Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA NIM



: PUTU VILIA PUSPITHA : 1515351169



ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN 1. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi Anggaran dan akuntansi mempunyai kaitan erat yang dimana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran, yang akan dijadikan pedoman kerja di waktu mendatang. Selain itu akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran tersebut dari hari ke hari sehingga dapat menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan data yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk evaluasi kerja perusahaan. Dengan membandingkan data akuntansi dan data anggaran, akan di dapat nilai sukses atau tidaknya suatu perusahaan. Jadi akuntansi sangat bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja dari anggaran. 2. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk periode mendatang. Anggaran menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut harus dilakukan. Anggaran merupakan alasan mengapa kinerja manajer di pantau secara kontinyu. Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja perusahaan di masa mendatang dimana data-data dapat di lihat melalui data akuntansi. 3. Prosedur Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Pemimpin perusahaan adalah orang yang berwenang untuk menyusun anggaran, karena pemimpin tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatankegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun, tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian yang bersangkutan dalam perusahaan itu sendiri. Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran pun dapat membatasi tindakan manajemen karena anggaran menetapkan batasan apa yang dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. 4. Fungsi Dari Perencanaan Laba Dan Anggaran Adapun fungsi dari perencanaan laba dan anggaran adalah sebagai berikut: a) Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. b) Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak. Artinya anggaran itu menunjukkan cara beragam sub unit organisasi bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. c) Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungan beragam departemen di perusahaan. Arus informasi dari departemen ke departemen berfungsi untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara keseluruhan. Arus informasi dari manajemen puncak ke tingkatan organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan operational mengenai pencapaian anggaran.



d) Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual dapat dibandingkan. Hal ini, merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan laba. e) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menemukan bidang yang menjadi kelemahan atau kekuatan perusahaan. Jadi, hal ini memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan apa yang digunakan untuk mengkoreksi kelemahan dan kekuatan itu dengan tepat. f) Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dangan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi. 5. Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyusun suatu anggaran sebagai berikut: a) Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya. b) Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan. c) Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan kepada penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan. d) Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik. Tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran antara lain : a) Penetapan tujuan Dalam penetapan tujuan manajer tingkat bawah dan karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan karena mereka aka lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka formulasikan. Konsep utama perilaku yang berpengaruh terhadap tahapan penetapan tujuan adalah proses perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan dan komitmen. b) Implementasi Konsep ilmu keperilakuan utama yang mempengaruhi tahap implementasi adalah komunikasi, kerja sama dan koordinasi. Pada tahap implementasi, manajemen membuat rencana formal yang digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Rencana harus dikomunikasikan secara efektif dengan demikian kerja sama akan terjalin dalam sebuah organisasi. c) Pengendalian dan evaluasi kinerja Setelah diimplementasikan, rencana formal tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja. Kebijakan, sikap dan tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja memiliki berbagai konsekuensi keperilakuan, yang dapat membuat keberhasilan menjadi kegagalan dari seluruh proses perencanaan dan pengendalian jika tidak dipahami dan dikendalikan. Beberapa konsekuensi keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanan, motivasi, aspirasi dan kegelisahan.



