Askep Tumor Abdomen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat sebagai tugas dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan (nama dosen) selaku dosen pembimbingnya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Patologis Sistem Metabolis Endokrin Tumor Abdomen. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan saudara. Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun agar makalah ini kedepannya dapat menjadi lebih baik.



Surabaya, 18 Juli 2019 Penyusun Kelompok 4



ii DAFTAR ISI



JUDUL……………………………………………………………………………….……i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ............................................................................................. 1 1.2 RumusanMasalah ........................................................................................ 1 1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1 1.4 Manfaat ....................................................................................................... 1 BAB II : KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Tumor Abdomen ................................................................. 2 2.2 Anatomi Fisiologi ....................................................................................... 2 2.3 Etiologi ....................................................................................................... 2 2.4 Patofisiologi ................................................................................................ 3 2.5 Tanda dan Gejala ........................................................................................ 4 2.6 Klasifikasi Tumor Abdomen ...................................................................... 4 2.7 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................. 8 2.8 Penatalaksanaan .......................................................................................... 8 BAB III : PEMBAHASAN A. Biodata ........................................................................................................ 10 B. Data Psikologis ............................................................................................ 13 C. Hubungan Sosial ......................................................................................... 13 D. Data Spiritual............................................................................................... 13 E. Penatalaksanaan .......................................................................................... 13 F. Analisa Data ................................................................................................ 14 G. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul ......................................................... 15 H. Rencana Keperawatan ................................................................................. 15 I. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan................................................... 18 BAB IV : PENUTUPAN 4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 20 4.2 Saran ............................................................................................................ 20



DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................21



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tumor adalah kumpulan sel abdormal dalam tubuh yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terusmenerus, tidak terbatas, dan tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh (Kusuma, 2011). Tumor Intra Abdomen adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen berupa massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi yang bersifatautonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak berguna. Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa , tumor lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor pankreas. pada anak anak dapat terjadi tumor wilms(ginjal)(Oswari, 2009). Kanker atau tumor merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7 %) di dunia.Di Indonesia prevalensi tumor atau kanker adalah4,3 per 1000 jiwa penduduk. Kejadian tumor abdomen memiliki prevalensi cukup tinggi pada perawatan di rumah sakit. Berdasarkan prevalensi kejadian tumor abdomen, yang paling sering terjadi pada pasien yaitu menyerang bagian usus, (tumor kolon ), kemudian pada limfe dan sedikit terjadi pada pangkreas (Yoga, 2010). 1.2 RumusanMasalah Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Tumor Intra Abdomen Pre Operasi pada Ny. S di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara? 1.3 Tujuan Menganalisa bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Tumor Intra Abdomen Pre Operasi pada Ny. S di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara.



1.4 Manfaat Dapat mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Tumor Intra Abdomen Pre Operasi pada Ny. S di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara.



1



BAB II KAJIAN TEORI



2.1 KONSEP DASAR TUMOR ABDOMEN Neoplasma merupakan massa jaringan baru (kumpulan sel) yang tumbuh secara mandiri di struktur sekitarnya dan tidak memiliki tujuan fisiologis. Istilah neoplasma sering kali digunakan secara bergantian dengan tumor, berasal dari bahasa latin yang berarti “pembengkakan”. (LeMone, P dkk. 2015) Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga terbentuk jaringan baru atau sering kali oleh masyarakat awam disebut daging baru. Tumor terbagi menajdi dua macam, yaitu tumor jinak dan ganas. (Riksani, Ria. 2015) Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (Lukman, 2014) 2.2 ANATOMI FISOLOGI Abdomen adalah bagian dari tubuh yang terletak di inferior thorax. Batas atasnya sama dengan batas bawah thorax. Pada permukaan tubuh, batas atas itu mengikuti garis (di kedua sisi tubuh) yang dimulai dari vertebra thoracica sisi lateral tubuh; kemudian mengikuti tulang rusak yang membuat angulus subcostalis hingga mencapai proses xyphoideus sterni. Di bagian dalam, batas inferior itu mengikuti bentuk dan posisi diafragma. (Wibowo, S. Daniel. 2014) Abdomen dibagi menjadi sembilan region oleh garis melintang pertama melalui vertebra lumbalis pertama dan garis melintang kedua di vertebra lumbalis keempat. Sembilan region itu adalah epigastrium, region hypochodriaca kiri dan kanan, region umbilicalis, region lateralis kiri dan kanan atau region lumbalis, region hypogastrica, dan region iliaca kiri dan kanan. Alternatif lain adalah membagi abdomen menjadi empat kuadran melalui garis vertical di sepanjang linea alba dan garis melintang melalui umbilicus. 2.3 ETIOLOGI Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Penyebab tumor atau neoplasma bersifat multifaktor, (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013). Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor, antara lain: (a) karsinogen, (b) parasite, (c) faktor genetik, (d) faktor gaya hidup, (e) faktor hormone, (f) virus, polusi udara, radiasi yang berasal dari bahan kimia, (g) hipersensitivitas terhadap obat-obatan.



