Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Depresi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN DEPRESI



OLEH : JESLIN TARRUA C1714201080 IIIB



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2019/2020



A.



Pengertian Depresi merupakan suatu gangguan mood. Mood adalah suasana perasaan yang m eresap dan menetap yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunia(Sadock & Sadock, 2007). Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelan jutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting of personality), prilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari Dadang, 2001). Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Wahyulingsih dan Sukamto, 2004). Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal, tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. (Suryantha Chandra, 2002:8)



B. Etiologi Etiologi diajukan para ahli mengenai depresipada usia lanjut (Damping, 2003) adalah: a. Polifarmasi Terdapat beberapa golongan obat yang dapatmenimbulkan depresi, antara lain: an algetika, obatanti inflamasi nonsteroid, antihipertensi,antipsikotik, antikanker, ansiolitika,danlain-lain. b. Kondisi medis umum Beberapa kondisi medis umum yang berhubungandengan depresi adalah gangguan endokrin,neoplasma, gangguan neurologis, dan lain- lain. c. Teori neurobiology Para ahli sepakat bahwa faktor genetik berperanpada depresi lansia.Pada beberapa penelitian juga ditemukan adanya perubahan neurotransmiter pada depresi lansia, seperti menurunnya konsentrasi serotonin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, serta meningkatnya konsentrasi monoamin oksidase otak akibat proses penuaan. Atrofi otak juga diperkirakan berperan pada depresi lansia. d. Teori psikodinamik Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri.Akibatnya terjadi perasaan bersalah ataumenyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak berguna,dan sebagainya. e. Teori kognitif dan perilaku Konsep Seligman tentang learned helplessnessmenyatakan bahwa terdapat hubungan antarakehilangan yang tidak dapat dihindari akibat prosespenuaan seperti keadaan tu buh, fungsi seksual, dansebagainya dengan sensasi passive helplessness padapasien u sia lanjut. Salah satu teori psikologis tentang terjadinya gangguan depresif adalah terjadinya distorsi kognitif. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana interpretasi seseorang terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang dialaminya.



f. Teori psikoedukatif Hal-hal yang dipelajari atau diamati individu padaorang tua usia lanjut misalnya ketidakberdayaanmereka, pengisolasian oleh keluarga, tiadanya sanaksauda ra ataupun perubahan-perubahan fisik yangdiakibatkan oleh proses penuaan dapat memicu terjadinya depresi pada usia lanjut. D. Manifestasi Klinik Individu dengan depresi juga harus mengalami paling sedikit empat gejala tambahan yang ditarik darisuatu daftar yang meliputi perubahan-perubahan dalamnafsu makan atau berat badan, tidur, dan aktivitaspsikomotorik; energi y ang berkurang; perasaan tidakberharga atau bersalah; kesulitan dalam berpikir,berkonsen trasi, atau membuat keputusan; ataupemikiranpemikiran berulang tentang kematian ataupemikiran, rencana-rencana, atau usaha untuk bunuhdiri (American Psychiatric Association). Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-gejala depresi lain pada lanjut usia: a. Kecemasan dan kekhawatiran b. Keputusasan dan keadaan tidak berdaya c. Masalah-masalah somatik yang tidak d. Iritabilitas e. Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis ataudiet f. Psikosis Manifestasi depresi pada lansia berbeda dengandepresi pada pasien yang lebih muda.Gej ala-gejala depresi sering berbaur dengan keluhan somatik.Keluhan somatik cenderung lebih dominan dibandingkan dengan mood depresi. Gejala fisik yangdapat menyertai depresi dapat bermacammacam seperti sakit kepala, berdebar-debar, sakit pinggang,gangguan gastrointestinal dan sebagainya. Sedangkan menurut Greg Wilkinson, tanda dan gejala depresi terbagi atas: 1) Suasana Hati - Sedih - Kecewa - Murung - Putus Asa - Rasa cemas dan tegang - Menangis - Perubahan suasana hati - Mudah tersinggung 2) Fisik - Merasa kondisi menurun, lelah - Pegal-pegal - Sakit - Kehilangan nafsu makan - Kehilangan berat badan - Gangguan tidur - Tidak bisa bersantai - Berdebar-debar dan berkeringat - Agitasi - Konstipas