6. Konsekuensi Disfungsional Dari Proses Penyusunan Anggaran Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengendalia, dan mekanisme evaluasi kerja dapat memicu berbagai kosekuensi disfungsional yang artinya adalah konsekuensi yang tidak diharapkan seperti:  rasa tidak percaya sepertiorang merasa pesimis, apakah mampu menjawab target yang diberikan padanya.  Resistensi Anggaran atau penolakan anggaran karena proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar dan banyak orang tidak tertarik untuk berubah.  Konflik internal karena adanya perbedaan anggaran pada departemen tertentu tanpa ada penjelasan kepada departemen lain. Dan ketidakmampuan untuk mencapai kerja sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran.  Masalah lain yang tidak diinginkan. Penyusunan anggaran ini akan menimbulkan dampak psikologis langsung pada karyawan. Oleh karena itu diperlukan adanya monitoring dan meningkatkan kualitas pengungkapan untuk mengurangi dampak negatif dari penyusunan anggaran. 7. Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan Dampak Lingkungan Perencanaan Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur proses, dan pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Lingkungan kerja mempengaruhi perilaku sehingga mempengaruhi proses perencanaan. Tindakan manajemen mendorong perilaku karyawan, dan respon karyawan bisa menerima atau menolak. Faktor yang mempengaruhi lingkungan dijelaskan sebagai berikut: a) Ukuran dan Struktur Organisasi Ukuran dan struktur dari suatu organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, serta pengendalian dan evaluasi terhadap proses perencanaan. Contoh: direktur perusahaan harus mengkoordinasikan tingkat produksi, penjualan dan persediaan dengan wakil direktur produksi, penjualan, keuangan dan pemasaran. Sementara wakil direktur harus mengoperasikan departemen mereka sendiri dalam batasan rupiah yang telah dianggarkan. b) Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Mc Gregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Teori X menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan akan efisiensi dan pengendalian mengharuskan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahanya. Teori Y adalah gaya kepemimpinan demokratis, mendorong keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan. c) Stabilitas Lingkungan Organisasi Lingkungan eksternal meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organanisasi, hakikat persaingan dan lainlain. Lingkungan yang stabil mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi demokratis dan partisipatif. Lingkungan yang berubah dengan cepat menghasilkan situasi yang beresiko tinggi. Untuk menghadapi perubahan semacam itu, keputusan harus dibuat dengan cepat dan tegas, dalam kasus



ini gaya kepemimpinan otoriter terbukti lebih efisien dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif. 8. Konsep-Konsep Keperilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran a) Tahap Penetapan Tujuan Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota organisasi yang terkadang mencerminkan kebutuhan individual dan tujuan pribadi yang saling bertentangan anggota organisasi yang dominan. Tujuan umum dari manajemen puncak dituangkan ke dalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta setiap sub unit utama. b) Keselarasan Tujuan Keselarasan tujuan akan terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi. Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi, maka tujuan organisasi akan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tindakan yang diinginkan.Artinya jika tujuan organisasi ingin dicapai maka tujuan pribadi atau kebutuhan pribadi karyawan dalam suatu organisasi harus diberikan untuk membuat karyawan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi misalnya dengan pemberian bonus jika target organisasi tercapai dan pemberian reward. c) Partisipasi Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan itu akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Dengan kata lain manajer tingkat bawah dan karyawan memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, dimana dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerja sama di antara manajer dengan karyawan. Tetapi ketika partisipasi diterapkan pada situasi yang salah partisipasi dapat menurunkan motivasi dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. d) Manfaat Partisipasi Partisipasi meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen, meningkatkan rasa kesatuan kelompok, meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan, menurunkan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran. Kinerja dan prestasi karyawan akan meningkat apabila mereka terlibat secara aktif dalam penyusunan anggaran pada unit organisasi dimana mereka bekerja, dan meningkatkan kesadaran karyawan akan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya sehingga pada akhirnya akan menimbulkan komitmen organisasional pada karyawan. e) Batasan dan Permasalahan Partisipasi Proses partisipasi memberikan kekuasaan pada manajer untuk menetapkan isi dari anggaran mereka. Kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu. Contoh : para manajer bisa memasukan “slack organisasional” ke dalam anggaran mereka. Manajer menciptakan slack dengan mengestimasi pendapatan lebih rendah sedangkan biaya diestimasi lebih tinggi. Intinya adalah anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar atau disusun dengan slack yang berlebihan atau tanpa slack sama sekali dapat menciptakan tanggapan keperilakuan yang berlawanan dengan kepentingan perusahaan.



9. Tahap Implementasi Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi, komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada karyawan . Untuk membat anggaran bekerja, semua karyawan harus belajar untuk melihatnya dengan positif untuk tindakan organisasi dan sebagai perbaikan dan bukan sebagai beban. a) Komunikasi Anggaran Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih rendah. b) Kerja Sama dan Koordinasi Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orangorang dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama. Setiap rencana tersebut harus dijelaskan dengan hati-hati. 10. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kerja Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Jadi tahap ini sebagai evaluasi kerja dan merubah serta memperbaiki kinerja karyawan yang belum memenuhi kriteria atau standar perusahaan. a) Laporan-laporan Kinerja Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi untuk mencapai sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak secara bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja yang telah dilakukan. Penerbitan laporan kinerja secara berkala dan tepat waktu akan mempengaruhi dan mendorong karyawan bekerja dengan sebaik mungkin.