2 2.4 PATOFISIOLOGI Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan peningkatan aktivitas, onkogen, perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan kemampuan apoptosis. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013). Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus berkembang atau membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru, sehingga menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru (tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang abnormal kemudian menjadi parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini menyebabkan sel normal mengalami kekurangan nutrisi. Asupan nutrisi ke organ berkurang dan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan asupan nutrisi menurun. Yang terjadi adalah lemah, lesu dan kelelahan. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya dan menyebabkan pembengkakan yang menekan saraf nyeri pada jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin membesar menyebabkan penekanan pada organ sekitar abdomen. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013). Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau penekanan. Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan motilitas usus sehingga mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini kemudian dapat menekan uretra dan menyebabkan obstruksi uretra yang menyebabkan retensi urin. Gejala lain yang dapat ditemukan antara lain: hematuria, dysuria, polakisuria, oliguria, dan anuria. Ketika tumor tumbuh di permukaan tubuh, tumor dapat mengikis melalui permukaan, memecah pertahanan alami kulit yang utuh dan membrane mukosa serta memberikan bagian untuk pintu masuk mikroorganisme. Sel neoplastik mengalihkan nutrisi untuk digunakan sendiri sehingga menyebabkan perubahan yang mengurangi napsu makan pasien. Pada tahap awal penyakit ini, perubahan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan kadar glukosa serum, yang menghasilkan umpan balik negative dan mengakibatkan anoreksia (kehilangan nafsu makan). Selain itu, tumor menyekresikan zat yang menurunkan nafsu makan dengan mengubah rasa dan bau sehingga menimbulkan rasa penuh lebih dini. Pada banyak kasus, penurunan berat badan yang cepat dan tidak dijelaskan merupakan menifestasi pertama. (LeMone, P dkk. 2015) Ketika masa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang abnormal juga menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.



3 Metastasis yang ditularkan melalui darah atau limfe memungkinkan tumor baru untuk terbentuk dalam organ yang jauh. Kemampuan tumor untuk bermetastasis dengan cara intravasasi sel maligna melalui dinding di dalam darah atau limfe dan masuk kedalam sirkulasi darah. Salah satunya adalah bermetastase ke sumsum tulang belakang yang menyebabkan gangguan hematopoiesis, (LeMone, P dkk. 2015). 2.5 TANDA DAN GEJALA Menurut Sjamsuhidajat (2013), tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien dengan tumor abdomen adalah: a) hiperplasia, b) konsistensi tumor umumnya padat atau keras, c) kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor, d) edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe, e) nyeri, f) anoreksia, g) mual dan muntah, h) penurunan berat badan, i) perut yang terasa penuh setelah makan sejumlah makanan, j) kelelahan, k) ketidakmampuan mengeluarkan BAB, l) ketidakmampuan untuk buang air kecil. 2.6 KLASIFIKASI TUMOR ABDOMEN 1. TUMOR HATI a. Tumor Hati Jinak 1. ADENOMA HEPATOSELULER Penyebab biasanya timbul pada perempuan karena pengaruh hormon dalam patogenesisnya, dan kontrasespsi oral. Berkaitan juga dengan penyakit penyimpanan gliokogen tipe I. 2. HIPERPLASIA FOKAL NODULER Resiko perdarahan tampaknya meningkat pada perempuan yang mendapat kontrasepsi oral. Biasanyan kelainana ini berupa tumor padat, sering terdapat di lobus kanan, dengan bagian tengah fibrosa dan tonjolan stelata. Pada tonjolan fibrosa dapat dijumpai hepatosit atipik, epitel empedu, sel kupffer, dan sel radang. 3. HEMANGIOMA dan TUMOR JINAK LAIN. Tumor hati jinak paling sering ditemukan, terutama terdapat pada perempuan dan biasanya terdeksi sewaktu dilakukan pencitraan abdomen karena alasan lain atau secara tidak sengaja sewaktu pembedahan. Tumor ini tidak perlu dianggap kecuali bila berukuran besar dan menimbulkan efek massa. Jarang terjadi perdarahan, dan tidak terjadi perubahan keganasan. 4. KARSINOMA HATI Karsinoma hepatoseluler empat kali lebih sering pada lai – laki daripada perempuan,dan biasanya timbul pada hati yang sirotik. Alasan utama tingginya insidensi karsinoma hepatoseluler di daerah tertentu di Asia dan Afrika adalah sering infeksi kronik virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Infeksi kronik ini sering menimbulkan sirosis, yang merupakan



