Askep Sarcoma Ewing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat beliau sehingga saya dapat menyusun laporan kasus teoritis ini sampai selesai dengan tema SARCOMA EWING. Dan kami mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan kasus ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada laporan kasus ini.Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai SARCOMA EWING serta penjelasannya. Kami sebagai penulis dan penyusun menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut.oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. kami berharap semoga gagasan pada laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan pada khasusnya dan pada pembaca pada umumnya.



Padang, 10 September



Kelompok 3



i



DAFTAR ISI Kata pengantar ................................................................................................. i Daftar isi........................................................................................................... ii Bab I Pendahuluan 1. Latar belakang ...................................................................................... 1 2. Rumusan masalah ................................................................................ 1 3. Tujuan .................................................................................................. 1 Bab II Pembahasan 1. Defenisi ................................................................................................ 2 2. Etiologi ................................................................................................. 2 3. Anatomi fisiologi ................................................................................. 3 4. Patofisiologi ......................................................................................... 8 5. Klasifikasi ............................................................................................ 9 6. Manifestasi klinis ................................................................................. 10 7. Pemeriksaan penunjang ....................................................................... 10 8. Penatalaksanaan ................................................................................... 11 9. Komplikasi ........................................................................................... 14 Bab III Konsep asuhan keperawatan 1. Pengkajian ............................................................................................ 15 2. Diagnosa .............................................................................................. 16 3. Intervensi.............................................................................................. 17 Bab IV penutup 1. Kesimpulan .......................................................................................... 19 2. Saran..................................................................................................... 19 Daftar pustaka .................................................................................................. 20 Woc (terlampir)



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ewing sarcoma, oleh beberapa yang disebut Ewing’s sarcoma, adalah tumor ganas yang paling sering ditemukan pada tulang panjang – dan itu dapat terbentuk di tulang tulang belakang. Kanker ini adalah kanker tulang primer paling umum ketiga, dan kanker tulang paling umum kedua di antara anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Remaja dan orang dewasa muda berada pada risiko terbesar mengembangkan sarkoma Ewing. Karena berkaitan dengan tulang belakang, sarkoma Ewing adalah sejenis tumor tulang belakang primer . Primer berarti bahwa tumor berada di tempat di mana ia berasal, sebagai lawan dari tumor yang berkembang di tempat lain di tubuh Anda kemudian bermetastasis, atau menyebar, ke lokasi yang berbeda. Sarkoma Ewing adalah anggota paling umum dari keluarga sarkoma Ewing tumor , yang juga termasuk tumor Ewing yang berlebihan (mempengaruhi jaringan lunak di sekitar tulang, tetapi berperilaku seperti Ewing sarkoma dalam tulang) dan tumor neuroektodermal primitif perifer (kanker anak-anak yang langka sering dimulai di dada dinding.



B. Rumusan masalah 1. Bagaimana konsep penyakit myasthenia gravis? 2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan myasthenia gravis? C. Tujuan 1. Mengetahui konsep dasar penyakit myasthenia gravis 2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada myasthenia gravis



1



BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Defenisi Pada tahun 1921, james ewing menggambarkan suatu tumor tulang hemoragis – vaskuler yang tersusun dari sel bulat, kecil tanpa di sertai pembentukan osteoid yang biasanya terjadi di bagian tengah tulang panjang



atau tulang pipih. Tumor ini



mulanya diperkirakan timbul dari sel endothelial, namun bukti yang di peroleh barubaru ini menunjukkan bahwa kemungkinan tumor ini berasal dari jaringan saraf primitive. Sarcoma ewing merupakan tumor maligna yang tersusun atas sel bulat, kecil yang paling banyak terjadi pada tiga decade pertama kehidupan. Sarcoma ewing merupakan tumor ganas primer yang paling sering mengenai tulang panjang, kebanyakan pada diafisis. Tulanh yang paling sering terkena adalah pelvis dan tulang iga. Tumor tulang merupakan kelainan pada sistim musculoskeletal yang bersifat neoplastic. Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan yang baru dan abnormal disebut neoplasma. Sarcoma ewing adalah neoplasma ganas yang tumbuh cepat dan berasal dari sel-sel primitive sum-sum tulang pada dewasa muda. Sarcoma ewing, neuroepitelioma perifer atau juga dikenal sebagai tumor neuroektodermal yang merupakan neuplasma sel bulat kecil tidak berdifeferensiasi yang sangat ganas yang paling sering timbul pada tulang tetapi dapat juga timbil pada jaringan lunak. Ewing atau tumor ganas adalah jenis tumor yang sangat ganas, sering mengenai sum-sum tulang panjang dan merupakan neuplasma tulang primer ketiga yang paling sering di jumpai. Tumor ini paling sering terjadi pada anak-anak belasan tahun dan pada korpus tulang panjang (pelvis, femur, humerus) ewing dapat bermetastase ke sum-sum tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak lain nya. B. Etiologi ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi insidensi ewing, yaitu: 1. faktor usia



insidensi sarkoma ewing meningkat dengan cepat dari mendekati 0 pada umur 5 tahun yang mencapai puncaknya pada 10-18 tahun. sesudah umur 20 isidensinya menurun kembali dan mendekati 0 pada umur 30 tahun 2



