At (Mujahadah, Muraqabah) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MUJAHADAH DAN MURAQABAH



Makalah ini ditulis untuk di presentasikan sebagai tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf



DISUSUN OLEH Dinda titik agustin: NIM 2103086 Dosen Pengampu: Ahmat Jaelani,.S.Ud,M.Pd.



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MAMBA’UL HIKAM (STIT-MH) PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2022



1



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang mujahadah dan muraqabah Ada beberapa sumber yang kami gunakan sebagai referensi baik sumber buku maupun media masa seperti internet. Selain hal tersebut, kami menyadari masih banyak kesalahan-kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami memohon kritik dan saran yang dapat membangun sebagai acuan untuk lebih baik di masa yang akan datang. Demikian yang dapat kami sampaikan, akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Penulis,



2



DAFTAR ISI



3



BAB I PENDAHULUAN



4



B.Rumusan Masalah



5



BAB II PEMBAHASAN A. Mujahadah 1. Pengertian Mujahadah Mujahadah berasal dari kata bahasa Arab yang mempunyai makna berjuang.1Mujahadah adalah titik tolak yang juga merupakan permulaan baagi insan sebelum mencapai ke tingkat selanjutnya. Antara mujahadah yang paling asas adalah berusaha untuk mencari dan menuntut ilmu dari pada guru yang mursyid. Syarat untuk mujahadah mestilah seseorang yang ikhlas dan bersungguh-sungguh karena Allah SWT dan bukan karena sebab-musabab lain. Mujahadah bisa diartikan perjuangan batiniah menuju kedekatan diri kepada Allah SWT, dan ada juga yang mengartikan dengan perjuangan melawan diri sendiri, yakni melawan kekuatan pengaruh hawa nafsu yang menghambat seseorang untuk sampai kepada martabat utama, yakni “puncak ketaqwaan”. Mujahadah bisa dianggap sebagai kelanjutan dari jihad dan ijtihad. Seperti firman Allah yang termaktub dalam QS Ali Imron: 102.



‫يٰۤـ َاهُّي َا اذَّل ِ ۡي َن ٰا َمنُ ۡوا ات َّ ُقوا اهّٰلل َ َح َّق تُ ٰق ِت ٖه َواَل تَ ُم ۡوتُ َّن ِااَّل َو َانۡـمُت ۡ ُّم ۡس ِل ُم ۡو َن‬ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam”. Secara implisit, ayat tersebut menegaskan bahwa memperoleh hidayah kejalan yang dapat mengantarkan seseorang kepada Allah dan keridhoanNya adalah buah dari mujahadah (perjalanan ruhani manusia). Mujahadah merupakan sarana untuk memperoleh hidayah ruhani agar manusia sanggup melakukan perjalanan menuju 1



Mahmud Yusuf, Kamus Arab- Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Penafsiran Alqur‟an, Jakarta, 1972, hal 39



6



Allah dan keridhoanNya. Sedangkan hidayah merupakan permulaan dari takwa. Mujahadah mengantarkan seseorang kepada hidayah. Hidayah mengantarkannya



2



kepada takwa. Hanya saja, semua itu tidak dapat sempurna tanpa taufik dan pertolongan Allah. Oleh karena itu, Rasulullah menegaskan dalam sabdanya “Seorang pejuang adalah orang yang berjuan melawan hawa nafsunya dalam mencari ridho Allah”. Di dalam Al Qur‟an banyak ayat yang mengisyaratkan perlunya bermujahadah dalam mengendalikan hawa nafsunya. Antara lain tertera dalam surah Yusuf ayat 53 yang berbunyi :



ٌ ‫َو َمٓا ُابَ ّرُِئ نَفْيِس ْ ۚ ِا َّن النَّ ْف َس اَل َ َّم َار ٌة ۢ اِب ُّلس ْۤو ِء ِااَّل َما َر ِح َم َريِّب ْ ۗ ِا َّن َريِّب ْ غَ ُف ْو ٌر َّر ِحمْي‬ Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat olehTuhanku”.3 2. Dasar-dasar Mujahadah a) Firman Allah QS Al- Maidah ayat 35