faktor resiko penting untuk karsinoma hepatoseluler, namun 60-90% tumor ini terjadi pada pasien sirosis makronodularis. 4 b. Tumor Ganas 1. Karsinoma Fibrolamelar Tumor ini tidak berkapsul tapi berbatas tegas dan mengandung lamela berserat, tumbuh dengan lambat dan disertai ketahanan hidup yang lebih lama bila diterapi. Resepsi pembedahan menyebabkan kesintasan 5 tahun melebihi 50% bila lesi tersebut tidak dapat direseksi transplantasi hati merupakan pilihan. 2. Hepatoblastoma 3. Hemangioendotelioma epitelioid c. Tumor Metastatik Tumor ganas hati metastatik sering pada praktik klinis menduduki urutan ke 2 sesudah sirosis sebagai pnyebab penyakit hati yang fatal. Di Amerika Serikat insidensi karsinoma metastatik yang penting secara klinis paling sedikit 20 kali lebih besar daripada karsioma primer. 2. TUMOR LAMBUNG a. Adenokarsinoma Lambung - Patologi Adenokarsinoma dengan 10% nya disebabkan oleh limfoma non hodgkin dan leiomiosak. Adenokarsinoma lambung dapat dibagi menjadi 2 kategori 1. Tipe difus yang didalamnya tidak terdapat kohesi sel mengakibatkan sel yang secara sendiri-sendiri mengilfiltrasi dan menebalkan dinding lambung tanpa pembentukan suatu massa yang disekret. 2. Tipe intestinal yang ditandai oleh adanya kohesi sel neoplastik yang membentuk struktur tubuler menyerupai kelenjar. Karsinoma yang difus saling terjadi pada pasien yang usianya lebih muda. - Etiologi Hubungan antara pola diet denganperkembangan karsinoma lambung telah diselidiki secara ekstensif sampaisaat ini. Penanganan nitrat berkadar tinggi dalam jangka lama melalui makanan yang dikeringkan, diasap, dan diasinkan kelihatannya berkaitan dengn resiko yang lebih tinggi. Adanya hipertrofi pada lipatan rugai lambung (penyakit menetrier) memberikan kesan lesi poloploid telah dikaitkan dengan menonjolnya frekuensi transformasi maligna. Dilaporkan bahwa individu yang mempunyai golongan darah A memiliki insidensi kanker lambung yang lebih tinggi daripada individu yang bergolongan darah O, kemungkinan bahwa observasi ini dikaitkan dengan perbedaan-perbedaan sekresi mukus dari berbagai golongan darah A B O b. Limfoma Lambung Primer



Limfoma lambung primer merupakan penyakit yang jauh lebih dapat diobati dibanding adenokarsinoma lambung dengan penekanan perlunya untuk membuat diagnosis yang tepat. 5 c. Sarkoma (Nonlimfoid) Lambung Daerah yang paling sering terkena adalah dinding posterior dan anterior fundus lambung dan sering mengalami ulserasi dan berdarah. 3. TUMOR USUS BESAR DAN USUS KECIL a. Kanker Kolorektal - Etiologi Lemak hewani berdasarkan hubunganantara kanker kolorektal dengan hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner serta insidensi tumor ususn besar pada daerah geografik tempat daging merupakan bahan pokok diet, telah diduga bahwa pencernaan lemak hewani menyebabkan peningkatan konversi asam empedu normal menjadi karsinogen. Serat makanan mempercepat waktu transit usus, sehingga menurunkan pajanan mukosa kolon etrhadap karsinogen potensial dan mengencerkan karsinogen ini karena massa fekal yang meningkat. Data yang muncul menunjukkan bahwa resiko utnuk perkembangan kanker kolorektal dapat menurun dengan suplemen kalsium atau aspirin. b. Tumor Usus kecil Tumor usus kecil sebaiknya dipertimbangkan dengan situasi - episoda nyeri abdomen bersifat kram yang rekuren dan tidak dapat dijelaskan - serangan intermiten obstruksi usus terutama dengan tidak adanya penyakit usus inflamasi atau pembedahan abdomen sebelumnya - intussusepsi pada orang dewasa - bukti perdarahan usus kronik pada adanya radiograf konvensional yang negatif. Akurasi diagnostik dapat ditingktkan dengn menginfuskan barium melalui pipa nasogastrik yang dimasukkan ke dalam duedenum. c. Tumor Jinak Tumor jinak terdiri dari: - Adenoma. Tumor ini meliputi dari sel pulau pankreas dan kelenjar bruner serta adenoma polipoid. Hal ini tampak sebagai nodul kecil didalam mukosa duodenum yang menskresi mokus alkali yang sangat kental. Seringkali lesi ini merupakan temuan radiografik yang kebetulan dan tidak disertai dengan gangguan klinis spesifik apapun. - Leiomioma. Neoplasma ini berasal dari komponen otot polos usus dan biasanya intramural mengenai mukosa diatasnya. Ulserasi mukosa dapat menyebabkan perdarahan saluran makanan dengan berbagai tingkat keparahan. Kram, nyeri abdomen intermiten sering dijumpai.



