Asuhan Kebidanan Abses Payudara [PDF]

  • Author / Uploaded
  • SYIFA
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA ABSES PAYUDARA



Disusun oleh: Syifa Maulida Zahra Elia Faizatin Ika Amaliatul Husnah



P17311185059 P17311185060 P17311185061



Dosen Pengampu : Didien Ika Setyatrini S,SiT., M.Keb



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG 2019



1



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dalam Pelayanan Kebidanan di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Jurusan Kebidanan Malang, Poltekkes Kemenkes Malang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Didien Ika Setyatrini S,SiT., M.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dalam Pelayanan Kebidanan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Malang, Februari 2019



Penulis



2



BAB I TINJAUAN TEORI



1.1. Konsep Dasar Abses Payudara 1.1.1 Definisi Abses payudara adalah bentuk lanjutan dari mastitis yang tidak tertangani dan merupakan akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.



1.1.2 Etiologi Abses payudara ini disebabkan oleh infeksi bakteri, salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Bakteri yang secara alami bisa ditemukan pada kulit manusia itu bisa masuk apabila ada luka pada payudara terutama sekitae putting susu. Abses payudara merupakan komplikasi akibat dari peradangan payudara/mastitis, karena adanya lecet pada putting susu (Journal of Midiwifery & Women’s Health Jennifer G. Martin, CNM, MS, 2009).



1.1.3 Predisposisi a. Paritas Primipara ditemukan sebagai faktor resiko pada beberapa studi, dikarenakan kurangnya pengalaman ibu dalam menyusui. b. Gizi Faktor gizi sering diduga sebagai presdiposisi untuk mastitis, termasuk asupan garam dan lemak yang tinggi, dan anemia. c. Stres dan kelelahan Wanita yang stress dan kelelahan sering istirahat tidak menyusui sehingga menyebabkan mastitis yang kemudian akan menyebabkan abses jika tidak tertangani. d. Pekerjaan di luar rumah Wanita yang bekerja diluar rumah dapat meningkatkan resiko terjadinya abses, karena interval atar menyusui yang panjang dan kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI.



3



e. Trauma Trauma pada payudara karena penyebab apapun dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu, hal ini dapat menyebabkan mastitis.



1.1.4 Pathofisiologis Abses payudara merupakan bentuk lanjutan dari mastitis yang tidak tertangani dan biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun di bawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses. Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi kapsul abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang sangat nyeri, dengan kemerahan panas dan edema pada kulit di atasnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka pus akan menjadi berfluktuasi, dengan perubahan warna kulit dan nekrosis. Dalam kasus seperti ini demam biasa muncul ataupun tidak.



1.1.5 Manifestasi Klinik Tanda dan gejala abses payudara yakni terdapat benjolan yang membengkak, nyeri, kemerahan, panas dan diikuti adanya edema pada kulit diatasnya. Area pembengkakan berwarna fluktasi kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus (nanah) .



1.1.6 Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan kumpulan gejala klinis yang diperoleh dari anmnesa, pemeriksaan fisik, USG, pemeriksaan leukosit dan dengan cara aspirasi pus kemudian memeriksanya.



4



Untuk



menentukan



ukuran dari lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.



1.1.7 Penatalaksanaan Bila abses telah terbentuk, pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan insisi dan penyaliran yang biasanya membutuhkan anastesi umum, tetapi juga dapat dilakukan aspirasi dengan tuntunan ultrasonografi. Aspirasi dengan tuntunan USG bersifat kuratif , mengurangi rasa nyeri dibandingkan dengan insisi dan penyaliran. Aspirasi dapat dilakukan dengan anastesi lokal. Pengobatan sistemik dengan antibiotik disesuaikan dengan sensivitas organisme. Pemberian antibiotik saja tidak akan berarti dalam penanganan abses payudara.



1.1.8 Komplikasi Abses yang pecah di dalam dan menyebabkan infeksi ke jaringan yang lebih dalam.



1.1.9 Prognosis Prognosis dari penyakit abses payudara, tergantung pada seberapa cepat dari upaya deteksi dan penanganan diri. Semakin dini upaya deteksi dan penanganannya hasilnya akan lebih baik dan mencegah adanya infeksi pada jaringan



yang



lebih



dalam.



Evaluasi



dilakukan



berdasarkan



hasil



penatalaksanaan yang telah diberikan.



1.2



Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Pada Abses Payudara



1.2.1 Definisi Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengoragnisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilandalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusn yang terfokus pada klien (Sulistyawati, 2009).



1.2.2 Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney a. Langkah I : Pengkajian Pengumpulan data dasar, yakni mengumpulkan semua data yang dibutuhkan



untuk



mengevaluasi



keadaan



pasien



(Ambarwati



dan



Wulandari,2015). Data yang dikumpulkan terdapat 2 jenis yakni data subyektif dan data objektif.



5



1) Data subyektif meliputi: a) Biodata, terdiri dari identitas klien yang berisi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.



b) Keluhan utama Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang



ke



fasilitas



pelayanan



kesehatan



(Ambarwati



dan



Wulandari,2015). Menurut Maryunani (2009) keluhan pada ibu nifas dengan abses payudara yakni demam lebih dari 38,50C, payudara membengkak, kemerahan disertai nyeri, terdapat massa dengan daerah sekitar berwana kemerah – merahan, keluarnya cairan purulen pada puting payudara sehingga ibu kesulitan menyusui. c) Riwayat Kesehatan, dikaji guna riwayat



penyakit



akut,



mengetahui kemungkinan adanya



kronis



dan



keturunan



yang



dapat



memperngaruhi masa nifas serta kesehatan ibu dan bayi (Ambarwati dan Wulandari,2015). d) Riwayat obstetri, meliputi riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa nifas sekarang ini (Ambarwati dan Wulandari,2015). e) Riwayat KB, dikaji guna mengetahui apakah klien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan Wulandari,2015). f) Pola aktivitas sehari – hari, dalam hal ini yang dikaji antara lain; 1) Pola nutrisi, menggambarkan pola makan dan minum, frekuensi dan adakah pantangan makanan (Ambarwati dan Wulandari,2015). 2) Pola eliminasi, menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air kecil dan besar (Ambarwati dan Wulandari,2015). 3) Pola Istirahat, menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien sebelum dan sesudah persalinan (Ambarwati dan Wulandari,2015). 4) Pola aktivitas seksual, untuk mengetahui frekuensi dan gangguan selama melakukan aktivitas seksual (Sulistyawati,2009). g) Data Psikologis, social dan spiritual Untuk mengetahui pasien dan keluarga menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati dan Wulandari,2015).



