Asuhan Keperawatan Gangguan Pembuluh Darah Perifer  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR PENYAKIT DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER MAKALAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 Dosen Pengampu : Egi Mulyadi, S.Kep, M.Kep Oleh : Kelompok : 9 (Sembilan) Nama Mahasiswa



NIM



Tanti Yuslianti



1941111044



Tasya Azahra



1941111063



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2020



KATA PENGANTAR



Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Penyakit Dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan



Pada Penyakit Gangguan Pembuluh Darah Perifer” ini dengan tepat



waktu. Materi ini merupakan salah satu bahasan dalam Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat mengaplikasikannya. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada Dosen Pembimbing.



Sukabumi, 17 September 2020



ii



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3 1.1



Latar Belakang....................................................................................................................3



1.2



Rumusan Masalah...............................................................................................................4



1.3



Tujuan..................................................................................................................................4



BAB II..................................................................................................................................................4 KONSEP PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER.......................................4 2.1



Definisi Peripheral Arterian Disease..................................................................................4



2.2



Etiologi..................................................................................................................................4



2.3



Manifestasi Klinis................................................................................................................5



2.4



Patofisiologi..........................................................................................................................6



2.4



Patway..................................................................................................................................6



2.5



Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................6



BAB III.................................................................................................................................................7 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER..............................................................................................................................7 3.1



Pengkajian............................................................................................................................7



3.2



Diagnosa Keperawatan........................................................................................................8



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Darah ialah cairan dalam sistem peredaran dalam manusia yang membawa beberapa materi. Darah berperan penting dalam sistem peredaran atau transportasi internal tubuh manusia dan hewan. Perpindahan zat-zat seperti bahan makanan, udara, sisa-sisa metabolism tubuh diangkut dalam darah. Dalam manusia,darah dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru sehingga terjadi proses peredaran darah atau kardiovaskular. Pada proses tersebut, terdapat organ pembuluh darah yang berfungsi sebagai jalan aliran darah. Pembuluh darah berbentuk seperti tabung kecil yang mempunyai fungsi sama seperti pipa air yang kita kenal sehari-hari. Pembuluh darah dalam manusia dibagi ke dalam 2 jenis yaitu pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena. Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah besar yang terdiri dari darah yang mengalir berasal dari jantung. Arteri mengangkut darah yang kaya akan oksigen (O2). Sedangkan pembuluh darah vena mengangkut darah kaya akan karbondioksida (CO2). Gangguan Vaskular yang disebabkan oleh proses aterosklerosis atau tromboemboli yang mengganggu struktur maupun fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi ekstremitas bawah ialah Peripheral Arterial Disease (PAD). Arteri yang terlibat adalah arteri aorto-iliaka, arteri femoralisdan polipeptia, arteri tibialis dan peroneal.



1.2 Rumusan Masalah Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan di bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain : a. Apa definisi Peripheral Arterial Disease (PAD) ? b. Apa penyebab Peripheral Arterial Disease (PAD) ? c. Bagaimana menifestasi Klinik dari Peripheral Arterial Disease (PAD) ? 1.3 Tujuan 1. Dapat mengetahui definisi Peripheral Arterial Disease (PAD) 2. Dapat mengetahui penyebab Peripheral Arterial Disease (PAD) 3. Dapat mengetahui menifestasi klinik dari Peripheral Arterial Disease (PAD) iv