-



Limpoma. Tumor ini muncul dengan frekuensi terbanyak di illeum distal dan di katup illeos sekal. 6



-



Angioma. Menyebabkan perdarahan pada usus. Angioma dapat berbentuk telangi ektasia atau hemangioma. Telangi ektasia usus multipel terjadi dalam bentuk non herediter berbatasan dengan saluran makanan atau sebagai bagian dari sindroma Osler-Rendu-Weber-Herediter. d. Tumor Ganas - Adenokarsinoma. Neoplasma ini terjadi dengan frekuensi tertinggi pada duodenum distal dan jejunum proksimal, tempat neoplasma ini cenderung untuk berulserasi dan menyebabkan perdarahan atau obstruksi. - Limfoma. Limfoma usus mengenai illeum lebih sering daripada jejunum yang pada gilirannya lebih umum terkena dibanding duodenum, pola yang mencerminkan jumlah relatif sel limfoid, normal pada daerah anatomi kiri. e. Tumor Karsinoid Tumor ini dijumpai dari duodenum distal sampai kolon asendens, daerah yang secara embriologis berasal dari usus tengah. - Leiomiosarkoma. Sebagai tumor bermassa , leiomiosarkoma seri kali berdiameter lebih dari 5 cm dan dapat teraba pada ssat pemeriksaan abdomen. Perdarahan, obstruksi, dan perforasi umunya terjadi. 4. TUMOR GINJAL a. Tumor Wilm Tumor wilm adalah tumor ganas ginjal yang sering dijumpai pada anak – anak terdapat pula pada orang dewasa. Tumir ini besar dan mengandung banyak daerah nekrosis dan perdarahan. b. Sarkoma Tumor ini berasal dari jaringan ikat ginjal. Acak kali sarkoma retro peritoneal berasal dari dalam dekat dengan ginjal. c. Tumor jinak ginjal - Hemangioma Tumor ini jarang ditemukan dan tumor ini suatu kelainan kongenital. Gejalanya berupa hematuria tanpa rasa nyeri atau hematuria dengan nyeri pada saat dilalui oleh bekuan darah. - Hamartoma Ada tendensi untuk terjadinya infrak spontan atau perdarahan di dalam substansi ginjal. Tumor ini dapat melibatkan kedua ginjal terutama pada pasien dengan tuberous sklerosis.



7 5. TUMOR BULI – BULI Penyebab tumor urotelial adalah faktor pekerjaan. Tidak adanya perlindungan terhadap zat anilin, karet, huli, dan zat kimia lainnya. Pada pria perokok terdapat insiden karsinoma buli – buli yang tinggi. 2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan radiologi sangat penting dalam diagnosis awal karena pengkajian fisik biasanya tidak dapat mendeteksi awal tumor hingga kanker mencapai ukuran yang cenderung menimbulkan risiko bermetatasis. Proses diagnostik ini dapat melibatkan CT, MRI, USG, pencitraan nuklir, angiografi, dan tomografi emisi positron(LeMone, P. dkk. 2015). a. Computed Tomography (CT) CT memungkinkan visualisasi penampang melintang anatomi. Karena CT Scan menunjukkan sedikit perbedaan dalam densitas jaringan, CT Scan memberikan keakuratan yang lebih besar dalam diagnosis tumor. b. Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI merupakan instrument diagnostic pilihan untuk skirining dan konsultasi lanjutan tumor. Selama MRI, pasien ditempatkan di dalam bidang magnetic, gelombang radio yang berpulasi diarahkan pada mereka, dan dikirimkan sinyal berdasarkan karakteristik jaringan yang dianalisis oleh komputer. c. Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi (USG) menilai gelombang suara ketika gelombang suara mencerminkan berbagai struktur tubuh, menunjukkan abnormalitas yang mengindikasikan tumor. d. Pencitraan Nuklir Pencitraan nuklir ini merupakan metode diagnostik yang aman untuk mengidentifikasi tumor pada berbagai jaringan tubuh. Prosedur ini sering digunakan untuk memeriksa kemungkinan tulang atau metastasis organ lainnya. e. Angiografi Angiografi dilakukan ketika lokasi tumor yang tepat tidak dapat diidentifikasi atau terdapat keharusan untuk memvisualisasikan perkembangan tumor sebelum pembedahan. Prosedur ini meliputi penginjeksian pewarna radiopaque ke dalam pembuluh darah utama yang dekat ke organ atau jaringan yang periksa. Pewarna dapat digunakan untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang menyuplai tumor. (LeMone, P. dkk. 2015) 2.8 PENATALAKSANAAN a. Pembedahan Pembedahan adalah modalitas penanganan utamadan digunakan baik untuk pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor tanpa biopsy dan tidak ada bukti metastatis



jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. (Smeltzer, Suzanne C. 2001)



8 b. Kemoterapi Kemoterapi melibatkan penggunaan obat sitotoksik untuk menyembuhkan kanker cairan dan padat, untuk menurunkan ukuran tumor, penunjang untuk pembedahan atau terapi radiasi, atau untuk mencegah atau menangani metastasis yang dicurigai. Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor. (LeMone, P. dkk. 2015) c. Terapi Radiasi Terapi radiasi masih menjadi pilihan bagi tumor atau beberapa spesialis onkologi, radiasi dapat digunakan untuk membunuhtumor, mengurangi ukurannya, menurunkan nyeri, atau meredakan obstruksi. (LeMone, P. dkk. 2015) d. Terapi Fotodinamik Terapi fotodinamik (photo dynamic therapy, PDT) merupakan metode penanganan tumor superfisial tertentu. Terapi ini dikenal dengan beberapa nama yang berbeda: fototerapi, fotoradiasi, dan fotokemoterapi. Pasien yang memiliki tumor dan tumbuh di permukaan kandung kemih, rongga peritoneum, dinding dada, pleura, bronkus atau kepala dan leher merupakan calon yang mendapatkan terapi ini. Pasien diberikan dosis senyawa fotosensitisasi per intravena, Photofrin, yang secara selektif menyimpang konsentrasi yang lebih tinggi di jaringan maligna. (LeMone, P. dkk. 2015)



9 BAB III PEMBAHASAN



ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR ABDOMEN PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK PRE OPRASI PADA Ny. S DI RUMAH SAKIT PROPINSI SULTRA 2012 A. BIODATA 1. Identitas Klien - Nama - Umur - Jenis Kelamin - Agama - Suku - Status Perkawinan - Pendidikan Terakhir - Pekerjaan sebelumnya - Pekerjaan sekarang - Penanggung Jawab - Alamat - Pendapatan



: Ny. S : 65 tahun : Perempuan : Islam : Tolaki : Menikah : SLTP :Ibu Rumah Tangga :: Tn. A : Jln. Mekar :-



2. Alasan Masuk Rumah Sakit Ny. S masuk ke RS karena mengidap Tumor Abdomen. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada perutnya. 2. Riwayat Keluhan Utama : a. Mulai timbul keluhan : 2 minggu yang lalu b. Sifat keluhan : intermitten c. Lokasi : di bagian perut d. Keluhan Lain yang menyertai : tidak bisa tidur pada malam hari dan merasa cemas menghadapi operasinya. e. Factor pencetus yang menimbulkan keluhan : tidak diketahui f. Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat mana) : nyeri bertambah ketika bergerak atau beraktivitas, dan berkurang saat klien istirahat.



g. Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan / mengurangi keluhan: Istirahat



