Aspirasi Mekonium Bab 1 - 3 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MECONIUM ASPIRASI SYNDROME (MAS)



Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Anak Pada Program Studi Profesi Ners



Disusun oleh: 1. I Kadek Ananta Wijaya 2. Vielga De Princess 3. Viska Miftakhul Jannah 4. Sri Sunarsih 5. Ayu Novita Sari 6. Desi Waluyaningtyas



10. Elizaveda Halimah S. 11. Ninik Sobarniati 12. Nitami Yuliana Dewi 13. Nurul Dwi Fatima 14. Oktavia Bryan Trianita 15. Pawiti Lejaring Tyas 16. Raninda Arga Sari 17. Ika Dwi Rachmawati 18. Rahayu Pramudia Wira D.



7. Dian Mayang P. A. 8. Dina Rizqiyana Dewi 9. Dyah Rochmawati PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG



2018KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Meconium Aspirasi Syndrome (MAS)” guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak ini dengan tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai dengan baik jika tanpa dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. 2.



Tuhan Yang Maha Esa Orang tua yang telah memberi kasih sayang serta dukungan moriil



dan materiil 3. Ibu Titin Suheri SKp., MSc. selaku dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Anak 4. Teman-teman seperjuangan Prodi Profesi Ners yang senantiasa mendukung satu sama lain. Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mohon maaf dan selalu terbuka untuk kritik dan saran dari pembaca, guna penulisan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat berguna, tidak hanya bagi kami, tetapi untuk semua yang membacanya. Semarang, 19 Juli 2018



Kelompok



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A.



Latar Belakang.............................................................................................1



B.



Rumusan Masalah........................................................................................2



C.



Tujuan...........................................................................................................2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3 A.



DEFINISI.....................................................................................................3



B.



ETIOLOGI...................................................................................................4



C.



PATOFISIOLOGI.........................................................................................5



D.



PATHWAY`..................................................................................................7



E.



MANIFESTASI KLINIK.............................................................................8



F.



KOMPLIKASI.............................................................................................8



G.



PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................8



H.



PENATALAKSANAAN MEDIS................................................................9



I.



PENCEGAHAN.........................................................................................10



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................11 A.



PENGKAJIAN...........................................................................................11



B.



PEMERIKSAAN FISIK............................................................................12



C.



STUDY DIAGNOSTIK.............................................................................12



D.



DATA LABORATORIUM.........................................................................12



E.



DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................13



CONTOH KASUS.................................................................................................19 BAB IV PENUTUP..............................................................................................22 A.



KESIMPULAN..........................................................................................22



B.



SARAN......................................................................................................22



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23 2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM) adalah sindrom atau kumpulan berbagai gejala klinis dan radiologis akibat janin atau neonatus menghirup atau mengaspirasi mekonium. Sindrom aspirasi mekonium dapat terjadi sebelum, selama dan setelah proses persalinan. Cairan amnion yang terwarna-mekonium ditemukan pada 5-15% kelahiran, tetapi sindrom ini biasanya terjadi pada bayi cukup bulan atau lewat bulan. Pada 5% bayi yang berkembang pneumonia aspirasi, dimana 30%



darinya



memerlukan



ventilasi



mekanis



dan



5-10



persennya



dapat meninggal. Kegawatan janin dan hipoksia terjadi bersama dengan masuknya meconium kedalam cairan amnion. Kejadian SAM merupakan masalah yang paling sering dihadapi spesialis anak dan spesialis kebidanan. Di Amerika Serikat diperkirakan 520.000 (12% dari kelahiran hidup) dipersulit dengan adanya pewarnaan Air Ketuban Keruh (AKK) dan 35% diantaranya akan berkembang menjadi SAM (sekitar 4% dari kelahiran hidup). Sekitar 30% neonatus dengan SAM akan membutuhkan ventilasi mekanik, 10% berkembang menjadi pneumotoraks, dan 4% meninggal. Enam puluh enam persen dari seluruh kasus hipertensi pulmonal persisten berkaitan dengan SAM. 10 Pengeluaran mekonium ke dalam air ketuban pada umumnya merupakan akibat dari keadaan hipoksia intrauterin dan atau gawat janin. Apabila mekonium dikeluarkan dalam waktu empat jam sebelum persalinan, kulit neonatus akan berwarna mekonium. Neonatus yang lahir dengan letak sungsang atau presentasi bokong sering mengeluarkan mekonium sebelum persalinan namun tanpa terjadi gawat janin. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Aspirasi Mekonium? 1



2. 3. 4. 5. 6. 7.