6



2) Data Obyektif, meliputi : a) Pemeriksaan fisik umum, meliputi kesadaran umum, kesadaran, tanda – tanda vital meliputi tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi dan pernafasan. Pada pasien dengan abses payudara kesadaran umum sakit sedang, kesadaran komposmentis dan suhu tubuh diatas 380C (Lisnawati,2011). b) Pemeriksaan fisik khusus, meliputi pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala sampai dengan kaki yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan aukultasi. Menurut Lisnawati (2011) pada pasien abses payudara ditemukan nyeri tekan, ada massa fluktan , kulit kemerahan, bengkak dan meradang, terdapat pengeluaran nanah. c) Pemeriksaan penunjang, menurut Lisnawati (2011) pemeriksaan penunjang pada pasien abses payudara yakni pemeriksah dan urine. b. Langkah II : Interpretasi data dasar Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosis interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah serta kebutuhan sesuai dengan hasil pengkajian terhadap ibu post partum (Dewi, 2012). Pada pasien abses payudara diagnosa yang tepat PA Post Partum hari ke .... dengan abses payudara. Masalah payudara bengkak dan sakit atau proses menyusui terganggu. Kebutuhan pasien abses payudara adalah penanganan insisi dan drainase serta pemberian antibiotik (Sinclair,2009). c. Langkah III : Identifikasi diagnosis dan masalah potensial Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan (Rukiyah,2011). Pada kasus ini rentan terjadi abses yang pecah di dalam dan menyebabkan infeksi ke jaringan yang lebih dalam. d. Langkah IV : Identifikasi dan menetapkan kebutuh segera Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dilakukan konsultasi atau penanganan oleh tenaga kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Rukiyah,2011). Dalam kasus abses payudara diperlukan adanya tindakan segera berupa insisi dan drainase sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter bedah (Sinclair, 2009). e. Langkah V : Intervensi Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan



7



pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan teori yang up to date, serta divalidasikan dengan asumsi apa yang diinginkan dan tidak diinginkan klien serta menyeluruh yang rasional dengan temuan – temuan pada langkah sebelumnya (Dewi, 2012). Pada kasus abses payudara rencana tindakan yang sesuai adalah informed consent, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian antibiotik, dokter bedah untuk pengeluaran pus (nanah) dan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah atau urine, pengosongan payudara dan sanggah payudara serta evaluasi selama 3 hari (Lisnawati, 2011). f. Langkah VI : Implementasi Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah diuraikan pada langkah intervensi dilaksanakan secara efisien dan aman (Rukiyah, 2011). Pada kasus abses payudara menurut Lisnawati (2011) penatalaksanaan meliputi : 1) Pra insisi, meliputi : a) Memberitahukan hasil pemeriksaan b) Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga c) Melakukan informed consent dan melakukan kolaborasi dengan dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah dan urine serta dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan. d) Konsultasi dengan dokter bedah untuk dilakukan insisi. 2) Insisi a) Konsul anastesi, untuk pemberian anastesi umum b) Siapkan pasien untuk insisi c) Pelaksanaan insisi dan drainase atau aspirasi dengan bantuan USG. Melakukan insisi, insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI. d) Memasang drain, untuk mengalirkan sisa abses yang mungkin masih tertinggal dalam payudara e) Abses/nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi, untuk mengetahui f) Pasang tampan dan drain untuk mengeringkan nanah, jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain dipasang drain juga dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage 3) Post insisi a) Melepas tampon dan drainase setelah 24 jam. b) Memberikan terapi sesuai dengan advice dokter



8



c) Menyanggah payudara (bisa dengan bebat atau kutang) d) Mendorong ibu untuk menggosongkan payudara dengan menyusui bayinya. e) Perawatab luka insisi. g. Langkah VII : Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi lagi semua proses yang telah diberikan namun belum efektif dan merencanakan kembali yang belum terencana (Rukiyah, 2011).



9



BAB II TINJAUAN KASUS



2.1. Asuhan Kebidanan Pada Abses Payudara di Fasilitas Kesehatan Primer ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “L” P1001 AB000 POSTPARTUM HARI KE-10 DENGAN ABSES PAYUDARA DI PMB NAYA MALANG



a. Pengkajian Hari/ tanggal : Jumat, 15 Januari 2018



Jam : 06.00 WIB



Tempat : PMB Naya



No. Register : XXXX



1) Data Obyektif a) Identitas Nama Ibu



: Ny.L



Nama Suami : Tn.D



Umur



: 25 th



Umur



: 29 th



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Buruh



Pekerjaan



: Karyawan



Alamat



: Jl. Bunga Mawar 4 No.60 RT.2 RW.Kota Malang



b) Keluhan utama Ibu mengatakan melahirkan 10 hari yang lalu, merasakan demam sejak 2 hari yang lalu pada badannya dan payudaranya terasa sakit dan bengkak. c) Riwayat kesehatan Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang serta tidak mempunyai keturunan atau riwayat penyakit menurun seperti diabetes melitus, hipertensi, asma, jantung dan penyakit menular seperti TBC, sakit kuning, malaria, PMS dan HIV/AIDS. d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas (1) Riwayat kehamilan Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama, tidak pernah keguguran, dan tidak pernah hamil diluar kandungan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan rutin minum obat yang diberikan oleh bidan.



10



(2) Riwayat Persalinan Ibu melahirkan pada tanggal 5 Januari 2019, jam 20.00 WIB, secara normal, usia kehamilan 9 bulan, ditolong oleh bidan di PMB Dian dan tidak terjadi komplikasi. Jenis kelamin bayi Perempuan, berat lahir 3300 gram, panjang badan 49 cm, bayi langsung menangis dan dilakukan IMD (3) Riwayat Nifas (a) Nifas 5 Jam ASI sudah keluar dan bayi sudah menyusu, perdarahan normal (b) Nifas 7 Hari Ibu mengatakan puting susu pada payudara kanan lecet sehingga ibu menyusui menggunakan payudara sebelah kirinya. Ibu tidak memberikan pengobatan apapun pada payudara kanannya (c) Nifas 9 Hari Ibu mengatakan pada hari ke 9 payudaranya panas serta berwarna kemerahan, bengkak dan nyeri saat ditekan serta ada bercak kecil didaerah yang nyeri tekan tersebut. Ibu sudah mencoba memompa payudara kanannya tetapi tidak berlangsung lama karena tidak kuat dengan rasa sakitnya (d) Nifas 10 Hari Bercak kecil pada payudara kanan semakin membesar dan menjadi benjolan seperti berisi nanah. Ibu mengeluh puting menjadi pecah pecah dan disertai demam



e) Riwayat psikologi dan budaya Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik, ibu senang dengan kelahiran bayinya tetapi saat ini ibu cemas dengan keadaanya. Ibu tidak mempunyai budaya pantangan apapun. f) Pola kebutuhan sehari – hari (1) Nutrisi Ibu setelah persalinan dalam sehari makan 3 kali dengan 1 porsi nasi, sayur dan lauk. Ibu mengkonsumsi buah-buahan dan biskuit. Serta dalam satu hari minum air putih ± 10 gelas, dan terkadang minum teh dan jus buah.