‫ يِف ْ َس ِب ْيهِل ٖ لَ َعلَّمُك ْ تُ ْف ِل ُح ْو َن‬F‫ ِالَ ْي ِه الْ َو ِس ْيةَل َ َو َجا ِهدُ ْوا‬F‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُوا ات َّ ُقوا اهّٰلل َ َوابْ َتغ ْ ُٓوا‬ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya agar supaya kamu sekalian mendapat keberuntungan”. b) Firman Allah QS Al- Ankabut ayat 69



َ ‫ ِف ْينَا لَهَن ْ ِديَهَّن ُ ْم ُس ُبلَنَاۗ َوا َِّن اهّٰلل َ لَ َم َع الْ ُم ْح ِس ِننْي‬F‫َواذَّل ِ ْي َن َجاهَدُ ْوا‬



Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan 2



Sa‟id Hawwa, Perjalanan Ruhani Menuju Allah Sebuah Konsep Tasawuf Gerakan Islam Kontemporer, Era Intermedia, Solo, 2002, hal 226-227 3 Al Qur‟an Surat Yusuf Ayat 53, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al Qur‟an, Al Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, Jakarta, 1984, hal 357



7



Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. c) Firman Allah QS Al- Hajj ayat 78



‫و َن‬Fْ F‫َو َجا ِهدُ ْوا ىِف اهّٰلل ِ َح َّق هِج َا ِدهٖ ۗ ه َُو ا ْجتَ ٰبىمُك ْ َو َما َج َع َل عَلَ ْيمُك ْ ىِف ِّادل ْي ِن ِم ْن َح َر ۗجٍ مِةَّل َ َا ِب ْيمُك ْ ِا ْب ٰر ِهمْي َ ۗ ه َُو مَس ٰ ّىمُك ُ الْ ُم ْس ِل ِمنْي َ ۙە ِم ْن قَ ْبلُ َويِف ْ ه َٰذا ِل َي ُك‬ ُ ‫الز ٰكو َة َوا ْع َت ِص ُم ْوا اِب هّٰلل ِ ۗه َُو َم ْو ٰلىمُك ْ ۚ فَ ِن ْع َم الْ َم ْوىٰل َو ِن ْع َم النَّ ِصرْي‬ َّ ‫الص ٰلو َة َو ٰاتُوا‬ َّ ‫َّالر ُس ْو ُل شَ هِ ْيدً ا عَلَ ْيمُك ْ َوتَ ُك ْون ُْوا ُشهَدَ ۤا َء عَىَل النَّ ِ ۖاس فَ َا ِق ْي ُموا‬



Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenarbenarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian 3. Macam-macam Mujahadah Macam-macam mujahadah antara lain: a. Mujahadah Yaumiyah adalah mujahadah yang dilakukan secara berjamaah yang dilaksanakan setiap hari. b. Mujahadah Usbu‟iyyah Adalah mujahadah yang dilakukan secara berjamaah yang dilaksanakan seminggu sekali. c. Mujahadah Syahriyah adalah mujahadah yang dilakukan secara berjamaah dan dilaksanakan sebulan sekali. d. Mujahadah Ru‟busanah adalah mujahadah yang dilakukan secara berjamaah dan dilaksanakan tiga bulan sekali. e. Mujahadah Nishfusana adalah mujahadah yang dilakukan secara berjamah dan dilaksanakan setengah tahun sekali. f. Mujahadah Kubro adalah mujahadah besar-besaran yang dilakukan dalam bulan muharram dan bulan rojab dalam lingkungan pusat. g. Mujahadah Khusus adalah mujahadah yang dilakukan secara khusus, misalnya niat sebelum melaksanakan perkerjaan yang baik.



8



h. Mujahadah Non stop adalah mujahadah yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang mujahadah yang sudah ditentukan. i. Mujahadah Momenti/Waktiya adalah mujahadah yang dilaksanakan pada waktu tertentu yang diintruksikan oleh pengurus pusat.