BAB II KONSEP PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER 2.1 DEFINISI Peripheral Arterial Disease (PAD) ialah suatu penyakit dimana terganggunya atau tersumbatnya aliran darah dari atau ke jaringan organ. Sumbatan itu disebabkan oleh plak yang terbentuk di arteri yang membawa darah ke seluruh anggota tubuh. Plak ini terdiri atas lemak, kalsium, jaringan fibrosa, dan zat lain di dalam darah. 2.2 ETIOLOGI Peripheral Arterial Disease (PAD) umumnya merupakan akibat aterosklerosis yang mana terbentuknya plak pada pembuluh darah. Plak ini membentuk blok yang mempersempit dan melemahkan pembuluh darah. Penyebab lain Peripheral Arterial Disease (PAD) yaitu : 1. Gumpalan atau bekuan darah yang dapat memblokir pembuluh darah 2. Diabetes, dalam jangka panjang, gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Penderita DM juga memiliki tekanan darah yang tinggi dan lemak yang banyak dalam darah sehingga memercapat perkembangan aterosklerosis 3. Infeksi Arteri (arteritis) 4. Cedera, bisa terjadi bila kecelakaan, perokok 5. Hiperlipidemia, hipertensi, obesitas, dll. Faktor Resiko Faktor resiko untuk PAD termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sepertiga penderita diabetes diatas usia 50 tahun mengidap penyakit ini. Aktivitas resiko tinggi lainnya, seperti merokok, membawa penyakit lebih awal. Maka pasien PAD, yang sebaliknya mungkin pada usia 70 atau 80 tahunan, mungkin mulai merasakan gejala lebih awal pada 50 atau 60 tahunan. Minum kopi, Konsumsi Alkohol, Hipertensi, Diabetes Mellitus. 2.3 MANIFESTASI KLINIS v



Manifestasi klinis tersering dari penyakit arteri perifer adalah adanya : 1. Klaudikasio intermiten Yaitu suatu rasa nyeri, keram, baal, atau letih pada otot yang muncul dalam penggunaan otot untuk aktivitas, dan membaik saat keadaan istirahat, biasanya setelah 2-5 menit. 2. Critical limb ischemia Pasien akan mengeluh nyeri pada saat istirahat atau merasa dingin atau baal pada jari kaki dan kaki. Gejala ini lebih nyata pada saat tidur (posisi tungkai horizontal), dan membaik saat tungkai dalam posisi tergantung ke bawah. Ini dapat menjadi pembeda dengan kelainan pada vena pada tungkai. Pada gangguan aliran vena tungkai, rasa nyeri lebih nyata dalam posisi berdiri dan membaik saat tungkai dalam posisi elevasi. 3. Fenomena Raynaud Yaitu suatu iskemi digiti episodik dengan tampilan berupa perubahan warna jari-jari secara berurutan dari putih, sianosis, hingga kemerahan saat jari-jari tangan atau kaki terpapar suhu dingin dan kemudian hangat kembali. Warna putih atau pucat yang timbul saat terpapar suhu dingin atau menyentuh benda dingin merupakan gambaran fase iskemik dari fenomena ini akibat dari vasospasme arteriol pada jari-jari.



2.4 PATOFISIOLOGI Penyakit oklusif arteri kronik secara progresif akan menyempitkan lumen arteri dan meningkatkan resitensi terhadap aliran darah. Dengan meningkatnya resistensi, maka aliran ke jaringan luar di luar lesi akan berkurang. Jika kebutuhan oksigen pada jaringan tersebut melebihi kemampuan pembuluh darah untuk menyuplai oksigen, jaringan tersebut akan mengalami iskemia. Keparahan iskemia di sebelah distal dari sebuah lesi obstruktif tidak hanya bergantung pada lokasi dan luasnya oklusi, tetapi juga pada derajat aliran kolateral disekitar lesi. Untungnya, lesi aterosklerotik cendrung terlokalisir, dan perluasan terjadi bersamaan dengan berkembangnya sirkulasi kolateral. Pada lesi- lesiyang terkolisir, bagian distal arteri ini tetap paten; sehingga jalur alternatif dapat memintas lesi untuk mempertahan kan perfusi jaringan dibelakang lesi tersebut. Dengan meningkatnya resistensi aliran pada tempat obstruksi, tekanan pada bagian proksimal lesi meningkat sepadan dengan penurunan tekanan pada bagian distal lesi vi



Perbedaan tekanan ini akan melewati obstruksi dan mempermudah aliran melalui pembuluh darah koleteral. Pembuluh darah koleteral ini secara bertahap akan membesar. Meningkatnya kecepatan aliran melalui pembuluh darah koleteralakan merangsang perkembangan koleteral. Oklusi akut akan menyebabkan iskemia yang berat, karena tidak cukup waktu untuk embentuk jaringan koleteral. Kecukupan aliran koleteral juga akan terganggu pada penyakit yang menyerang koleteral tersebut.