E.Tingkatan Depresi padaLansia Menurut Depkes RI tahun 2001 tingkatan depresi yaitu: a. Depresi ringan Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan minat, kesenangan dan mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaan diri kurang, perasaan salah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan dan perbuatan yang membahayakan diri, tidak terganggu dan nafsu makan kurang. b. depresi sedang kesulitan nyata mengikuti kegiatan social. Pekerjaan dan urusan rumah tangga c. Depresi berat tanpa gejala manic Biasanya Gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak berguna, keinginan bunuh diriGangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang. Menurut ICD 10, pada gangguan depresi ada 3 gejala utama yaitu: Mood terdepresi (suasana perasaan hati murung/sedih), - Hilang minat atau gairah, Hilang tenaga dan mudah lelah, yang disertai dengan gejala lain seperti: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Konsentrasi menurun, Harga diri menurun, Perasaan bersalah, Pesimis memandang masa depan, Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, Pola tidur berubah, Nafsu makan menurun



. F. Dampak Depresi Pada Lansia Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendirimaupun yang bersamaan dengan penyakit lainhendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh karenabila tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan memperburuk prognosis. Pada depresi dapat dijumpai hal-hal sepertidibawah ini (Mudjaddid, 2003): a. Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan penyakit kar diovaskuler. b. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat memperburuk penyakit kardiovaskular (Misal: peningkatan hormone adrenokortikotropin akan meningkatkan kadarkortisol). c. Metabolisme serotonin yang terganggu padadepresi akan menimbulkan efek trombo genesis. d. Perubahan suasana hati (mood) berhubungandengan gangguan respons imunitas termasukperubahan fungsi limfosit dan penurunan jumlah limfosit. e. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas selnatural killer. f. Pasien depresi menunjukkan kepatuhan program pengobatan maupun rehabilitasi.



yang



burukpada



Depresi pada lansia yang tidak ditangani dapatberlangsung bertahuntahun dan dihubungkan dengan kualitas hidup yang jelek, kesulitan dalam fungsi sosial dan fisik, kepatuhan yang jelek terhadap terapi, danmeningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat bunuhdiri dan penyebab lainnya (Unützer, 2007). Beberapapenel itian menunjukkan bahwa depresi pada lansia menyebabkan peningkatan penggunaan r umah sakitdan outpatient medical services (Blazer, 2003). G. Skala Pengukuran Depresi Pada Lanjut Usia Depresi dapat mempengaruhi perilaku dan aktivitas seseorang terhadap lingkungannya. Gejala depresi pada lansia diukur menurut tingkatan sesuai dengan gejala yang termanifestasi. Jika dicurigai terjadi depresi, harus dilakukan pengkajian dengan alat pengkajian yang terstandarisasi dan dapat dipercayai serta valid dan memang dirancang untuk diujikan kepada lansia. Salah satu yang paling mudah digunakan untuk di interprestasikan diberbagai tempat, baik oleh peneliti maupun praktisi klinis adalah Geriatric Depression Scale (GDS). Alat ini diperkenalkan oleh Yesavagepada tahun 1983 dengan indikasi utama pada lanjut usia, dan memiliki keunggulan mudah digunakan dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna. Instrument GDS ini memiliki sensitivitas 84 % danspecificity 95 %. Tes reliabilitas alat ini correlates significantly of 0,85 (Burns, 1999). Alat ini terdiri dari 30 poin pertanyaan dibuat sebagai alat penapisan depresi pada lansia. GDS menggunakan format laporan sederhana yang diisi sendiri dengan menjawab “ya” atau “tidak” setiap pertanyaan, yang memrlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelesaikannya. GDS merupakan alat psikomotorik dan tidak mencakup hal-hal somatik yang tidak berhubungan dengan pengukuran mood lainnya. Skor 0-10 menunjukkan tidak ada depresi, nilai 11-20 menunjukkan depresi ringan dan skor 21-30 termasuk depresi sedang/berat yang membutuhkan rujukan guna mendapatkan evaluasi psikiatrik terhadap depresi secara lebih rinci, karena GDS hanya merupakan alat penapisan. H. Penatalaksanaan Depresi a. Terapi fisik 1) Obat Secara umum, semua obat antidepresan sama efektivitasnya. Pemilihan jenis antidepresan ditentukan oleh pengalaman klinikus dan pengenalan terhadap berbagai jenis antidepresan. Biasanya pengobatan dimulai dengan dosis separuh dosis dewasa, lalu dinaikkan perlahan-lahan sampai ada perbaikan gejala. 2) Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Untuk pasien depresi yang tidak bisa makan dan minum, berniat bunuh diri atau retardasi hebat maka ECT merupakan pilihan terapi yang efektif dan aman. ECT diberikan 1- 2 kali seminggu pada pasien rawat nginap, unilateral untuk mengurangi confusion/memory problem.Terapi ECT diberikan sampai ada perbaikan mood(sekitar 5 - 10 kali), dilanjutkan dengan anti depresan untuk mencegah kekambuhan. b. Terapi Psikologik



