Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Personal Hygiene [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE



OLEH : 1. Anggun Dyta Durrotunnisa 2. Iqbal Asegab 3. Maya Noviasari 4. Maharani Utami 5. Rakhmad Yusro Ramadhan 6. Rachmad Subarkah 7. Rudi Herdiyan Siswanto 8. Yulia Monica



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2017/2018



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat allah SWT karena atas rahmat dan karunianya makalah ini telah dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu di perbaiki,untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,sehingga dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.



Pringsewu, November 2017



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2 BAB I ........................................................................................................................................................ 4 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4 A.



Latar Belakang............................................................................................................................. 4



B.



Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4



C.



Tujuan ......................................................................................................................................... 5



BAB II ....................................................................................................................................................... 6 TINJAUAN TEORI ..................................................................................................................................... 6 A.



Definisi ........................................................................................................................................ 6



B.



Macam-macam personal hygiene ............................................................................................... 6



C.



Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ................................................................ 9



D.



Tanda dan gejala ....................................................................................................................... 11



E.



Gangguan personal hygiene pada lansia .................................................................................. 11



F.



Perawatan lansia aktif ............................................................................................................... 11



G.



Perawatan lansia pasif .............................................................................................................. 13



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................................................................... 14 A.



Kasus ......................................................................................................................................... 14



B.



Pengkajian ................................................................................................................................. 14



C.



Analisa data ............................................................................................................................... 19



D.



Diagnosa keperawatan ............................................................................................................. 22



E.



Rencana keperawatan .............................................................................................................. 22



BAB IV.................................................................................................................................................... 24 PENUTUP ............................................................................................................................................... 24 A.



Kesimpulan ............................................................................................................................... 24



B.



Saran ......................................................................................................................................... 24



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Dimana secara alamiah tingkat perkembangan kehidupan terdiri dari tiga tahapan yaitu, anak, dewasa, dan tua. Sedangkan menurut UU No 4 tahun 1945 seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain disebut dengan lansia. Seiring bertambahnya usia, kerentanan lansia terhadap penyakit kronis dan penyakit yang mengancam nyawa serta infeksi akut meningkat, dan menurunnya kekebalan tubuh memperburuk kondisi kesehatan para lansia. Kanker, penyakit jantung, diabetes, infeksi dan kesehatan mulut yang buruk, terutama kehilangan gigi dan kondisi periodontal yang parah, lebih banyak terjadi di kelompok usia ini (Gateaway, 2013). Dipandang dari sudut sosial, lansia dengan personal hygiene yang baik lebih dapat diterima di masyarakat dibandingkan dengan lansia yang memiliki personal hygiene yang kurang baik. Lansia dengan personal hygiene yang baikpun menurunkan resiko untuk terjadi penyakit infeksi. Kebutuhan akan personal hygiene harus menjadi prioritas utama bagi lansia, karena dengan personal hygiene yang baik maka lansia memiliki resiko yang rendah untuk mengalami penyakit infeksi(Gateaway, 2013). Upaya pemeliharaan personal hygiene meliputi kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, dan membersihkan gaun. Dalam upaya untuk menjaga personal hygiene ini, pengetahuan keluarga tentang pentingnya personal hygiene sangat diperlukan. Tindakan seseorang dapat dibentuk dengan pengetahuan atau kognitif, sehingga kognitif atau pengetahuan merupakan domain yang sangat penting.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari personal hygiene? 2. Apa saja macam-macam personal hygiene



3. Apa faktor yang mempengaruhi personal hygiene 4. Bagaimana tanda dan gejala gangguan personal hygiene? 5. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan personal hygiene



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian personal hygiene 2. Untuk mengetahui macam macam personal hygiene 3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi personal hygiene 4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan personal hygiene 5. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan personal hygiene



BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).



B. Macam-macam personal hygiene 1. Perawatan rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk semua usia. Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi kehilangan disebabkan karena praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai masalah rambut dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu: a. Ketombe Kelepasan kulit kepala di sertai gatal pada kasus berat. Ketombe dapat di temukan di alis. 



Implikasi Ketombe menyebabkan seseorang menjadi malu jika ketombe masuk masuk mata berkembang menjadi konjungivitis







Intervensi Bersampo secara teratur dengan sampo yang bermedikasi. Pada kasus berat, mintalah saran dokter



b. Pediculosis (kutu) Parasit abu-coklat. Kecil menggali liang ke dalam kulit dan mengisap darah 



Implikasi Kutu memindakan beberapa penyakitnya pada manusia. Penyakit yang paling umum adalah demam berbintik “rocky mountain” , tularemia, dan “limy”







Intervensi Jangan menarik kutu dari kulit karena alat penghisap akan tertinggal dan dapat terinfeksi. Mematikan kutu dengan pemberian setetes minyak atau eter pada kutu atau tutupi kutu dengan jeli petroianum untuk memudahkan pengangkatan



c. Pediculosis capitis (kutu rambut) Parasit ditemukan pada kulit kepala yang menempel pada helai rambut. Telur terlihat seperti [artikel oval mirip ketombe. Gigitan ataupustula dapat di obsrefasikan dibelakang telinga atau pada garis pertumbuhan rambut 



Implikasi Kutu rambut sulit untuk dipindahkan dan dapat menyebar ke peralatan dan orang lain jika tidak di obati.







