Askep Tumor Laring [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KARSINOMA LARING



DI SUSUN OLEH : AYU ANDIKASARI PUTRI 1301050323



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2017



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn ”S” dengan DIAGNOSIS KARSINOMA LARING Di RUANG 21 RSUD dr,SAIFUL ANWAR MALANG



DI SUSUN OLEH : AYU ANDIKASARI PUTRI 1301050323



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2017



LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn ”S” dengan DIAGNOSIS KARSINOMA LARING Di RUANG 21 RSUD dr,SAIFUL ANWAR MALANG



DI SUSUN OLEH : AYU ANDIKASARI PUTRI 1301050323



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2017



LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR LARING A. Pengertian Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: a. Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama menelan b. Glottis, ostium antara pita suara dalam laring c. Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk jakun d.



Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring



e. Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid f. Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas Karisoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. B. Tahapan tumor laring Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0 adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap 'T' utama tumor laring. 1



T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak dengan normal



2



T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin atau mungkin tidak akan terpengaruh



3



T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup laring



4



T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan (esofagus).



C. Etiologi



Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring atau penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : 1. Faktor lingkungan seperti merokok dapat meningkatkan resiko kanker. sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu



dan herves



simpleks. 2. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia, makanan juga dapat menjadi faktor resiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada pencernaan. Contoh makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasmkan (dalam bentuk acar). 3. Virus . Virus yang dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain virus Epstein-Bar. 4. genetik D. Manisfestasi klinis Tanda dan gelaja yang kemungkina muncul pada tumot laring menurut Brunner& Suddart, 2002 : 556-557 ) adalah -



Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada glods karena tumor menggagu pita suara selama bicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terggangu merupakan tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.



-



Rasa Nyeri di tenggorokan (stridor)



-



Hemoptisis dan batuk



-



Sesak nafas (dispnea) Sulit menelan (Disfagia)



-



Berat Badan turun



-



Pembengkakan pada leher



E. Diagnosa Banding Tumor ganas faring dapat dibanding dengan : 1. TBC laring 2. Sifilis laring 3. Tumor jinak laring. 4. Penyakit kronis laring



F. Pemeriksaan Penunjang -



Laringoskop; Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor Foto thoraks; Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru



-



CT-Scan; Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher



-



Biopsi laring; Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa



G. Penatalaksanaan 1. Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk operasi dan stadium 4 operasi dengan rekonstruksi atau radiasi 2. Terapi Radiasi; Pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan mormalnya dapat digerakkan. Terapi radiasi juga dapat digunakan secara proferatif untuk mengurangi ukuran tumor. 3. Radioterapi Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T1 dan T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhannya 90%). Keuntungan dengan cara ini adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000 – 7000 rad.2,10 Radioterapi



dengan



dosis



menengah



telah



pula



dilakukan



oleh



Ogura,



Som,



Wang, dkk, untuk tumor-tumor tertentu. Konsepnya adalah untuk memperoleh kerusakan maksimal dari tumor tanpa kerusakan yang tidak dapat disembuhkan pada jaringan yang melapisinya. Wang dan Schulz memberikan 4500–5000 rad selama 4–6 minggu diikuti dengan laringektomi total.2 4. Kemoterapi Diberikan



pada



tumor



stadium



lanjut,



sebagai



terapi



adjuvant



ataupun



paliativ. Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80–120 mg/m2 dan 5 FU 800–1000 mg/m2.3 5.