10 b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1. Apakah pernah mendeita penyakit yang sama : Tidak pernah 2. Bila pernah dirawat di RS mana : 3. Alergi : alergi terhadap apa : Tidak ada Reaksi :Tindakan :c. Riwayat Keluarga Ny S usia 65 tahun, mempunyai 4 orang anak. Anak kedua dan ketiga Ny. S meninggal saat usia masing-masing 7 tahun dan 16 tahun.Anak kedua Ny. S meninggal karena penyakit DBD, sedang anak ketiga Ny. S meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sekarang Ny. S tinggal serumah dengan suami dan anak keempatnya serta 2 orang cucunya. Suami Ny.S adalah pensiunan PNS, sedang anak dan menantunya bekerja sebagai guru. Sekarang Ny. S dirawat di Rumah Sakit karena mengidap penyakit Tumor abdomen. 4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : lemah b. Tanda-tanda vital : 1) Suhu : 37oC 2) TD : 130/90 mmHg 3) Respirasi : - Frekuensi : 24x/menit - Irama : teratur 4) Nadi Nadi : 90x/menit c. Pemeriksaan Badan ( Head to Toe ) 1. Kepala : a. Rambut : warna rambut memutih , bentuk rambut lurus, dan bersih. b. Mata : bentuk mata sipit, lapang pandang berkurang. c. Hidung : Bentuk simetris, tidak tampak adanya peradangan, tidak ada perdarahan, tidak ada polip, tapi fungsi penghiduan menurun. d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan maupun perdarahan, Ny. S tidak memakai alat bantu, Klien mengatakan dapat mendengar dengan jelas, kecuali suara dengan frekuensi rendah/kecil. e. Mulut dan Gigi : Klien mengatakan agak susah mengunyah makanan, kesulitan menelan kadang terjadi bila makanan yang dikonsumsi tidak lembut, warna gigi kuning, gigi sudah ada yang tanggal. 2. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak ada keluhan yang serius hanya klien mengatakan sedikit agak terbatas gerakan lehernya kalau mau berbalik.



3. Dada : a. Paru-paru : normal chest b. Sistem vaskularisasi : takikardi (-), udema (-), akral hangat dan tidak pucat. 11 4. Abdomen : a. Ada benjolan/tidak : Ada benjolan b. Peristaltik Usus : 4x/menit 5. Genito Urinaria : normal 6. Ekstremitas : a. Atas : tidak ada kecacatan, tidak ada kekakuan b. Bawah : tidak ada kecacatan, tidak ada kekakuan. c. Data Penunjang : X-ray dan Ultra sonografi. 5. Pola Kegiatan Sehari – hari (ADL) a. Nutrisi 1. Kebiasaan : a) Pola makan : teratur b) Frekuensi makan : 3x/hari c) Nafsu makan : baik d) Makanan Pantangan : tidak ada e) Makanan Yang disukai : pallumara f) Banyaknya minum Setiap hari : 7 gelas/hari g) Jenis Minuman yang disukai : teh h) Jenis Minuman yang tidak disukai : kopi i) Perubahan Selama Sakit : nafsu makan klien menurun, klien hanya menghabiskan 1/3 porsi dari makanan yang disediakan. b. Eliminasi 1. Buang Air Kecil (BAK) a. Kebiasaan : 1) Frekuensi dalam sehari : 6x/hari 2) Warna : kuning jernih 3) Bau : amonia 4) Jumlah/hari : ± 1,5 liter/hari b. Perubahan selama sakit : warna urine lebih pekat dan frekuensinya 8x/hari. 2. Buang Air Besar (BAB) a. Kebiasaan : 1) Frekuensi dalam sehari : 5x/minggu 2) Warna : kuning 3) Konsistensi : padat b. Perubahan Selama sakit : frekuensi BAB klien menjadi 3x/minggu dan warna fesesnya berubah kecoklatan. c. Istirahat dan Tidur 1) Tidur malam jam :23.00 bangun jam : 05.00



2) Tidur siang jam : 3) Apakah anda mudah terbangun : ya 4) Apa yang dapat menolong untuk tidur malam : merilekskan pikiran 12 d. Personal Hygiene 1) Keiasaan Mandi /hari :2x/hari 2) Menyikat Gigi/hari : 2x/hari 3) Kebersihan Rambut : baik e. Interaksi Sosial 1) Siapa Orang yang penting/terdekat : suami 2) Apa gampang dapat teman : tidak 3) Jika mempunyai masalah, apakah dibicarakan pada orang terdekat / dipercaya : ya 4) Bagaimana anda mengatasi suatu masalah dengan keluarga : selalu mengutamakan musyawarah. 5) Bagaimana interaksi dengan keluarga : baik B. DATA PSIKOLOGIS 1. Keadaan Emosi : labil. 2. Perilaku klien : a. Penampilan : kurang baik b. Kerapihan : tidak rapi c. Kebersihan : agak kotor 3. Keadaan Psikologis sejak sakit : a. Persepsi klien terhadap penyakit yang diderita : Ny. S mengatakan bahwa penyakitnya adalah penyakit yang berbahaya. b. Harapan klien terhadap keadaan kesehatannya : Ny. S berharap penyakitnya bisa sembuh sehingga bisa beraktivitas seperti semula. c. Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya : baik C. HUBUNGAN SOSIAL 1. Hubungan dengan keluarga 2. Hubungan dengan Orang lain