1) Psikoterapi Psikoterapi individual maupun kelompok paling efektif jika dilakukan bersama- sama dengan pemberian antidepresan. Baik pendekatan psikodinamik maupun kognitif behavior sama keberhasilannya. Meskipun mekanisme psikoterapi tidak sepenuhnya dimengerti, namun kecocokan antara pasien dan terapis dalam proses terapeutik akan meredakan gejala dan membuat pasien lebih nyaman, lebih mampu mengatasi persoalannya serta lebih percaya diri. 2) Terapi kognitif Terapi kognitif - perilaku bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu negatif (persepsi diri, masa depan, dunia, diri tak berguna, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola pikir yang netral atau positif. Ternyata pasien usia lanjut dengan depresi dapat menerima metode ini meskipun penjelasan harus diberikan secara singkat dan terfokus. Melalui latihan-latihan, tugas-tugas dan aktivitas tertentu terapi kognitif bertujuan merubah perilaku dan pola pikir. 3) Terapi keluarga Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit depresi, sehingga dukungan terhadap keluarga pasien sangat penting. Proses penuaan mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi dari dominan menjadi dependen pada orang usia lanjut. Tujuan terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa, mengubah dan memperbaiki sikap/struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan pasien. 4) Penanganan Ansietas (Relaksasi) Teknik yang umum dipergunakan adalah program relaksasi progresif baik secara langsung dengan instruktur (psikolog atau terapis okupasional) atau melalui tape recorder. Teknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum seharihari. Untuk menguasai teknik ini diperlukan kursus singkat terapi relaksasi. Penanganan depresi dapat dilakukan pada lansia itu sendiri, keluarga lansia dan masyarakat, a. Diri Sendiri (Lansia) 1) Berfikir positif 2) Terbuka bila ada masalah 3) Menerima kondiri apa adanya 4) Ikut Kegiatan pengajian 5) Tidur yang cukup 6) Olahraga teratur 7) Optimis 8) Rajin beribadah 9) Latihan relaksasi 10) Ikut beraktivitas dan bekerja sesuai kemampuan



b. Keluarga 1) Dukung lansia tetap berkomunikasi 2) Ajak lansia berdiskuasi setiap minggu sekali 3) Mendengarkan keluahan lansia 4) Berikan bantuan ekonomi 5) Dukung kegiatan lansia 6) Ikut serta anak dan cucu merawat lansia 7) Memberikan kesempatan lansia beraktivitas sesuai dengan kemampuan c. Masyarakat 1) Sediakan sarana posbindu untuk pelayanan kesehatan lansia 2) Siapkan tempat dan waktu latihan aktivitas lansia 3) Support group



ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK ( REVISI) Tgl Pengkajian I.