4. Ciri-ciri Mujahadah An Nafs Ciri-ciri orang yang mempunyai sikap mujahadah an-nafs antara lain: a. Kemampuan untuk mengontrol perilaku, ditandai dengan kemampuan menghadapi situasi yang tidak diinginkan. b. Kemampuan menunda kepuasan diri. c. Kemampuan



mengantisipasi



perbuatan



yang tak



diinginkan melalui



pertimbangan secara objektif. d. Kemampuan menafsirkan suatu keadaan dengan memperhatikan sisi positifnya. e. Kemampuan mengontrol keputusan. 5. Contoh Perilaku Mujahadah An-nafs Contoh perilaku Mujahadah An Nafs adalah sebagai berikut : a. Mampu mengendalikan hawa nafsu saat melihat hal-hal yang disenangi. b. Mampu menguasai diri untuk tidak melakukan perbuatan dosa. c. Selalu ingat Allah SWT dalam kondisi apapun. d. Bersabar saat menghadapi masalah dan berusaha mencari solusinya. e. Memelihara lisan dari perkataan bohong, gunjingan, dan fitnah.



9



B. Definisi Muraqabah Muraqabah merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Karena dengan muraqabah inilah, seseorang dapat menjalankan ketaatan kepada Allah swt di manapun ia berada, hingga mampu mengantarkannya pada derajat seorang mukmin sejati. Dari segi bahasa muraqabah terdiri dari kata "‫ " رقة‬yang artinya adalah memerhati/melihat. Adapun muraqabah berarti jagaan/pengecaman. Karena sikap muraqabah ini mencerminkan adanya pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya. Muraqabah juga merupakan termasuk salah satu maqam (tingkatan sufi) dalam ajaran tasawuf. Maqam atau maqamat (tingkatan sufi) muraqabah terletak pada tingkatan ketiga dari empat tingkatan dalam derajat maqamat yaitu al Haqiqah.4 Muraqabah termasuk dalam kedudukan terpuji, pangkat yang paling mulia dan derajat yang paling tinggi. Muraqabah termasuk pada maqam ihsan seperti yang disabdakan Rasulullah saw ; “ Ihsan adalah pengabdian pada Allah swt seakan-akan engkau melihat-Nya. Walaupun engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”5 Adapun dari segi istilah, muraqabah adalah, suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Allah swt senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun.6 Dalam istilah Tasawwuf menurut al-Qusyairi arti muraqabah ialah keadaan seseorang meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi kita. Tuhan mengetahui seluruh gerak-geri kita dan bahkan apa-apa yang terlintas dalam hati kita diketahui Allah. Menurut Al-Murta„isy An-Naisaburi, muraqabah adalah



4



Dahlan Tamrin, Tasawuf „Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), h. 31-34. 5 H.R Muslim, Kitab al Arba„in al Nawawi, (Penerbit: Toko Kitab Salsayla, 676 H), h. 8. 6 http://rikzamaulan.blogspot.com/2009/muraqabah-sebagai-penyempurna.html