: baik : baik



D. DATA SPIRITUAL 1. Pelaksanaan ibadah sehari-hari : shalat 5 waktu 2. Keyakinan terhadap kesakitan : pasien meyakini bahwa penyakitnya merupakan cobaan dari tuhan. E. PENATALAKSANAAN 1. Pengobatan : pembedahan (operasi ) 2. Perawatan : kemoterapi



13 F. ANALISA DATA DATA



ETIOLOGI



MASALAH



Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak Do : Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya



Tumor abdomen



Nyeri



↑ ukuran massa Bersifat mekano sensitive terhadap serabut saraf Pelepasan mediator kimia( bradikinin, prostaglandin, serotonin, histamine) Nosiseptor di serabut Korteks serebri



Nyeri dipersepsikan Ds : ↓ transport As. Amino ke Intoleransi Klien mengeluh perutnya sakit jaringan aktivtas dan semakin sakit jika bergerak ↓ protein di seluruh bagian tubuh Do : Klien hanya beraring di tempat Menekan transport As. Amino tidur. ke sel-sel otot



Ds : Kliem mengatakan beberapa hari ini toidak bisa tidur pada malam hari, biasanya klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru bisa tidur jam 23.00 . Do : Mata klien nampak cekung Ds : Klien menghadapi cemas



Kelemahan Nyeri dipersepsikan



Gangguan tidur



RAS teraktivasi Klien terjaga Susah tidur ↑ ukuran massa



Ansietas



pola



menghadapi operasinya Do : wajah klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya.



perubahan status kesehatan koping individu tidak efektif 14



KASUS Ny. S, 65 tahun dirawat karena tumor abdomen. Pasien direncanakan akan dilakukan operasi lusa pukul 08.00. Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak. Beberapa hari ini klien tidak bisa tidur pada malam hari, biasanya dirumah klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru bisa tidur jam 23.00. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHg, Nadi : 90x/menit, Pernapasan : 24x/menit, Suhu : 37oC. Klien mengatakan cemas menghadapi operasinya, Nampak klien gelisah dan tidak focus saat ditanya. G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL 1. Nyeri (akut) Berhubungan dengan proses penyakit. 2. Intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS. 4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. H. RENCANA KEPERAWATAN No



Dx. Keperawatan



Tujuan



Rencana Tindakan



Rasional



Tanggal : 9-1-2012



1.



Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit. Ditandai dengan : Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak Do : Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya



Nyeri yang dirasakan klien berkurang. Kriteria : Menyatakan 1. Nyeri hilang/berkuran g 2. Wajah klien Nampak ceria



1)Kaji riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala. 2)Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music. 3)Dorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. 4)Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.



1) Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi. 2) Dapat meningkatkan relaksasi 3) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control. 4) Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri.



15 2.



Intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Ditandai dengan :



Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak Do : Klien hanya beraring di tempat tidur.



Toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria : - Klien mengalami kemajuan dalam beraktivitas



1) Kaji respon klien terhadap aktivitas



1) Menetapkan kemampuan/kebutuh an klien dan memudahkan pilihan intervensi 2) Berikan 2) Menurunan lingkungan tenang. stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan 3) Jelaskan istirahat pentingnya istirahat 3) Tirah baring dalam rencana selama fase akut pengobatan untuk menurunkan kebutuhan 4) Bantu pasien metabolic. memilih posisi 4) Pasien mungkin nyaman untuk nyaman dengan istirahat/tidur. kepala tinggi, tidur di kursi atau



3.



Gangguan pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS. Ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan beberapa hari ini tidak bisa tidur pada malam hari, biasanya klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru bisa tidur jam 23.00 . Do : Mata klien nampak cekung



Pola tidur teratasi Dengan kriteria : - Klien tidur 7-8 jam. - Klien Nampak ceria.



1) Kaji pola tidur klien. 2) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan. 3) Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang nyenyak.



menunduk ke depan meja atau bantal 1) Mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya. 2) Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat. 3) Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan.



16



4.



Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Ditandai dengan : Ds : Klien menghadapi cemas menghadapi operasinya Do : wajah klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya.



Kecemasan teratasi dengan kriteria : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut - Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. -



1) Kaji penyebab dari kecemasan klien.



1) Mempermudah perawat melakukan intervensi yang tepat.



2) Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.