: 31 juli 2020



Autoanamnese : ………………... Alloanamnese : …………………



DATA BIOGRAFI KLIEN A. IdentitasKlien Nama lengkap : Ny. N Agama : PROTESTAN Tempat/tgl. Lahir : mamuju 27 maret 1950 Jenis kelamin : PEREMPUAN Status perkawinan : IBU RT Diagnosa medis : DEPRESI Pendidikan terakhir : SMA Suku bangsa : RI Alamat Rumah : Jl polmas tobadak : B. Riwayat Keluarga 1. Pasangan Hidup/Mati : HIDUP Jikahidup Jikamati Nama (Inisial) : Tn M Sebabkematian :Umur : 72 Tahun kematian :Pekerjaan : PNS 2. Anak Jumlah anak : Dua Jumlah anak hidup : Dua Alamat : Jl. Polmas Jumlah anak mati :Sebabkematian :Keluarga yang dapat dihubungi Nama (Inisial) : Umur : JenisKelamin : Hubungan dengan klien : Alamat rumah/tlp : C. RiwayatPekerjaan 1. Pekerjaan sebelumnya : PNS 2. Pekerjaan saatini/sumber pendapatan : PNS D. Riwayat Keluarga (Genogram) dan Kesehatan Keluarga



II.



E. Riwayat Lingkungan Hidup Sekarang Tipe tempat rumah Jumlah kamar Jumlah tingkat Jumlah penghuni rumah Kondisi rumah



: permanen : 4 kamar :1 :6 : kondisi rumah tampak bersih



PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Penyakit serius/kronik



:



Perawatan di RS (alasan, bulan,tahun dan lamanya) : pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit Operasi (alasan, jenis operasi, bulan, tahun, tempat, hasil) : pasien mengatakan tidak pernah menjalani operasi B. Riwayat Kesehatan Sekarang Alergi Obat-obatan : Ny J mengatakan tidak memiliki alergi alergi terhadap obat-obatan Makanan : Ny J mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan apapun Lingkungan : Ny J mengatakan tidak memiliki alergi terhadap lingkungan Penyakit yang sedang diderita : Ny J mengatakan penyakit yang dideritanya sekarang adalah depresi Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : Nutrisi (diet 24 jam) : Masalah dalam pemenuhan nutrisi : BB dan TB *( TL ) Jika lansia bungkuk : IMT : Kesimpulan : III.



PEMERIKSAAN FISIK melalui TINJAUAN SISTEM A. KeadaanUm 1. Inspeksi : keadaan pasien tampak kurang baik 2. KeluhanUtama (saatini) : keluarga pasien mengatakan pasien sering mengeluh apabila pasien berkomunikasi dan sedang membaca karena pasien bermasalah dengan pendengarannya dan penglihatannya menurun dan pasien seringkali menangis. B. Sistem Integumen 1. Keadaan kulit secara umum : keadaan kulit pasien tampak bersih tidak ada lesi 2. Keadaan rambut : keadaan rambutpasien tampak beruban 3. Kuku : keadaan kuku pasien tampak bersih 4. Keluhan/Gangguan kulit : tidak ada 5. Lain-lain :C. Sistem Respirasi 1. Frekuensi pernafasan : 22 x/mnt 2. Suaranafas : didapat2an suara nafas Vesicular 3. Suara tambahan : tidak ada 4. Alat bantu pernafasan : tidak ada 5. Keluhan pada fungsi pernafasan : tiadak ada 6. Lain-lain :tidak ada D. SistemMuskuloskeletal 1. Bentuk tulang belakang : Normal 2. Tingkat mobilisasi : Mandiri 3. Pergerakan sendi : bebas 4. Kontraktur sendi : tidak ada 5. Uji kekuatan otot : kekuatan otot penuh 6. Refleks biseps : positif 7. Refleks triseps : positif 8. Reflex kuadriseps : positif 9. Keluhan pada otot dan sendi : tidak ada nyeri (-) 10. Lain-lain :E. SistemKardiovaskuler 1. Frekuensi nadi : 90x/menit 2. Frekuensi denyut jantung :3. Tekanan darah perifer :4. MAP :96 (sistol ditambah 2 diastol : 3) Kesimpulan : perfusi ginjal memadai



5. 6.