11



(2) Eliminasi Ibu mengatakan BAB dan BAK lancar serta tidak ada keluhan. (3) Aktivitas Ibu belum memulai bekerja dan dalam aktivitas sehari – hari masih dibantu keluarga. (4) Istirahat Ibu mengatakan waktu istirahatnya kurang karena sering terbangun dan begadang untuk menyusui. (5) Personal hygiene Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2kali/hari, keramas 3 kali/minggu, ganti baju 2 kali/hari dan ganti celana dalam 3 kali/hari. (6) Hubungan seksual Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual setelah melahirkan sampai sekarang.



2) Data Obyektif a) Pemeriksaan fisik umum KU



: Sakit sedang



Kesadaran



: Composmentis



TD



: 110/70 mmHg



Nadi



: 82 x/menit



Suhu



: 38,7 ℃



Pernafasan



: 22 x/menit



Berat badan : 53 kg b) Pemeriksaan fisik khusus (1) Inspeksi Muka



: Tidak pucat, tidak oedem



Mata



: Kedua konjungtiva merah muda, kedua sklera putih



Hidung



: Bersih, tidak ada benjolan



Mulut



: Bibir tidak pucat



Leher



: Tidak



ada



pembesaran



kelenjar



tyroid,



kelenjar parotis dan bendungan vena jugularis Axilla



: Ada pembesaran kelenjar limfe



Payudara



: Payudara kanan : ukuran lebih besar dan



12



bengkak,



puting



susu



tampak pecah- pecah, kulit kemerahan dan mengkilap, terlihat benjolan berisi dan berwarna putih. Payudara kiri : konsistensi lunak, puting susu Menonjol, tidak teraba massa. Abdomen



: Tidak ada luka bekas operasi, ada strea gravidarum, ada linea nigra.



Genetalia



: Vulva



tidak



oedem,



terdapat



lokhea



sanguelenta, perineum laserasi derajat 2, luka dalam kondisi kering. Anus



: Tidak ada haemorroid



Ekstermitas



: Tidak oedema dan tidak pucat, jari lengkap



(2) Palpasi Payudara



: Payudara kanan : ada nyeri tekan, konsistensi keras,



teraba



benjolan



massa, saat dipalpasi ibu tampak menyeringai. Payudara kiri : tidak ada nyeri tekan, konsistensi kenyal, tidak teraba benjolan massa Abdomen



: TFU 2 jari atas simpisis, kontraksi keras, VU kosong



Ekstermitas



: Tidak oedema



b. Interpretasi data dasar 1) Diagnosa : P1001 Ab000 postpartum hari ke-10 dengan abses payudara kanan a) Data Subyektif : (1) Ibu mengatakan melahirkan anak pertama 10 hari yang lalu (2) Merasakan demam sejak 2 hari yang lalu (3) Payudaranya terasa sakit dan bengkak.



b) Data Obyektif : (1) Suhu 38,70 C



13



(2) Payudara kanan teraba keras, teraba benjolan, ukuran lebih besar dan bengkak, puting susu tampak pecah- pecah, kulit kemerahan dan mengkilap, terlihat benjolan berisi dan berwarna putih 2) Masalah : Nyeri a) Data subyektif : ibu mengatakan payudara kanan terasa sakit b) Data Obyektif : terdapat nyeri tekan dan ibu nampak menyeringai



c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial 1) Disfungsi payudara sementara 2) Infeksi jaringan sekitar payudara



d. Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera Rujuk ke rumah sakit terdekat dan kolaborasi dengan dokter SpOG



e. Intervensi Tanggal : 15 Januari 2018



Pukul : 06.40 WIB



1) Menjelaskan hasil pemeriksaan R/ Ibu dan keluarga lebih mengerti kondisi ibu saat ini dan memudahkan bidan dalam melakukan tindakan selanjutnya 2) Menjelaskan bahwa demam pada tubuh ibu diakibatkan karena adanya pembengkakan pada payudara ibu R/ Abses payudara merupakan bentuk lanjutan dari mastitis yang tidak tertangani yang terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus Aureus. Sehingga timbul gejala sistematik berupa demam tinggi 3) Memberikan support mental R/ Dengan diberikan support bertujuan untuk agar ibu merasa tenang dan tidak khawatir 4) Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter R/ Abses yang terdapat pada payudara harus dikeluarkan dengan dilakukan insisi dan hal itu harus dilakukan oleh dokter 5) Melakukan inform consent dan persiapan rujukan. R/ Dalam melakukan tindakan kepada pasien harus mendapat persetujuan dari pasien terlebih dahulu. Surat rujukan dibuat setelah didapatkan persetujuan dari pasien. 6) Dokumentasikan hasil pemeriksaan R/ Pencatatan yang baik dapat menjadi pegangan petugas jika terjad



14



sesuatu pada pasien



f. Implementasi Tanggal : 15 Januari 2018



Pukul : 06.50 WIB



1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi ibu kurang baik dan terdapat masalah pada payudara ibu 2) Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bengkak pada payudara yang dialami ibu diakibatkan karena adanya infeksi pada payudara ibu, sehingga menimbulkan gejala somatik berupa demam pada tubuh ibu 3) Memberikan support mental kepada ibu dan keluarga untuk tidak khawatir dengan kondisi ibu saat ini, karena akan dilakukan penanganan segera 4) Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter guna mengeluarkan nanah yang ada pada payudara ibu 5) Melakukan inform consent dan mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit dengan terlebih dahulu mengkonfirmasi ke Rumah Sakit yang akan menjadi tempat rujukan, surat-surat yang diperlukan untuk proses rujukan, dan menyiapkan kendaraan untuk merujuk 6) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan



g. Evaluasi Tanggal : 15 Januari 2019



Pukul : 07.05 WIB



1) Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan mengenai kondisi ibu saat ini 2) Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan 3) Ibu dan keluarga merasa tenang dan tidak cemas 4) Ibu dan keluarga bersedia untuk dilakukan rujukan ke Rumah Sakit 5) Ibu menandatangani lembar inform consent dan bidan sudah menerima konfirmasi dari Rumah Sakit bahwa ruangan tersedia 6) Pendokumentasian berupa asuhan kebidanan



