5 0 514 KB
MAKALAH PERIOPERATIF CARE PADA ANAK
Oleh Kelompok 4 B14-A 1. Ni Nyoman Ayu Virse Sutrisni (213221194) 2. Ni Ketut Susilawati
(213221204)
3. Ni Wayan Gopi Sudharmadi
(213221214)
4. I Made Suardana
(213221225)
5. Ni Komang Yuliani
(213221237)
PROGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA DENPASAR 2021
KATA PENGANTAR “Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Makalah Perioperatif care pada anak ”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih Om”
Denpasar, 12 November 2021
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
JUDUL KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 4
B.
Rumusan masalah ……………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN. A,
B.
Pengertian Perawatan perioperative ................................................................................. 6 1.
Fase Preoperatif ………………………………………………………………..… 6
2.
Fase Intraoperatif ................................................................................................... 6
3.
Fase Postoperatif .................................................................................................... 8
Askep perioperatif care pada anak ..................................................................................10 1.
Pengkajian …………………………………………………………………….... 10
2.
Diagnosa Keperawatan …………………………………………………………. 11
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan .................................................................................................................... 13
B.
Saran .............................................................................................................................. 13
.DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14
3
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi
hapirsemua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakanbagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikapyang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang merekaalami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasiendan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala
macam
mempunyai
prosedurpembedahan
peranan
yang
dan
tindakan
pembiusan.
Perawat
sangatpenting dalam setiap tindakan pembedahan baik
pada masa sebelum, selama maupunsetelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkanklien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangattergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara timkesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping perananpasien yang kooperatif selama proses perioperatif.Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenispembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktorpasien merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tidakanpembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri
pembedahanmungkin
merupakan
hal
yang
paling
mengerikan
yang
pernah mereka alami.Mengingat hal terebut diatas, maka sangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalamsetiap perawatan
perioperatif
langkah
–
langkah
perioperatif.
Tindakan
yangberkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh
terhadap suksesnya pembedahandan kesembuhan pasien.
B.
Tujuan 1.
Tujuan Umum Mengetahui
apa
yang
dimaksud
dengan
perawatan
perioperatif, dari fase perawatan praoperatif, intraopratif, dan fase postoperatif 2.
Tujuan Khusus a.
Pembahasan Praoperatif
b.
Pembahasan Intraoperatif 1)
Perlindungan terhadap injuri.
2)
Monitoring pasien/klien.
3)
Peran perawat 4
c.
Pembahasan Postoperatif 1)
Faktor yang mempengaruhi paska operasi
2)
Tindakan keperawatan paska operasi
5
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perawatan perioperatif Perawatan
perioperatif
adalah
operasi berlangsung. Keperawatan
periode
sebelum,
perioperatif
adalah
selama fase
dan
sesudah
penatalaksanaan
pembedahan yang merupakan pengalaman yang unik bagi pasien. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.( Keperawatan medikal-bedah : 1997 ) Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.
1.
Fase Praoperatif Merupakan ijin tertulis yang di tanda tangani oleh klien untuk melindungi dalam proses operasi yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya mengenai Tindakan tersebut. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum operasi
2.
Fase Intraoperatif Di mulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat pasien
di pindahkan
ke
ruang
pemulihan.
Lingkup
aktifitas
keperawatan,memasang infus, memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Perawat
yang
bekerja
di
ruang
bedah
harus
telah
mengambil
program Pro regristation Education Courses in Anasthetic and Operating Teather Nursing. Dalam bertindak
pembedahan
perawat
disebut
scrubbed
nurse
yang
sebagai asisten ahli bedah. Perawat bertanggung jawab akan
pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan dan instrumen dan menjamin 6
ketersediaan peralatan ahli bedah untuk terlaksananya pembedahan yang direncanakan. a.
Perlindungan terhadap injury Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah – masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi.
b.
Monitoring pasien Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu: 1)
Safety Management Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama yang
dilakukan
untuk
prosedur
pembedahan.
Tindakan
jaminan keamanan diantaranya adalah :
Pengaturan posisi pasien. Pengaturan
posisi
pasien
bertujuan
untuk memberikan kenyamanan pada klien dan memudahkan pembedahan.
Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi
operasi berkaitan dengan perubahan-perubahan
fisiologis
yang
timbul bila pasien ditempatkanpada posisi tertentu. 2)
Monitoring Fisiologis Pemantauan fisiologis yang dilakukan oleh perawat meliputi hal – hal sebagai berikut : a)
Melakukan balance cairan penghitungan dilakuan
untuk
balance
cairan
memenuhi kebutuhan cairan pasien.
Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang masuk dan yang keluar (cek pada kantong kateter urine) kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan infus. b)
Memantau kondisi cardio pulmonal Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinue untuk melihat 7
apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi fungsi pernafasan,
nadi dan tekanan
darah, saturasi oksigen, perdarahan dan lain – lain. c)
Pemantauan terhadap perubahan vital sign pemantauan tanda
vital
penting
dilakukan
tanda-
untuk memastikan kondisi
klien masih dalam batas normal. Jika terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya. 3)
Monitoring Psikologis Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar) dukungan psikologis yang dilakukan oleh perawat pada pasien antara lain: a)
Memberikan dukungan emosional pada pasien. Perawat berdiri di dekat pasien
dan
memberikan
sentuhan selama
prosedur pemberian induksi. b)
Mengkaji status emosional klien.
c)
Mengkomunikasikan status emosional pasien
kepada tim
kesehatan (jikaada perubahan). 4)
Pengaturan dan koordinasi Nursing Care Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care ,tindakan yang dilakukan antara lain :
3.
a)
Memanage keamanan fisik pasien.
b)
Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.
Fase Postoperatif Di mulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut
pada tatanan klinik
atau di rumah.
Lingkup
aktifitas keperawatan, mengkaji efek agen anestesi, membantu fungsi vital tubuh, serta mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan pasien dan penyuluhan,perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan. Fase Postoperatif Keperawatan postoperatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium
fisiologis
pasien,
menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman. Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi danmencegah masalah 8
yang
kemungkinan mucul
pada
tahap
ini.
Pengkajian
dan penanganan yang cepat dan akurat sangat
dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit
atau
membahayakan
diri
pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan
keperawatan postoperatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri. a.
Faktor yang Berpengaruh Postoperatif 1)
Mempertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
2)
Mempertahankan ventilasi/oksigenasi Ventilasi dapat
dipertahankan
dan
oksigenasi
denganpemberian bantuan nafas melalui
ventilaot mekanik atau nasal kanul 3)
Mempertahakan sirkulasi darah Mempertahankan dapat
4)
dilakukan
sirkulasi
darah
dengan pemberian cairan plasma ekspander.
Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase. Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien, seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan mungkin saja terjadi akibat penagaruh anastesi sehingga perlu dipantau kondisi vomitusnya. Selain itu drainase sangat penting untuk
dilakukanobeservasi terkait dengan kondisi perdarahan yang
dialami pasien. 5)
Balance cairanHarus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaranklien. Cairan harus balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, sepertidehidrasi akibat perdarahan atau justru kelebihan cairan
yang
justrumenjadi
beban
bagi
jantung
dan
juga
mungkin terkait dengan fungsieleminasi pasien. 6)
Mempertahanakan kenyamanan dan mencegah resiko injury.Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan,disorientasi dan beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang
nyaman
dan
pasang
side
railnya.
Nyeri
biasanya
sangatdirasakan pasien, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat
juga kolaborasi dengan media terkait dengan agen pemblok
nyerinya.
9
b.
Tindakan Postoperatif Ketika pasien sudah selasai dalam tahap intraoperatif, setelah itu pasien di pindahkan
keruang perawatan, maka
– hal yang harus
hal
perawat lakukan, yaitu : 1)
Monitor tanda – tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dankomplikasi. langsung
monitor
pemmeriksaan
Begitu
pasien
tiba
kondisinya.Pemerikasaan
pertama
yang
dilakukan
di
ini di
bangsal
merupakan
bangsal setelah
postoperatif. 2)
Manajemen Luka Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk
mencegah
komplikasi
lebih lanjut.
Manajemen
luka
meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. 3)
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan jugabatuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lender.
4)
Rehabilitasi di perlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. latihan
Rehabilitasi
spesifik
dapat
berupa
berbagai
macam
yang di perlukan untuk memaksimalkan kondisi
pasien seperti sedia kala. 5)
Discharge
Planning
Merencanakan
kepulangan
pasien
dan
memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang
perlu
dihindari
dan
dilakukan
sehubungan
dengan
kondis/penyakitnya post operasi. Ada 2 macam discharge planning : a)
Untuk perawat : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada klien (sebagai dokumentasi)
b)
Untuk
pasien :
dengan bahasa
yang
bisa
dimengerti
pasien dan lebih detail.
B.
Asuhan Keperawatan Perioperatif Care Pada Anak 1.
Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secaramenyeluruh
(Boedihartono,
1994 ).Pengkajian
operatif(Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi: 10
pasien
Pre
a.
SirkulasiGejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakitvascular
perifer,
atau
stasis
vascular
(peningkatan
risiko
pembentukantrombus. b.
Integritas ego Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple,misalnya financial, hubungan, gaya hidup.Tanda dapat
istirahat,
peningkatan
ketegangan/peka
rangsang
:
tidak
;stimulasi
simpatis. c.
Makanan / cairan Gejala
:
insufisiensi
untukhipoglikemia/ketoasidosis)
;
pancreas/DM,
malnutrisi
(termasuk
(predisposisi obesitas)
;
membranemukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa praoperasi). d.
Pernapasan Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
e.
Keamanan Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaanpenyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic dapat
(efek
dari
detoksifikasi
obat-obatan
dan
mengubahkoagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi
transfuse.Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam. f.
Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic,
antihipertensi,kardiotonik
bronchodilator,
diuretic,
glokosid,
dekongestan,analgesic,
antidisritmia, antiinflamasi,
antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obatyang dijual bebas, atau obat-obatan
rekreasional.
Penggunaan
alcohol (risiko akan kerusakan
ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihananastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi)
2.
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yangnyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono,1994 ).Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Pre Operatif (Wilkinson, M.Judith, 2006) meliputi : a.
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang berarti, krisis situasi atau krisis maturasi. 11
b.
Gangguan
citra
tubuh
berhubungan
dengan
pembedahan,
efek
sampingpenanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh padaperubahan penampilan. c.
Koping
individu,
penampilan,
ketidakefektifan
keluhan
terhadap
berhubungan reaksi
dengan
perubahan
lain,
kehilangan
orang
fungsi,diagnosis kanker. d.
Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit/prognosis
e.
Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,kerusakan saraf/otot, dan nyeri.
f.
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan fisik.
g.
Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko kerusakan integritas kulit ( prosedur pembedahan ).
3. Intervensi Keperawatan No
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan 1
Ansietas
NOC
NIC
Anxiety self-control
Anxiety
Anxiety level
penurunan kecemasan )
Coping
1. Gunakan
Kriteria hasil : mampu
mengidntifikasi mengungkapkan
dan gejala
cemas
pendekatan
2. Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap
pelaku pasien 3. Jelaskan
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan
mengontrol cemas dalam
dirasakan
selama
prosedur 4. Temani pasien untuk
batas
normal 4. Postur tubuh, expresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
12
semua
prosedur dan apa yang
menunjukkan teknik untuk
sign
(
yang menenangkan
1. Klien
3. Vital
reduction
memberikan kemanan dan mengurangi takut 5. Dorong keluargauntuk menemani anak
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
6. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan,
persepsi 7. Intruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi 2
Gangguan
citra NOC
tubuh
NIC
Body image
Body image enhancement
Self esteem
1. Kaji secara verbal dan
Kriteria hasil ;
non verbal respon klien
1. Body image positif
terhadap tubuh
2. Mampu
mengidentifikasi 2. Jelaskan
kekuatan personal 3. Mendeskripsikan
tentang
pengobatan, perawatan, secara
faktual perubahan fungsi tubuh
kemajuan dan prognosis penyakit 3. Dorong
4. Mempertahankan interaksi sosial
klien
mengungkapkan perasaannya 4. Fasilitasi kontak dengan individu
lain
dalam
kelompok kecil 3
Ketidakefektifan
NOC
NIC
koping individu
Decision making
1. Anjurkan pasien untuk
Role inhasmet
mengidentifikasi
Sosial support
gambaran
Kriteria hasil:
peran yang realistis
1. Mengidentifikasi pola koping 2. Gunakan yang efektif 2. Mengungkapkan
perubahan
pendekatan
tenang dan meyakinkan secara 3. Hindari
pengambilan
verbal tentang koping yang
keputusan
efektif
pasien berada dalam
3. Mengungkapkan penurunan stress
stress
pada
saat
beratBerikan
informasi actual yang 13
4. Klien
mengatakan
menerima
telah tentang
keadaannya
4
Ketakutan
terkait
dengan
diagnosis, terapi dan prognosis.
NOC
NICANsiety Reduction
Post trauma syndrom
1. Gunakan
pendekatan
Rape trauma syndrome
yang
Kriteria hasil :
meyakinkan
1.
tenang
Tinkat ketakutan anak – 2. Jelaskan anak
:
manifestasi
keparahan rasa
ketegangan
takut, atau
dan
semua
prosedur,
termasuk
sensasi
yang
diperkirakan
akan
kegelisahan yang berasal
dialami
dari sumber yang dikenali
prosedur
selama
pada anak-anak dari usia1 3. Memberikan informasi
2.