2. faktor jenis kelamin



resiko pria sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita, tetapi setelah umur 13 tahun isidensinya antara pria wanita hampir sama 3. faktor ras



penyakit ini jarang didapatkan pad aorang kulit hitam. 4. faktor genetik



faktor genetik yang dikenal meliputi : 1) riwayat hidup keluarga. Faktor resiko pada garis keturunan pertama tidak meningkat. tidak ada sindroma familia yang berhubungan dengan sarkoma ewin 2) anomali genetik, terdapat anomali pada kromosom 22, translokasi atau hilangnya kromosom ini terdeteksi pada 8,50% penderita sarkoma ewing. 3) riwayat penyakit tulang, anomali kongetinal tertentu dari skeletal, yaitu aneurisma kista tulang dan encdroma meningkatkan resiko sarkoma ewing, juga anomali genito urinari seperti hipospadia dan duplikasinya juga berhubungan dengan sarkoma ewing.



C. Anatomi Fisiologi Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengusruskan pergerakan. Komponen utama sistem muskoluskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, dan otot. 1. Sistem Tulang Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama, yaitu: a) Membentuk rangka badan b) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot c) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti otak, sum sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru d) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, posfat, magnesium dan gara e) Ruang di tengah tulang tertentu yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Fungsi Umum dari Tulang,yaitu : 3



a)



Formasi kerangka Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan menyokong struktur tubuh yang lain.



b)



Formasi sendi-sendi Tulang-tulng membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari kebutuhan fungsional.



c)



Perlekatan otot Tulang-tulang menyediakan pembukaan untuk tempat melekatnya otot, tendo, dan ligamentum.



d)



Sebagai pengungkit Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakan.



e)



Penyokong berat badan Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur.



f) Proteksi Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi strukturstruktur yang halus seperti otak, medulla spenalis, jantung, paru-paru, alat-alat dalam tubuh, dan panggul. g) Haemopoiesis Sum-sum tulang merupakan tempat pembentulkan sel-sel darah,tetapi terjadinya pembentukan sel-seldarah sebagian besar terjadi di sum-sum tulang merah. h) Fungsi immunologi Limposit B dan makropak-makropak dibentuk dalam sistem retikuloendotelial sum-sum tulang. i) Penyimpanan kalsium Tulang mengandung 97% kalsium tubuh baik dalm bentuk anorganikmaupun dalam bentuk garam, terutama kalsium fosfat. Pada fase awal perkembangan tulang embrio(pada minggu k-3 dan ke-4) terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Lapisan ini merupakan jaringan yang bersifat multi potensial serta akan membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensisasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu ke-5 perkembangan embrio terbentuk tonjolan anggota gerak (Limb bud) yang didalamnya terdapat sel mesoderm yang 4



kemudian akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan. Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu a) Pada minggu ke-5 perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari prakartilago. Ada 3 jenis tulang rawan yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan fibrin, dan tulang rawan elastic. b) Setelah minggu ke-7 perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui dua cara yaitu : 1) Secara langsung : pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane tulang dalam bentuk lembaran,misalnya pada tulang muka,pelvis, scapula, dan tulang tengkorak. Proses penulangan ini ditandai terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari trabekula tulang yang penyebarannya secar radial. 2) Secara tidak langsung : proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan tulang rawan terjadi melalui dua cara,yaitu : a) Osifikasi Sentral : terjadi melalui osifikasi endokondral. b) Osifikasi Perifer : terjadi di bawah perikondrium atau osifikasi periosteum. Pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan dan tulang panjang, yaitu : 



Tulang rawan artikuler : pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.







Tulang rawan lempeng epifisis : pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu:1). Proses pertumbuhan : adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang. 2). Proses kalsifikasi : kematian dan penggatian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokodral.



Perkembangan tulang berasal dari jenis pertumbuhan membranosa dan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang (histogenesis) disebut osifikasi (penulangan). Jika hal ini terjadi dalam suatu model selaput dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang yang



5



dibentuk dinamakan tulang membrane atau tulang derma karena tulang ini berasal dari suatu membrane. Tulang-tulang endokondral(tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan tenulangan intrakartilaginosa (penulangan tidak langsung). Ujung Pertumbuhan Tulang Epifise bersatu dengan diafise. Pusat-pusat epifise akan menyatu dengan diafise sehingga terjadi pada tulang-tulang yang lain. Korpus dari semua tulang-tulang panjang dan besar memperlihatkan akhir dari suatu alur yang berfungsi sebagai suatu lubang pada tulang yang di sebut suramen nutrisia yang digunakan pada arteri nutrisia untuk memasuki korpus. 1. Anatomi Sistem Tulang Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam, yaitu : a) Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus. Daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis diebut metafisis. Di daerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah metabolic yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang. b) Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal. c) Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang parietal, iga, scapula, dan pelvis. d) Tulang takberaturan (irregular bone), misalnya tulang vertebrata. e) Tulang sesamoid, misalnya tulang patella. f) Tulang sutura (sutural bone),ada di atap tengkorak. Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan bagian dalam (endosteum) yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa.