15



2.2. Asuhan Kebidanan Pada Abses Payudara di Fasilitas Kesehatan Rujukan ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “L” P1001 AB000 POSTPARTUM HARI KE-10 DENGAN ABSES PAYUDARA



a. Pengkajian Hari/ tanggal : 15 Januari 2018



Jam



Tempat



No. Register : XXXX



: IGD RS Kartini



: 08.45 WIB



1) Data Obyektif a) Identitas Nama Ibu



: Ny.L



Nama Suami : Tn.D



Umur



: 25 th



Umur



: 29 th



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Buruh



Pekerjaan



: Karyawan



Alamat



: Jl. Bunga Mawar 4 No.60 RT.2 RW.Kota Malang



b) Keluhan utama Ibu mengatakan melahirkan 10 hari yang lalu, merasakan demam sejak 2 hari yang lalu pada badannya dan payudaranya terasa sakit dan bengkak. c) Kronologi Ibu pagi tadi datang ke PMB untuk memeriksakan payudara kanan yang terasa sakit dan nyeri, serta demam yang tak kunjung turun. Ibu tidak minum penurun demam karena takut akan berefek ke bayinya. Setelah dilakukan pemeriksaan di bidan, ibu diberitahu bahwa dia terkena infeksi pada payudara dan sudah ada nanah sehingga nanah harus dikeluarkan dan ibu rujuk ke rumah sakit. d) Riwayat kesehatan Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang serta tidak mempunyai keturunan atau riwayat penyakit menurun seperti diabetes melitus, hipertensi, asma, jantung dan penyakit menular seperti TBC, sakit kuning, malaria, PMS dan HIV/AIDS. e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas (1) Riwayat kehamilan Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama, tidak pernah keguguran, dan tidak pernah hamil diluar kandungan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan rutin minum obat yang diberikan oleh bidan.



16



(2) Riwayat Persalinan Ibu melahirkan pada tanggal 5 Januari 2019, jam 20.00 WIB, secara normal, usia kehamilan 9 bulan, ditolong oleh bidan di PMB Dian dan tidak terjadi komplikasi. Jenis kelamin bayi Perempuan, berat lahir 3300 gram, panjang badan 49 cm, bayi langsung menangis dan dilakukan IMD (3) Riwayat Nifas (a) Nifas 5 Jam ASI sudah keluar dan bayi sudah menyusu, perdarahan normal (b)Nifas 7 Hari Ibu mengatakan puting susu pada payudara kanan lecet sehingga ibu menyusui menggunakan payudara sebelah kirinya. Ibu tidak memberikan pengobatan apapun pada payudara kanannya (c) Nifas 9 Hari Ibu mengatakan pada hari ke 9 payudaranya panas serta berwarna kemerahan, bengkak dan nyeri saat ditekan serta ada bercak kecil didaerah yang nyeri tekan tersebut. Ibu sudah mencoba



memompa



payudara



kanannya



tetapi



tidak



berlangsung lama karena tidak kuat dengan rasa sakitnya (d)Nifas 10 Hari Bercak kecil pada payudara kanan semakin membesar dan menjadi benjolan seperti berisi nanah. Ibu mengeluh puting menjadi pecah pecah dan disertai demam f) Riwayat Psikologis dan budaya Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik, ibu senang dengan kelahiran bayinya tetapi saat ini ibu cemas dengan keadaanya. Ibu tidak mempunyai budaya pantangan apapun. g) Pola kebutuhan sehari – hari (1) Nutrisi Ibu setelah persalinan dalam sehari makan 3 kali dengan 1 porsi nasi, sayur dan lauk. Ibu mengkonsumsi buah-buahan dan biskuit. Serta dalam satu hari minum air putih ± 10 gelas, dan terkadang minum teh dan jus buah. (2) Eliminasi Ibu mengatakan BAB dan BAK lancar serta tidak ada keluhan. (3) Aktivitas



17



Ibu belum memulai bekerja dan dalam aktivitas sehari – hari masih dibantu keluarga. (4) Istirahat Ibu mengatakan waktu istirahatnya kurang karena sering terbangun dan begadang untuk menyusui. (5) Personal hygiene Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2kali/hari, keramas 3 kali/minggu, ganti baju 2 kali/hari dan ganti celana dalam 3 kali/hari. (6) Hubungan seksual Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual setelah melahirkan sampai sekarang.



2) Data Obyektif a) Pemeriksaan fisik umum KU



: Sakit sedang



Kesadaran



: Composmentis



TD



: 100/70 mmHg



Nadi



: 82 x/menit



Suhu



: 38,7 ℃



Pernafasan



: 22 x/menit



Berat badan : 53 kg b) Pemeriksaan fisik khusus (1) Inspeksi Muka



: Tidak pucat, tidak oedem



Mata



: Kedua konjungtiva merah muda, kedua sklera putih



Hidung



: Bersih, tidak ada benjolan



Mulut



: Bibir tidak pucat



Leher



: Tidak



ada



pembesaran



kelenjar



tyroid,



kelenjar parotis dan bendungan vena jugularis Axilla



: Ada pembesaran kelenjar limfe



Payudara



: Payudara kanan : ukuran lebih besar dan bengkak,



puting



susu



tampak pecah- pecah, kulit kemerahan dan mengkilap,



18



terlihat benjolan berisi dan berwarna putih. Payudara kiri : konsistensi lunak, puting susu Menonjol, tidak teraba massa. Abdomen



: Tidak ada luka bekas operasi, ada strea gravidarum, ada linea nigra.



Genetalia



: Vulva tidak oedem, terdapat lokhea serosa, perineum laserasi derajat 2, luka dalam kondisi kering.



