9 0 649 KB
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “P” UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK DI POSYANDU WONOREJO-TUMPANG Tanggal 18 Februari 2010 Asuhan Kebidanan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan Semester III
Oleh : YESINTA ARIKA PUTRI 08.2.050
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG 2010
LEMBAR PENGESAHAN Nama Mahasiswa
:
YESINTA ARIKA PUTRI
NIM
:
08.2.050
Prodi
:
KEBIDANAN
Judul
:
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI ”P” UMUR 9 BULAN
DENGAN
IMUNISASI
CAMPAK
DI
POSYANDU WONOREJO-TUMPANG TANGGAL 18 FEBRUARI 2010
Poncokusumo, 18 Februari 2010 Mengetahui,
Pembimbing Akademik
( Maria Veronica, Amd. Keb)
Pembimbing Klinik
( Sumarmi SST )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada Bayi ”P” Umur 9 Bulan dengan Imunisasi Campak di Posyandu Wonorejo-Tumpang” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Asuhan kebidanan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Chaidir Karnanda Sp.PD, selaku Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen. 2. dr. Prabowo, Sp.OG, selaku KA Prodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen 3. Maria Veronica, Amd. Keb, selaku dosen Pembimbing Institusi 4. Sumarmi, SST. selaku Pembimbing Klinik 5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Asuhan kebidanan ini Penulis menyadari bahwa Asuhan Kebidanan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang dapat memperbaiki kualitas Asuhan Kebidanan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Malang, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................... 1.2 Tujuan................................................................................. 1.3 Manfaat............................................................................... 1.4 Metode Penulisan................................................................ 1.5 Sistematika Penulisan.........................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Teori Imunisasi.................................................... 2.2 Konsep Teori Campak...................................................... 2.4 Konsep Manajemen Kebidanan Varney...........................
BAB III
TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian.......................................................................... 3.2. Identifikasi Masalah........................................................... 3.3. Identifikasi Masalah Potensial........................................... 3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera........................................... 3.5. Intervensi............................................................................ 3.6. Implementasi...................................................................... 3.7. Evaluasi..............................................................................
BAB IV
PEMBAHASAN......................................................................
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan......................................................................... 5.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga kelak apabila dia terpapar pada antigen yang serupa maka tidak akan terjadi penyakit. Campak yang masih menjadi momok nomor satu penyebab kematian bayi di Indonesia secara global mengalami penurunan. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan penurunan 60 persen sejak tahun 1999. Jika pada tahun 1999 kematian bayi akibat campak di dunia sekitar 873.000 di tahun 2005 menjadi 345.000 kematian. Sementara ini ada beberapa daerah yang jumlah kasus terbanyak yaitu Sidoarjo (662 kasus), Jombang (563 kasus), dan Tuban (308 kasus). Meski demikian, penyebaran campak dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Oleh karena itu, pemberian imunisasi Campak yang tepat sesuai jadwal terus membantu menurunkan angka kematian (morbiditas) ataupun angka kejadian kesakitan (morbiditas) akibat penyakit campak. Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada bayi “P” umur 9 bulan dengan imunisasi campak di Posyandu Wonorejo-Tumpang dengan harapan dapat memberikan imunisasi campak dengan benar, sehingga tidak timbul komplikasi yang berlanjut. 1.2
Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi ”P” umur 9 bulan dengan
imunisasi
campak,
diharapkan
mahasiswa
mampu
melaksanakan asuhan kebidanan imunisasi BCG dengan baik dan benar.. 1.2.2
Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang muncul dari hasil pengkajian.
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial yang timbul 4. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan segera berdasarkan masalah potensial yang mungkin timbul. 5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana sesuai kebutuhan. 6. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. 7. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang sudah dilakukan. 8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara menyeluruh. 1.3
Metode Penulisan 1. Wawancara
:
Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan
langsung
kepada
klien
maupun
keluarga 2. Observasi
:
Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
3. Praktek
:
Melakukan tindakan langsung kepada klien.
4. Studi Pustaka
:
Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat teori-teori yang mengacu pada kasus yang relevan.
1.4 Sistematika Penulisan BAB I
:
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II :
TINJAUAN TEORI Isi berupa cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang dihadapi.
BAB III :
TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, Identifikasi diagnosa/masalah, Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi. BAB IV :
PEMBAHASAN Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.