Apakah etiologi Aspirasi Mekonium ? Bagaimana patofisiologi Aspirasi Mekonium? Apa saja gejala dan tanda Aspirasi Mekonium? Apa saja diagnosa Aspirasi Mekonium? Bagaimana pencegahan Aspirasi Mekonium? Bagaimana penatalaksanaan Aspirasi Mekonium?



C. Tujuan 1. Dapat mengetahui definisi dari Aspirasi Mekonium 2. Dapat mengetahui etiologi Aspirasi Mekonium 3. Dapat menegtahui patofisiologi Aspirasi Mekonium 4. Dapat mengetahui gejala dan tanda Aspirasi Mekonium 5. Dapat mengetahui diagnosa Aspirasi Mekonium 6. Dapat mengetahui bagaimana pencegahan Aspirasi Mekonium 7. Dapat mengetahui penatalaksanaan Aspirasi Mekonium



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. DEFINISI Aspirasi Mekonium adalah terisapnya cairan amnion (cairan ketuban) yang tercemar mekonium ke dalam paru yang dapat terjadi pada saat intra uterin, persalinan dan kelahiran, tetapi sindrom ini biasanya terjadi pada bayi cukup bulan atau lewat bulan (lebih dari 40 minggu). Mekonium adalah feses atau tinja pertama bayi yang baru lahir, yang kental, lengket, dan berwarna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat pada kehamilan 34 minggu. Mekonium terbuat dari cairan ketuban, lendir , lanugo (rambut halus yang menutupi tubuh bayi), empedu dan sel sel yang berasal dari kulit dan saluran usus. Feses bayi biasanya berubah dari mekonium ke tinja kuning kehijauan dalam 4-5 hari. Cairan amnion yang mengandung mekonium terjadi pada gawat janin. Pada gawat janin terjadi autoregulasi sirkulasi darah. Pada keadaan itu organ vital seperti jantung dan otak akan mendapat aliran darah yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian tubuh lain, seperti ginjal dan mesenterium. Hal ini menyebabkan hipoksia sirkulasi gastrointestinal sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus, relaksasi sfingter anal dan pengeluaran mekonium ke dalam cairan amnion Sindroma aspirasi mekonium (SAM) merupakan sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya cairan amnion mekonial ke dalam saluran pernafasan bayi. Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan kegagalan pernapasan pada bayi baru lahir aterm maupun post-term. Kandungan mekonium antara lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar, dan pancreas janin, debris seluler, cairan amnion, serta lanugo. Cairan amnion mekonial terdapat sekitar 10-15% dari semua jumlah kelahiran cukup bulan (aterm), tetapi SAM terjadi pada 4-10% 3



dari bayi-bayi ini, dan sepertiga diantara membutuhkan bantuan ventilator. Adanya mekonium pada cairan amnion jarang dijumpai pada kelahiran preterm. Resiko SAM dan kegagalan pernapasan yang terkait, meningkat ketika mekoniumnya kental dan apabila diikuti dengan asfiksia perinatal. Beberapa bayi yang dilahirkan dengan cairan amnion yang mekonial memperlihatkan distres pernapasan walaupun tidak ada mekonium yang terlihat dibawah korda vokalis setelah kelahiran. B. ETIOLOGI Penyebab Aspirasi Mekonium belum jelas mungkin terjadi intra uterin atau segera sesudah lahir akibat hipoksia janin kronik dan asidosis serta kejadian kronik intra uterin, adanya peningkatan aktivitas usus janin, cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh bayi. Mekonium dapat keluar (intrauterin) bila terjadi stres/kegawatan intrauterin. Namun sindrom atau kumpulan gejala ini lebih umum terjadi pada bayi postmatur, yaitu mereka yang dilahirkan melewati 42 minggu usia kehamilan. Pada bayi tersebut, bayi yang stres karena kekurangan oksigen mengeluarkan mekonium. Faktor resiko sindrom aspirasi mekonium : 1. Asfiksia Fetal 2. Prolonged Labour 3. skor Apgar