Anus



: Tidak ada haemorroid



Ekstermitas



: Tidak oedema dan tidak pucat, jari lengkap



(2) Palpasi Payudara



: Payudara kanan : ada nyeri tekan, konsistensi keras,



teraba



benjolan



massa, saat dipalpasi ibu tampak menyeringai. Payudara kiri : tidak ada nyeri tekan, konsistensi kenyal, tidak teraba benjolan massa Abdomen



: TFU 2 jari atas simpisis, kontraksi keras, VU kosong



Ekstermitas



: Tidak oedema



c. Interpretasi data dasar 1) Diagnosa : P1001 Ab000 postpartum hari ke-10 dengan abses payudara kanan



a) Data Subyektif : (1) Ibu mengatakan melahirkan anak pertama 10 hari yang lalu (2) Merasakan demam sejak 2 hari yang lalu (3) Payudaranya terasa sakit dan bengkak. b) Data Obyektif : (1) Suhu 38,70 C (2) Payudara kanan teraba keras, teraba benjolan, ukuran lebih besar dan bengkak, puting susu tampak pecah- pecah, kulit kemerahan dan mengkilap, terlihat benjolan berisi dan berwarna putih



19



2) Masalah : Nyeri a) Data subyektif : ibu mengatakan payudara kanan terasa sakit b) Data Obyektif : terdapat nyeri tekan dan ibu nampak menyeringai



c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial 1) Disfungsi payudara sementara 2) Infeksi jaringan sekitar payudara



d. Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera konsultasi insisi abses dengan dokter Sp Bedah



e. Intervensi Tanggal : 15 Januari 2018



Pukul : 09.00 WIB



1) Jelaskan hasil pemeriksaan R/ Ibu dan keluarga lebih mengerti kondisi ibu saat ini dan memudahkan bidan dalam melakukan tindakan selanjutnya 2) Kolaborasi dengan dokter SpOG R/ Pemberian terapi dan penatalaksanaan selannjutnya 3) Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya R/ Pemberian ASI tetap dilakukan pada payudara yang tidak sakit guna mencegah terjadinya bendungan dan mastitis pada payudara lainnya. 4) Lakukan inform consent R/ sebagai bukti telah dilakukan persetujuan tindakan medis dan bukti legal. 5) Dokumentasikan hasil pemeriksaan R/ Pencatatan yang baik dapat menjadi pegangan petugas jika terjadi sesuatu pada pasien f. Implementasi Tanggal : 15 Januari 2018



Pukul : 09.10 WIB



1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai advice dokter bahwa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui ukuran benjolan dan volume benjolan tersebut. 2) Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan guna mengeluarkan cairan nanah pada payudara kanan ibu dengan cara dilakukan pembedahan oleh dokter spesialis bedah 3) Melakukan inform consent persetujuan tindakan



20



4) Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi dan penanganan selanjutnya. 5) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis bedah mengenai hasil USG Abses Payudara untuk dilakukan insisi dan drainase 6) Melakukan persiapan insisi meliputi konsultasi dengan anastesi, memberitahukan ruang operasi



g. Evaluasi Tanggal : 15 Januari 2018



Pukul : 10.10 WIB



1) Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan 2) Ibu dan keluarga setuju untuk dilakukan USG dan pembedahan, menandatangani lembar inform consent 3) Advice dokter SpOG : a) Infus RL 20 tpm b) Evaluasi tekanan darah, suhu dan abses c) Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr per IV d) Injeksi ketorolac 3 x 30 mg per IV e) Cek DL f) USG mammae dan konsul dokter bedah 4) Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pukul 10.15 WIB dengan hasil : Hb



: 13,9 gr% (N = 12 – 15 gr%)



Leukosit : 24,4 rb/ul (N = 4 – 10 rb/ul) Eritrosit



: 5,05 jt/ul (N = 4,0 – 5,05 jt/ul)



Trombosit : 39,3 rb/ul (N = 150 – 450 rb/ul) 5) Hasil pemeriksaan USG terdapat benjolan massa ukuran 5 cm x 3 cm, abses payudara 6) Advice dokter bedah insisi dan drainase tunggu demam turun. 7) Infus terpasang di tangan kiri, cairan RL dengan tetesan 20 tpm dan injeksi ceftriaxone 2x 1gr telah diberikan tidak ada reaksi alergi 8) Insisi sudah terjadwal



21



CATATAN PERKEMBANGAN 1



Tanggal : 16 Januari 2018



Jam : 08.00 WIB



Tempat : Ruang Melati 102



No. Register :



Data Subyektif : Ibu mengatakan sudah tidak demam, payudara masih nyeri Data Obyektif : Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tekanan darah



: 110/70 mmhg



Suhu



: 370C



Nadi



: 92x/menit



Pernafasan



: 22x/menit



Payudara



: Payudara kanan masih terdapat massa berwarna putih, kulit kemerahan dan mengkilap, konsistensi keras, putting susu tampak pecah. Pada payudara kiri konsistensi kenyal, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI kedua payudara +/+.



Abdomen



: TFU 2 jari atas sympisis, kontraksi keras, kandung kemih Kosong



Genetalia



: Vulva tidak oedem, terdapat lokhea serosa, perineum laserasi derajat 2, luka dalam kondisi kering.



Analisa Data : P1001 Ab000 Post Partum hari ke 11 dengan abses payudara Penatalaksanaan : Tanggal : 16 Januari 2018



Jam: 08.05 WIB



1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini kondisi ibu sedikit membaik, suhu badan 370 C dan payudara masih terdapat abses.



22



E/ ibu dan keluarga mengerti 2. Memberikan kompres hangat pada payudara sebelah kanan ibu untuk mengurangi nyeri. E/ kompres dilakukan mandiri oleh ibu. 3. Memberikan support mental kepada ibu untuk tetap terus menyusui bayinya dengan payudara yang tidak sakit (payudara kiri) dan menggosongkan payudara yang sakit dengan dikeluarkan secara manual. E/ ibu menyusui menggunakan payudara kiri dan pada payudara kanan keluar ASI bercampur nanah sebanyak 20cc . 4. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter SpOG bahwa saat ini kondisi ibu suhu 370C, abses belum pecah. E/ advice dokter siapkan insisi hari ini, terapi dilanjutkan. 5. Menganjurkan ibu untuk puasa sejak saat ini sampai dengan setelah dilakukan pembedahan. E/ ibu mengerti dan saat ini dalam kondisi puasa. 6. Melakukan kolaborasi dengan dr. anastesi dan dr. bedah bahwa kondisi ibu saat ini suhu 370C dan abses belum pecah, advice dokter SpOG hari ini dilakukan insisi. E/ dokter bedah acc insisi pada pukul 15.00, ruang operasi dan dokter anastesi sudah dihubungi. 7. Memberikan terapi sesuai advice dokter yakni injeksi ceftriaxone 2x mg 8. Memberikan penanda lokasi insisi agar pembedahan tepat lokasi. E/ penanda diberikan pada payudara kanan 9. Memindahkan pasien ke ruang operasi E/ pasien dipindahkan ke ruang operasi pada pukul 15.40 WIB 10. Memecahkan kantong pus dengan insisi radial dari tengah kearah pinggir areola sejajar dengan duktus laktiferus E/ kantong pus telah dipecahkan dan terpasang drainase



23



CATATAN PERKEMBANGAN II



Tanggal : 16 Januari 2018



Jam



: 20.00 WIB



Tempat : Ruang Melati 102



No. Register : XXXX



Data Subyektif Ibu saat ini mengeluh nyeri



Data Obyektif Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tekanan darah



: 100/70 mmhg



Nadi



: 80x/menit



Suhu



: 36,60C



Pernafasan



: 20x/menit



Payudara



: Payudara kanan terdapat bekas luka insisi 3 cm , kondisi luka basah, terpasang tampon, Pengeluaran ASI +/+



Abdomen



: TFU 2 jari atas sympisis, kontraksi keras, kandung kemih Kosong



Genetalia



: Vulva tidak oedem, terdapat lokhea serosa, perineum laserasi derajat 2, luka dalam kondisi kering.