10



memelihara rahasia dengan memperhatikan yang ghaib, bersama setiap kejap mata dan lafal perkataan.7 Menurut al Sarraj, muraqabah merupakan hal yang mulia. Dalam pandangan al Sarraj, muraqabah adalah adanya pengetahuan dan keyakinan dari sang hamba kepada sang Khaliq bahwa Allah swt mengawasi apa-apa yang ada dihatinya dan siratan batinnya. Allah swt. juga mengawasi bisikan-bisikan tercela yang menyibukkan (menjauhkan) hati dari mengingat Allah swt. Jadi muraqabah menurut al Sarraj adalah kesadaran rohani sang hamba bahwa Allah swt. senantiasa mengawasinya.8 Menurut al Sarraj, ahli muraqabah itu dalam muraqabah terbagi menjadi tiga tingkatan. Yaitu: a. Tingkatan Ibtida‟ (memulai). Kelompok ini sebagaimana yang disebut oleh Hasan Ibn „Ali al Damaghani bahwa bagi sang hamba hendaknya senantiasa menjaga rahasia-rahasia hati karena Allah swt. selalu mengawasi setiap apaapa yang tersirat dalam batin. b. Ibn „Ata‟ mengatakan bahwa: “Sebaik-baik kalian adalah yang senantiasa mengawasi Yang Haq dan Yang Haq di dalam fana‟ kepada selain yang haq dan senantiasa mengikuti Nabi Muhammad saw dalam perbuatan, akhlak dan adabnya. Artinya, sang hamba memiliki kesadaran penuh bahwa sebaik-baik pengawasan adalah pengawasan Allah swt, tidak sedikit pun terbersit adanya pengawasan yang lain dan bagi hamba hendaknya ia lebur bersama-Nya. c. Tingkatan hal al Kubara (orang-orang agung). Yakni mereka yang senantiasa mengawasi Allah swt dan meminta kepada-Nya untuk mereka dalam bermuraqabah. Allah swt. sendiri sudah menjamin secara khusus hambahamba-Nya yang mulia itu untuk tidak mempercayakan mereka dan segala 7



Imam Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin 8, Penerjemah Isma„il Yakub, (Jakarta : C.V. Fauzan, 1979), h. 108. 8 Zainul Bahri, Menembus Tirai KesendirianNya, (Jakarta : Prenada ,Media, 2005), h.83



11



kondisi mereka kepada seseorang selain diri-Nya dan hanya Allah swt. saja yang melindungi mereka. Sebagaimana Hadis Nabi Muhammad saw. yang bermaksud :”Dari Abu Żar bin Jundub bin Junadah dan Abu „Abdurrahman Mu„aż bin Jabal Radiallahu Anhuma, dari Rasulullah Sallallahu „Alaihi Wasallam beliau bersabda,“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah kejelakan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan bergaul-lah dengan manusia dengan akhlak yang baik”. 9 1. Urgensi Sifat Muraqabah a. Suatu hal yang sudah pasti dari adanya sifat seperti ini adalah optimalnya ibadah yang dilakukan seseorang serta jauhnya ia dari kemaksiatan. Karena ia menyadari bahwa Allah swt senantiasa melihat dan mengawasinya. b. Urgensi lainnya dari sifat muraqabah ini adalah rasa kedekatan kepada Allah swt. Dalam Alquran pun Allah pernah mengatakan, “Dan Kami lebih dekat padanya dari pada urat lehernya sendiri.”10Sehingga dari sini pula akan timbul kecintaan yang membara untuk bertemu dengan-Nya. Ia pun akan memandang dunia hanya sebagai ladang untuk memetik hasilnya di akhirat, untuk bertemu dengan Sang Kekasih, yaitu Allah swt. c. Sesorang yang bermuraqabah kepada Allah, akan memiliki „firasat‟ yang benar. 4.Muraqabah merupakan sunnah perintah Rasulullah saw. Dalam sebuah hadis beliau mengatakan: Artinya :“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.”11 9



HR. Tirmiżi, dan dia berkata: Hadiś Hasan, Hadiś al Arba„in al Nawawi, 676 H: 15. Q.S Qaf : 50 : 16 11 HR. Tirmiżi, Kitab Sunan Tirmidzi, Bab Muasyaratun Nas, Juz 4, h. 10