BAB V :
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1
KONSEP TEORI IMUNISASI 2.1.1
Pengertian Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti resisten atau kebal. Imunisasi
merupakan
suatu
program
yang
dengan
sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat mempunyai suatu sistem memori (daya ingat). Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 7) Istilah-Istilah : 1. Vaksin :
Suatu
suspensi
mikroorganisme
hidup
yang
dilemahkan atau mati atau bagian antigenik agen ini yang
diberikan
pada
hospes
potensial
untuk
menginduksi. 2. Toksiod :
Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat nontoksis tetapi mempertahankan kemampuan untuk merangsang pembentukan antitoksin.
3. Globulin imun :
Suatu larutan yang mengandung antibodi yang berasal dari darah manusia, yang diperoleh dengan fraksionasi etanol dingin, kumpulan besar plasma dan digunakan terutama untuk mempertahankan imunitas orang-orang yang mengalami defisiensi imun atau imunisasi pasif, tersedia dalam preparat intramuskular dan intravena.
4. Antitoksin
:
Antibodi yang berasal dari serum binatang, dari rangsangan binatang, dengan antigen spesifik yang digunakan untuk memberikan imunitas pasif.
(Nelson,2000) Kandungan Antigen : Vaksin hidup yang dilemahan (BCG, OPV, Campak, MMR, Varicela, Tipus ora). Vaksin inactive : Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh, sebagian sel (Hep. A, B, DPT2T, Tipus Inj, IPV HIB) Program : Perkembangan Program Imunisasi (PPI) : Hep. B, BCH, Anti Polio, DPT, Campak. Non PPI : Hib, Hep. A, MMR, Varicela. (Burhan Hidayat, 2001 : 125) 2.1.2
Tujuan Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak , yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain : a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular. c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian). (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5)
2.1.3
Manfaat Imunisasi a. Untuk Anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Untuk Keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)
2.1.4
Sasaran a. Jenis penyakit yang dapat dicegah : Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hep. B, Hep. A, Meningitis, Haemophilus Influenza tipe b, Kolera, Rabies, Japanese encephalitis, tifus abdominalis, Rubella, Varicela, Pneumoni Pneumokokus, Parotitis epidemika. b. Jenis penyakit menular masuk program imunisasi : Tuberculosis, Difteria, Pertusis, Polio, Campak, Tetanus, dan Hepatitis. ( Depkes RI : 2005) Sasaran yang diimunisasi : Orang-orang yang beresiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, perlu diberi imunisasi. 1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja 2. Orang tua, manula 3. Top manager/eksekutif perusahaan 4. Calon jama’ah haji atau umroh 5. Orang yang akan bepergian ke luar negeri 6. dll (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)
2.1.5
Jenis Imunisasi a. Imunisasi Aktif Imunisasi aktif alami : tubuh anak aktif membuat sendiri zat antibodi yang akan bertahan selama bertahun-tahun bahkan seuimur hidup – sakit campak. Imunisasi aktif buatan / didapat : tubuh anak tidak membuat sendiri antibodi tetapi mendapatkan suntikan dari luar sehingga
tubuh dirangsang untuk membentuk antibodi – pemberian imunisasi. b. Imunisasi Pasif : Imunisasi pasif alami : dalam hal ini tubuh anak tidak membentuk antibodi sendiri tetapi mendapatkan langsung dari ibunya
misalnya
kekebalan
terhadap
penyakit
tetanus
neonaturum. Imunisasi pasif buatan atau didapat : tubuh anak memperoleh kekebalan dari luar misalnya melalui penyuntikan dengan ATS atau ADS. (http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasivaksinasi.intra.html)
2.1.6
Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan vaksin : a. Kerusakan vaksin terhadap suhu Masing-masing vaksin mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap suhu yang tidak tepat. Paparan suhu yang tidak tepat mengakibatkan umur penggunaan vaksin berkurang. b. Kerusakan vaksin terhadap sinar matahari atau sinar ultraviolet Semua vaksin akan rusak jika terkenaa sinar matahari langsung serta sinar ultraviolet. Vaksin yang tidak habis pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit, dan praktek swasta) dapat dipergunakan lagi pada pelayanan hari berikutnya, dengan beberpa syarat : 1. Vaksin belum kadaluarsa 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC 3. Tidak pernah terendam air 4. Sterilitasnya terjaga
c. Masa pakai vaksin yang sudah dibuka No Vaksin Masa Pakai 1. BCG 3 jam 2. Campak 6 jam 3. Polio 2 minggu 4. DPT?HB 4 minggu 5. DT 4 minggu 6. TT 4 minggu (Buku Acuan Imunisasi Dasa Bagi Pelaksana Imunisasi,2008)
2.1.7