Operasi : Laringektomi -



Laringektomi Parsial: direkomendasikan pada kanker area glottis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang terkena



-



Leringektomi Supraglotis: digunakan untuk tumor supraglotis



-



Laringektomi hemivertikal: dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis



-



Laringektomi Total : dilakukan ketika tumor meluas diluar pita suara



6. Pemakaian Sitostatika belum memuaskan,biasanya jadwal pemberian sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk. 7. Rehabilitasi khusus (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara/ bersuara sehingga dapat berkomunikasi secara verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah sub mandibula, ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esofagus (esophangeal speech) melalui proses belajar H. PATOFISIOLOGI Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pitasuara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumorsupraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR LARING A. Pengkajian 1



Anamnesa Prevalensi kejadian lebih tinggi pada laki-laki (5:1), pada usia dewasa 59 tahun



2



Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Klien datang dengan keluhan serak, sulit menelan, nyeri tenggorok b. Riwayat kesehatan dahulu -



Tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi kronis



-



Tanyakan pola hidup klien (merokok, minum alkohol)



c. Riwayat kesehatan keluarga -



Tanyakan pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama



3



Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi



Palpasi



b. -



Adanya benjolan di leher



-



Asimetri leher



-



Nyeri tekan pada leher



-



Adanya pembesaran kelenjar limfe



4. Pemeriksaan Diagnostik a. Laringoskop Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor b.



Foto thoraks Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru



c.



CT-Scan Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher



d.



Biopsi laring Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa



B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul -



Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor



-



Bersihan jalan napas tak efektif b/d sekret yang berlebihan



-



Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d disfagia



-



Gangguan komunikasi verbal b/d afonia



C. Rencana Asuhan keperawatan 1. DK 1. Bersihan jalan napas tak efektif b/d sekret yang berlebihan Kriteria hasil : -



Pola napas klien efektif



-



Memperlihatkan kepatenan jalan napas dengan bunyi napas bersih/jelas.



Intervensi & Rasionalisai a) Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan catat kemudahan bernafas. Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan,dispea, terjadinya sianosis R/ Perubahan pada pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan dan atau adanya ronkhi/mengi diduga ada retensi sekret. b) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misal : peninggian kepala tempat tidur 30-45 R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, namun pasien dengan infiltrasi tumor ke trakhea akan mencari posisi yang mudah untuk bernafas. c) Dorong menelan, bila pasien mampu R/ Mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi. Catatan: menelan terganggu bila epiglotis diangkat dan atau edema pasca operasi d) Dorong batuk efektif dan napas dalam R/ Memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan Pengumpulan sekret/adanya atelektasis dapat menyebabkan pneumonia yang memerlukan terapi lebih lanjut. e) Kolaborasi untuk therapi & pembedahan R/ Menentukan intervensi yang lebih spesifik. 2. DK 2. Gangguan komunikasi verbal b/d afonia bermakna dan nyeri terjadi. Kriteria hasil : pasien/klien mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dengan baik. Intervensi & Rasionalisasi a) Kaji kemampuan baca klien R/ Untuk membuat Perencanaan dan terciptanya cara-cara komunikasi yang baik dan sesuai. b) Berikan cara-cara komunikasi meliputi kertas dan pensil, papan gambar, papan tulis, alat papan komunikasi elektrik atau alat lainnya yang mendukung c) R/ Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi Bantu pasien dengan latihan untuk meningkatkan kualitas suara, nada, dan volume suara



d) R/ Meningkatkan fonasi yang terpengaruh pada pasien dengan tumor laring. Anjurkan penggunaan laring buatan dengan mendengarkan secara aktif e) R/ Meningkatkan mekanisme wicara Letakkan bel dalam jangkauan klien setiap saat f) R/ Memberikan metode untuk memanggil dan meminta pertolongan jika diperlukan Kolaborasi dengan rehabilitasi suara (voice rehabilitation) g) R/ Memberika therapi berbicara/bersuara sehingga dapat berkomunikasi secara verbal.



DAFTAR PUSTAKA 1. Hermani B. Abdurrahman H. Tumor laring. Dalam Soepardi EA, Iskandar N Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2001. h. 156-62. 2. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA 3. Basyiruddin H. Penanggulangan Karsinoma Laring di Bagian THT RSAPD Gatot Subroto. Disampaikan



pada



Kongres



Nasional



Perhati.



Ujung



Pandang,



1986.



h.



185-93. 4. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 5. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta 6. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta 7. R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 8. Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta



Pathway