik log roll 2. Mengubah posisi pasien dengan teknik yang benar
Ds : Do : Bayi tampak sedikit menangis karna diganti posisinya Ds : Do : Bayi tampak sedikit menangis karena diganti posisinya
40
08.15
08.30
Menginspeksi di area yang menonjol dan area yang tertekan lainnya setiap kali merubah posisi pasien
Ds : -
Melakukan pemeriksaan antropometrik pada pasien
Ds : -
Do : Bayi menangis saat dilakukan inspeksi
Do : TB : 55cm BB : 11kg Lila : 11cm 10.00
Menyediakan lingkungan yang nyaman dan bebas intrupsi pada saat bayi tidur :
Ds : Ibu pasien mengatakan bayinya sudah bisa tidur , walaupun masih sedikit
1. Mengurangi kebisingan
terganggu karena bising
2.Mengurangi pengunjung
Do : Pasien terlihat kurang
jumlah
nyenyak saat tidur , sering 3. Mengurangi tingkat pencahayaan seperti mematikan lampu dan memberikan ventilasi udara pada jendela
Selasa , 17 September 2019
Melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien yang meliputi menghitung nadi, suhu tubuh, dan respirasi.
terbangun kemudian menangis
Ds : Do : Suhu tubuh : 36,6˚C
06.00 Respirasi : 26 kali per menit
Nadi 06.15
06.30
Memberikan kesempatan pada orang tua bayi untuk melakukan perawatan pada bayi (memakaikan popok,bedak,dan minyak telon)
Ds : -
1. Memberikan kesempatan pada ibu bayi untuk memberikan ASI pada bayi.
Ds : -
41
: 130 kali per menit
Do : Bayi terlihat cukup tenang,terlihat merasa hangat
Do : Bayi nampak menyusu
2. Memastikan posisi bayi dalam keadaan nyaman dan terhindar dari rasa sakit bagian yang terganggu
sebentar ±5 menit,menghingsap cukup kuat aerola,dan terlihat cukup puas ketika selesai menyusu.
Ds : Do : Bayi berada dalam gendongan ibunya dan tampak tenang. 07.00
1. Menimbang Berat Badan
Ds : -
bayi Do : 11kg 2.Mendokumentasikan Badan pasien
Berat
Ds: Do : 11kg
07.10
Memonitor kecenderungan
Ds : -
turun dan naiknya Berat Do : Berat badan bayi tetap
Badan
11kg , tidak ada pertambahan ataupun penurunan 07.15
Mengajarkan anggota keluarga Ds : Ibu pasien mengatakan untuk mengatur posisi pasien
paham dengan apa yang
dan melakukan ROM pasien
diajarkan
secara tepat Do : Ibu pasien terlihat mengikuti apa yang diintruksikan oleh perawat 07.45
Memonitor ketat area yang
Ds : Ibu pasien mengatakan
mengalami kemerahan
kemerahan pada benjolan pada punggung anaknya sudah mulai berkurang Do : kemerahan pada benjolan
42
pada punggung bayi mulai berkurang 08.00
1. Mengganti posisi setiap 2 jam sekali dengan menggunakan teknik log roll
2. Mengubah posisi pasien dengan teknik yang benar
Ds : Do : Bayi tampak sedikit tenang dan tidak menangis ketika diganti posisinya Ds : Do : Bayi tampak sedikit tenang dan tidak menangis ketika diganti posisinya
08.15
08.30
Menginspeksi di area yang menonjol dan area yang tertekan lainnya setiap kali merubah posisi pasien
Ds : -
Melakukan pemeriksaan antropometrik pada pasien
Ds : -
Do : Bayi sedikit menangis saat dilakukan inspeksi
Do : TB : 55cm BB : 11kg Lila : 11cm Menyediakan lingkungan yang nyaman dan bebas intrupsi pada saat bayi tidur :
10.00
Ds : Ibu pasien mengatakan bayinya bisa tidur dengan nyenyak
1. Mengurangi kebisingan
Do : Pasien terlihat nyenyak 2.Mengurangi pengunjung
jumlah
saat tidur , sesekali terbangun karena merasa lapar
3.
Rabu , 18 September
Mengurangi tingkat pencahayaan seperti mematikan lampu dan memberikan ventilasi udara pada jendela Melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien yang meliputi menghitung nadi,
43
Ds : -
2019
suhu tubuh, dan respirasi.
Do : Suhu tubuh : 36,5˚C
06.00
Respirasi : 25 kali per menit
Nadi 06.15
06.30
: 135 kali per menit
Memberikan kesempatan pada orang tua bayi untuk melakukan perawatan pada bayi (memakaikan popok,bedak,dan minyak telon)
Ds : -
1. Memberikan kesempatan pada ibu bayi untuk memberikan ASI pada bayi.
Ds : -
2. Memastikan posisi bayi dalam keadaan nyaman dan terhindar dari rasa sakit bagian yang terganggu
sebentar ±10
Do : Bayi terlihat tenang,terlihat merasa hangat
Do : Bayi nampak menyusu
menit,menghingsap cukup kuat aerola,dan terlihat puas ketika selesai menyusu.
07.00
1. Menimbang Berat Badan
Ds : -
bayi Do : 11kg 2.Mendokumentasikan Badan pasien
Berat
Ds: Do : 11kg
07.10
Memonitor kecenderungan
Ds : -
turun dan naiknya Berat Do : Berat badan bayi tetap
Badan
11kg , tidak ada pertambahan ataupun penurunan 07.15
Mengajarkan anggota keluarga Ds : Ibu pasien mengatakan untuk mengatur posisi pasien
paham dengan apa yang
dan melakukan ROM pasien
diajarkan
secara tepat Do : Ibu pasien terlihat mengikuti apa yang
44
diintruksikan oleh perawat 07.45
Memonitor ketat area yang
Ds : Ibu pasien mengatakan
mengalami kemerahan
kemerahan pada benjolan pada punggung anaknya sudah mulai berkurang Do : kemerahan pada benjolan pada punggung bayi mulai berkurang tetapi masih kemerahan
08.00
1. Mengganti posisi setiap 2 jam sekali dengan menggunakan teknik log roll
2. Mengubah posisi pasien dengan teknik yang benar
Ds : Do : Bayi tampak tenang dan tidak menangis ketika diganti posisinya Ds : Do : Bayi tampak tenang dan tidak menangis ketika diganti posisinya
08.15
08.30
Menginspeksi di area yang menonjol dan area yang tertekan lainnya setiap kali merubah posisi pasien
Ds : -
Melakukan pemeriksaan antropometrik pada pasien
Ds : -
Do : Bayi sedikit menangis saat dilakukan inspeksi
Do : TB : 55cm BB : 11kg Lila : 11cm 10.00
Menyediakan lingkungan yang nyaman dan bebas intrupsi pada saat bayi tidur :
Ds : Ibu pasien mengatakan bayinya bisa tidur dengan nyenyak
1. Mengurangi kebisingan
Do : Pasien terlihat nyenyak 2.Mengurangi
jumlah
45
pengunjung
saat tidur , sesekali terbangun
3. Mengurangi tingkat pencahayaan seperti mematikan lampu dan memberikan ventilasi udara pada jendela
karena merasa lapar
46