Jadwal Imunisasi Pada Anak a. Program Pengembangan Imunisasi ( PPI diwajibkan) Vaksin BCG HB
Jadwal Pemberian Usia Ulangan/booster Melawan Waktu lahir – Tuberculosis Waktu lahir – dosis 1 1 tahun (pada bayi Hepatitis B 1 bulan – dosis 2
yang lahir denga Hep
6 bulan – dosis 3 DPT dan 3 bulan – dosis 1
B) 18 bulan – booster 1
Dipteria,
Polio
4 bulan – dosis 2
6 tahun – booster 2
Pertusis,
5 bulan – dosis 3
12 tahun – booster 3
Tetanus, dan
Campak
Polio 9 bulan – Campak (Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)
b. Program Imunisasi Non-PPI (dianjurkan) Vaksinasi MMR
Jadwal Pemberian 1-2 tahun
Ulangan/booster 12 tahun
Melawan Measles,
meningitis, Hib
3 bulan – dosis 1
rubella Hemophilus
18 bulan
4 bulan – dosis 2 Hepatitis A Cacar air
influenza
5 bulan – dosis 3 Tipe B 12-18 bulan – Hepatitis A 12-18 bulan – Cacar air (Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)
c. Program Imunisasi pada Wanita Usia Subur Imunisasi
Selang Waktu
Masa Perlindungan
Dosis
T1
-
-
0,5 cc
T2
4 minggu setelah T1
3 tahun
0,5 cc
T3
6 bulan setelah T2
5 tahun
0,5 cc
T4
1 tahun setelah T3
10 tahun
0,5 cc
T5
1 tahun setelah T4
25 tahun
0,5 cc
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan) d. Program Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar atau sederajat Anak Sekolah
Pemberian
Dosis
Kelas 1
DT 1x, Campak 1x
0,5 cc
Kelas 2
TT 1x
0,5 cc
Kelas 3
TT 1x
0,5 cc
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan) 2.1.8
Jenis-jenis Vaksin dalam Program Imunisasi a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine) Merupakan jenis vaksin yang dilemahkan. -
Untuk pemberian kekebalah aktif terhadap tuberculosa
-
Kemasan dalam ampul, beku kering.
b. Vaksin DPT Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi. -
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
-
Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.
c. Vaksin TT Vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. -
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
-
Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.
d. Vaksin DT Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan. -
Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.
-
Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.
e. Vaksin Polio Vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan. -
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
-
Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.
f. Vaksin Campak Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. -
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
-
Kemasan dalam vial, berbentuk beku kering.
g. Vaksin Hepatitis B Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan. -
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
-
Kemasan dalam vial dan prefill injection device, berbentuk cairan.
h. Vaksn DPT-HB -
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusif yang diinaktivasi, serta vaksin Hep. B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung Hb5A9 murni dan bersifat non infectious.
-
Kemasan dalam vial, warna vaksin putih keruh.
(http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasi/html)
2.2
KONSEP TEORI IMUNISASI CAMPAK 2.2.1
Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia secara terpisah. (http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html) Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif, dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja serta dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua sehingga merekalah yang menjadi target utama pemberian imunisassi campak. Vaksinasi campak di Indonesia termaasuk dalam imunisasi rutin, diberikan pada bayi umur 9 bulan. Kadar antibodi campak tidak dapat dipertahankan sampai anak menjadi dewasa. Pada usia 5-7 tahun, sebanyak 29,3% anak pernah menderita campak walaupun pernah diiimunisasi. diantaranya
Sedangkan
kelompok
yang mempunyai
10-12
tahun
hanya
50%
titer antibodi di atas ambang
pencegahan. Berarti, anak usia sekolah separuhnya rentan terhadap campak dan imunisasi campak satu kali saat bayi berumur 9 bulan tidak dapat memberi perlindungan jangka panjang. (dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk , 2010 : 83-84)
2.2.2
Kemasan Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam ampul. (http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html) a. 1 box vaksin terdiri dari 10 vial b. 1 vial berisi 10 dosis c. 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml d. Vaksin ini berbentuk beku kering (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 53)
2.2.3
Komposisi Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung : Virus Campak >= 1.000 CCID50 Kanamycin sulfat