Analisa data



: P1001 Ab000 Post Partum hari ke 11 dengan abses payudara (post insisi)



Penatalaksanaan : Tanggal : 16 januari 2018



Jam : 20.05 WIB



1. Memberitahukan bahwa ibu saat ini pembedahan telah selesai dilakukan dan saat ini ibu sudah berada di ruang perawatan guna memudahkan pemantauan dan perawatan lanjutan. E/ ibu mengerti. 2. Melakukan pematauan tanda – tanda vital, kondisi luka dan keadaan ibu. E/ tekanan darah 110/70 mmhg, suhu 370C, nadi 80x/menit, terdapat bekas luka insisi di payudara kanan, asa, tidak ada rembesan, terdapat tampon.



24



3. Menganjurkan ibu untuk banyak makan - makanan yang bergizi tinggi terutama tinggi protein dan tidak pantang makanan apapun. E/ ibu mengerti 4. Membantu ibu dalam menyusui bayinya melalui payudara yang tidak sakit untuk mencegah terjadinya bendungan ulang dan membantu menggosongkan payudara kanan yang terdapat luka. E/ bayi menetek pada payudara kiri dan pada payudara kanan keluar ASI bercampur nanah sebanyak 15cc. 5. Menganjurkan ibu untuk istrihat yang cukup minimal 7 jam sehari guna mempercepat penyembuhan luka insisi. E/ ibu mengerti dan bersedia melakukan 6. Memberikan terapi sesuai advice dokter yakni ceftriaxone 2x1gr/IV, ketorolac 3x30 mg/IV, infus RL 20 tpm. E/ injeksi ceftriaxone 2x1 gr/IV dan ketorolac 3x30 mg/IV sudah diberikan tidak ada reaksi alergi.



25



CATATAN PERKEMBANGAN III



Tanggal : 17 Januari 2018



Jam : 10.00



Tempat : Ruang melati 102



No. Register : XXXX



Data Subyektif Ibu mengatakan payudaranya masih nyeri tapi tidak seperti sebelum dilakukan operasi, masih sakit dan masih susah untuk disusukan Data Obyektif Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tekanan darah



: 100/70 mmhg



Suhu



: 36,40C



Nadi



: 86x/menit



Pernafasan



: 20x/menit



Payudara



: Pada payudara kanan terdapat luka insisi dengan kondisi basah dan terbuka, terdapat tampon, terdapat rembesan nanah, konsistensi payudara masih keras. Pada payudara kiri konsistensi lunak, putting susu menonjol, Pengeluaran ASI pada kedua payudara +/+



Abdoment



: TFU 1 jari atas simpisis, kontraksi keras, VU kosong



Genetalia



: Terdapat pengeluaran lokhea serosa ± 5 cc, vulva tidak odem, laserasi perineum derajat 2 dalam kondisi kering.



Analisa Data



: P1001 Ab000 Post Partum hari ke 12 dengan post insisi abses payudara hari ke I



Penatalaksanaan : Tanggal : 17 Januari 2018



Jam : 10.05 WIB



26



1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu saat sudah baik. Tekanan darah, suhu, nadi , pernafasan semua dalam batas normal, hanya saja rembesan nanah pada luka insisi masih ada. E/ibu mengerti kondisinya saat ini 2. Melakukan perawatan luka pada luka insisi dengan mengganti tampon insisi dan mengganti dengan tampon baru. E/ tampon telah diganti 3. Mengajari ibu untuk melakukan kompresi hangat dan perawatan payudara disekitar payudara yang bengkak untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah terjadinya bendungan ulang. E/ ibu mengerti dan bersedia melakukan 4. Membantu ibu memberikan ASI melalui payudara kiri dan menggosongkan payudaranya. E/ bayi menetek 5. Memberikan terapi sesuai advice dokter yakni kelorolac 3 x 30 mg/IV E/ injeksi ketorolac telah diberikan pada pukul 13.00 tidak ada reaksi alergi.



27



BAB III PEMBAHASAN



Dalam bab ini penulis membandingkan hasil asuhan dnegan tinjauan teori yang ada pada bab I dan didukung dengan jurnal yang ada serta dianalisa faktor pendukung maupun faktor penghambat sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan mencakup : 3.1. Pengkajian Hasil pengkajian pada Ny. L P1001 Ab000 didapatkan bahwa ibu melahirkan anak pertama 10 hari yang lalu secara normal di bidan, ibu mengeluh demam , sakit dan bengkak pada payudaranya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,70C, payudara kanan berukuran lebih besar daripada payudara kiri, kulit kemerahan dan mengkilap, bengkak, putting susu pecah – pecah dan terdapat benjolan berwarna putih. Di RS kartini, Ny. L dilakukan pemeriksaan penunjang yakni USG dan pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan USG yakni terdapat benjolan massa 5 cm x 3 cm, abses payudara. Pengkajian pada tanggal 16 Januari 2018 didapatkan hasil keluhan payudara nyeri, suhu 370C dan payudara masih terdapat abses. Pada tanggal 16 Januari 2018 hasil pengkajian setelah dilakukan insisi, suhu tubuh 36,60C dan pada payudara kanan terdapat bekas insisi, tidak ada rembesan dan terpasang tampon. Pada hari pertama pasca insisi didapatkan hasil pengkajian keluhan nyeri sudah berkurang, suhu 36,40C, pada payudara kanan terdapat luka insisi, terdapat rembesan nanan, konsistensi payudara keras dan masih terpasang tampon. Menurut Maryunani (2009) keluhan pada ibu nifas dengan abses payudara yakni demam lebih dari 38,50C, payudara membengkak, kemerahan disertai nyeri, adanya massa dengan daerah sekitar berwarna kemerah – merahan, keluarnya cairan purulent pada putting payudara sehingga ibu kesulitan menyusui. Dalam pemeriksaan fisik menurut Lisnawati (2011) pada pasien abses payudara kesadaran umum sakit sedang, kesadaran composmentis, suhu tubuh lebih dari 380 C, ditemukan adanya nyeri tekan, massa fluktan, kulit kemerahan, bengkak dan meradang serta terdapat pengeluaran nanah dan ditunjang dengan pemeriksaan darah lengkap dan urine. Menurut Fahrni dalam Breast abscess: diagnostic, treatment and outcome, penentuan diagnosa abses



28



menggunakan ultrasonograsi. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.