2.4 PATHWAY Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta



Saraf simpatis ( Pelepasan kolekolamin )



Vasokontriksi



Peningkatan tekanan darah



Gangguan sirkulasi



Otak



Resistensi



Retina



Sistemik



Suply O2



Spasma artriole



Vasokintriksi



Sinkop



Diplopia



After load



Pembuluh Darah Otak



Nyeri Kepala



Gangguan Perfusi



Resti imjury/



Jaringan



ciendra vii



COP



2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG -



Uji fisik : Lemah atau tidaknya puls pada kaki.



-



ABI : (A. Bradial Index) membandingkan tekanan darah di kaki dan di tangan.



-



Foto Rontgen anggota gerak



-



Doppler Ultrasound : mengukur aliran darah ke vena dan arteri dengan wund wafe



-



Magnetik Resonance Angiogram ( MRA )



-



Arteriogram



-



Blood test.



2.6 PENATALAKSANAAN 1. Terapi Non-farmakologi 2. Terapi suportif 3. Terapi intervensi 4. Terapi Farmakologi Dapat diberikan : -



Aspirin 81-125 mg



-



Clopidogrel 75 mg



-



Pentoxifiline1,2 g



-



Cilostazol 100 mg



-



Ticlopidine 500 mg



Obat-obatan tersebut dalam penelitian dapat memperbaiki jarak berjalan dan mengurangi penyempitan.



viii



BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER



3.1 PENGKAJIAN a. Identitas Nama



: Ny. Sunyi



Umur



: 50 tahun



Alamat



: Jl. Selabintana Gg. Cimanggah



Jenis kelamin



: Perempuan



Pekerjaan



: Penjual ikan



Agama



: Islam



Suku/ Bangsa



: Sunda, Indonesia



Pendidikan terakhir



: SMP sederajat



Status perkawinan



: Sudah menikah



Tanggal masuk RS



: 16 September 2020



Diagnosa medis



:



Identitas Penanggung Jawab Nama



: Ny. Turni



Umur



: 43 tahun



Alamat



: Jl. Selabintana Gg. Cimanggah



No. Telp



: 0877-7060-5967



Hubungan dengan pasien : Saudara klien ix



b. Riwayat Kesehatan 1. Alasan Masuk Rumah Sakit 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Kesehatan Sekarang Ny. Sunyi datang ke IGD pada hari Senin, 17 September 2020 jam 03.00 wib dengan keluhan pusing dengan skala 8, demam, mual, muntah. TD 100/70 mmHg, Nadi 89x/menit, RR 24x/menit, Suhu 39° C, dan terpasang kanul oksigen. Saat pengkajian di ruangan hari Senin 17 September 2016 jam 08.00 wib, pasien mengeluh pusing dengan TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 38° C. Nyeri kepala skala 6 (P: Nyeri kepala; Q: Hilang timbul; R: di kepala bagian belakang; S: Skala ). 4. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit 6. Genogram



x



Laki-laki



Perempuan



Laki-laki meninggal



Pasien



7. Riwayat Keluarga Tidak memiliki riwayat penyakit c. Pengkajian pola kebiasaan sehari-hari NO. 1.



KRITERIA



SEBELUM SAKIT



SELAMA SAKIT



Pola nutrisi : a. Makan



Frekuensi



makan Frekuensi makan x/hari,



2x/hari, habis dalam habis setengah porsi, satu



porsi,



bentuk bentuk makanan bubur,



makanan padat ( nasi ) sayur dan buah, nafsu makan menurun. Frekuensi minum 8 gelas b. Minum



dalam



sehari,



jumlah keseluruhan 2 liter/hari,



jenis



minuman bermacam –



Frekuensi



kurang lebih hanya 6 gelas, jenis air putih, tidak habis dalam sekali minum.



macam. 55 kg



52 kg



165 cm



165 cm



xi



minum



c. Berat badan 2.