2) Memberikan kesempatan untuk memeriksa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis.



3) Berikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk mendiskusikan perasaannya.



3) Membantu klien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan



Mendemonstra sikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam pengaturan obat.



4) Pertahankan kontak sesering mungkin dengan klien. 5) Bantu klien/keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping.



17 I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.DX Hari/ Tgl Jam Implementasi



rasa terhormat. 4) Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak. 5) Dukungan dan konseling sesering diperlukan untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut.



Evaluasi



1



Selasa, 10 januari 2012



08.00 1)Mengkaji riwayat nyeri misalnya WITA lokasi, durasi dan skala. Hasil : klien merasa nyeri dibadian perut , sifatnya intermitten dan skalanya 7. 2)Memberikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music. Hasil : klien menjadi lebih rileks. 3)Mendorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. Hasil : klien melakukan napas dalam ketika nyeri mulai dirasakan. 4)Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi. Hasil : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.



14.00 WITA S : klien mengatakan nyerinya berkurang O :klien tampak tidak meringis lagi A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan



No.DX 2



Hari/ Tgl Selasa, 10 januari 2012



Jam Implementasi 09.20 1) Mengkaji respon klien terhadap WITA aktivitas. Hasil : klien hanya berdiam diri di tempat tidurnya. 2) Memberikan lingkungan tenang. Hasil : keluarga klien mengerti dan akan memberikan lingkungan yang tenang untuk klien. 3) Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan. Hasil : klien mengerti dan mau melaksanakan. 4) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur. Hasil : klien mengatakan lebih nyaman dengan dua bantal di kepalanya.



Evaluasi 14.00 WITA S : klien mengatakan sudah mulai bisa bergerak. O : klien nampak sudah bisa bangun dari tempat tidurnya. A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan.



No.D X



Hari/ Tgl



Jam



18 Implementasi



Evaluasi



3



No. DX 4



Selasa, 10 januari 2012



10.30 1) Mengkaji pola tidur klien. WITA Hasil : klien sulit tidur pada malam hari, biasanya klien tidur pukul 20.00, tapi selama di RS klien baru bisa tidur pukul 23.00 2) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Hasil : tempat tidur klien rapi dan bersih. 3) Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang nyenyak. Hasil : klien mengerti dan mengatakan akan melaksanakan.



14.00 WITA S : klien mengatakan sudah mulai bisa tidur tp masih sering terbangun. O :klien tampak segar. A : masalah sebagian teratasi. P : intervensi dilanjutkan



Hari/ Tgl



Jam



Implementasi



Selasa, 10 januari 2012



11.30 1) Mengkaji penyebab dari kecemasan WITA klien. Hasil : klien mengatakan cemas menghadapi operasinya. 2) Mendorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Hasil : klien merasa bebannya menjadi berkurang. 3) Memberikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk mendiskusikan perasaannya. Hasil : klien dengan leluasa menceritakan perasaannya. 4) Mempertahankan kontak sesering mungkin dengan klien. Hasil : klien merasa dihargai 5) Membantu klien/keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping Hasil : klien mulai dapat mengatasi kecemasannya. 19



BAB IV



Evaluasi 14.00 WITA S : klien mengatakan tidak cemas lagi menghadapi operasinya. O : klien nmpak tenang. A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan.



PEBUTUP 4.1 KESIMPULAN Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda – beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: karsinogen, hormone, gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan – makanan kurang berserat. Parasit – parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler, genetic trauma, dan infeksi. Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan marker tumor, CT scan, MRI, flouroskopi, ultrasound, pencitraan kedokteran muklir dan endoskopi. Penatalaksanaan medis dilakukan pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan bioterapi. 4.2 SARAN Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tumor abdomen dibutuhkan ilmu pengetahuan yang tinggi tentang asuhan keperawatan tumor abdomen dan keahlian atau dalam melaksanakan asuhan keperawatan tersebut sehingga seorang perawat harus belajar dan mengikuti pelatihan ataupun seminar yang berkaitan dengan ashuan keperawatan khususnya tumor abdomen.



20 DAFTAR PUSTAKA



Harrison. PRINSIP-PRINSIP ILMU PENYAKIT DALAM. Buku Kedokteran. L.Joniza. (n.d.). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tumor Intrs Abdomen . Retrieved from Scholar unand: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://scholar.unad.ac.id/38238/2/BAB %2520I_2.pdf&ved=2ahUKEwj1sujfrcXjAhUeH48KHdXODbwQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw2UqLIuYxfXvt2A1jNm9ZU Rasad, S. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.