3.2. Interpretasi data dasar Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu P1001 Ab000 post partum hari ke 10 sampai dengan 12 dengan abses payudara. Masalah yang muncul yakni rasa nyeri. Menurut Sinclair (2009) Pada pasien abses payudara diagnosa yang tepat PA Post Partum hari ke .... dengan abses payudara. Masalah payudara bengkak dan sakit atau proses menyusui terganggu. Kebutuhan pasien abses payudara adalah penanganan insisi dan drainase serta pemberian antibiotik. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan.



3.3. Identifikasi diagnosa masalah potensial Pada kasus ini masalah potensial yang terjadi adalah disfungsi payudara sementara dan infeksi jaringan sekitar payudara. Menurut Sinclair (2009) pada kasus ini rentan terjadi abses yang pecah di dalam dan menyebabkan infeksi ke jaringan yang lebih dalam. Sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.



3.4. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan segera Pada kasus ini kebutuhan segera adalah insisi dan konsultasi dengan dokter bedah. Teori menurut Sinclair (2009) dalam kasus abses payudara diperlukan adanya tindakan segera berupa insisi dan drainase sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter bedah. Sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori yang ada dan praktik.



3.5. Intervensi Pada kasus ny. L intervensi yang dilakukan pada saat di PMB adalah memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, rujuk ke rumah sakit dan inform consent rujukan. Sedangkan intervensi pada saat di RS meliputi kolaborasi dengan dokter



SpOg untuk perawatan lanjutan dan



pemberian terapi serta inform consent tindakan. Menurut Lisnawati (2011) rencana tindakan yang sesuai adalah informed consent, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian antibiotik, dokter bedah untuk pengeluaran pus (nanah) dan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah atau urine, pengosongan payudara dan sanggah payudara serta evaluasi selama 3 hari. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.



29



3.6. Implementasi Pada penatalaksanaan kasus Ny. L meliputi saat di PMB telah diberikan penjelsan tentang kondisi ibu, penandatanganan inform consent dan rujukan ke rumah sakit. Penatalaksanaan di Rumah sakit meliputi kolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter bedah untuk tindakan insisi dan pemberian terapi, pemeriksaan darah, serta tindakan insisi yang dilakukan pada tanggal 16 Januari 2018 dan perawatan luka pada tanggal 17 Januari 2018. Drainase yang terpasang berupa tampon dan diganti pada tanggal 17 Januari 2018. Pada kasus abses payudara menurut Lisnawati (2011) penatalaksanaan meliputi pra insisi, insisi dan post insisi. Pada pra inisisi yang dilakukan antara lain memberitahukan hasil pemeriksaan, membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga , melakukan informed consent dan melakukan kolaborasi dengan dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah dan urine serta dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan dan konsultasi dengan dokter bedah untuk dilakukan insisi. Sedangkan pada fase insisi konsul anastesi, untuk pemberian anastesi umum, siapkan pasien untuk insisi, pelaksanaan insisi dan drainase atau aspirasi dengan bantuan USG, memasang drain untuk mengalirkan sisa abses yang mungkin masih tertinggal dalam payudara, abses/nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi, untuk mengetahui, pasang tampan dan drain untuk mengeringkan nanah, jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain dipasang drain juga dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage. Pada fase post insisi penatalaksanaan meliputi melepas tampon dan drainase setelah 24 jam, memberikan terapi sesuai dengan advice dokter, menyanggah payudara (bisa dengan bebat atau kutang), mendorong ibu untuk menggosongkan payudara dengan menyusui bayinya dan malakukan perawatan luka insisi. Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara praktik dan teori, dalam praktik tidak dilakukan kultur resistensi dan tidak dilakukan bebat payudara.



3.7. Evaluasi Pada kasus ini evaluasi yang dilakukan antara lain pemberian terapi, observasi keadaan luka insisi dan mengajari ibu kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan membantu mengosongkan payudara. Hal ini sesuai dengan asuhan yang dilakukan sehingga asuhan tidak ada yang gagal serta sesuai dengan teori yang ada.



30



DAFTAR PUSTAKA



Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tia Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika



Hayley, Irusen dkk. 2015.



Treatments For Breast Abscessess in Breastfeeding



Woman. Chochrane Database Systematic Review Issues 8 2015. Diambil dari http://www.cochrane.org/CD010490/PREG_treatments-breast-abscessesbreastfeeding-woman (Januari 2019)



Lisnawati, Lilis. 2011. Buku Pintar Bidan: Aplikasi Penatalaksanaan Gawatdarurat Kebidanan di Rumah Sakit. Jakarta: TIM



Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (PostPartum). Jakarta: TIM



Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: TIM



Setianingrum, Erna. 2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas. Bogor: Im Media



Sinclair, Constatine. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC



31



Lampiran Naskah RolePlay Di suatu pagi, ibu Lilis merasakan sakit yang teramat sangat pada payudara kanannya, ini sudah terjadi sekitar 3 hari yang lalu, karna tidak bisa menahan rasa sakit ibu ika memutuskan untuk memeriksakan pada bidan terdekat. Ibu ika datang ke PMB Naya dengan di temani suaminya. Bidan Naya



: “Selamat pagi ibu dan bapak, mari silahkan masuk duduk, ada yang bisa saya bantu ibu?”



Ibu Lilis



: “begini bu, payudara kanan saya ini bengkak dan nyeri udah sekitar 3 hari yang lalu, sekarang nyerinya bertambah saya sudah tidak tahan lagi apalagi untuk menyusui.”



Bidan Naya



: “kalau boleh tau ibu melahirkan berapa hari yang lalu?”