Tinggi badan Pola eliminasi : a. BAB



Frekuensi BAB tidak Frekuensi BAB tidak menentu, padat,



konsistensi menentu,



warna



coklat



feces encer,



konsistensi warna



kekuningan, coklat



tidak ada kesulitan.



dibantu



feces



kekuningan, orang



lain,



menggunakan pampers. Frekuensi



BAK



5-



6x/hari, warna kuning b. BAK



bening, bau khas, tidak ada kesulitan.



xii



Frekuensi



BAK



3-



4x/hari, warna kuning pekat,



bau



khas,



menggunakan pampers.



3



Personal hygiene : a. Mandi



Frekuensi



mandi Frekuensi mandi 1x/hari



2x/hari, menggunakan ( di lap ), menggunakan air biasa, dilakukan air hangat, di bantu oleh secara mandiri. Frekuensi



orang lain.



keramas Belum keramas



2x/hari



b. Keramas



Frekuensi menggunting kuku 1x/ Belum



4.



c. Menggunting kuku Pola istirahat tidur :



kuku.



minggu.



a. Waktu tidur malam 21.00 – 04.00 b. Waktu tidur siang 5.



20.00 – 05.00



Kadang – kadang



Tidak ada c. Kesulitan Pola olahraga dan Setiap pagi aktivitas



selalu



Tidak menentu Sering terbangun klien Tidak



pergi



unggas



miliknya



dengan



berjalan kaki kira kira sejauh 800 meter dari



d. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum



: Lemah



2) Kesadaran



: Composmentis



3) Tanda-tanda vital



: TD : 100/70mmHg N : 89x/menit RR : 24x/menit Suhu: 38°C



Pemeriksaan fisik persistem 1) Kepala 13



pernah,



klien



ke mengeluhkan nyeri otot.



peternakan



rumahnya.



menggunting



Inspeksi : Kepala terlihat simetris, rambut pasien berwarna hitam, tidak ada kutu rambut, tidak ada lesi Palpasi : Kepala pasien tidak terdapat fraktur pada tulang cranium, tidak terdapat benjolan 2) Mata Inspeksi : Mata pasien simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat ikterik Palpasi : Tidak terdapat benjolan, konjungtiva tidak anemis 3) Hidung Inspeksi : hidung pasien simetris, tidak ada lesi, tidak terjadi penumpukan seruman Palpasi : tidak terdapat fraktur, tidak terdapat lesi, tidak terdapat benjolan 4) Mulut Inspeksi : mukosa tidak kering, gigi pasien bersih, tidak terdapat lesi, mulut pasien bersih 5) Dada Inspeksi : Dada terlihat simetris, tidak terdapat kelainan bentuk tulang belakang, tidak terdapat retraksi Palpasi : Tidak terdapat benjolan, terdapat nyeri pada dada, Perkusi : Bunyi dada simetris Auskultasi : Bunyi nafas antara paru-paru kanan dan kiri sama 6) Abdomen Inspeksi : Perut pasien simetris, tidak terdapat lesi, tidak terlihat benjolan Auskultasi : Peristaltik 12x/menit Perkusi  : Bunyi abdomen timpani   Palpasi : Tidak terdapat benjolan 7) Ekstremitas a.   Ekstermitas atas : lakukan piiting edema pada bagian triseps , biseps 14



b.   Ekstermitas bawah :lakukan pitting edema pada bagian patela dan pergelangan kaki