12



Seorang ahli Tasawwuf yaitu Nasrabażi mengatakan bahwa Muraqabah akan menuntun kita ke jalan yang benar dan menjauhkan dari dosa karena selalu merasai diawasi oleh Allah swt. Adapun Tingkatan Muraqabah adalah :87 a. Muraqabatul Qalbi, kalbunya selalu waspada dan selalu diperingatkan agar tidak keluar dari kebersamaannya dengan Allah swt. b. Muraqabatul ruhi, Kewaspadaan dan peringatan terhadap ruh, agar selalu dalam pengawasan dan pengintaian Allah swt. c. Muraqabatus Sirri, Kewaspadaan dan peringatan terhadap sir, agar selalu meningkatkan amal ibadahnya dan memperbaiki perilakunya. Muraqabah merupakan sifat yang perlu wujud dalam mayoritas masyarakat muslim untuk melahirkan sebuah ummat yang bersih dari kemaksiatan sekaligus memperbaiki diri ke arah jalan yang diredhai oleh Allah sebagaimana yang kita lihat di zaman Baginda Nabi saw dan para sahabat. Muraqabah dalam hal-hal yang bersifat mubah, seperti menjaga adab-adab terhadap Allah, bersyukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita, bermuamalah yang baik kepada setiap insan, jujur, amanah, tanggung jawab, lemah lembut, perhatian, sederhana, berani dan lain sebagainya. Sehingga seorang muslim akan tampil dengan kepribadian yang menyenangkan terhadap setiap orang yang dijumpainya. Dan jadilah ia sebagai seorang dai yang disukai umatnya. 2. Sikap Muraqabah Dalam Alquran 1. Pengetahuan Allah tentang apa yang ada dalam hati kita. Artinya :“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa



13



yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”12 2.Pengetahuan Allah tentang setiap gerak-gerik kita, hingga dalam sujud sekalipun. Artinya :“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya



Dia



adalah



Yang



Maha



Mendengar



lagi



Maha



Mengetahui.”13 3. Kebersamaan Allah dengan diri kita. Artinya :“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”14 4. Pengetahuan Allah tentang sesuatu yang tidak diketahui makhluknya Allah



ِّ ‫ ِف ُك‬F‫ا َوي َْس‬Fَ ‫دُ ِفهْي‬F‫َو ِا ْذ قَا َل َرب ُّ َك ِللْ َم ٰلۤى َك ِة ِايِّن ْ َجا ِع ٌل ىِف ااْل َ ْر ِض َخ ِل ْي َف ًة ۗ قَالُ ْوٓا َاجَت ْ َعلُ ِفهْي َا َم ْن ي ُّ ْف ِس‬ berfirman : َ‫ادل َم ۤا َۚء َوحَن ْ ُن ن ُ َس ّب ُِح حِب َمْ ِدك‬ ‫َون ُ َق ِّد ُس كَل َ ۗ قَا َل ِايِّن ْ ٓ َا ْعمَل ُ َما اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن‬



ِٕ



Artinya :“Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.15 5. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada dihadapan manusia maupun dibelakangnya. Allah berfirman : Artinya :“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.”16 3. Muraqabah Dalam Hadis 12



Q.S Al-Baqarah : 2: 284. Q.S Asy- Syu„ara‟ : 26 : 218-220. 14 Q.S Al-Hadid : 57 : 4. 15 Q.S Al-Baqarah : 2: 30. 16 Q.S Al-Baqarah : 2: 255. 13



14



Dalam hadis pun banyak sekali dijumpai hal-hal yang berkaitan dengan muraqabah yang dikemukakan Rasulullah saw, diantaranya adalah: 1. Sikap muraqabatullah membawa seorang insan memiliki derajat ihsan. Sedangkan derajat ihsan merupakan derajat yang tinggi di sisi Allah swt. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dalam Sahihnya: Artinya :“…Jibril bertanya, beritahukanlah kepadaku apa itu ihsan?‟ Rasulullah SAW menjawab, „Bahwa ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranyapun engkau tidak (dapat) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu…” 17 2. Rasulullah saw memerintahkan kepada kita untuk bertaqwa kepada Allah swt dimanapun kita berada. Sedangkan ketaqwaan tidak akan lahir tanpa adanya muraqabatullah. Rasulullah saw mengatakan: Artinya :“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.”18 4. Implikasi Konsep Muraqabah dalam Kehidupan Allah swt menyatakan bahwa orang yang sepi dari petunjuk dan cahaya itu sebagai bangkai orang mati sedangkan orang yang berhasil dapat petunjuk dinamakan hidup. Maksud yang hakiki dengan demikian itu tidak lain, di dalam kehidupan dunia ini manusia itu wajib mempunyai misi meng-Esakan Allah swt, mengetahui-Nya, bertindak demi pelayanan-Nya, ikhlas karena Allah swt semata, merasakan kelezatan dengan jalan mengingat-Nya perendahan diri justru karena mengagungkan-Nya, tunduk terhadap segala perintah-Nya, kembali kepada-Nya dan Islam karena Allah swt. Apabila yang demikian itu berhasil dicapai oleh seorang hamba dia berarti hidup, bahkan dia berhasil di dunia dan akhirat.19 17