Ibu Lilis



: “sudah 10 hari yang lalu bu bidan, lahirnya normal di bidan Dian”



Bidan naya lalu melakukan anamnesa lebih lengkap sebelum melakukan pemeriksaan, dari hasil anamnesa didapatkan bahwa ibu lilis melahirkan anak pertamanya dibidan tyas dengan normal 10 hari yang lalu, bayi lahir langsung menangis dan dilakukan menyusu dini. Ibu menyusui bayinya dan ASI keluar dengan lancar, tetapi setalah hari kedelapan payudara kanan ibu lecet, dan ibu hanya menyusui pada payudara kiri. Ibu membiarkan payudaranya tanpa diberikan obat apapun, semakin hari payudara ibu malah bengkak dan disertai nyeri. Bidan Naya



: Silahkan berbaring, akan saya periksa



Ibu Lilis



: Iya bu bidan (bidan Naya melakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik)



Bidan Naya



: keras sekali payudaranya ya bu, ini ASInya belum dikeluarkan bu?



Ibu Lilis



: sejak puting saya lecet tidak mengeluarkannya bu, kira-kira 3 hari yang lalu. Pernah saya coba pompa tapi sakit sekali saya tidak kuat lalu berenti bu.



Bidan Naya



: seharusnya ibu tidak berhenti menyusui meskipun puting ibu lecet, karena nanti ASI ibu tertimbun. Mari saya jelaskan. (ibu lilis bergabung dengan suami untuk mendengarkan hasil pemeriksaan)



Suami



: bagaimana hasil pemeriksaannya bu bidan?



Bidan Naya



: begini bapak ibu, tadi setalah saya lakukan pemeriksaan dugaan saya



32



ibu mengalami abses payudara. Karena terdapat benjolan dan puting ibu mengeluarkan nanah. Suami



: penyebabnya apa ya bu bidan?



Bidan Naya



: itu dikarenakan karena payudara ibu lecet dan ASI ibu tidak dikeluarkan sehingga menyebabkan abses payudara. Ini diperlukan tindakan khusus dan akan saya rujuk ke rumah sakit. Apakah ibu dan bapak bersedia?



Ibu Lilis



: apa tidak bisa diobati disini saja ya bu, dikasih obat pereda nyeri, nanti saya akan memompa ASI saya



Bidan Naya



: tidak bisa ibu, karena kondisi ibu sudah tidak bisa ditangani disini, benjolan ibu sudah besar dan harus dikeluarkan isinya. Jika tidak dikeluarkan akan bertambah besar dan meluas.



Suami



: tidak apa-apa bu, kita kerumah sakit saja. Biar ibu cepat ditangani.



Ibu Lilis



: iya sudah bu, dirujuk kerumah sakit permata saja



Bidan Naya



: saya akan menyiapkan berkas untuk rujukan ibu. Ibu Lilis dan suami pun keluar dari PMB naya dan segera datang ke



rumah sakit kartini. Di rumah sakit ibu masuk UGD dengan menyerahkan surat rujukan. Kemudian ibu lilis ditangani oleh bidan tata. Bidan tata melakukan anamnesa dan pengisian formulir Bidan tata



: silahkan ibu dan bapak ikut saya untuk dilakukan pemeriksaan USG oleh dokter spesialis obgyn. (mengantarkan ibu melakukan USG pada dokter SpOG)



Ibu lilies



: terima kasih (mengikuti bidan tata ke ruangan dokter budi)



Bidan tata, suami ibu lilies dan ibu lilies sampai diruangan dokter budi Bidan tata



: dok, ini ibu lilis rujukan dari PMB naya dengan abses payudara



Dokter budi



: terima kasih



Bidan tata



: sama-sama dok



Dokter budi



: selamat siang ibu bapak, keluhannya apa bu? (sambil melihat



dokumen yang diberikan bidan tata)



33



Ibu lilies



: begini dok, tadi pagi saya periksa di bidan dan dinyatakan mengalami abses payudara kemudian saya dirujuk kerumah sakit untuk dilakukan pengeluaran nanah.



Dokter budi : mari saya periksa dulu (dokter budi melakukan pemeriksaan dan USG) Dokter budi : sejak kapan seperti ini? Ibu lilies



: sudah sekitar 3 hari yang lalu, tetapi sejak tadi pagi sakitnya bertambah dan putting saya mengeluarkan nanah. Saya takut dok



Dokter budi : tidak apa-apa bu. Nanti nanah ibu ini dikeluarkan. Akan dilakukan operasi kecil, nanti ibu dibius agar tidak merasakan sakit. Ibu lilies



: kira-kira prosesnya berapa lama ya dok?



Dokter budi : kalau ibu setuju saya akan melakukan kolaborasi dengan dokter bedah agar bisa dijadwalkan untuk operasi ibu. Ibu harus rawat inap terlebih dahulu baru dilakukan operasi. Operasinya cepat kok bu tidak lama. Bagaimana apa ibu masih ragu? Ibu lilies



: saya takut operasi dok



Suami



: tidak apa-apa bu, inikan operasi kecil saja seperti yang dikatakan dokter. Ibu tidak perlu khawatir.



Ibu lilies Dokter budi



: iya dok, kami setuju : kalau bapak dan ibu sudah setuju silahkan tanda tangan disini ya bu, ini adalah lembar persetujuan bahwa ibu bersedia dilakukan tindakan.



Ibu dan suami bersedia dilakukan insisi untuk pengeluaran nanah pada payudara kanan ibu. Kemudian bidan tata mengantarkan ibu keruangan dan melakukan pemasangan infuse dan pemberian antibiotic. Ibu lilies terjadwal dilakukan insisi pada keesokan harinya pada pukul 15.00 Ibu lilies disiapkan untuk dilakukan insisi dan diantarkan menuju ruang operasi. Diruang operasi sudah siap dokter Sp.OG, dokter Sp.B dan dokter spesialis anastesi. Pada pukul 15.45 dilakukan anastesi umum oleh dokter spesialis anastesi dan pembedahan dilakukan oleh dokter spesialis bedah. Pada pukul 17.00 Ibu selesai dilakukan insisi dan drainase, ibu diobseravasi sampai sadar lalu diantarkan kembali ke ruang rawat inap.



34



Lampiran Telaah Jurnal



No



Pertanyaan



Jawaban



1



Apakah alokasi subyek penelitian kelompok



Ya



terapi atau kontrol betul – betul secara acak (random) atau tidak ? 2



Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan ?



3



Apakah studi menyerupai anda bekerja atau tidak



Tidak diketahui Tidak



? 4



Apakah



kenamaan



statistic



maupun



klinis



Ya



Apakah tindakan terapi dapat dilakukan ditempat



Ya



dipertimbangkan atau dilaporkan ? 5.



anda bekerja atau tidak ? 6



Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam kesimpulan ?



35



Ya