e. PolaKognitif Perseptual 1) Aspek Psikologis - Konsep diri : Klien mengatakan bahwa dirinya berjenis kelamin perempuan, tujuannya sekarang adalah untuk sembuh.. - Kecemasan : Klien mengatakan bahwa dirinya cemas karena ia adalah seorang istri sekaligus seorang ibu jadi ketika ia sakit pun ia mencemaskan anak dan suaminya. Tetapi suaminya memberitahu agar dirinya tidak usah cemas dikarenakan kecemasan hanya akan membuat dirinya berpikir yang buruk-buruk dan tetntunya akan berpengaruh terhadap kondisi sahatannya. - Gambaran diri : Klien mengatakan dirinya sudah berusia lanjut dan sering kali merasa kelelahan jika melakukan aktifitas sehari-hari. - Ideal diri : Klien sadar akan kondisi dirinya yang tidak seperti biasanya, jadi ia pun berusaha untuk membuat dirinya dapat melakukan aktifitas seperti biasanya. - Peran diri : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang istri, dan sudah memiliki anak, dan harus bisa membimbing anak-anaknya. - Harga diri : Klien mengatakan kondisinya tidak baik sekarang, tetapi dia yakin jika dia akan lebih baik jika mengikuti prosedur yang sudah di tetapkan. 2) Aspek sosial Klien mengatakan dirinya sewaktu sehat menjadi ibu yang memperhatikan keluarganya terutama anak-anaknya. Dan ia pun aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungannya seperti arisan , atau kumpulan ibu-ibu lainnya. 3) Aspek spiritual 15



Klien beragama islam dan selalu melakukan ibadah shalat 5 waktu, jadi klien pun merasa harus tetap beribadah meskipun sedang.



f. Penatalaksanaan Medis 1) Observasi - Keadaan Umum : Lemah - Kesadaran



: Composmentis



- Tanda-tanda Vital : TD : 100/70mmHg N : 89x/menit RR : 24x/menit Suhu: 38°C



g. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Jenis Pemeriksaan



Hasil



Nilai Normal



Keterangan



Leukosit



7.8



 (4.4–11.3) g/dL



Normal



Trombosit



4.60



 (4.10–5.10)



Normal



5.0



g/dL  (12.3–15.3)



Abnormal



Hemoglobin



g/dL 2. Obat-obat yang digunakan Nama obat Amlodipine Amitriptylin Clomipramin



Dosis 10 mg 10mg 10mg



Waktu pemberian (per hari) 1 x 10 mg 3x 10mg 3x 10mg



Bentuk obat Tablet Tablet Tablet



3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan sekunder dari adanya oklusi pembuluh darah perifer. 16



2. Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adanya ulkus dan gangrene ekstremitas sekunder akibat terhentinya alirah darah ke ekstremitas. 3. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan nyeri dan kram pada kaki. 4. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan Kesehatan. 3.3 INTERVENSI / PERENCANAAN



No 1



Diagnosa



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi



Keperawatan Nyeri kronis NOC:



NIC:



1.    Pemahaman



berhubungan



Melakukan



dengan



secara komprehensif termasuk pengkajian myeri kondisi



infeksi



dan lokasi



pengkajian



Rasional



mengkaji



kerusakan



mempengaruhi



pada saraf



nyeri memberikan untuk



myeri Melakukan



kulur



klien



yang secara



meningkatkan



rasa komprehensif analgetic termasuk



mengurangi



nyeri kaji kulur yang mengembangkan



tentang managemen nyeri 1 2 3 4 5 3



managemen



aliran



darah



rasa nyeri berikan membantu analgetik



penyakit Tanda



aktivitas



lokasi tubuh membantu



memonitor penerimaan pasien mempengaruhi



Indikator Manfaat



tentang



untuk mengurangi rasa



mengurangi nyeri



nyeri



 monitor penerimaan



dan



3



gejala



pasien



tentang



managemen nyeri



mmemburukn ya penyakit Manfaat



3



latihan yang di 2



anjurkan Intoleransi 1.   Membantu



klien



untuk Membantu



klien Pemahaman



Aktivitas



mengidentifikasi aktivitas yang untuk



klien



berhubungan



mampu



latihan



dengan



untuk



dilakukan memilih



membantu mengidentifikasi aktivitas aktivitas 17



tentang aktivitas



yang membantu



gangguan



konsisten yang sesuai dengan mampu dilakukan



muskuloskele



kemampuan fisik, psikologi, sosil bantu



tal kronis



membantu klien untuk membuat memilih aktivitas



untuk aktifitas fisik



jadwal latihan diwaktu luang konsisten memonitor Indikator Manfaat



yang



respon sesuai



fisik,emosi,socil,dan spiritual



dengan



kemampuan fisik, psikologi,



1 2 3 4 5 3



sosil



bantu klien untuk



manage



membuat



men



latihan



diwaktu



luang



monitor



penyakit Tanda



mngembangkan



3



jadwal



respon



dan



fisik,emosi,socil,d



gejala



an spiritual



mmemb uruknya penyakit Manfaat



3



latihan yang



di



anjurkan



3



Resiko



Menyediakan ruang yang aman Sediakan



cedera



untuk



berhubungan



keluarga untuk menemani pasien



dengan



meminimalkan



gangguan



merangsang rasa nyeri



fungsi psikomotor



pasien



Indikator Manfaat



ruang Pasien



mampu



menganjurkan yang aman untuk memahami aktivitas



1 2 3 4 5 3



pasien



anjurkan perubahan status



yang keluarga



untuk kesehatan



menemani pasien



pasien



minimalkan



dari cidera



aktivitas



yang pasien



terbebas mampu



manage



merangsang rasa memahami



men



nyeri



penyakit Tanda



hal



halyang



menyebabkan



3



cedera



dan gejala 18



mmemb uruknya penyakit Manfaat



3



latihan yang 4



di



Intoleransi



anjurkan Membantu



aktivitas



mengindentifikasi aktivitas yang mengindentifikasi



berhubungan



disukai pasien membantu pasien aktivitas



untuk Membantu untuk1.    Mampu



dengan gaya untuk



yang aktivitas



mengidentifikasi disukai pasien



hidup kurang kekurangan dalam beraktivitas bergerak          membantu



pasien 



bantu



aktivitas



fisik



tanpa



kekurangan dalam disertai



1 2 3 4 5 3



beraktivitas bantu peningkatan pasien 



untuk tekanan



manage



mengembangkan



men



motivasi diri dan



penyakit Tanda



hari dalam



mengembangkan motivasi diri mengidentifikasi Indikator Manfaat



sehari-



pasien berpsrtisipasi



untuk untuk



dan penguatan



melakukan



darah



nadi,RR



penguatan



3



dan gejala mmemb uruknya penyakit Manfaat



3



latihan yang  5



Gangguan



di



anjurkan Menggunakan pedekatan yang Menggunakan



rasa nyaman menyenangkan menemani pasien pedekatan berhubungan



untuk



memberikan



dengan gejala dan



yang mengontrol



keamanan menyenangkan



mengurangi



takut temani



Mampu kecemasan



pasien 2.   mengontrol nyeri



terkait



mendengarkan dengan penuuh untuk



status



penyakit



perhatian



kenyamanan



memberikan 19



Indikator Manfaat



1 2 3 4 5 3



keamanan



dan meningkat



mengurangi takut



manage



dengarkan dengan



men



penuh perhatian



penyakit Tanda



3



dan gejala mmemb uruknya penyakit Manfaat



3



latihan yang



di



anjurkan



20



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Peripheral Arterial Disease (PAD) dipercaya sebagai angguan Vaskular yang disebabkan oleh proses aterosklerosis atau tromboemboli yang mengganggu struktur maupun fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi ekstremitas bawah Arteri yang terlibat adalah arteri aorto-iliaka, arteri femoralisdan polipeptia, arteri tibialis dan peroneal. Penyebab umumnya akibat aterosklerosis yang mana terbentuknya plak pada pembuluh darah. Plak ini membentuk blok yang mempersempit dan melemahkan pembuluh darah. Dan ada beberapa diagnose keperawatan yang muncul pada penyakit ini dan kita sebagai tenaga keperawatan diharuskan mampu untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat agar klien dengan kasus ini cepat pulih Kembali.



21



DAFTAR PUSTAKA Amin, Hardhi.(2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA.Ed I.Media Action :Yogyakarta Antono,D.(2013). Buku ajar ilmu penyakit dalam,Ed. VI. penghimpunan Dokter spesialis penyakit dalam indonesia Greager.(2009). Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC:Jakarta Poredos.(2007).Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC:Jakarta



22