2. Fisiologi Sel Tulang Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblas, osteosit, dan osteoklas. a. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang 6



peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ked ala matriks tulang. b. Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. c. Osteoklas adalah sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah. Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang semakin meningkat. Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses panuaan. Matriks organic yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks organic baru sehingga member tambahan kakuatan pada tulang.



3. Klasifikasi Tulang Terdapat berbagi bentuk dan saiz tulang. Ini membolehkan tulang-tulang memenuhi keperluan khusus bagi tulang tersebut. Tulang-tulang memenuhi keperluan khusus bagi tulang tersebut. Tulang-tulang diklasifikasikan berdasarkan kepada empat bentuknya. 1) Tulang Panjang Tulang –tulang dalam kumpulan ini secara umumnya lebih panjang, lebar dan berfungsi sebagai tuas. Kebanyakan dari pada tulang-tulang panjang adalah tulang - tulang mampat. Contoh tulang pada tangan (humerus, radius, ulna, metacarpal, dan falanges) dan kaki (femur, tibia, fibula, metatarsal, falangus) kecuali pergelangan tangan dan pergelangan kaki. 2) Tulang Pendek Secara umumnya tulang-tulang pendek berbentuk kiub dan didapati di ruangruang yang tertutup. Tulang – tulang ini berongga. Contoh tulang – tulang pergelangan tangan ( karpal ) dan pergelangan kaki (tarsal). 3) Tulang Pipih



7



Tulang – tulang ini berbentuk pipih, tipis, dan melengkung. Tulang-tulang ini berfungsi sebagai tempat pelekatan otot-otot dan melindungi organ-organ di bawahnya. Contohnya tulang – tulang cranium, rusuk, dan sternum. 4) Tulang tak sama bentuk Tulang – tulang tak sama bentuk berfungsi sebagai tempat pelekatan otot atau artikulasi. Contoh tulang – tulang vertebra ( servikel, torasik, lumbar, sekrum, dan koliks ) dan tulang telinga tengah ( stapes, inkus, maleus).



D. Patofisiologi Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif. Kelainan congenital, genetic, gender/jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas). Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk sampai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah diketahui dengan cara operasi. Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991). Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA, berdiferensiasi/proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi



8



DNA dari sel normal, menjadi fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan). E. Klasifikasi Ewing tumor terbagi dua kelompok yaitu : 1. Ewing tumor pada tulang Biasanya di temukan pada tulang lengan, kaki, dada, tubuh, punggung atau kepala. Tumor pada tulang ini terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu : klasik ewing sarcoma (ewing sarcoma), primitive neuroektodernal tumor (PNET), dan askin tumor (PNET pada dinding dada) 2. Ekstraosseus ewing sarcoma Adalah tumor yang tumbuh pada jaringan lunak. Tumor jenis ini ditemukan pada tubuh, lengan, kaki, kepala, dan leher. Stadium ewing sarcoma yang digunakan untuk menemukan perawatan dan memberikan indikasi mengenai kemungkinan prognosa baik atau buruk di bagi atas 5 tahap, yaitu : 1) Stadium 1A : tumor tingkat rendah (ringan ) ditemukan hanya pada lapisan keras tulang 2) Stadium 1B : tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan memperluas diri di sekitar jaringan lunak 3) Stadium 2A : tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan hanya pada lapisan keras tulang 4) Stadium 2B : tumor tingkat tinggi ( berat) ditemukan memperluas diri disekitar jaringan lunak 5) Stadium 3 : tumor tingkat rendah ( ringan ) atau tinngi ( berat ) yang telah bermetastasis Menurut lokasinya, ewing sarcoma di bagi atas 4 stadium yaitu : 1) Stadium I : sel kanker di temukan di mata, kepala, leher/dekat dengan organ kelamin dan kandung kemih 2) Stadium II : sel kanker terletak di suatu tempat ( selain stadium 1), lebih kecil dari 2 inchi dan belum menyebar ke kelenjer limfa 3) Stadium III : Sel kanker terletak di satu tempat ( selain stadium 1 ), lebih besar dari 2 inchi dan telah menyebar ke kelenjar limfa 9



4) Stadium IV : sel kanker telh menyebar dan ditemukan lebih dari satu tempat ketika pertama kaki penyakit ini di diagnosa 5) Recurrent : sel kanker timbul kembali. Setelah penyakit di sembuhkan dapat timbul pertama kali ditempat tersebut atau di tempat lain. Lokasi ewing sarcoma: pelvis 21%, femur 21%, fibula 12%, tibia 11%, humerus 11%, costa 7%, fertebra 5%, scapula 4%, tulang kepala 3%, tempat lain