Kelainan bunyi jantung : tidak terdengar kelainan bunyi jantung Kelainan pembesaran jantung : tampak tidak ada kelainan dan pembesaran jantung 7. Tanda-tanda edema : tampak tidak ada edema 8. Tekanan vena jugularis : 5-2 mmh2O 9. Acral (warna, kehangatan) :10. Keluhan pada fungsi kardiovaskuler : tidak ada 11. Lain-lain :F. Sistem Gastrointestinal 1. Status gizisecaraumum : tampak gizi dan nutrisi pasien terpenuhi secara umum 2. Keadaan gigi : tampak gigi utuh dan tidak terpasang gigi palsu 3. Peristaltic dan bising usus : 8x/menit (normal 5-3x/menit) 4. Distensi abdomen : tidak ada 5. Konstipasi/obstipasi : tidak ada 6. Diare : tidak ada 7. Inkontinensia alvi : 8. Keluhan mual/muntah : tidak ada 9. Kemampuan mengunyah makanan : pasien mampu mengunyah makanan 10. Asupan diit (jenis dan frekuensi) : tidak dikaji 11. Lain-lain :G. SistemPerkemihan 1. Jumlah intake cairan / 24 jam : pasien mengatakan minum air sehari 5-7 gelas 2. Frekuensi berkemih dan jumlah output urine / 24 jam : pasien mnegatakan 3-5 kali buang air kecil 3. Warna urine : putih jernih 4. Bau urine : normal 5. Distensi kandung kemih : tidak dikaji 6. Tanda-tanda disuria : tidak dikaji 7. Poliuri : tidak dikaji 8. Anuri : tidak dikaji 9. Lain-lain :H. SistemPersyarafan 1. Paralisis : tidak ada (kemampuan) 2. Parese/hemiplegic :tidak ada( lemah tapi bisa digerakkan) 3. Reflex babinski :negative (reflex patologis, diperiksa dikaki) 4. Keluhan : tidak ada 5. Lain-lain :Penglihatan 1. Jelas atau kabur : tampak pasien mengeluh karena penglihatannya mulai menurun 2. Pandangan ganda : tidak ada 3. Jarak pandang untuk menulis dan membaca : >30cm 4. Lain-lain :Pendengaran : tampak pasien memiliki gangguan pada pendengarannya Pengecapan : Baik Penghiduan : Baik Lain-lain :I.



Sistem endokrin 1. Kelenjar getah bening leher, sub mandibula, dan sekitar telinga



: tidak dikaji



2. 3. 4. 5.



J.



Kelenjar tyroid Kelenjar getah bening axial / mammae Keluhan Lain-lain



: tidak dikaji :tidak dikaji : tampak tidak ada keluhan :-



Sistem Genito reproduksi 1. Kelainan pada genitalia eksterna 2. Keluhan mengenai fungsi genitalia dan seksualitas 3. Lain-lain



Nama Mahasiswa Yang Mengkaji NIM



: tampak tidak ada kelainan : tidak ada keluhan :-



: JESLIN TARRUA : C1714201080



IV.



PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL Modifikasi Indeks Kemandirian Katz Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun sebenarnya ia mampu.



No



Aktivitas



1.



Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan mengeringkan badan) Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya Memakan makanan yang telah disiapkan Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis) Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkan daerah bokong) Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan) Dapat mengontrol pengeluaran air kemih Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan membersihkan ruangan Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang sendiri) Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat) Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan, uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi) Jumlah



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.



Mandiri (1)



Tergantung (2)



1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 12



5



Analisis hasil :  Skor 13-17  Skor 0-12



: mandiri : ketergantungan



V. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF Mendeteksi adanya kerusakan Intelektual dengan menggunakan : Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat. Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien



No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Item pertanyaan Jam berapa sekarang? Jawab : jam 16:20 Tahun berapa sekarang? Jawab : 2020 Kapan bapak/ibu lahir? Jawab : 1875 Berapa umur bapak/ibu sekarang? Jawab : 84 Dimana alamat bapak/ibu sekarang? Jawab : jl polmas tobadak Berapa jumlah anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu? Jawab : 6 orang Siapa nama anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu? Jawab : jetty Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia? Jawab : 1945 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang? Jawab : jokowidodo Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 Jawab : 20, 19. 18. 17. 16. 15, 15, 13, 12, 11, 10, 9,8,7,6,5,4,3,2,1 Jumlah benar



Analisis hasil :  Skor benar 8-10  Skor benar 0-7



Benar 



Salah



         10



: tidak ada gangguan : ada gangguan



VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Skala Depresi Geriatric Yesavage. (GDS) Long Version atau Geriatric Depresion scale Keterangan :untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah pertanyaan (Ya/Tidak) mendapatkan nilai 1. Jika tidak cocok mendapatkan nilai 0. Status Psikologis (modifikasi Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1986)



No 1.



Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir : Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani?



2. 3. 4. 5.



Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Sering merasa bosan? Penuh pengharapan akan masa depan?



Ya Ya 1 1 1 1 Ya 1



Tidak Tidak Tidak Tidak



6.



Mempunyai semangat yang baik setiap waktu



7.



Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan?



8.



Merasa bahagia di sebagian besar waktu?



9.



Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda?



10. 11.



Sering kali merasa tidak berdaya? Sering merasa gelisah dan gugup?



12.



15. 16. 17. 18.



Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat? Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan dengan orang lain? Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? Sering kali merasa merana? Merasa kurang bahagia? Sangat kuatir terhadap masa lalu?



19. 20.



Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan? Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru?



Ya



21. 22.



Merasa dalam keadaan penuh semangat? Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan?



Ya



23. 24. 25. 26. 27. 28.



Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? Sering kali menjadi kesal oleh hal yang sepele? Sering kali merasa ingin menangis? Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Menikmati tidur? Memilih menghindar dari perkumpulan sosial?



0 0 0 0 Ya



29. 30.



Mudah mengambil keputusan? Mempunyai pikiran yang jernih?



Ya Ya 0



13. 14.



Ya



0



0



Tidak



Ya 1 1 0



Tidak 1 Tidak Tidak



1 1



Tidak 0 Tidak Tidak



Ya 1 1



1 Tidak Tidak Tidak 0 1 Tidak 1 0 Tidak 1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 Tidak 1 1



Jumlah



Keterangan : : terganggu  nilai 1 Analisis hasil : : normal  nilai 0 Analisis hasil :  Nilai 16-30 : depresi berat  Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedang  Nilai 0-5: normal VII : PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL LANSIA Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi Sosial lansia : Adaption, Patnership, Growth,Affection,Resolve ( AFGAR )



No 1. 2. 3. 4. 5.



PERNYATAAN Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk membantu pasa waktu sesuatu yang menyusahkan saya (Adaptasi ) Saya puas dengan keluarga saya membicara sesuatu dan mengungkapkan masalah saya ( Hubungan) Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresiakn afek dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai ( Afek ) Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama Jumlah Keterangan : Selalu : Nilai 2 Kadang-kadang Hampir tidak pernah



Selalu



KK 1



HTP



1 1 0 2 2



: Nilai 1 : Nilai 0



Kesimpulan : Skor : 0-3 : Disfungsi Keluarga sangat tinggi 4-6 : Disfungsi keluarga sedang 7-10 : Tidak ada disfungsi keluarga



Makassar,………………………… Mahasiswa Yang Mengkaji (JESLIN TARRUA)



3



0



DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4.



Gangguan persepsi sensorik : penglihatan b/d Gangguan persepsi sensorik : pendengaran b/d Ketidakefektifan koping b/d depresi Gangguan citra tubuh b/d koping



INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA Ketidakefektifan koping b/d stres



NOC NIC Setalah dilakukan tindakan Peningkatan coping : keperawatan selama 3x24 jam 1. Gunakan pendekatan yang diharapkan masalah tenang dan memberikan keperawatan dapat teratasi jaminan. dengan criteria hasil : 2. Berikan penilaian - Pasien memiliki koping mengenai pemahaman yang dan dapat pasien terhadap proses mengerti dengan penyakit keadannya. 3. Bantu pasien dalam mengidentifikasi respon positif dsri orang lain 4. Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan. 5. Dukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri.



Gangguan citra tubuh b/d koping



Setalah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan : keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji untuk tanda verbal dan diharapkan masalah non verbal kecemasan. keperawatan dapat teratasi 2. Berikan aktivitas pengganti dengan criteria hasil : yang bertujuan untuk - Pengurangan mengurangi tekanan. kecemasan pada lansia 3. Bantu pasien dan lansia dapat mengidentifikasi situasi merasa nyaman. yang memicu kecemasan 4. Pertimbangan kemampuan pasien dalam mengambil keputusan. 5. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai. 6. Dukung penggunaan mekanisme koping yang



sesuaGunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 7. Dengarkan klien



ANALISA DATA Data Ds : - keluarga pasien mengatakan pasien mudah tersinggung dan mudah menangis Do : - saat pengkajian pasien tampak sedih dan murung. Ds : - keluarga mengatakan pasien mudah cemas, keluarga pasien mengatakan pasien selalu curhat tentang keadaan yang dialaminya. Do : - saat dilakukan pengkajian pasien tampak cemas dan tampak sedih.



