ASKEP Novinda (Pola Nafas Tidak Efektif) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF



Disusun oleh: Nama



: Novinda Walangitan



Nim



: 1614201266



Kelas



: A3 Semester 4



Mata Kuliah : Askep Kegawatdaruratan I Novinda Mahasiswa Semester 6 Kontrak Mata Kuliah Askep Kegawatdaruratan 1 Di Kelas A3 Semester 4



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN MANADO 20207



A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama



: Ny. D



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 43 tahun



Status Perkawinan



: Janda



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Alamat



: Malalayang



II. Pengkajian Primary Survey a. Airway Ada sumbatan jalan nafas b. Breathing  RR: 27x / menit  Menggunakan otot bantu saat bernafas.  Ada retraksi dinding dada.  Pasien terpasang oksigen dengan binasal kanul 3lt/menit c. Circulation  TD



: 130/80 mmHg



 N



: 80 x/menit



 CRT



: Kurang dari 3 detik



 SB



: 36°C



 Tidak sianosis d. Disability  KU



: Sedang



 Kesadaran



: Compos metis



 GCS



:15 : E = 4, M = 6, V = 5



III.Pengkajian Secondary Survey Kepala Kulit kepala bersih, tidak terdapat lesi, bentuk mesochepal, rambut hitam dan tidak rontok. Mata Simetris, konjungtiva tidak anemis, pandangan nomal, pupil : 2mm/2mm, rangsangan cahaya kanan dan kiri: +/+ Hidung Lubang hidung simetris, tidak ada polip, ada sedikit kotoran, dan terpasang 02 dengan aliran 3lt/menit Mulut Mulut bersih, gigi agak kekuningan, mukosa bibir terlihat kering Telinga Kedua telinga simetris dan tidak ada serumen Dada Dada simetris, pergerakan dada simetris I



: Ada retraksi dinding dada, nafas cepat



P : Tedak ada nyeri tekan. P : Ronkhi A : Ronkhi basah Abdomen Kulit lembut, datar, tidak ada lesi, bising usus 1l x/mnt I



: Tidak ada luka atau bekas luka



A : Bising usus normal 11x/menit P : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen. P : Bunyi Thimpani



Genetalia Jenis Kelamin: Perempuan Tidak ada gangguan pola eliminasi dan pasien tidak terpasang DC Akstremitas  Atas : Pada ekstermitas atas tidak ada gangguan dan untuk skal kekuatan otot menunjukan angka 5  Bawah : Tidak ada gangguan dan menunjukkan skala 5 Integumen -



Kebersihan



: Kulit bersih dan tidak berminyak



-



Kehangatan



: Suhu tubuh dalam keadaan normal 37℃



-



Kelembaban : Kulit lembab



Tidak ditemukan kelainan pada kulit



B. Analisa Data DATA SUBJEKTIF (DS) 1. Dispnea







DATA OBJEKTIF (DO) Penggunaan otot bantu pernafasan







Fase ekspirasi memanjang







Pola nafas abnormal (Mis.



Takipnea,



Bradipnea,



hiperventilasi,



kussmaul, cheyne-Stokes) 2. Ortopnea







Pernapasan cuping hidung







Diameter thoraks anterior-posterior meningkat







Ventilasi semenit menurun







Kapasitas vital menurun







Tekanan ekspirasi menurun







Tekanan inspirasi menurun







Ekskursi dada berubah



C. Klasifikasi Data N O 1



ANALISA DATA DS: 



Dispnea







Ortopnea



ETIOLOGI



MASALAH



Pola nafas tidak efektif



Kecemasan



DO: 



Penggunaan



otot



bantu



pernafasan 



Fase ekspirasi memanjang







Pola nafas abnormal (Mis. Takipnea,



Bradipnea,



hiperfentilasi,



kusmaul,



cheyne-Stokes) 



Pernapasan cuping hidung







Diameter



toraks



anterior-



posterior meningkat 



Ekskursi dada berubah



D. Diagnosa Keperawatan 1. Dx I



: Pola Nafas tidak efektif b.d Kecemasan d.d Pola nafas abnormal, pernapasan



cuping hidung, ekskursi dada berubah dll.



E. Rencana keperawatan DX I



: Pola Nafas tidak efektif b.d Kecemasan d.d Pola nafas abnormal, pernapasan cuping hidung, ekskursi dada berubah dll



Intervensi Utama



: Managemen Jalan Nafas, Pemantauan Respirasi



Intervensi Pendukung



: Dukungan Emosional



INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Managemen Jalan Nafas  Observasi



RASIONAL 1. Membebaskan jalan napas menjamin



-



Monitor Jalan nafas (Frekuensi, kedalaman, usaha nafas)



-



Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)



-



Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)



 Therapeutik -



Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift



-



Posisikan semi-flowler atau flowler



-



Berikan minum hangat



-



Lakukan fisioterapi dada, jika perlu



untuk jalan



masuknya udara ke paru secara normal sehingga



menjamin



kecukupan oksigenase tubuh



-



Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik



-



Lakukan hiperoksigenasi sebelum



-



Penghisapan endotrakeal



-



Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill



-



Berikan oksigen jika perlu



 Edukasi -



Anjurkan asupan cairan 2000ml/ hari, jika tidak kontraindikasi



-



Ajarkan teknik batuk efekif



 Kolaborasi -



Kolaborasi



pemberian



bronkodilator



ekspektoran,



mukolitik jika perlu 2. Pemantauan Respirasi  Observasi



2. Pengumpulan



analisis data pasien untuk



-



Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas.