Intervensi Bersampo dengan sampo kwell dan ulangi 12-24 jam setelahnya. Ganti linen tempat tidur. Cuci linen ke dalam air panas untuk membunu kutu.



d. Pediculosis corpolis (kutu badan) Parasit yang melekat pada pakaian sehinnga tidak mudah terlihat. Kutu darah akan menghisap darah dan meninggalkan telur pada pakaian dan badan 



Implikasi Klien gatal terus menerus, goresan terlihat pada kulit dapat terindeksi. Bintik hemorogik dapat terlihat pada kulit dimana kutu menghisap darah.







Intervensi Mandi keseluruan setelah kulit kering, gunakan lotion kwell. Setelah 12-24 jam , mandi lagi. Bungkus pakaian atau linen yang terdapat kutu tersebut



sampai di cuci dalam air panas. Bersihkan keseluruan dan buang kantong setelah selesai. e. Pediculosis pubis (kuku kepiting) Parasit di temukan pada ranbut pubis. Kutu kepiting berwarna putih-keabuan dan kaki berwarna merah 



Implikasi Kutu dapat menyebar melalui liner tempat tidur pakaian, atau pakaian atau diantara orang melalui kontak seksual







Intervensi Cukur rambut pada daeraht



yang terinfeksi. Intervensi pembersian



seperti pada interfensi untuk kutu badan. Jika kutu ditransmisi melalui kontak seksual beritahula pasangan f. Kehilangan rambut (alopesia) Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat pada bagian perifer garis



rambut.



Rambut



menjadi



rapuh



dan



patah,



kondisi



ini



di



sebabkan pengguna pengeriting rambut, produk rambut, pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir panas 



Implikasi Bidang-bidang



pertumbuhan



dan



kehilangan



rambut



yang



tidak



merata mengubah penampilan klien 



Interverensi Hentikan praktik perawatan



2. Perawatan mata, telinga dan hidung Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry, 2005). 3. Perawatan Kulit



Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan, sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam. Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak. Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005). 4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional (Potter dan Perry, 2005).



C. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah : 1. Faktor Pengetahuan Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, pengetahuan tersebut dapat bersifat intelektual (cara berpikir, berabstrak, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit. 2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya.



Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000). Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya. 3. Faktor Ekonomi Besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. 4. Faktor Budaya Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005). 5. Faktor Lingkungan Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005) 6. Faktor Citra Tubuh Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005) 7. Faktor Peran Keluarga Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).



D. Tanda dan gejala Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah: 1. Fisik Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi. 2. Psikologis Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. 3. Sosial Interaksi kurang, Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.



E. Gangguan personal hygiene pada lansia Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995). Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu: 1. Mereka yang masih aktif Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari – hari dapat terenuhi. 2. Mereka yang pasif Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.



F. Perawatan lansia aktif Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain: 1. Mandi Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.



2. Kebersihan mulut Kebersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. 3. Perawatan rambut Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan. 4. Perawatan kuku Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh. 5. Pakaian Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi. 6. Mata Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain: a.



Penglihatan menjadi ganda



b.



Bintik hitam atau ada daerah yang gelap



c.



Sakit pada mata



d.



Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek



e.



Mata yang kemerahan



f.



Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas



7. Lingkungan



Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.



G. Perawatan lansia pasif Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan, yaitu: a. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek b. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar otot badan tetap aktif dan menghindarkan pegal – pegal serta atrofi otot c. Letak tidur diatur antara lain : 



Letak guling dibawah lutut.







Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong.







Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri.







Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau papah.



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Kasus Ny.E, 51 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu dengan diagnosa medis DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit.