3.
tahun sampai 17 tahun.
faktual
Mencari informasi untuk
diagnosis, pengobatan,
menurunkan ketakutan
dan prognosa
Menggunakan
tentang
teknik 4. Dorong keluarga untuk
relaksasi untuk mngurangi
tetap bersama pasien
ketakutan 4.
Mengendalikan
respon
ketakutan 5
Hambatan mobilitas NOC
NIC
fisik
Joint movement: active
Exercise
Mobility level
ambulation
Self care : ADLs
1. Monitoring vital sign
therapy
:
Transfer performance
sebelum dan sesudah
Kriteria hasil :
latihan dan lihat respon
1. Klien
meningkat
dalam
aktivitas fisik
2. Kaji
2. Memverbalisasikan perasaan
14
pasien saat latihan
pasien dalam
kemampuan dalam
mobilisasi
dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah 3. Meperagakan
penggunaan
alat bantu untuk mobilisasi
3. Latih
pasien
dalam
pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kebutuhan. 4. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan
bantu
penuhi
kebutuhan Adl 5. Ajarkan
pasien
bagaimana posisi
merubah
dan
berikan
bantuan jika diperlukan 6
Nyeri Akut.
NOC
NIC
Pain level
Pain Management
Pain control
1. Lakukan
pengkajian
Comfort level
nyeri (lokasi, durasi,
Kriteria hasil :
frekuensi, kualitas)
1.
Mampu mengontrol nyeri, 2. Observasi mampu teknik
menggunakan nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri 2.
3.
4.
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan 3. Gunakan
teknik
Melaporkan bahwa nyeri
komunikasi terapeutik
berkurang
untuk
dengan
menggunakan manajemen
pengalaman
nyeri
pasien
mengetahui nyeri
Mampu mengenali nyeri 4. Berikan analgetik tepat (skala, intensitas, frekuensi
waktu terutama
dan tanda nyeri)
nyeri hebat.
Menyatakan rasa nyaman 5. Evaluasi setelah nyeri berkurang
analgetik,
saat
efektifitas tanda
dan
gejala 8
Resiko infeksi
NOC
NIC
Immune status
Infection control ( kontrol
Knowledge : infection control
infeksi )
15
Risk control
1. Cuci tangan sebelum
Kriteria hasil :
dan sesudah tindakan
1. Klien bebas dari tanda dan
keperawatan
gejala infeksi
2. Pertahankan
2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
normal
hidup sehat
aseptik 3. Tingkatkan
3. Jumlah leukosit dalam batas
4. Menunjukkan
lingkungan septik dan
nutrisiyang cukup 4. monitor
perilaku
intake
tanda
dan
gejala infeksi sistemik dan lokal 5. Inspeksi
kulit
membran
dan
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase 6. Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah 7. Ajarkan
pasien
dan
keluarga tentang tanda dan gejala infeksi, serta cara
menghindari
infeksi
4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk inter-vensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien dan professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena 16
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah evaluasi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau dirubah (Kozier et al., 2010). Adapun komponen tahap evaluasi adalah pertama pencapaian kreteria hasil, kedua keefektifan tahap-tahap keperawatn, ketiga revisi atau terminasi keperawatan
17
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Perawatan
perioperatif
operasiberlangsung,
yang
adalah periode
mana
tugas
sebelum, selama
seorang
perawat
yaitu
dan sesudah memberikan
kenyamananterhadap pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampaipemulihan pasien, sampai pasien sembuh,
pasien merasa nyaman
dan tercukupikebutuhan – kebutuhannya. Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugasperawat yaitu memberikan penyuluhan tindakan perawatan
diri
pasien,
terhadap keluarga dan pasien itu sendiri, supaya terjaga
kesehatan pasien dan terawat denganbaik, sehingga pasien sehat seperti sediakala.
B.
Saran Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakanperan perawat yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuhtanggung jawab, dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC. Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 . Jakarta : EGC Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005 . Kiat Sukses menghadapi Operasi.Yogyakarta : Sahabat Setia Nurachmah, Elly. 2000 . Buku Sakau Prosedur Keperwatan medikal-bedah. Jakarta : EGC. Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah Edisi revisi, Jakarta :EGC. http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsep-dasarkeperawatanperioperatif.html, di akses 16 Mei 201 Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction Jogja
19