4 0 72 KB
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PERILAKU KESEHATAN
Disusun Oleh: Diah Aryuningtias
(PO7120520050)
Dita Mayang Sari
(
Lusiana Tri Larespa ( Reka Ade Putri
(
Shafa Abla Ghaida
(
Sindi Putriani
(
Veronika Anggraini
(
Dosen Pembimbing : H.A.Gani,SPd,SKM,S.Kep,Ns.,M.Kep
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN DIII KEPERAWATAN LAHAT TAHUN 2021
A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang membawa banyak perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk juga dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang
berkaitandengan
budi
kebudayaan disebut culture,
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
yang
berasal
dari
kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat
memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan
antara
budaya dan kesehatan
contoh suatu masyarakat desa pengobatan tertentu
sesuai
yang
sederhana
sangat erat, sebagai salah satu dapat bertahan dengan cara
dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit
dan
bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja aspek sosial
yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan? 2. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?
C. Tujuan Pustaka 1. Mengetahui aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan disuatu daerah 2. Mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan disuatu daerah.
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah 1. Umur Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain- lain. 2. Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit juga berbeda. 3. Pekerjaan Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerka terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan oleh karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masing- masing. 4. Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat
yang
berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan
masyarakat
yang status ekonominya rendah.c Dari sini dapat kita
simpulka bahwa ekonomi dalam suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan. Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan : 1) Self concept Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,
terutama
bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu pula sebaliknya 2) Image kelompok Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-
orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter. B. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan : 1. Pengaruh tradisi Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif juga positif. a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu, perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat sekaligus indah. b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi. 2. Sikap fatalistis Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi
perilaku kesehatan. Contoh : beberapa
anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit. 3. Pengaruh nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi
beras
merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin
putih
daripada beras
B1 lebih tinggi pada beras
merah daripada beras putih. 4. Sikap ethnosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada makanannya
yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan. 5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas
untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing. 6. Pengaruh norma Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan. 7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor- faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Aspek sosial berpengaruh terhadap status
kesehatan
dan
perilaku kesehatan
Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek budaya juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap ethnosentris, pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.
.
4