B. Pengkajian Tanggal Masuk



: 02 Desember 2011



Jam Masuk



: 09.00



Ruang/Kelas



: Lt. IV/3



No.Kamar



: 137



No.Register



: 0809



Data demografi Nama Pasien



: Ny.E



Tempat/tanggal lahir



: Jakarta,10 desember 1960



Umur



: 51



Jenis Kelamin



: Perempuan



BB/TB



: 55 Kg/158 cm



Status Perkawinan



: Kawin



Agama



: Islam



Suku Bangsa



: Indonesia



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Pedagang



Alamat Rumah



: Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran



Alamat Kantor



: Jl.Melati No.34 Pasar Rebo



Sumber Biaya



: Suami



Nama Suami



: Munajar



Pendidikan Suami



: SMA



Pekerjaan



: SATPAM



Riwayat kesehatan a. Tanggal mulai sakit 18 November 2011 b. Riwayat penyakit sekarang Klien datang ke rumah sakit dengan kondisi terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa tidak sembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP Fatmawati Jakarta c. Diagnosa medis DM dengan ganngrene pada dorsal pedis dengan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril d. Keluhan Klien mengeluh lemas, pusing dan merasa sakit pada daerah dorsal pedis yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringi e. Cara masuk RS  Brankar



: Klien masuk Rs dengan bantuan brankar



 Kursi



:-



 Lain-lain : f. Lain-lain



: Oksigen 2 liter/manit, dower chateter dan infuse terpasang sejak 3



desember sampai 13 desember 2011.



Pola kebiasaan sehari-hari Pola Aktivitas Di rumah : Melakukan aktivitas seperti biasa Di RS



: Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan perawat



Pengkajian fisik yang berhubungan dengan aktivitas : Kekuatan otot



: Tidak dikaji



Paralis



: Tidak dikaji



Terapi bedrest



: bedres dengan posisi semi fowler



Lain-lain



: DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka diganti sekali



sehari menggunakan prinsip steril Pola Nutrisi Rumah



RS



Frekuensi



: 3x l hari



3x lhari



Jenis



: nasi, lauk, dan sayur



Saat di rumah sakit Frekuensi



: 3x/hari



Jenis



: nasi, -1auk, sayur, -buah, dan susu



Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan nutrisi: Turgor kulit



: elastis



Kelembaban mukosa mulut



: lembab



Konjungtiva



: anemis



Lain-lain



:-



Pola Eliminasi BAB Rumah



Rs



Frekuensi



: I x sehari



I x sehari



Cara



: Mandiri



dibantu



Di WC



Di tempat tidur



Menggunakan



: ( ) Tissue (√) Air



BAK Rumah



Rs



Frekuensi : 6-7x/hari



1600 cc/hari



Cara



dibantu



: Mandiri Di WC



Di tempat tidur



Menggunakan: ( ) Tissue (√) Air ( ) Lain-lain Pola kebersihan Rumah



Rs



Kebiasaan mandi



: 2x sehari



I x sehari



Mencuci rambut



: lx 3hari



l x 3hari



Membersihkan gigi dan mulut



: I x sehari



1 x sehari



Mengganti pakaian



: I x sehari



1 x sehari



Membersihkan kaki dan kuku



: 1 x 2 minggu



1 x seminggu



Kebersihan kulit



: Tidak teratur



tidak teratur



Cara membersihkan



: Sabun



dilap dengan air



Keadaan Psikososial 1. Konsep diri a. Gambaran diri



: klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka



dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. b. Peran



: klien mengatakan perannya sebagai wanita karier.



2. Suasana hati



: terlihat cemas, gelisah dan sering melamun



3. Karakter



: supel, ramah, dan lemah lembut



4. Perkembangan mental: sesuai dengan manusia 5. Daya konsentrasi



: klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik



6. Sosialisasi



: bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain



Riwayat Kesehatan Linkungan 1. Kebersihan Rumah



: klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu



Lingkungan



: klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik



Polusi



: klien mengatakan rumahnya dekat pabrik



Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya



Pemeriksaan Fisik Rambut 



Tekstur



: kasar, kusam, dan berketombe







Warna



: hitam







Kebersihan



: rambut terlihat kotor







Distribusi



: merata







Kulit kepala



: kulit kepala kotor







Gatal



: klien mengatakan kepala terasa gatal,







Kebersihan



: klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,



Gigi dan mulut 



Kelengkapan gigi : sudah tidak lengkap dengan jurmlah 30 buah







Masalah gigi



: gigi berlubang, kuning, dan kotor







Kebersihan



: gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari belum gosok



gigi. 



Bau mulut



: ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya



bau. Kuku tangan dan kaki 



Bentuk kuku



: normal







Sudut antar kuku



: 180 derajat







Warna kuku



: putih pucat







Kebersihan



: kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan belum



memotong kuku selama 3 minggu Genitalia 



Kelainan



: tidak ada







Gatal



: tidak ada







Kemerahan



: tidak ada







Lesi



: tidak ada







Kebersihan



: bersih



Kulit 



Erithema



:-







Tekstur



: kasar dan kering







Turgor



: elastis







Jaundice



:-







Petechie



:-







Sianosis



: ada







Gatal



: ada







Kebersihan



: Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan sudah 2



hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka Kepercayaan Budaya 



Kebiasaan



: klien mengatakan jarang shalat 5 waktu







Pantangan



: klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit







Pengetahuan



: klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri







lain-lain



:-



Lain-lain Suami mengatakan klien 



sering menggaruk pada bagian kaki







tidak dapat berjalan seperti biasa



C. Analisa data No Data 1.



Masalah



Etiologi



DS:



Defisit perawatan



Kelemahan fisik



Klien mengatakan :



diri mandi







Kulit kepalanya terasa gatal







Sudah 3 hari belum keramas







selama sakit tidak boleh keramas







belum menggosok gigi



selama 3 hari 



malu bicara dengan orang lain karena bau mulut







malas gosok gigi karena terpasang infus







belum mandi selama 3 hari







merasa malu bertemu dengan orang lain karena bau badan







belum memotong kuku selama masuk RS







sudah terbiasa dengan kuku panjang



DO : 



Rambut klien terlihat acakacakan







Rambut klien Lengket dan berminyak







Rambut klien kasar, kusam dan berketombe







gigi terlihat kuning dan kotor







tercium bau mulut







kulit lengket dan kusam







terlihat daki pada kulit







kuku klien panjang







terdapat kotoran pada ujung kuku







terpasang dowe chateter







terpasang infus dan terdapat balutan luka pada dorsal



pedis 2.



DS: Klien mengatakan 



Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.







Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki







Suami mengatakan: 



Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya,







luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar



DO:  Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman 



klien terlihat meringis







Konjungtiva anemis







TTV







TD : 120/90 mmHg







N : 80 x/menit







Rr : 28x/menit







S



: 36,5 C



Kerusakan integritas kulit



Terputusnya kontin uitas jaringan



D. Diagnosa keperawatan 1.



Defisit perawatan diri mandi b.d kelemahan fisik



2.



Kerusakan integritsa kulit b.d terputusnya kontinuitas kulit



E. Rencana keperawatan No



dx. kep



Noc



1.



Defisit perawatan diri



Tujuan: 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam defisit perawatan diri mandi teratasi 2.



mandi b.d kelemahan fisik



Nic



KH: 1 



 















perawatan diri ostomi : tindakan pribadi mempertahankan ostomi untuk eliminasi perawatan diri : ktivitas kehidupan sehari hari (adl) mampu melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat bantu perawatan diri mandi : mampu untuk membersihkan diri sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu perawatan diri hygiene : mampu untuk mempertahankan kebersihan dan penampilan yang rapih secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu perawatan diri higiene oral : mampu



3.



4.



5.



6.



7.



Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan Tempat handuk, sabun, deodoran, alat pencukur, dan asesoris lainnya yang dibutuhkan disamping tempat tidur atau dikamar mandi Menyediakan artikel pribadi yang diinginkan (misalnya, deodoran, sikat gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan produk aroma terapi ) Menyediakan lingkungan yang terapetik dengan memastikan hangat, santai pengalaman pribadi, dan personal Memfasilitasi gigi pasien menyikat,



2.



Kerusakan integritsa kulit b.d terputusnya kpntunuitas kulit



untuk merawat mulut dan gigi secara 8. mandiri dengan atau tanpa alat bantu  mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk kekamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi  membersihkan dan mengeringkan tubuh  mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan higiene oral Tujuan: 1. Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas kulit dapat teratasi 2. Kriteria hasil : 1. integritas kulita yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) tidak ada luka atau lesi pada kulit 2. perfusi jaringan baik 3. menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang 4. mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami



3.



4.



5. 6.



7.



8.



sesuai Memantau pembersihan kuku, menurut kemampuan perawatan diri pasien



anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan pada tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi paien (rubah posisi pasien) setiap 2jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak atau baby oil pada daerah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Perawatan personal hygiene adalah perawatan pada kebersihan diri seseorang. Disini, perawat berkewajiban untuk membantu pasien yang tidak atau yang kurang mampu merawat personal hygienenya sendiri, dengan cara menyediakan alat dan bahan atau bahkan membantunya.



Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktorfaktor pribadi. Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya. Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri.



B. Saran Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa/i dan pembaca sekalian dapat memberikan perhatian terhadap lanjut usia. Pada mahasiswa/I keperawatan khususnya, diharapkan makalah ini menjadi referensi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik terutama pada lansia dengan gangguan personal hygiene, serta memberikan motivasi terhadap keluarga agar mampu merawat keluarganya yang lansia.



DAFTAR PUSTAKA Lynda, J, Carpenito. Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. 2001 Ida Samidah. Pengkajian Keperawatan. Makasar. 2003 Sri Rukmini, dkk. Teknik Pemeriksaan THT. EGC. Jakarta. 2000 Budi Anna Keliat, dkk. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC. Jakarta Boles. Buku Ajar Penyakit THT. EGC. Jakarta. 1997 Mickey Stanley, dkk. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006 Noor Kastani, S. Tamher. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendidikan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2009 Sisi Maryam, S dkk. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta. 2008