Etiologi Depresi



Masalah Ketidakefektifan koping



Koping



Gangguan citra tubuh



TERAPI MODALITAS 1. Terapi rekreasi Terapi rekreasi dapat dilakukan dengan melibatkan beberapa anggota keluarga untuk melakukan rekreasi seperti berlibur ke tempat wisata, mengunjungi saudara, melakukan aktivitas kelompok sepeti senam, berenang da lain sebagainya. Tujuan diterapkannya terapi rekreasi kepada lansia adalah untuk membuatnya tetap aktif, kreatif dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Dampingilah lansia dan ajaklah untuk melakukan terapi rekreasi yang ringan anmun tetap mengasikkan seperti berjalan ditaman atau olahraga di pag hari dan lain-lain. Buatlah lansia merasa tetap dibutuhkan dan jangan biarkan dia merasa bosan atau jenuh. 2. Terapi berkebun



Terapi berkebun atau hortikultura ternyata cukup efektif untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik.dalam sebuah penelitian yang dialkukan kepada 69 partisipan diajak untuk melakukan bercocok tanam diajak untuk melakukan bercocok tanam sebanyak sepekan sekali selama 12 pekan. Selama itu, lansia diajak untuk mengujungi taman yang berbeda-beda untuk berkebun dan sesekali mengikuti kelas seperti membuat kerajianan tangan menggunakan bunga. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terapi berkebun atau terapi hortikultura dapat meningkatkan kesejahteraan psikoligis para lansia, hal ini diungkapkan oleh peserta yang mengaku puas dengan kehidupannya. 3. Terapi keagamaan Terapi ini juga disebut dengan terapi religius yang mana tujuan utamanya adalah untuk mendamaikan jiwa dan membuat lansia semakin dekat dengan agama. Dalam sebuah penelitian yagn dilakukan oleh komariah dan kokom dalam Thesis yang berjudul “Terapi religius sebagai peningkatan motivasi hidup usia lanjut” di Universitas islam Negeri Gunung djati Bandung memaparkan bahawa sebagian besar lansia merasa mendapatkan motivasi hidup, ketenagaan dan kedamaian setelah rutin melakukan aktivitas keagamaan. Adapun contoh dati terapi keagamaan ini dapat berupa suatu kegiatan bakti social, sedekah, mengikuti pengkajian atau ceramah dan lain-lain. 4. Beberapa banyak yang kerepotan untuk merawat orang tua sering kali memilih panti jompo sebagai solusi untuk membuat orang tua menjadi lebih terawat. Padahal hal ini justru akan membuat orang tua merasa tidak lagi dibutuhkan dan disayangi lagi oleh anaknya. Terapi keluarga dihadirkan bersama dengan seluruh anggota seperti anak-anak dari orang tua tersebut. Jalinan kasih sayang dari anak kepada orang tua sangat dibutuhkan, berikanlah beberapa perhatian walau itu kecil. Harap diingatkan bahwa focus dari terapi keluarga buakanlah kepada individu saja melainkan kepada seluruh keluarga. 5. Terapi kognitif Terapi kognitif dilakukan untuk merangsang system kerja kognitif seperti car berpikir, mengambil keputusan dan membuat solusi dengan carat tap focus, aktif dan meningkatkan daya ingat yang lebih baik. Beberapa contoh permainan yang dapat mengasah otak lansia adalah menyusun puzzle, bermain catur atau bermain kartu. Beberapa pelayanan layanan jasa perawat lansia yang dapat membantu lansia untukmendapatkan seluruh terapi khusus lansia. Perawat lansia tidak hanya memberikan terapi saja melainkan juga bertanggung jawab dalam segala hal terhadap lansia yang ia rawat seperti memandikan, membuatkan makan, memberikan kegiatan untuk mengasah otak dan mengajaknya untuk melakukan kegiatan yang lansia inginkan.