HR. Muslim, Kitab Sahih Muslim, Bab 1-Ma„rifatul Iman Wal islam Wal ihsan Wal qadr, Juz 1, h. 36. 18 HR. Tirmiżi, Kitab Arba„un Nawawiyah, Bab 18, Juz 1, h. 84. 19 Ja„far Soedjarwo, Ketuhanan Yang Maha Esa Menurut Islam, (Surabaya: al Ikhlas, 1990), h. 28.



15



Pribadi yang berakhlak, memiliki integritas dan berkarakter hanya akan tumbuh dan berkembang pada diri manusia yang senantiasa mendengar suara nurani, memiliki rasa malu dan memiliki rasa tanggung jawab. Nabi Muhammad saw pun diutus oleh Allah swt dengan tujuan utama mengembangkan dan menyempurnakan setiap manusia menjadi pribadi yang berakhlak al Karimah (berakhlak mulia).20



BAB III PENUTUPAN A.Kesimpulan Mujahadah berasal dari kata bahasa Arab yang mempunyai makna berjuang. Mujahadah adalah titik tolak yang juga merupakan permulaan baagi insan sebelum 20



Asep „Usman Isma„il, Pengembangan Diri Menjadi Pribadi Mulia, (Jakarta : PT Alex Media Komputindo, 2011), h. 181.



16



mencapai ke tingkat selanjutnya. Adapun muraqabah berarti jagaan/pengecaman. Karena sikap muraqabah ini mencerminkan adanya pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya Perilaku yang mencerminkan mujahadah diantaranya:berpikir positif,bekerja keras ikhlas dan tuntas.,optimis dalam segala hal,bersyukur ketika mendapatkan keberhasilan,bersabar ketika sedang dalam kesulitan dan kegagalan Muraqabah tak hanya memberikan pengalaman spiritual yang luar biasa, tetapi juga bisa membuat pikiran kita terbiasa sadar dan bisa mempertimbangkan masalahmalasah dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran juga akan lebih fokus dan seimbang sehingga risiko cemas dan stres akan berkurang Manfaat Mujahadah:Dapat mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup sesuai kemampuan diri,Meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT,Menghindarkan seorang Muslim dari perbuatan maksiat,Mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan B.Saran Semoga kita dapat menerapkan nilai-nilai mujahadah dan muraqabah yang telah dituliskan diatas.penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini ,maka dari itu kritik dan saran diperlukan ,guna memperbaiki kekurangan tersebut



DAFTAR PUSTAKA Yusuf Mahmud, 1972 Kamus Arab- Indonesia, Jakarta:Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Penafsiran Alqur‟an Hawwa Sa‟id. 2002.Perjalanan Ruhani Menuju Allah Sebuah Konsep Tasawuf Gerakan Islam Kontemporer .Solo: Era Intermedia



17



Tamrin Dahlan. 2010.Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, Malang: UINMALIKI PRESS Imam Ghazali. 1979. Ihya‟Ulumuddin 8, Penerjemah Isma„il Yakub, (Jakarta : C.V. Fauzan) Bahri Zainul. 2005.Menembus Tirai KesendirianNya, (Jakarta : Prenada ,Media) Soedjarwo Jafar Soedjarwo.1990.Ketuhanan Yang Maha Esa Menurut Islam, (Surabaya: al Ikhlas) .



18