-



Monitor pola nafas



-



Monitor kemampuan batuk efektif



-



Monitor adanya produksi sputum



-



Monitor adanya sumbatan jalan nafas



-



Palpasi kesimetrisan ekspansi paru



-



Auskultasi bunyi nafas



-



Monitor saturasi oksigen



-



Monitor AGD



dan



memastikan



kepatenan jalan napas dan



keadekuatan



pertukaran gas.



-



Monitor hasil x-ray thoraks



 Therapeutik -



Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien



-



Dokumentasikan hasil pemantauan



 Edukasi -



Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan



-



Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 3. Membuat



3. Dukungan emosional (Intervensi Pendukung)



dukunga



 Observasi -



merasa



nyaman , tentram dan



Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien



-



penerima



merasa dimiliki dan dicintai



Identifikasi hal yang telah memicu emosi



ketika



mengalami



dia stres,



memberikan bantuan  Terapeutik -



berupa



Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau sedih



-



berduka -



Lakukan



sentuhan



untuk



memberikan



dukungan



(merangkul, menepuk-nepuk) -



Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu



-



Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah



 Edukasi



kehangatan personal dan cinta.



Buat pernyataan suportif atau empati selama fase



semangat,



-



Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu



-



Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas, marah, sedih)



-



Anjurkan



mengungkapkan



pengalaman



emosional



sebelumnya dan pola rerspon yang biasa digunakan. -



Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat



 Kolaborasi - Rujuk untuk konseling, jika perlu F. Implementasi & Evaluasi NO



HARI/



IMPLEMENTASI



EVALUASI



TANGGAL 1



1. Managemen Jalan Nafas



S: Klien Mengatakan



 Observasi



sudah tidak merasa



-



Monitor



Jalan



nafas



(Frekuensi, sesak nafas



kedalaman, usaha nafas) -



Monitor bunyi nafas tambahan (mis. O:



Klien



Tampak



Gurgling, mengi, weezing, ronkhi tenang, dengan tandakering) -



Monitor



tanda vital: sputum



(jumlah,



warna, TD : 130/80 MmHg



aroma)  Therapeutik -



N



: 80 x/mnt



R



: 27 x/mnt



SB : 36°C



Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift



-



Posisikan semi-flowler atau flowler



-



Berikan minum hangat



-



Lakukan fisioterapi dada, jika perlu



-



Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik



A: Masalah teratasi P: intervensi selesai,



-



Lakukan hiperoksigenasi sebelum



-



Penghisapan endotrakeal



-



Keluarkan



sumbatan



benda



padat



dengan forsepMcGill -



Berikan oksigen jika perlu



 Edukasi -



Anjurkan asupan cairan 2000ml/ hari, jika tidak kontraindikasi



-



Ajarkan teknik batuk efekif



 Kolaborasi -



Kolaborasi pemberian bronkodilator ekspektoran, mukolitik jika perlu



2. Pemantauan Respirasi  Observasi -



Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas.



-



Monitor pola nafas



-



Monitor kemampuan batuk efektif



-



Monitor adanya produksi sputum



-



Monitor adanya sumbatan jalan nafas



-



Palpasi kesimetrisan ekspansi paru



-



Auskultasi bunyi nafas



-



Monitor saturasi oksigen



-



Monitor AGD



-



Monitor hasil x-ray thoraks



 Therapeutik -



Atur



interval



waktu



pemantauan



respirasi sesuai kondisi pasien



-



Dokumentasikan hasil pemantauan



 Edukasi -



Jelaskan



tujuan



dan



prosedur



pemantauan -



Informasikan hasil pemantauan, jika perlu



3. Dukungan



emosional



(Intervensi



Pendukung)  Observasi -



Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien



-



Identifikasi hal yang telah memicu emosi



 Terapeutik -



Fasilitasi



mengungkapkan



perasaan



cemas, marah atau sedih -



Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka



-



-



Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (merangkul, menepuknepuk) Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu



-



Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah



 Edukasi -



Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi



rasa bersalah dan malu -



-



Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas, marah, sedih) Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional



sebelumnya



dan



pola



rerspon yang biasa digunakan. -



Ajarkan penggunaan pertahanan yang tepat



mekanisme



 Kolaborasi -



Rujuk untuk konseling, jika perlu